Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin

meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia

lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan

jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa

golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering

menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama

adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan

dengan meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat

menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna

mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot

dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau

menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai

sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

1
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom

dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik

cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.

Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat

terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada

tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa

kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan

sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia

lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik

akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan

Wardoyo, 1994)

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga Tn.S khususnya Tn.S sendiri dengan penyakit

gastritis.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus daripenulisan karya tulis ini agar penulis mampu :

a. Mengumpulkan data pada keluarga Tn.S khususnya Tn.S dengan

penyakit gastritis.

b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan

2
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga

d. Menentukan prioritas masalah

e. Menentukan diagnose keperawatan

f. Menetukan rencana tindakan keperawatan

g. Melaksanakan tindakan keperawatan

h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan

i. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

C. Sasaran

Ada dua sasaran pokok binaan :

1. Melalui institusi-institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

terhadap keluarga

2. Pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat yang telah diorganisir secara

baik atau melalui puskesmas.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN KELUARGA

DAN

KONSEP GASTRITIS

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa

anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah

tangga.(Sayekti 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998)

2. Bentuk / Type Keluarga

a. Keluarga inti (nuclear family)

4
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari

keturunannya, adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai

hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).

c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)

Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau

kehilangan pasangannya.

d. Orang tua tunggal (single parent family)

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak

akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)

Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa

pernah menikah (the single adult living alone)

f. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital

heterosexsual cobabiting family)

g. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

(gay and lesbian family).

h. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family),

karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam

satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)

5
3. Peranan &. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi

Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua

arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling

mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan

pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan.

b. Struktur peran keluarga

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya

dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari

terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.

c. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang

mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan

keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana

kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.

d. Nilai atau norma keluarga

Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan

merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam

keluarga.(Suprajitno, 2004: 7)

4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)

a. Fungsi Afektif

6
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota

keluarga yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena

adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit.

b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan

sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain.

Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi keluarga yang sakit

dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan

penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat

diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi anggota keluarga yang

sakit.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi

reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan

berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.

d. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti

kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan

tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

7
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan

Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas

keluarga di bidang kesehatan yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga

habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan .

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan

pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang

dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan

dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang

8
tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat,

berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya

masalah.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara

perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan

atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan

keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga

dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya

sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah

yang tidak memenuhi syarat.

9
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh

pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan

yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga)

dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang

merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk

megatasinya.

Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga

adalah, seperti yang dijelaskan oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan

isi format pengkajian keluarga :

a. Data umum

Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon,

komposisi kleuarga (dilengkapi dengan genogran keluarga), tipe

keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan dengan suku kebiasaan-

kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga),

agama (dikaji tentang agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga

(dikaji data tentang kebiasaan dan pendapatan keluarga), status

10
ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya penghasilan atau

pendapatan keluarga).

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan saat ini

c. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini.

Dikaji tentang maladaptif dari tengah pertumbuhan dan perkembangan

keluarga yang terpenuhi.

d. Riawayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya dan

pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama sudah

terjadi, apa upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan

bagaimana hasilnya.

e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit

keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya peanggulangan

penyakit, upaya kesehatan yang di pertahankan sampai saati ini.

f. Lingkungan

g. Karakteristik rumah

Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air,

jumlah keliarga, saluran pembuangan limbah, jamban keluarga,

pembuangan sampah dan kandang ternak.

11
h. Karakteristik tentang komunikasi

Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali

yang terdekat dengan kleuarga.

i. Mobilitas keluarga

Bagaimana perpindahan tempat tinggal yang terjadi dalam keluarga.

Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data

keefketifan dalam berinteraksi dengan masyarakat.

j. Sistem pendukung keluarga

Meliputi tentang sumber pendukung seperti orang tua, mertua, saudara,

teman dan lain-lain.

k. Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga

Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam keluarga.

l. Struktur kekuatan keluarga

Meliputi data tentang kemampuan komunikasi keluarga.

m. Struktur peran

Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan

sebagai kepala keluarga.

n. Nilai dan norma kebudayaan

Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.

o. Fungsi keluarga

Fungsi efektif

Fungsi sosialisasi

12
Fungsi peran kesehatan

p. Stresor dan koping keluarga

Stresor jangka panjang dan pendek

q. Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit yang terjadi pada

keluarga.

Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah

r. Strategi koping yang digunakan

Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika

mendapatkan masalah/stressor.

s. Strategi adaptasi dsifungsional

Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga

yang maladaptif.

t. Pemeriksaan fisik

Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik

sehat maupun yang sakit.

u. Harapan keluarga

Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang

diberikan oleh perawat keluarga.

