Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI: SEBUAH

PERBANDINGAN ANTARA ASOBAT, APB STATEMENT 4, SFAC NOMOR


2, DAN SFAC NOMOR 8

Agustinus I Ketut Alexdipa (1707532126)

Ida Bagus Jelantik Tenaya (1707532130)

Kadek Danu Dwika Riyatna (1707532143)

S1 AKUNTANSI REGULER SUDIRMAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A STATEMENTS OF BASIC ACCOUNTING THEORY (ASOBAT)
Pada tahun 1966, American Accounting Association (AAA) menerbitkan suatu kerangka
dasar teori akuntansi yang disebut A Statements of Basic Accounting Theory (ASOBAT). Komite
dari AAA tersebut diberikan tanggungjawab untuk mengembangkan sebuah pernyataan terpadu
terkait dasar teori akuntansi yang akan berfungsi sebagai panduan bagi pendidik, praktisi, dan
kelompok lain yang berkepentingan dalam akuntansi. Pernyataan tersebut harus mencakup
dukungan yang memadai untuk setiap posisi yang diambil dan penjelasan yang cukup untuk
memberikan kejelasan (AAA 1966 dalam Sterling, 1967).
ASOBAT mendefinisikan akuntansi sebagai:
“The process of identifying, measuring and communicating economic information to permit
informed judgments and decisions by users of the information” (Ibid dalam Wolk et al. 2013)
Wolk, Dodd, and Rozycki, 2013, mengatakan bahwa definisi yang dikemukakan oleh
ASOBAT secara khusus terkonsentrasi pada pembuatan kerangka kerja untuk mengevaluasi
pendekatan-pendekatan sistematis untuk mencatat transaksi dan presentasi laporan keuangan yang
disusun untuk pengguna. Sehingga konsentrasinya adalah terkait dengan meta-teori akuntansi,
yang merupakan bagian paling penting dari struktur teori untuk tujuan dan sasaran informasi
akuntansi. Tujuan (objectives) akuntansi yang dirumuskan oleh ASOBAT yaitu: (1) untuk
membuat keputusan tentang penggunaan sumberdaya yang terbatas dan untuk menentukan tujuan
dan sasaran; (2) mengarahkan dan mengontrol sumberdaya manusia dan material organisasi secara
efektif; (3) mempertahankan dan melaporkan pertanggungjawaban sumberdaya; dan (4)
memfasilitasi fungsi dan kontrol sosial.
ASOBAT mengeluarkan empat standar informasi akuntansi yang kemudian menjadi
pedoman untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi, dan tujuan (objectives) tersebut dapat
dipandang sebagai bagian dari meta-teori akuntansi. Standar tersebut adalah: Relevance,
Verifiability, Freedom from Bias, dan Quantifiability.
Standar relevance (relevansi) terkait dengan kegunaan dalam membuat keputusan di
tangan. Hal tersebut muncul secara langsung dari keempat tujuan yang dikemukakan ASOBAT
untuk berbagai macam tipe informasi (Wolk et el. 2013). Standar Relevance yang dikemukakan
ASOBAT merupakan standar utama dimana suatu informasi yang relevan akan sangat berguna
dalam pengambilan keputusan. Sementara itu, standar verifiability (dapat diverifikasi) memiliki
kesamaan dengan objektifitas. Verifiability merupakan aspek pengukuran.
Menurut Suwardjono, 2012, verifiability lebih berkaitan dengan meminimkan bias dalam
proses pengukuran (measurer bias) daripada dengan menentukan ketepatan dasar pengukuran
(measurement bias), sehingga verifiablity tidak dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa dasar
pengukuran relevan dengan keputusan yang dituju.
Kemudian setandar selanjutnya yaitu standar freedom from bias merupakan pelengkap
(complementary) dari karakteristik netralitas dalam kerangka konspetual. Netralitas mengacu pada
orientasi lembaga-lembaga pengaturan-standar, dimana freedom from bias terkait dengan
penyiapan laporan keuangan (Wolk et al. 2013). Standar ini perlu karena permasalahan
keberagaman pengguna dan juga hubungan yang potensial antara manajemen dan pengguna
eksternal. Bias mungkin susah digambarkan dan dipecahkan. Contohnya, demi relevansi dan
keterbukaan, sebuah perusahaan diminta untuk menghitung laporan keuangan atau catatan-catatan
jumlah dari penilaian yang diharapkan dalam kasus hukum. Keinginan sebuah perusahaan–yang
meminimalisir kerusakan hukum–akan bertentangan dengan standar relevansi dan keterbukaan
karena keputusan pengadilan bisa dipengaruhi oleh pengakuan perasaan bersalah perusahaan
didalam laporan keuangan (Wolk et al. 2013).
Standar terakhir yang diungkapkan dalam ASOBAT adalah quantifiability. Quantifiability
sangat dekat hubungannya dengan teori pengukuran. Standar quantifiability mengatakan bahwa
suatu informasi akuntansi harus dapat dikuantitatifkan. Sterling, 1967, mengatakan bahwa
elaborasi dari quantifiability tampaknya diarahkan pada dua ujung: (1) Akuntansi tidak perlu
dibatasi untuk kuantitas "nilai", dan (2) kuantifikasi data menambah kegunaan.

