Anda di halaman 1dari 16

Nuzulul Qur’an

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mukjizat merupakan kejadian luar biasa atau kelebihan di luar


akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya diberikan oleh
Allah kepada para nabi dan rasul-Nya. Salah satu mukjizat Ter-besar, Ter-luarbiasa dan
Ter-Abadi sampai sekarang dan seterusnya adalah Al-Qur’an Al- Kariim. Al-Qur’an
diturunkan tidak hanya sekedar diturunkan, tetapi Al-Qur’an diturunkan karena ada sebab-
musababnya salah satunya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia.

Nuzulul Qur’an adalah sejarah dari pada proses awal turun-temurunnya ayat-
ayat kitab suci Al-Qur’an. Dan sangat penting untuk dipelajari oleh seluruh umat
manusia, khususnya bagi umat muslim. Semuanya itu butuh yang namanya proses,
begitu pula dengan turunnya Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar umat islam. Banyak
cara dan makna dalam proses turunnya ayat-ayat suci Al-Qur’an, mulai dari ayat
pertama sampai ayat terakhir yang diturunkan.

Cara nabi menerimanya dan kejadian-kejadian luar biasa saat proses


penerimaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menjadikan timbulnya banyak hikmah
yang terkandung dalam proses turun-temurunnya ayat-ayat suci Al-Qur’an secara
berangsur-angsur.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Sebab turunnya Al-Qur’an ?
2) Cara turunnya Al-Qur’an ?
3) Cara Nabi menerima Al-Qur’an ?
4) Permulaan turunnya Al-Qur’an ?
5) Ayat pertama dan terakhir Al-Qur’an ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui sejarah dan sebab diturunkannya ayat-ayat suci Al-Qur’an
beserta proses diturunkannya secara secara berangsur-angsur.

1
Nuzulul Qur’an

Serta perbedaan pendapat menurut persepsi para Ulama-Ulama pada redaksi


diturunkannya Ayat Pertama dan Terakhir Al-Qur’an dan pembahasan pembahasan
lainnya yang akan dijelaskan dengan lebih detail di bab selanjutnya.

2
Nuzulul Qur’an

BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA TURUNNYA AL-QUR’AN


Al-Qur’an adalah Kitab yang dibawa oleh Nabi Muhammad dan merupakan
sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad dan merupakan kitab yang terakhir, atau
tidak akan ada kitab yang lain yang diturunkan setelah kitab Al-Qur'an ini. Makna
yang terkandung dalam turunnya Al-Qur’an sangat beragam, diantaranya :
 Sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebahagiaan mereka di dunia dan di
akhirat.
 Sebagai penjelasan ajaran-ajaran dan hukum-hukum syari'at Islam untuk
kebaikan manusia disaat hidup maupun mati.
 Sebagai pemisah antara yang Haq dan yang Bathil, antara kebaikan dan
kejahatan, antara kebahagiaan dan kesengsaraan, dan antara petunjuk dan
kesehatan.

Al-Qur’an diturunkan membuktikan bahwa dia benar seorang rosul


(Muhammad) dan menyampaikan seruan Allah kepada seluruh dunia. Berdasarkan itu,
Quran baik mengenai bahasa, lenggam, makna, perundang-undangan dan pengetahuan
yang ada didalamnya tetap mengandung unsur mukjizat yang tidak dapat ditandingi.
Makna diturunnkannya Al-Qur’an itu sebagai suatu petunjuk bagi seluruh ummat
manusia agar tidak salah jalur dalam menjalani kehidupan di dunia sebagai bekal
kehidupan di Akhirat nanti.

B. CARA TURUNNYA AL-QUR’AN

Al-Qur'an kitab suci bagi umat Islam itu dijaga dan dipelihara oleh ALLAH
SWT, diajarkan dengan cara perlahan oleh Malaikat dan dihapal oleh nabi, serta ditulis
oleh para sahabat, dipelapah-pelapah kurma, ditulang-tulang unta.
Perlu kita ketahui waktu dan cara turunnya Al-Qur'an itu berbeda-beda, kondisi
sedang apa nabi juga berbeda, sehingga Ibnu Qayyim menyimpulkan Tujuh macam
cara turunnya Al-Quran Yaitu sebagai berikut :