13
Tabel skoring, menurt Effendy (1998, hal 53)

Skala Prioritas Masalah Keperawatan

No Kriteria Nilai bobot

1 Sifat masalah

Skala :

 Tidak/kurang sehat 3 1

 Ancaman kesehatan 2

 Krisis
1

2 Kemungkina masalah dapat diubah

Skala :

 Dengan mudah 2

 Hanya sebagian 1 2

 Tidak dapat
0

3 Potensial masalah dapat dicegah

 Tinggi 3 1

 Cukup 2

 Rendah
1

4 Menonjolkan masalah

Skala :

 Masalah berat dan harus 2

14
segera ditangani 1

 Ada masalah tapi tidak 1


peru ditangani segera
0
 Masalah tidak dirasakan

Cara perhitungan :

a. Tentukan skore untuk setiap kriteria

b. Skore dubagi dengan angka tertinggi dan dikali dengan bobot, cara

perhitungan :

c. Jumlah skore untuk semua kriteria skore tertinggi adalah 5 sma dengan

seluruh bobot.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan

adalah kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan

langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai

dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan

keluarga yang mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis

menurut klasifikasi NANDA dapat dirumuskan sebagai berikut :

15
3. Intervensi Keperawatan

Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk

kepentingan klien atau keluarga. Perencanaan pada masalah yang

dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab,

selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada

kriteria dan standar.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :

a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka

waktu yang sesuai dengan kondisi klien.

b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan

diobservasi dengan pancaindra perawat yang objektif.

c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang

dimiliki ketergantungan dapat diminimalisasi.

4. Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga

antara lain (Setaiwan dan Dermawan, 2008, hal 47) :

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.

b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas

masalah.

c. Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial, motivasi dan sumber-

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.

16
d. Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk

tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.

Eveluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat

tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan keperawatan.

Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada

beberapa kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan

Dermawan, 2008, hal 47) :

a. Tujuan tidak realistis.

b. Tindakan keperawatan tidak tepat

c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.

C. KONSEP DASAR GASTRITIS

1. Pengertian

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung (Mansjoer, 1999 :

492). Menurut Dr. H. Slamet Suyono (2001), gastritis adalah Gastritis

adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi pada

lambung mukosa dan sub mukosa lambung.

Menurut Hidan (1999) gastritis diklasifikasikan menjadi dua yaitu

17
a. Gastritis akut

Merupakan suatu peradangan pada permukaan mukosa lambung yang

mengalami iritasi.

Dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Gastritis akut erosif, peradangan permukaan mukosa lambung yang

akut dengan kerusakan-kerusakan erosif.

2) Gastritis superfisial akut, peradangan permukaan mukosa lambung

ditandai mukosa memerah, edematosa dan ditutupi oleh mukosa

yang melekat.

b. Gastritis Kronik

Merupakan suatu peradangan bagi permukaan mukosa lambung yang

menahun, dibagi menjadi 3 :

1) Gastritis kronik superfisal, apabila kelainannya hanya terbatas pada

epitel mukosa superfisial.

2) Gastritis atrofik, ditandai oleh atropi progresif epithel kelenjar

disertai kehilangan sel pariental dan chief cell.

3) Atropi gastrik, bila kerusakannya berat yaitu pada sel-sel kelenjar

fundus hilang dan akan diganti oleh sel-sel usus dan mukosa.

2. Etiologi

Menurut Brunner dan Suddarth (2002) : etiologi gastritis akut, yaitu :

a. Iritasi lokal yaitu penggunaan obat-obatan seperti :

Obat anti inflamasi non steroid, aspirin.

18
Reserpine

Corticosteroid

Cytotoxic

b. Bakteri, yaitu :

Staphylococcus

Salmonella

c. Gaya hidup, yaitu :

Penggunaan alkohol

Perokok berat

d. Mengkonsumsi makanan yang berbumbu seperti lada, cuka, teh, kopi,

coklat, minuman bersoda dengan berlebihan.

3. Manifestasi Klinik

Menurut Mansjoer (1999 : 494) manifestasi klinik pada gastritis akut

adalah :

Sindrom dipepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah

merupakan keluhan yang sering muncul ditemukan pula perdarahan

saluran cerna berupa hematernesis dan melena, kemudian disusul dengan

tanda-tanda anemia pasca perdarahan riwayat penggunaan obat-obatan

atau bahan kimia tertentu.

