Anda di halaman 1dari 2

1.

Limfoma Hodgkin

Limfoma Hodgkin (awalnya dikenal sebagia penyakit Hodgkin [HD]),adalah


keganasan (malignansi) pada sistem limfatik. Ada empat subtipe Limfoma Hodgkin, tetapi
semua tipe meliputi pembuluh darah kecil yang disebut limfatik, limpa, kelenjar timus , dan
sumsum tulang. Limfoma Hodgkin pada akhirnya melibatkan perkembangan limfosit B
(atau sel B) abnormal yang bersifat kanker yang disebut sel Reed-Sternberg, yang
berploriferasi di dalam sistem limfe. Sel B adalah jenis sel limfe spesifik yang sangat
penting yang melawan antigen (benda asing yang menyerang tubuh). Sel B bekerja dengan
jenis sel limfe lainnya, sel T: sel T diperlukan untuk melawan infeksi. Sel Reed-Sternberg
tumbuh, yang kemudian menyebar sampai keluar dari sistem limfatik, dan dengan demikian
menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Jika diobati, Limfoma Hodgkin
memiliki angka kesembuhan yang tinggi.

Faktor risiko meliputi usia antara 15 dan 40 dan lebih tua daripada 55 tahun. Individu
dengan riwayat keluarga atau panjangan lingkungan dan jenis kelamin pria memiliki
peningkatan risiko. Penurunan sistem imun (HIV/AIDS, trasplantasi organ) dan infeksi virus
Epstein-Barr (EBV) di masa lalu juga merupakan faktor risiko.

2.Diagnosis

Diagnosis ditegakkan melalui studi biospi yang menunjukkan sel Reed-Sternberg


pada jaringan nodus limfe. Studi Limfoma Hodgkin menunjukkan bahwa limfoma ini dapat
berhubungan dengan infeksi virus dan penurunan sistem imun, EBV, yang menyebabkan
mononukleosis infeksi, juga memiliki sel Reed-Sternberg, dan mungkin merupakan agens
penyebab. Limfoma Hodgkin dapat terjadi akibat gangguan autoimun.

Setelah Limfoma Hodgkin terdiagnosis, penetapan derajat, atau penentuan keluasan


penyakit, harus dilakukan. CT Scan, positive emmisison tomography (PET), MRI,
pemeriksaan sinar-X, dan biopsi limfe membantu dalam menegakkan diagnosis. Seperti
pada sebagian besar kanker, penetapan derajat penyakit akan memengaruhi keputusan terapi
klien. Limfoma Hodgkin menyebar dalam sebuah pola yang terorganisisr, yang berasal dari
satu nodus ke nodus lain. Kriteria penetapan derajat penyakit adalah jumlah nodus limfe
yang terlibat, apakah nodus limfe terlibat pada salah satu atau kedua sisi diafragma, dan
luasnya penyebaran penyakit ke sumsum tulang atau liver.

3.Tanda Dan Gejala

Nodus limfe yang membesar dan tidak menimbulkan rasa sakit merupakan salah satu
temuan yang paling umum. Pembasaran nodus limfe yang progresif tanpa rasa sakit terus
berlanjut kecuali penyakit terdiagnosis dan diatasi. Klien akan menunjukkan demam tingkat
rendah, keletihan, berkeringat malam, rasa gatal, anemia, dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan. Jika penyakit dibiarkan terus berkembang, organ utama seperti paru
dan hati, saluran GI, sistem saraf pusat juga akan terkena. Individu menjadi tidak mampu
melawan infeksi.

4.Terapi

Terapi Limfoma Hodgkin umumnya meliputi radiasi, kemoterapi, atau kombinasi


keduanya. Transplantasi sel benih hematopoietik dapat juga dipertimbangkan sebagai terapi,
khususnya pada mereka yang mengalami limfoma berulang (kambuh). Prognosis Limfoma
Hodgkin bergantung pada derajat penyakit pada saat diagnosis ditegakkan. Umumnya, 60%
hingga 70% klien yang telah mencapai remisi komplet setelah terapi akan sembuh.

5.Pertimbangan Keperawatan

Pertimbangan keperawatan sama seperti pertimbangan keperawatan untuk kanker


lain dan sering dihubungkan dengan peredaan gejala efek samping terapi (misal: mual,
muntah, kerontokan rambut).

Anda mungkin juga menyukai