3
Nuzulul Qur’an

1. Ar-ru'ya ash-shadiqah ( mimpi yang benar ) dan ini cara pertama yang turun
kepada nabi Muhammad SAW.
2. Malaikat yang berwujud seorang laki-laki
3. Bunyi gemericing lonceng yang datang kepada beliau, diikuti dengan malaikat
Jibril yang menyampaikan wahyu, secara samar.
4. Berupa Wahyu yang diturunkan langsung oleh Allah kepada beliau, yaitu saat
berada diatas langit pada peristiwa mi'raj ketika diwajibkan perintah Shalat.
5. Berupa Kalamullah ( Ucapan ALLAH SWT ) kepada beliau tanpa perantaraan
Malaikat, sebagaimana Allah berbicara kepada Musa bin Imran, Peristiwa
seperti ini juga dialami oleh nabi Musa dan diabadikan dalam Al-Qur'an1.

Proses turunnya Al-Qur’an ini sekaligus menggambarkan tentang keasliannya


yang tidak dapat dipalsukan, karena dikuatkan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan
Abdullah bin Abbas, “Allah menurunkan Al-Quran sekaligus ke langit dunia, tempat
turunnya secara berangsur-angsur. Lalu, Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya ‫ﷺ‬
bagian demi bagian.”
Konsep yang pertama (al-inzâl) merupakan proses di luar nalar karena tidak
memerlukan dimensi waktu, tetapi pada konsep yang kedua Nabi harus menerima
dengan beragam kondisi karena faktor manusiawi, semisal kedinginan atau terasa
seperti bunyi lonceng. Tidak semua orang dapat menangkap eksistensi wahyu Al-
Qur’an kecuali Nabi Muhammad.

C. CARA NABI MENERIMA AL-QUR’AN

Para Ulama berpendapat bahwa proses turunnya wahyu pada NabiMuhammad


SAW, Melalui dua cara, Pertama adalah al-inzâl, yakni proses turunnya Al-Qur’an
yang diyakini berasal dari lauhul mahfudh ke langit dunia. Kedua adalah at-tanzîl,
yakni proses turunnya Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur kepada
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Menurut ulama ada tiga kategori proses turunnya wahyu kepada Nabi
Muhammad. Pertama dengan cara ilham. Cara ini adalah salah satu pengalaman Nabi

1
Ibnu Qayyim, cara diturunkannya Al-qur'an dari masa-kemasa.

4
Nuzulul Qur’an

ketika dalam keadaan terjaga maupun tidur seperti hadits Nabi yang diriwayatkan
Aisyah, “Pertama kali Rasulullah menerima wahyu adalah dalam mimpi yang benar
pada waktu tidur. Beliau tidak melihat mimpi itu, kecuali datang seperti cahaya
subuh.”

Adapun model kedua adalah secara langsung, dan hal ini hanya sekali ketika
Nabi mi’raj, di mana Nabi menerima perintah langsung tanpa perantara malaikat Jibril.
Dan, cara ketiga yang sering Nabi terima adalah melalui perantara malaikat
Jibril. Jibril menyampaikan wahyu Allah berupa makna (“ide”), kemudian Nabi
mengungkapkan sendiri sendiri lafadhnya. Dan ada pula yang makna dan redaksinya
langsung datang dari malaikat Jibril. Meskipun demikian hal ini tidak mengurangi
sedikitpun keaslian atau otentisitas wahyu Al-Qur’an yang diterima oleh Nabi
Muhammad, karena secara tegas Al-Qur’an memberikan argumentasi bahwa Al-
Qur’an telah tertanam dalam hati Nabi, sebagaimana QS as-Syu’ara ayat 192-195.
‫ َعلَى قَ ْل ِبكَ ل‬، ُ‫األمين‬ ُّ ‫ نز َل بِ ِه‬، َ‫ب ْالعَالَ ِمين‬
ِ ‫الرو ُح‬ ِ ‫ينِِ َوإِنَّهُ لَت َنزي ُل َر‬
ٍ ِ‫ان َع َربِي ٍ ُمب‬
ٍ ‫س‬َ ‫ بِ ِل‬، َ‫ت َ ُكونَ ِمنَ ْال ُم ْنذ ِِرين‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”2
Nabi Muhammad sempat tidak mengerti pesan yang disampaikan Jibril, Sebab
Nabi Muhammad dikenal sebagai pribadi yang tidak bisa membaca atau menulis,
dalam bahasa Arab disebut ummi. Sedangkan, wahyu pertama yang turun kepada
Muhammad adalah surat Al 'Alaq 1-5. Yang mana, ayat pertama pada surat tersebut
berisikan perintah untuk membaca.
ketika Jibril membacakan ayat pertama yang berbunyi iqra' (bacalah!),
Muhammad selalu mengatakan maa ana bi qari' (saya tidak bisa membaca).3 Jibril
kemudian mendekap Muhammad hingga merasa sesak nafas. Setelah Jibril
melepaskan dekapannya, ia kembali menyerukan kata-kata iqra dan jawaban yang
sama turut dijawab oleh Muhammad. Hingga, untuk yang ketiga kalinya, Jibril
membacakan surat Al 'Alaq ayat 1-5.