Keluhan utama dari gastritis (Sujono Hadi, 2002)

19
a. Gastritis Akut

Keluhan yang sering diajukan pasien adalah : rasa pedih, kadang –

timbul rasa berdenyut-denyut perut atas yang ada hubungan dengan

makanan. Keluhan ini timbul mendadak setekah makan atau minum-

minuman yang iritatif atau korosif

b. Gastritis kronik

Keluhan yang sering diajukan oleh penderita pada umumnya bersifat

ringan dan dirasakan sudah berbulan-bulan bahkan sudah bertahun-

tahun. Pada umumnya mengeluh rasa tidak enak diperut atas,lekas

kenyang, mual, rasa pedih sebelum atau sesudah makan dan kadang

mulut terasa masam.

4. Komplikasi

Menurut Mansjoer (1999) komplikasi pada gastritis yaitu :

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, berupa hematemesis dan melena

b. Kanker lambung

c. Syok

d. Anemia

5. Patofisiologi

Menurut price (1995 : 376) endotoksin bakteri (masuk setelah menelan

makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol, dan aspirin, beberapa

20
makanan berbumbu (lada, cuka) menyebabkan gejala yang mengarah pada

gastritis akut.

Menurut Brunner dan Suddart (2002 : 1962) dimana efeknya akan

mengiritasi mukosa lambung yang menyebabkan mukosa memerah dari

edematosa, serta ditutupi oleh mukus yang melekat, erosi atau ulserasi

pada mukosa lambung dan erdarahan sering timbul. Menurut Ignatavicius

(1991 : 1034) masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang bersifat

korosif menyebabkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung,

nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat

berikutnya perdarahan dan peritonitis, menurut Price (1995 : 376) bila

reaksi radang bertambah berat dan bejalan dalam jangka panjang lama

sering terjadi metaplasia intestinal dan tidak jarang perubahan displazia

yang potensial menjadi karsino

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Ignatavicius (1991) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

antara lain :

a. Pemeriksaan darah rutin

Pada pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui adanya perubahan

terhadap nilai hemoglobin dan hematokrid yang menunjang apabila

ditemukan anemia kadang nilai serum gastrin ditemukan nilai rendah

atau normal dan nilai serum vitamin B 12 mengalami kekurangan.

21
b. Pemeriksaan radiograpy

c. Pemeriksaan gastrocopy

Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya ketidaknormalan pada

mukosa lambung superfisial pemeriksaan ini juga membutuhakn

pemeriksaan histologik, biopsi lambung merupakan prosedur yang

diperlukan untuk mendiagnosa type dari gastritis atau adanya kanker

pada lambung, pemeriksaan citologi juga digunakan untuk mengetahui

adanya kanker pada lambung.

7. Penatalaksanaan

Menurut Brunner dan Suddarth (2002) penatalaksanaan pada gastritis yaitu

a. Istirahat baring

b. Memodifikasi diet pasien

c. Diet makanan lunak diberikan sedikit demi sedikit tapi lebih sering,

hindarkan bahan-bahan yang merangsang seperti alkohol, bumbu

dapur, dan lain-lain.

d. Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotik yang sesuai.

e. Berikan obat antikolinergik bila sekresi asam berlebihan.

f. Anjurkan pasien untuk mengurangi stress.

g. Berikan vitamin B 12 secara pariental untuk memperbaiki keadaan

aneminya.

h. Bila terjadi perdarahan lakukan tindakan endoskopi.

22
D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

1. Pengkajian

a. Identitas

Umur : Penyakit gastritis dapat menyerang pada orang dewasa maupun

anak-anak

Jenis Kelemin : Biasanya diderita oleh laki-laki maupun perempuan

Suka/Agama : Terjadi pada penganut budaya vegetarian, terutama

pada gastritis kronis tope A

Pendidikan : pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi pola hidup

seseorang.

Perkerjaan : Penghasilan yang rendah dapat mempengaruhi

terpenuhinya nutrisi seseorang atau sesuatu keluarga.

b. Keluhan Utama

Gejala yang dirasakan akibat gastritis seperti nyeri ulu hati, maul,

muntah, anorexia, badan terasa lemas.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan yang membuat pasien dibawa ke Rs. Manifestasi klinis

berupa ketidaknyamanan abdomen, malas,mual,mutah,anoreksia.

d. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Kaji apakah klien ada nyeri abdomen, maul, muntah sebelumnya.

23
e. Riwayat Penyakit Keluarga

Gastritis bukan merupakan penyakit keturunan, namun gastritis bisa

disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik seperti merokok,

alkohol.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Sistem Pernafasan

Gastritis disertai dengan takikardi hal itu sebagi kompensasi tubuh

oleh karena adanya nyeri

2) Sistem sirkulasi

Tidak terjadi ganggua sirkulasi, perlu dikaji adanya penurunan TD

oleh karena asupan nutrisi inadekuat yang berlangsung lama.