ACCOUNTING PRINCIPLES BOARD (APB) STATEMENT NO. 4


APB Statement 4 merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh komite APB pada tahun
1970 sebagai akibat dari penolakan profesi akuntansi terhadap Accounting Research Studies (ARS)
1 dan 3 yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh APB. Dari penolakan tersebut kemudian APB
mengeluarkan ARS 7 yaitu “Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business
Enterprises” oleh Paul Grady. Selanjutnya berdasarkan ARS 7 yang dinilai sukses dan diterima
oleh kalangan profesi akuntansi, komite APB menyusun APB Statement 4 tentang “Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises.”
Pernyataan APB Statement 4 memiliki dua tujuan, yaitu: (1) Menyediakan suatu dasar
untuk mengevaluasi praktik akuntansi saat ini, membantu memecahkan permasalahan akuntansi,
serta menjadi panduan dalam pengembangan akuntansi keuangan di masa yang akan datang; (2)
Meningkatkan pemahaman terhadap tujuan akuntansi keuangan, sifat dari proses dan kekuatan
yang membentuknya, serta potensi keterbatasan laporan keuangan dalam menyediakan informasi
yang dibutuhkan (The CPA letter, 1970, dalam Wolk et al. 2013).
Sementara itu, pada bab pertama dari statement tersebut menyatakan dua tujuan yaitu
tujuan pendidikan (educational purpose) dan tujuan pengembangan (developmental purpose).
Tujuan pendidikan adalah untuk memberikan suatu dasar untuk meningkatkan pemahaman dasar-
dasar yang luas dari akuntansi keuangan. Sedangkan tujuan pengembangan adalah untuk
memberikan suatu dasar dalam memandu pengembangan akuntansi keuangan dimasa depan
(Schattke, 1972).
APB Statement 4 mengawali pernyataanya terkait dengan definisi akuntansi. Menurut APB
Statement 4 akuntansi adalah suatu aktifitas jasa yang fungsinya adalah untuk memberikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang ditujukan
untuk menjadi berguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (AICPA, 1970, dalam Wolk et al.
2013).
Dalam APB Statement 4 juga mengadopsi pernyataan ASOBAT yang sangat menekankan
pada keberagaman pengguna. Pengguna informasi keuangan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pengguna dengan kepentingan langsung dan pengguna dengan kepentingan tidak langsung (Wolk
et al. 2013). Menurut APB Statement 4, pengguna harus memiliki pengetahuan serta memahami
karakteristik dan keterbatasan laporan keuangan. APB Statement 4 juga melihat laporan keuangan
memiliki tujuan umum, tidak ditujukan untuk kalangan pengguna yang terbatas saja.
Ada aspek yang menarik dari APB Statement 4 yaitu tentang pernyataan bahwa akuntansi
adalah disiplin pengukuran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang tertulis dalam ASOBAT. Standar
dan panduan untuk informasi akuntansi yang dalam APB Statement 4 disebut qualitative objective
juga hampir sama dengan yang ditulis oleh ASOBAT. Qualitative objective (Schattke, 1972)
menghubungkan akuntansi pada pengguna informasi keuangan dan perhatiannya terhadap
kegunaan data untuk suatu keputusan. Qualitative objective yang tertera pada APB Statement 4
terdiri atas relevance, understandability, verifiability, neutrality, timeliness, comparability, dan
completeness.
 Relevance. Merupakan tujuan kualitatif yang utama yang terkait dengan bagaimana suatu
informasi benar-benar dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan bagi
pengguna laporan keuangan.
 Understandability. Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi
juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
 Verifiability. Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
 Neutrality. Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
 Timeliness. Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila
diserahkan pada saat yang tepat.
 Comparability. Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artiya akuntansi
harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
 Completeness. Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan
yang layak dari para pemakai.

