Anda di halaman 1dari 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Klinik I A

Oleh :

CINDY AMALIA PUTRI 142310101156


KHAFID FANANI 142310101165
DEVIS YULIS ROHMANA 152310101276
RIMA ULFA F 152310101307
PRAVITA DWI ARIANI 152310101325
ENDANG SULISTYOWATI 152310101327
TEGUH CHRIST W 152310101345

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323 450
Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Hipertensi
1. Diagnosa keperawatan : Nyeri akut
Faktor yang berhubungan :
Agen cedera (mis., biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
Intervensi :
NOC :
a. Pain level
b. Pain control
c. Comfort level
Kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan ...x24 jam diharapkan klien :
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
NIC
Pain Management
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
2) Observasi relaksasi nonverbal dari ketidaknyamanan.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien.
4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
6) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau.
7) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.
8) Kontrol lingkungan yang dpat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan.
9) Kurangi faktor presipitasi nyeri.
10) Pilik dan lakuakn penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi, dan
interpersonal).
11) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
12) Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
13) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
14) Tingkatkan istirahat.
15) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri yang tidak
berhasil.
16) Monitor penerimaan pasien manajemen nyeri.
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi, karakteristik, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat.
2) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosisi, dan frekuensi.
3) Cek riwayat alergi.
4) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu.
5) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri.
6) Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal.
7) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur.
8) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali.
9) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.
10) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.

2. Diagnosa keperawatan : Penurunan curah jantung


Faktor yang berhubungan :
 Perubahan afterload
 Perubahan kontraktilitas
 Perubahan frekuensi jantung
 Perubahan preload
 Perubahan irama
 Perubahan volume sekuncup
NOC :
a. Cardiac pump effectiveness
b. Circulation status
c. Vital sign status
Kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan :
a. Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, respirasi).
b. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan.
c. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites.
d. Tidak ada penurunan kesadaran.
NIC :
Cardiac Care
1) Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi,durasi).
2) Catat adanya disritmia jantung.
3) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.
4) Monitor status kardiovaskuler.
5) Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung.
6) Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi.
7) Monitor balance cairan.
8) Monitor adanya perubahan tekanan darah.
9) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia.
10) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan.
11) Monitor toleransi aktivitas pasien.
12) Monitor adanya dyspneu, fatigue, takipneu, dan ortopneu.
13) Anjurkan untuk menurunkan stress.
Vital Sign Monitor
1) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR.
2) Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
3) Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri.
4) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan.
5) Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
6) Monitor kualitas dari nadi.
7) Monitor adanya pulsus paradoksus.
8) Monitor adanya pulsus alterans.
9) Monitor jumlah dan irama jantung.
10) Monitor bunyi jantung.
11) Monitor frekuensi dan irama pernapasan.
12) Monitor suara paru.
13) Monitor pola pernapasan abnormal.
14) Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.
15) Monitor sianosis perifer.
16) Monitor adanya chusing triad (tekanan nadi yang melebar,bradikardi, peningkatan
sistolik).
17) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.

3. Diagnosa keperawatan : Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak


Intervensi :
NOC :
a. Circulation status
b. Tissue prefusion : cerebral
Kriteria hasil :
Setelah silakukan asuha keperawatan selama ...x24 jam diharapkan :
a. Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditansai dengan :
 Tekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.
 Tidak ada ortostatikhipertensi.
 Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15
mmHg).
b. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan :
 Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
 Menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi.
 Memproses inflamasi.
 Membuat keputusan dengan benar.
 Menunjukkan fungsi sensori motori kranial yang utuh : tingkat kesadaran
membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter.
NIC
Peripheral Sensation Management (Manajemen Sensasi Perifer)
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul.
2) Monitor adanya paretese.
3) Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi.
4) Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
5) Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung.
6) Monitor kemampuan BAB.
7) Kolaborasi pemberian analgetik.
8) Monitor adanya tromboplebitis.
9) Diskusiakan mengenai penyebab perubahan sensasi.

Anda mungkin juga menyukai