3) Sistem pernafasan

Kesadaran yang diamati berupa komposmetis,

apatis,samnolen,bahakan hingga coma pada gastritis kronis

4) Sistem pencernaan

Terjadi anoreksia,mual,muntah hingga menimbulkan bb turun dan

terjadi nyeri abdomen

5) Sistim eliminasi

Terjadi gangguan defekasi karena input tidak adekuat

6) Sistim muskuluskeletal dan integumen

Biasanya pada gastritis akut mampu untuk melakukan aktifitas dan

tidak , kekuatan otot menurun namun pada gastritis kronis hal itu

24
dapat ter jadi, selain itu juga terdapat mukosa bibir kering, tugor

kulit menurun akibat dehidrasi

7) Integritas ego

Perlu dikaji adanya keseimbangan egoitas individu, karena stress

dapat merangsang untuk peningkatan produksi HCL

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).

b. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder karena

stress psikologi.

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan

intake asupan gizi.

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman

kematian, nyeri.

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Intervensi keperawatan

DIAGNOSA
No INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang adekuat

cairan kurang dari individual. Anjurkan akan mengurangi resiko

kebutuhan tubuh klien untuk minum dehidrasi pasien.

25
berhubungan dengan (dewasa : 40-60

intake yang tidak cc/kg/jam).

adekuat dan output 2. Berikan cairan tambahan 2. Mengganti kehilangan cairan

cair yang berlebih IV sesuai indikasi. dan memperbaiki

(mual dan muntah) keseimbangan cairan dalam

fase segera.

Tujuan: 3. Awasi tanda-tanda vital, 3. Menunjukkan status dehidrasi

Setelah dilakukan evaluasi turgor kulit, atau kemungkinan kebutuhan

tindakan keperawatan pengisian kapiler dan untuk peningkatan

selama 1x24 jam membran mukosa. penggantian cairan.

intake cairan adekuat. 4. Kolaborasi pemberian 4. Cimetidine dan ranitidine

cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat

Kriteria Hasil: sekresi asam lambung

· Mukosa bibir lembab

· Turgor kulit baik

· Pengisian kapiler

baik

· Input dan output

seimbang

2. Nyeri berhubungan 1. Selidiki keluhan nyeri, 1. Untuk mengetahui letak nyeri

dengan iritasi mukosa perhatikan lokasi, dan memudahkan intervensi

lambung sekunder itensitas nyeri, dan skala yang akan dilakukan

26
karena stress nyeri

psikologi 2. Anjurkan pasien untuk 2. Intervensi dini pada kontrol

melaporkan nyeri segera nyeri memudahkan pemulihan

Tujuan: saat mulai otot dengan menurunkan

Setelah dilakukan tegangan otot

tindakan keperawatan 3. Pantau tanda-tanda vital 3. Respon autonomik meliputi,

selama 2 x 24 jam perubahan pada TD, nadi, RR,

nyeri dapat berkurang, yang berhubungan dengan

pasien dapat tenang penghilangan nyeri

dan keadaan umum 4. Jelaskan sebab dan akibat 4. Dengan sebab dan akibat

cukup baik nyeri pada klien serta nyeri diharapkan klien

keluarganya berpartisipasi dalam

Kriteria Hasil: perawatan untuk mengurangi

· Klien nyeri

mengungkapakan 5. Anjurkan istirahat selama 5. Mengurangi nyeri yang

nyeri yang dirasakan fase akut diperberat oleh gerakan

berkurang atau hilang 6. Anjurkan teknik distruksi 6. Menurunkan tegangan otot,

· Klien tidak dan relaksasi meningkatkan relaksasi, dan

menyeringai kesakitan meningkatkan rasa kontrol

· TTV dalam batasan dan kemampuan koping

normal 7. Berikan situasi 7. Memberikan dukungan (fisik,

· Intensitas nyeri lingkungan yang emosional, meningkatkan rasa

berkurang (skala nyeri kondusif kontrol, dan kemampuan

27
berkurang 1-10) koping)