2
Moh. Muhtador, Memahami makna wahyu dan Proses turunnya Al-Qur’an. NU onine. 2018.
3
Vanny El Rahman, Kisah turunnya Al-Qur’an malam pengangkatan Muhammad menjadi Nabi, Jakarta
IDN Times. Juni 2018

5
Nuzulul Qur’an

Menurut Musnur, ketidakmampuan Muhammad untuk membaca menunjukkan


bahwa Alquran memang benar-benar firman Allah SWT. Sehingga, tidak sepatutnya
orang-orang merasa khawatir bahwa Muhammad adalah pengarang dari kitab suci
umat Islam itu. Sejak saat itu, Muhammad resmi menjadi Nabi dan memiliki tugas
untuk mensyiarkan ajaran Islam sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.

Jika merujuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah, Nabi Muhammad
menerima firman dari Allah dengan berbagai bentuk. Bentuk yang pertama, Nabi
Muhammad seolah mendengar suara gemerincing lonceng. Bentuk pertama ini
dianggap Muhammad sebagai cara yang paling berat. Setelah lonceng itu berhenti,
seketika Muhammad memahami apa maksud dari suara tersebut.

Bentuk kedua, Jibril datang menyerupai laki-laki. Saat itu, Jibril berbicara
kepada Muhammad menyampaikan pesan dari Allah. Menurut keterangan Aisyah,
Nabi Muhammad biasanya mengeluarkan keringat dingin yang begitu banyak saat
dirinya menerima wahyu.

Saking mulianya Ramadan sebagai malam diturunkannya Alquran, Allah


memberikan lailatul qadar pada salah satu malam di bulan Ramadan. Pada malam itu,
segala amal baik manusia memiliki nilai lebih baik dari 1000 bulan.

D. PERMULAAN TURUNNYA AL-QUR’AN


Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW di Gua Hiro, Mekkah, Arab Saudi. Setelah itu Al-Qur’an turun
berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian meriwayatkan Al-Qur’an
turun selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Selama itu, Al-Qur’an difirmankan Allah
kepada Nabi Muhammad sebanyak 30 juz atau 114 surat atau sekitar 6666 ayat. Al-
Qur’an turun di dua tempat, yaitu di Mekkah (yang kemudian ayatnya disebut
Makkiyah) dan Madinah (disebut ayat Madaniyah).
Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan, di mana petunjuk dan berbagai
pengaruh serta nilainya telah terealisasi di muka bumi ini. Dan pada bulan ini pula Al-

6
Nuzulul Qur’an

Qur’an diturunkan sebagai ilmu dan pengetahuan, sebagai penunjuk jalan (kehidupan)
sekaligus sebagai norma untuk berpijak4.

Allah SWT telah berfirman:

ِ َ‫ت ِمنَ ا ْل ُهدَ ٰى َو ْالفُ ْرق‬


‫ان‬ ِ َّ‫ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُ ْرآنُ ُهدًى ِللن‬
ٍ ‫اس َوبَيِنَا‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai


petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang haq dan yang bathil)…” (al-Baqarah/2: 185).

Ayat ini adalah dalil bahwa Al-Qur’an pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan.
Sebagaimana ayat lain:

‫نزلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ْالقَد ِْر‬


ْ َ‫إِنَّا أ‬

“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al Qur’an) di malam lailatul qadr.” (QS. Al Qadr:
1)

Juga firman Allah Ta’ala:

ْ َ ‫إِنَّا أ‬
َ َ‫نزلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ٍة ُمب‬
‫ار َك ٍة‬

“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al-Qur’an) di malam yang penuh keberkahan”


(QS. Ad Dukhan: 3).