APB Statement 4 juga sepakat dengan ASOBAT tentang kemungkinan konflik yang terjadi
diantara tujuan-tujuan (objectives) dimana konflik yang terjadi merupakan sebuah masalah yang
rumit yang harus diselesaikan dalam kerangka konsep metateori. Ketika APB Statement 4 setuju
dengan ASOBAT tentang kebutuhan untuk finite uniformity, APB Statement 4 mengakui tentang
kesulitan dalam mencapai tujuan tersebut. Namun terlepas dari itu semua, APB Statement 4 lebih
berkonsentrasi pada pengembangan pendekatan user-oriented (Wolk et al. 2013).

C. STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC) NO. 2


SFAC Nomor 2 “Qualitative Caracteristics of Accounting Information”, menjelaskan
tentang karakteristik informasi akuntansi agar bisa digunakan dalam pembuatan keputusan. Para
pembuat keputusan membutuhkan informasi untuk digunakan dalam keputusan investasi, kredit,
dan keputusan yang serupa lainnya. SFAC ini diterbitkan oleh FASB pada tahun 1980. Dalam
Statement ini terdapat dua karakteristik utama yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
dalam pembuatan keputusan, yaitu relevance dan reliability.
Menurut statement ini, informasi yang relevan harus tepat waktu dan harus memiliki nilai
prediktif atau nilai umpan balik atau keduanya. Sementara informasi yang reliabel harus memiliki
representational faithfulness dan harus dapat diverifikasi dan netral. Disisi lain, statement ini juga
memasukkan comparability yang mencakup consistency sebagai kualitas skunder yang
berhubungan dengan relevance dan reliability untuk mendukung kegunaan informasi.

Relevance
Menurut FASB dalam SFAC nomor 2:

Relevant accounting information is capable of making a difference in a decision by helping users


to form predictions about the outcomes of past, present, and future events or to confirm or correct
prior expectations. Information can make a difference to decisions by improving decision makers'
capacities to predict or by providing feedback on earlier expectations.

(Informasi akuntansi yang relevan adalah mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan
dengan membantu pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu,
sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau membenarkan harapan sebelumnya.
Informasi dapat membuat sebuah perbedaan terhadap keputusan dengan meningkatkan kapasitas
pembuat keputusan untuk memprediksi atau dengan memberikan umpan balik terhadap harapan
sebelumnya).

Dalam SFAC nomor 2, informasi yang relevan harus memiliki: feedback value, yakni
mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu; predictive value, yakni dapat
digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan dating; dan timeliness,
yakni informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan

Reliability
Reliabilitas tersusun dari tiga bagian yaitu verifiability, representational faithfulness, dan
neutrality. Menurut FASB dalam SFAC nomor 2, Reliabilitas suatu ukuran bertumpu pada
kesetiaan (faithfulness) dimana ia mewakili apa yang dimaksudkan untuk diwakili, ditambah
dengan sebuah jaminan bagi pengguna, yang datang melalui verifikasi, bahwa ia memiliki kualitas
representational.
Verifiability
Verifiabilitas dalam SFAC nomor 2 didefinisikan sebagai kualitas yang dapat ditunjukkan
dengan menjamin sebuah tingkat konsensus yang tinggi antara pengukur independen dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama.
Neutrality
Netralitas berarti bahwa dalam merumuskan atau menerapkan standar, perhatian yang
utama seharusnya pada relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan, bukan pada pengaruh
standar atau aturan yang memiliki kepentingan tertentu.
Representational Faithfulness
adalah korespondensi atau kesepakatan antara suatu ukuran atau deskripsi dan fenomena
yang dimaksudkan untuk diwakili. Dalam akuntansi, fenomena yang diwakili adalah sumberdaya
ekonomi dan kewajiban serta transaksi-transaksi dan kejadian yang mengubah sumberdaya dan
kewajiban tersebut.
Comparability (Including Consistency.
Dalam definisi lebih luas, SFAC nomor 2 mendefinisikan komparabilitas sebagai kualitas
atau pernyataan yang memiliki karakteristik umum. Jadi perbandingan normal komparabilitas
merupakan suatu perhitungan atas karakteristik yang umum. Hal itu mengakibatkan perbandingan
valid hanya dimungkinkan apabila pengukuran yang digunakan, yaitu kuantitatif atau rasio, secara
nyata mewakili karakteristik dari subjek yang diperbandingkan.
Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi selama suatu rentang waktu mengacu pada
kualitas penting yang memungkinkan angka-angka akuntansi menjadi lebih berguna. Dalam
format standar laporan auditor menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan “sesuai
dengan prinsip akuntansi yang lazim yang secara konsisten diterapkan.” Konsistensi penggunaan
prinsip akuntansi dari suatu periode ke periode yang lain mendukung kegunaan laporan keuangan
bagi pemakai melalui wacana analisis dan pemahaman atas data komparatif.
Sebagaimana komparabilitas, konsistensi lebih merupakan suatu kualitas dari
keterhubungan antara dua angka akuntansi daripada suatu kualitas angka dengan dirinya sendiri,
dalam konteks nilai relevan dan reliabilitas. Penggunaan yang konsisten dari suatu metode
akuntansi, apakah dari suatu periode ke periode yang lain pada suatu perusahaan, atau dalam suatu
periode meliputi beberapa perusahaan, adalah suatu kebutuhan tetapi bukan merupakan suatu
syarat cukup dari komparabilitas.
Karakteristik terakhir yang disebutkan dalam SFAC nomor 2 adalah materiality yang
merupakan bagian sifat ambang batas untuk pengakuan (threshold for recognition). Materialitas
adalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan karakteristik kualitatif, terutama relevansi
dan keandalan. Materialitas dan relevansi keduanya didefinisikan dalam hal apa yang
mempengaruhi atau membuat suatu perbedaan bagi pembuat keputusan. Sebuah keputusan untuk
tidak mengungkapkan informasi yang pasti mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki
kebutuhan informasi semacam itu (tidak relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil
untuk membuat perbedaan (tidak material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman
atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan
keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam
menentukan apakan suatu item material atau tidak.

D. STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC) NO. 8


SFAC Nomor 8 tentang “Conseptual Framework for Financial Reporting”. Penjelasan
dalam SFAC ini dibagi kedalam tiga chapter yaitu: Chapter 1, The Objective of General Purpose
Financial Reporting; Chapter 2, (masih kosong/dalam pembahasan); dan Chapter 3, Qualitative
Characteristics of Useful Financial Information.
SFAC nomor 8 ini diterbitkan oleh FASB pada tahun 2010 yang merupakan pengganti dari
SFAC nomor 1 dan 2. Langkah awal dari diterbitkannya statement ini adalah sebagai hasil dari
kerjasama yang dilakukan antara FASB dan IASB sejak tahun 2004 sebagai sebuah tambahan
terhadap Norwalk Agreement, dimana kerjasama tersebut merupakan suatu upaya untuk
melakukan konvergensi masing-masing kerangka konseptual FASB-IASB (Wolk, et al. 2013).
SFAC nomor 8 ini merupakan sebuah statement yang dimaksudkan untuk menetapkan
tujuan dan konsep fundamental yang akan menjadi dasar bagi pengembangan akuntansi keuangan
dan panduan pelaporan. Dalam chapter 1 tentang kerangka konseptual pelaporan keuangan, tujuan
umum pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan
entitas yang berguna bagi investor dan calon investor, pemberi pinjaman/lenders, dan kreditor
lainnya dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumberdaya bagi entitas tersebut.
Sementara itu, dalam chapter 3 tentang karakteristik kualitatif informasi keuangan,
mengidentifikasi tipe-tipe informasi yang sangat berguna bagi investor dan calon investor, pemberi
pinjaman/lenders, dan kreditor lainnya dalam pembuatan keputusan tentang entitas pelaporan
yang menjadi dasar informasi dalam laporan keuangannya.
Karakteristik kualitatif yang dijelaskan dalam statement ini terdiri dari dua karakteristik
fundamental dan empat karakteristik tambahan yang sifatnya meningkatkan mutu dari dua
karakteristik fundamental tersebut. Dua karakteristik fundamental tersebut yaitu relevance dan
faithful representation. Kemudian, agar kegunaan suatu informasi keuangan semakin meningkat,
maka harus didukung oleh empat karakteristik tambahan yaitu comparability, verifiability,
timeliness, dan understandability.
Dalam SFAC nomor 2, informasi yang relevan harus disajikan secara tepat waktu
(timeliness), memiliki nilai prediktif (predictive value) dan nilai umpan balik (feedback value).
Sementara di SFAC nomor 8, informasi keuangan yang relevan adalah mampu membuat
perbedaan dalam keputusan jika memiliki nilai prediktif (predictive value) dan nilai konfirmasi
(confirmatory value).
Hal yang sama juga berlaku pada faithful representation, dalam SFAC nomor 8, untuk
menjadi faithful representation yang sempurna maka harus memiliki karakteristik lengkap
(complete), netral (neutral), dan bebas dari kesalahan (free from error). Sementara dalam SFAC
nomor 2, faithful representation atau representational faithfulness menjadi bagian dari reliability.
Dua karakteristik fundamental tersebut memerlukan comparability, verifiability,
timeliness, dan understandability untuk meningkatkan kualitas informasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Comparability merupakan karakteristik kualitatif yang memungkinkan
pengguna mengidentifikasi dan memahami persamaan dan perbedaan antara dua item ataupun dua
perangkat fenomena ekonomi, misalnya dua perangkat statemen keuangan yang merepresentasi
kegiatan dua badan usaha (Suwardjono, 2012). Sedangkan verifiability berarti bahwa suatu
informasi mampu memberikan keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya
sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen kebenaran informasi tersebut. Selain
itu, kualitas informasi akan semakin meningkat ketika informasi itu tersedia secara tepat waktu
(timeliness) pada saat dibutuhkan oleh para pembuat keputusan. Informasi tersebut juga harus
mampu dicerna atau dipahami (understandability) maknanya oleh para pemakai. Suatu laporan
keuangan disediakan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang bisnis dan
kegiatan ekonomi serta bagi mereka yang melakukan review dan analisis informasi ekonomi
dengan rajin.

KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi
akuntansi merupakan salah satu faktor penting bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat
suatu keputusan ekonomi. Informasi akuntansi harus disajikan sedemikian rupa agar berguna dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang
dikeluarkan oleh dewan standar dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda. Dalam ASOBAT
disebut sebagai Standards for Accounting Information, sedangkan dalam APB Statement No. 4
disebut sebagai Qualitative Objectives. Kemudian dalam SFAC No. 2 disebut sebagai Qualitatitive
Characteristics of Accounting Information, sedangkan dalam SFAC No. 8 juga hampir sama
dengan SFAC No. 2 yaitu disebut sebagai Qualitative Characteristics of Useful Financial
Information.
Teori kegunaan-keputusan informasi akuntansi tercermin dalam bentuk kaidah-kaidah
yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi. ASOBAT, APB Statement 4, SFAC No. 2, dan SFAC
No. 8 mengungkapkan karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk membantu pengguna
informasi dalam pegambilan keputusan ekonomi. Walaupun sebenarnya karakteristik kualitatif
informasi akuntansi yang dikeluarkan dalam statement tersebut berbeda-beda satu sama lain,
namun kesemuanya adalah bertujuan untuk bagaimana bisa membantu dalam pengambilan
keputusan yang bermanfaat oleh pengguna. Berikut adalah perbandingan dari keempat statement
tersebut tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi:
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
APB
ASOBAT SFAC No. 2 SFAC No. 8
Statement No. 4
Relevance Relevance Primary Decision-Specific Fundamental
Qualities: Qualitative
Verifiability Understandability Relevance Characteristic:
Predictive Value Relevance
Freedom from Verifiability Feedback Value Predictive Value
Bias Timeliness Confirmatory Value
Neutrality
Quantifiability Reliability Faithful
Timeliness Verifiability Representation
Representational Faithfulness Complete
Comparability Neutrality Free From Error
Neutral
Completeness Secondary & Interactive Enhancing
Qualities: Characteristics:
Comparability (Including Comparability
Consistency) Verifiability
Threshold for Recognition: Timeliness
Materiality Understandability
DAFTAR PUSTAKA

Financial Accounting Standards Board, 1980. Statement of Financial Accounting Concepts No. 2
Qualitative Characteristics of Accounting Information. Norwalk, CT: FASB
Financial Accounting Standards Board, 2010. Statement of Financial Accounting Concepts No. 8
Conceptual Framework for Financial Reporting. Norwalk, CT: FASB
Safira, SE.Ak.M.Si. Kerangka Kerja Konseptual Untuk Akuntansi & Pelaporan Keuangan (Review
untuk Akuntansi Konvensional). Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana.
Schattke, R.W. 1972. An Analysis of Accounting Principles Board Statement No. 4. The Accounting
Review, Vol. 47, No. 2 (Apr., 1972), pp. 233-244.
Sterling, Robert R., 1967. A Statement of Basic Accounting Theory: A Review Article. Journal of
Accounting Research, Vol. 5, No. 1 (Spring, 1967) , pp 95-112
Suwardjono, 2012. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE,
Yogyakarta
Wolk, Harry I., et al. 2013. Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic
Environment. Eighth Edition. SAGE Publication Inc. USA
Zeff, Stephen A. 1999. The Evolution of The Conceptual Framework for Business Enterprises In The
United States. Accounting Historians Journal, Vol. 26, No. 2

Anda mungkin juga menyukai