· Menunjukkan rileks, 8. Kolaborasi dengan tim 8. Menghilangkan atau

istirahat tidur, medis dalam pemberian mengurangi keluhan nyeri

peningkatan aktivitas tindakan klien

dengan cepat

3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi pasien tetap

kebutuhan tubuh makan dengan porsi yang stabil dan mencegah rasa

berhubungan dengan sedikit tapi sering mual muntah

kurangnya intake

makanan 2. Berikan makanan yang 2. Untuk mempermudah pasien

lunak menelan

Tujuan: 3. Lakukan oral hygiene 3. Kebersihan mulut dapat

Setelah dilakukan merangsang nafsu makan

tindakan keperawatan pasien

selama 3x24 jam 4. Timbang BB dengan 4. Mengetahui perkembangan

kebutuhan nutrisi teratur status nutrisi pasien

pasien terpenuhi 5. Observasi tekstur, turgor 5. Mengetahui status nutrisi

kulit pasien pasien

Kriteria hasil: 6. Observasi intake dan 6. Mengetahui keseimbangan

· Keadaan umum output nutrisi nutrisi pasien

cukup

28
· Turgor kulit baik

· BB meningkat

· Kesulitan menelan

berkurang

4. Ansietas berhubungan 1. Awasi respon fisiologi 1. Dapat menjadi indikator

dengan perubahan misalnya: takipnea, derajat takut yang dialami

status kesehatan, palpitasi, pusing, sakit pasien, tetapi dapat juga

ancaman kematian, kepala, sensasi berhubungan dengan kondisi

nyeri. kesemutan. fisik atau status syok.

2. Dorong pernyataan takut 2. Membuat hubungan

Tujuan: dan ansietas, berikan terapeutik

Setelah dilakukan umpan balik.

tindakan keperawatan 3. Berikan informasi yang 3. Melibatkan pasien dalam

pasien dapat akurat. rencana asuhan dan

menunjukkan menurunkan ansietas yang tak

kecemasan berkurang perlu tentang ketidaktahuan.

atau hilang. 4. Berikan lingkungan 4. Memindahkan pasien dari

yang tenang untuk stresor luar, meningkatkan

Kriteria hasil: istirahat. relaksasi, dapat meningkatkan

· Mengungkapkan keterampilan koping.

perasaan dan 5. Dorong orang terdekat 5. Membantu menurunkan takut

pikirannya secara untuk tinggal dengan melalui pengalaman

29
terbuka pasien. menakutkan menjadi seorang

· Melaporkan diri.

berkurangnya cemas 6. Tunjukan teknik 2. 6. Belajar cara untuk rileks

dan takut relaksasi. dapat membantu menurunkan

· Mengungkapkan takutdan ansietas

mengerti tentang

peoses penyakit

· Mengemukakan

menyadari terhadap

apa yang

diinginkannya yaitu

menyesuaikan diri

terhadap perubahan

fisiknya

5. Kurang pengetahuan 1. Beri pendidikan 1. Memberikan pengetahuan

berhubungan dengan kesehatan (penyuluhan) dasar dimana klien dapat

kurangnya informasi. tentang penyakit, beri membuat pilihan informasi

kesempatan klien atau tentang kontrol masalah

Tujuan: keluarga untuk bertanya, kesehatan.

Klien mendapatkan beritahu tentang

informasi yang tepat pentingnya obat-obatan

dan efektif. untuk kesembuhan

30
klien.

Kriteria hasil: 2. Evaluasi tingkat 2. Pengkajian / evaluasi secara

· Klien dapat pengetahuan klien periodik meningkatkan

menyebutkan pengenalan / pencegahan dini

pengertian terhadap komplikasi seperti

· Penyebab ulkus peptik dan pendarahan

· Tanda dan gejala pada lambung.

· Perawatan dan

pengobatan.

31
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA UMUM KELUARGA


A. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun
Alamat : Jl.Majapahit RT I RW IV
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

B. Daftar Anggota Keluarga


Hub. TTL/
No Jenis
Nama dg Pendidikan Pekerjaan
. kelamin Umur
KK

Ny. Tuti Perempuan Istri 29 tahun SMA IRT

Muhammad Yasri A Laki-laki Anak 8 tahun SD Pelajar

Muhammad Arif A.Q Laki-laki Anak 5 tahun SD Pelajar

Annisa F Perempuan Anak 2 tahun Belum Belum


sekolah bekerja

32
C. Genogram 3 (tiga) Generasi

Keterangan :
D. = laki-laki
E. = perempuan
= tinggal serumah
F. = klien
= meninggal (karena sakit dan karena trauma)

G. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.S adalah keluarga dengan tipe keluarga inti/nuclear family
yang terdiri dari suami, istri dan anak yang tinggal serumah.

H. Latar Belakang Keluarga


1. Latar Belakang Budaya Keluarga Dan Anggota Keluarga
Tn.S berasal dari suku jawa, begitu pula dengan Ny.T, jadi seluruh
anggota keluarga Tn.S berlatar belakang budaya jawa.

2. Bahasa Yang Digunakan


Bahasa yang digunakan oleh keluarga Tn.S dalam berkomunikasi
sehari-hari adalah bahasa jawa.

33
3. Pengaruh Budaya Terhadap Kesehatan Keluarga

Tn.S mengatakan tidak ada budaya yang berpengaruh terhadap


kesehatan keluarga.