Di Indonesia pada umumnya peringatan Nuzulul Qur’an diadakan setiap


malam ke 17 Ramadhan. Tentang hal ini terjadi perbedaan pendapat. Yang pasti Al-
Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan, pada hari Senin, Hal ini sangat kuat karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang puasa Senin beliau
menjawab, “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu)
atasku.”5

4
Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thayyar, Ramadhan dan turunnya Al-Qur’an,
Almanhaj.or.id, 2014.
5
Mohammad Ramli, Nuzulul Qur’an mengenal turunnya AL-Qur’an. Islam pos. 2019.

7
Nuzulul Qur’an

Dalam sebuah lafadz dikatakan, “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan
hari dimana aku diutus atau diturunkan (wahyu) atasku.” (HR. Muslim, Ahmad,
Baihaqi dan Al-Hakim)

Akan tetapi pendapat inipun pecah menjadi lima :

1) Sebagian Mengatakan Tanggal 7 Ramadhan (hari Senin).

2) Sebagian Mengatakan Tanggal 14 Ramadhan (hari Senin).

3) Sebagian Mengatakan Tanggal 17 Ramadhan (hari Kamis), pendapat ini


diriwayatkan dari sahabat Bara’ bin Azib R.A dan dipilih oleh Ibnu Ishaq.

4) Sebagian Mengatakan Tanggal 21 Ramadhan (hari Senin), Pendapat ini dipilih oleh
Syaikh Mubarak Fury, Lailatul Qadr ada pada malam ganjil, sedangkan hari Senin
pada tahun itu adalah tanggal 17, 14, 21 dan 28 Ramadhan.

5) Yang Terakhir Mengatakan Tanggal 24 Ramadhan (hari Kamis), Pendapat ini


diriwayatkan dari Aisyah R.A, Jabir dan Watsilah bin Asqa’ dan dikuatkan oleh
Ibnu Hajar Al Haitsamiy, beliau berkata: ini sangat kuat dari segi riwayat, seperti
disebutkan dalam riwayat di atas6.

Al-Qur’an dan Risalah Islam akan dapat mempengaruhi dimensi ruh dalam
kehidupan serta menjalankan fungsinya dalam merubah wajahnya yang gelap menjadi
wajah yang terang bersinar, yang membawa kecintaan, kejernihan, hidayah dan
bimbingan. Al-Qur’an al-Karim memberikan petunjuk kepada manusia secara
keseluruhan dan ia menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa secara khusus.7

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

6
Disadur dari Mabahits fii Ulumil Qur’an (terj),Syaikh Manna Al-Qaththan. Sirah Nabawiyah Syaikh
Shafiyurrahman Al Mubarakfury, dan sumber lain.

7
Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thayyar, Ramadhan dan turunnya Al-Qur’an,
Almanhaj.or.id, 2014.

8
Nuzulul Qur’an

َ ‫ٰذَلِكَ ْال ِكتَابُ ََل َري‬


َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ ُهدًى ِل ْل ُمتَّقِين‬

“Itulah Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa.” [al-Baqarah/2: 2]

Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:


َّ َ‫ين قَدْ َجا َء ُك ْم ِمن‬
(15) ِ‫ّللا‬ ٌ ُ‫ن‬
ٌ ‫ور َو ِكتَابٌ ُم ِب‬

ُ‫ّللاُ َم ِن اتَّبَ َع ِرض َْوانَه‬


َّ ‫ت يَ ْهدِي بِ ِه‬ ُّ ‫سبُ َل الس َََّل ِم َوي ُْخ ِر ُج ُه ْم ِمنَ ال‬
ِ ‫ظلُ َما‬ ُ ‫ور بِإِذْنِ ِه‬
ِ ُّ‫َويَ ْهدِي ِه ْم إِلَى الن‬

ِ ‫ِإلَ ٰى‬
‫ص َراطٍ ُم ْست َ ِق ٍيم‬

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan Kitab yang
menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari keadaan gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” [al-Maa-idah/5: 15-
16].