I. Identifikasi Agama
Tn.S dan keluarga beragama Islam, taat menjalankan sholat.

J. Status Kelas Sosial


Tn.S tidak memiliki pekerjaan menetap, selama kurang lebih satahun
terakhir Tn.S sudah tidak bkerja lagi. Keluarga Tn.S termasuk dalam
keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah, dengan
penghasilan <Rp.750.000,-/ bulan

K. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Keluarga


Tn.S mengatakan, Tn.S dan keluarga makan dengan frekwensi 3x
sehari, dengan menu bervariasi meskipun sederhanan dan terkadang
seadanya, yaitu nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan jika
ada rejeki berlebih.

L. Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang


Tn.S mengatakan ia dan keluarga tidak pernah berekreasi ke tempat –
tempat tertentu karena keterbatasan biaya. Jika ada waktu luang, Tn.S
dan keluarga biasanya memanfaatkannya dengan cara berkumpul
bersama, menonnton tv sambil bercengkrama.

II. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA


1. Tahap Perkembangan dan Tugas Perkembangan Keluarga Saat Ini

34
Keluarga Tn.S saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak sekolah dengan tugas perkembangan :

a. Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah


b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang khas
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.
2. Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan kelaurga yang belum terpenuhi adalah belum
mampu secara penuh anak-anaknya dalam bersosialisasi.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


Dalam keluarga Tn.S, Tn.S menderita gastritis sudah kurang lebih sejak
satu tahun yang lalu. Tn.S mengeluh pusing, lemes, dan merasa mual,
kadang-kadang sampai perutnya terasa melilit dan terasa nyeri ulu hati.
Tn.S tidak pernah kontrol kerumah sakit hanya meminta kunjungan
oleh salah seorang mantri yang bekerja di puskesmas tempat tinggal
mereka dan belum pernah di opname dirumah sakit hanya pernah
dirawat dirumah dengan dilakukan pemasangan infus oleh mantri yang
memeriksa Tn.S

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Tn.S mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit


menular, maupun penyakit menurun. Ny.T mengatakan dari pihak
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular maupun
menurun sperti jantung, hipertensi, DM.

III. DATA LINGKUNGAN


1. Karakteristik Rumah ( Disertai Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar
Rumah )

35
Jenis bangunan rumah Tn.S bersifat semi permanen dengan ukuran 4x9
m2 dengan lantai semen yang tediri dari satu ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, jamban terpisah kurang lebih
berjarak 20 meter sari rumah. Ventilasi rumah kurang dengan jendela 1
tiap, kecuali ruang tamu dengan 3 jendela, namun semua jarang dibuka.
Kondisi rumah kurang bersih. Pembuangan sampah disamping rumah
dan dibakar. Kondisi air bening dan tidak berbau. Setiap hari lantai
disapu dan kadang-kadang dipel.

Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah Kamar mandi 7m


T

S U Dapur

B Kamar Tidur

9 m Ruang Keluarga

Ruang tamu

Teras
5m

Keterangan :

: Pintu

: Jendela (Ruang tamu ada 3, ruang keluarga dan kamar tidur masing-masing 1)

2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas


Lingkungan rumah Tn.S adalah lingkungan dengan mayoritas petani
tiap pagi berangkat ke kebun.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Tn.S tidak pernah berpindah tempat, apabila ada anggota
keluarga yang sakit dibawa menggunakan sepeda motor untuk

36
mencapai tempat pelayanan kesehatan. Untuk bepergian kesana kemari
juga menggunakan sepeda motor.

4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat


Tn.S sering dikunjungi oleh kaka dan adiknya. Dan kesempatan ini
merekaa maanfaatkan untuk saling bercerita dan bersenda gurau.
Hubungan keluarga Tn.S dengan tetangga tampak baik dan harmonis.
Tn.S aktif mengikuti yasinan setiap malam jumat jika tidak ada
halangan dan tidak sakit

5. Sistem Pendukung Keluarga


Apabila ada keluarga Tn.S yang sakit maka akan diantar berobat
menggunakan sepeda motor atau anggota keluarga lain akan
memanggilkan mantra terdekat untuk dating kerumah. Dan apabila ada
salah satu anggota kleluarga yang sakit maka anggota keluarga yang
lain akan memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantarkan
berobat ke tempat pelayanan kesehatan jika mungkin.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Tn.S dan anggoa keluarga
menggunakan bahsa jawa. Dan jika ada masalah, maka akan
dibicarakan bersama untuk mencari jalan keluarnya.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Masing-masing anggota keluarga Tn.S saling menghargai dan saling
mendukung. Yang paling berperan dalam pengambilan keputusan
adalah Tn.S.

3. Struktur Peran

37
Tn.S sebagai kepala keluarga, ayah dan suami memiliki peran mencari
nafkah, mendidik dan bertanggung jawab terhadap seluruh anggota
keluarga, namun selama khampir setahun terakhir Tn.S tidak mampu
menjalankan perannya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Sedangkan Ny.T sebagai seorang istri sekaligus ibu memiliki
peran untuk mengerjakan seluruh pekerjaaan ibu rumah tangga, mulai
dari mengasuh anak-anak, menyiapkan makanan untuk keluarga,
membersihkan rumah. Dan anak-anak memilki peran unuk
menghormati orangtua, mendengarkan didikan mereka.

4. Nilai-Nilai Keluarga
Keluarga Tn. S dalam menghadapi masalah kesehatan selain
memanggil dokter ke rumah, keluarga juga suka membawa ke
puskesmas atau ke tempat pijat. Dan keluarga memegang teguh nilai-
nilai agama Islam, keluarga juga ditekankan untuk menjaga
silahturahmi dengan saudara-saudara dan tetangga setempat.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Tn.S dan Ny.T selalu memberikan kasih sayang pada semua anaknya
dan tidak membeda-bedakan. Diantara anggota keluarga satu sama
lainnya saling menyayangi. Hubungan keluarga terlihat harmonis dan
ikatan kekeluargaan sangat erat.

2. Fungsi Sosialisasi
Seluruh anggota keluarga Tn.S dapat bersosialisasi dikeluarga dengan
akrab, juga sosialisasi dengan tetangga maupun dengan masyarakat
yang ada di wilayah tempat tinggal Tn.S

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

38
Tn.S mengatakan kurang mengetahu tentang gastritis yang dideritanya,
yang ia tahu hanya gastritis adalah sakit perut dan pusing jika kambuh.
Tn.S dan keluarga juga kurang tahu tentang penyakit lainnya.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, maka anggota keluarga yang lain
akanmemanggil seorang mantri untuk dating kerumah saja, karena
keluarga tidak memiliki biaya yang cukup untuk berobat ke rumah
sakit.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat Tn.S
dengan Gastritis, selama ini hanya memberikan perhatian dan dukungan
saja serta berdo’a untuk kesembuhan Tn.S
Keluarga mampu membuat suasana menjadi tenang, lingkungan rumah
dan kondisi rumah cukup bersih. Keluarga masih memasak
menggunkan bahan penyedap rasa sperti royco, ajinomoto dll.
Tn.S dan keluarga jarang memaanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
yang ada, seperti puskesmas. Jika ada angggota keluarga yang sakit,
anggota keluarga yang lain biasanya hanya memanggil dokter untuk
datang kerumah.

4. Fungsi Reproduksi

Ny.T mengatakan sejak menikah ia tidak pernah menggunakan KB. Ia


dan suami hanya menggunakan KB alami yaitu coitus
interuptus/senggama terputus. Tn.S dan Ny.T memiliki 3 orang anak 2
laki-laki d Lan 1 orang perempuan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Tn.S

Penampilan Umum : Baik, bersih, rapi dan sesuai.


Tampak lemah

39
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital : TD : 120/80, N:108x/menit,
RR:22z/menit, S:36,2°C; BB 58
Kg

Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Lemes, pusing, mual.

Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan. Mata tidak
anemis, telinga tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik, hidung
tidak ada sekret, fungsi penciuman baik, gigi tampak sedikit bersih,
mukosa bibir lembab

 Thorax dan fungsi pernapasan : Dada simetris, frekuensi napas


22x/menit, bunyi dada vesikuler

 Integumen: Kulit teraba hangat, turgor kulit elastic

 Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak ada


edema, fungsi pergerakan baik

B. Ny.T
Penampilan Umum : Baik, rapi dan sesuai.

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital : TD : 100/70, N:78x/menit,


RR:20x/menit, S:36°C; BB 50 Kg

Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : tidak ada

40
Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan. Mata tidak
anemis, hidung simetris, fungsi pendengaran baik, hidung tidak ada
sekret, fungsi penciuman baik, gigi lengkap, mukosa bibir lembab

 Thorax dan fungsi pernapasan : Dada simetris, frekuensi napas


20x/menit.

 Integumen: Kulit teraba hangat, turgor kulit elastic

 Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak ada


edema, fungsi pergerakan baik

C. An,M.Y
Penampilan Umum : bersih, rapi.

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital : TD : - N:120x/menit,


RR:24x/menit, S:36,26C

Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : tidak ada

Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : brntuk kepala normal, tidak ada benjolan, fungsi pendengaran
baik, penglihatan baik , fungsi penciuman baik, tidak ada masalah.
 Thorax dan fungsi pernapasan : Dada simetris, frekuensi napas
24x/menit

 Integumen: Kulit teraba hangat dan turgor kulit elastic

41
 Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak ada
edema, fungsi pergerakan baik

D. An.M.A.Q

Penampilan Umum : bersih

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital : TD : - N:118x/menit, RR:26x/menit,


S:37°C;

Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : tidak ada

Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : bentuk kepala normal, tidak ada benjolan. Penglihatan tidak ada
masalah, pendengaran baik, penciuman normal.

 Thorax dan fungsi pernapasan : Dada simetris, frekuensi napas


26x/menit

 Integumen: Kulit teraba hangat, turgor kulit elastic

 Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak ada


edema, atau fraktur fungsi pergerakan baik

E. An.A
Penampilan Umum : bersih

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital : TD : - N:120x/menit,


RR:28x/menit, S:36,8°C;

42
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : tidak ada
Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : bentuk kepala normal, tidak ada benjolan. Mata tidak ada
kelainan, pendengaran baik dan penciuman normal.

 Thorax dan fungsi pernapasan : Dada simetris, frekuensi napas


28x/menit

 Integumen: Kulit teraba hangat, turgor kulit elastic

 Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak ada


edema, tidak ada fraktur fungsi pergerakan baik

VII. HARAPAN KELUARGA


Tn.S berharap cepat sembuh sehingga bisa kembali berkativitas secara
normal dan mampu bekerja lagi unuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan
keluarga

Kalampangan, 12 Juli 2012

Mahasiswa

43
( Restiani Wulandari)
NIM PO 62.20.1.09.025

44
VIII. ANALISA DATA
MASALAH
No. DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
KEPERAWATAN

1. DS : Kurang pengetahuan Tn.S


Tn.S mengatakan kurang mengetahui tentang gastritis berhubungan
tentang gastritis yang dideritanya, dengan keidakmampuan
yang ia tahu hanya gastritis adalah keluarga dalam mengenal
sakit perut dan pusing jika kambuh masalah kesehatan.

DO :
Tampak lemah
TD : 130/90, N:108x/menit,
RR:22z/menit, S:36,2°C; BB 58 Kg

2. DS :
Tn.S menderita gastritis sudah kurang Resiko tinggi nyeri
lebih sejak satu tahun yang lalu. Tn.S berhubungan dengan
mengeluh pusing, lemes, dan merasa ketidakmampuan anggota
mual, kadang-kadang sampai perutnya keluarga dalam merawat
terasa melilit dan terasa nyeri ulu hati. angota keluarga dengan
gastritis
DO :
Tampak lemah
TD : 130/90, N:108x/menit,
RR:22z/menit, S:36,2°C; BB 58 Kg

45
IX. PRIORITAS MASALAH
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga : Kurang pengetahuan Tn.S tentang
gastritis berhubungan dengan keidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan.

No. Kriteria Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah : 3/3x1 Masalah kurang pengetahuan yang
Ancaman dialami Tn.S sudah terjadi
ksehatan
2. Kemungkinan 2/2x2 Kemungkinan masalah untuk
masalah Untuk dirubah mudah karena dengan
Dirubah : pemberian pendidikan kesehatan,
sebagian dapat meningkatkan kesadaran
keluarga untuk mencegah penyakit
gastritis.
3. Potensial 2/3x1 Dengan memberikan pendidikan
Masalah Untuk kesehatan dan memotivasi juga
Dicegah : melatih keluarga merawat Tn.S
Cukup secara benar, kemungkinan masalah
dapat dicegah.
4. Menonjolnya 2/2x1 Masalah pengetahuan harus segera
Masalah : ditangani untuk mencegah
Berat harus komplikasi yang lebih berat.
segera ditangani

Skor Total 4 2/3

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga : Resiko tinggi nyeri berhubungan


dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat angota
keluarga dengan gastritis

46
No. Kriteria Perhitungan Pembenaran
1. Sifat Masalah : 2/3x1 Masalah resiko bisa menjadi actual
Tidak/kurang jika tidak segera ditangani.
sehat
2. Kemungkinan 2/2x2 Kemungkinan masalah untuk
masalah Untuk diubah mudah karena dengan
Dirubah : pemberian pendidikan kesehatan
Mudah mampu meningkatkan kesadaran
keluarga dalam merawat anggoa
keluarga dengan gastritis.
3. Potensial 2/3x1 Masalah gastritis dapat diatasi
Masalah Untuk dengan pengobatan teraur
Dicegah :
cukup

4. Menonjolnya 2/2x1 Masalah harus segera ditangani


Masalah : untuk mencegah komplikasi yang
Masalah berat berat.
harus segera
diatasi

Skor Total 3 4/3

X. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI


PRIORITAS
1. Kurang pengetahuan Tn.S tentang gastritis berhubungan dengan
keidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
2. Resiko tinggi nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan anggota
keluarga dalam merawat angota keluarga dengan gastritis

47
48

Anda mungkin juga menyukai