E. AYAT YANG PERTAMA DAN TERAKHIR TURUN SERTA PERBEDAAN


PENDAPAT ULAMA TENTANGNYA
1. Ayat Yang Pertama Turun

Ada dua pendapat berkenaan dengan ayat yang pertama kali turun, berikut
dalil-dalil yang dikemukakan dua pendapat tersebut:

Pendapat Pertama

Yang paling sahih ayat yang pertama kali turun ialah firman Allah SWT:

َ ‫اْل ْن‬
َ‫سان‬ َ ‫ لَّذِي‬,‫ا ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاأل َ ْك َر ُم‬, ‫ق‬
ِ ْ ‫ َعلَّ َم‬,‫علَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬ ٍ َ‫سانَ َخلَقَ ِم ْن َعل‬ ِ ْ َ‫ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَق‬
َ ‫اْل ْن‬,

‫َما لَ ْم َي ْعلَ ْم‬

“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan


manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

9
Nuzulul Qur’an

Yang mengajar dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 96 : 1-5 ).

Pendapat ini didasarkan pada suatu hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha.

Pendapat Kedua Ayat yang pertama kali turun adalah firman Allah,

‫يَا أَيُّ َها ْال ُمدَّثِ ُر‬

“Wahai orang yang berselimut.”

Selain dua pendapat di atas ada juga pendapat yang menyatakan bahwa
yang pertama kali turun adalah surat Al-Fatihah dan lafal basmallah, tapi dalil
kedua pendapat ini lemah dan kurang berdasar.

Perbandingan dua Pendapat Para ulama Ulumul Quran dengan kesungguhan


mencoba mempertemukan dua pendapat di atas sebagai berikut,

Maksud Jabir dalam hadits di atas adalah surah yang diturunkan secara
penuh. Jabir menjelaskan bahwa surah al Mudassirlah yang turun secara penuh
sebelum surah Iqra’ selesai diturunkan. Karena yang turun pertama sekali dari surah
Iqra’ itu hanya permulaan saja.Surat al-muddatsir adalah yang pertama turun
berkaitan dengan kerasulan (risalah) atau perintah berdakwah.

Sedangkan ayat pertama surat Al-‘Alaq adalah ayat yang pertama turun
berkaitan dengan kenabian (nubuwwah), atau pelantikan menjadi nabi. Ada yang
mengatakan juga bahwa maksud Jabir: surat Al-Mudatsir adalah yang pertama kali
turun yang disebabkan dengan peristiwa khusus (asbabun nuzul).

Ada juga yang menyatakan: Jabir telah mengeluarkan yang demikian ini
dengan ijtihadnya. Akan tetapi riwayat Aisyah lebih mendahuluinya. Jadi jika ada
riwayat-riwayat lain yang shahih mendukung riwayat Aisyah, maka sebagai hasil
ijtihad pendapat Jabir bisa ditinggalkan.

2. Ayat Yang Terakhir Turun


Pendapat ulama berkenaan dengan ayat yang terakhir kali diturunkan begitu
banyak dan beragam pendapat tentang ayat yang terakhir kali turun, yaitu: surat At-

10
Nuzulul Qur’an

Taubah ayat 128 – 129 sampai akhir surah; surat Al-Maidah; surat Al-Imran ayat
195; surat An-Nisa’ ayat 93; dari Ibnu Abbas dikatakan surat terakhir yang
diturunkan ialah surat An-Nashr.
Qadhi Abu Bakar Al-Baqalani dalam kitab Intisar mengomentari hal ini:
“Pendapat-pendapat ini sama sekali tidak di sandarkan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Boleh jadi pendapat itu diucapkan orang karena ijtihad atau
dugaan saja. Mungkin masing-masing membeitahukan mengenai apa yang terakhir
kali didengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum wafat atau
tak seberapa lama sebelum beliau sakit. Sedang yang lain mungkin tidak secara
langsung mendengar dari Nabi. Mungkin juga ayat itu yang dibaca terakhir kali
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama-sama dengan ayat yang turun
di waktu itu. Sehingga disuruh untuk menuliskan sesudahnya, lalu dikiranya ayat
itulah yang terakhir diturunkan menurut tertib urutannya.” Yaitu surat Al-Maidah :
3 pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 H. bertepatan dengan tanggal 27 oktober 632
M.
3. Perbedaan Pendapat ulama
Ada empat pendapat tentang Ayat pertama turun:

Pendapat pertama ada yang mengatakan bahwa ayat yang mula-mula


turunadalah surat Al-Fatehah, pendapat ini berdasarkan Riwayat Maisarah, melalui
Abu Ishaq. Segala Puji bagi Alloh,Tuhan semesta Alam (sampai akhir Ayat)
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al Imam Muhammad Abduh, katanya bahwa
surat yang mula-mula turun adalah Al-Fatihah.

Pendapat kedua ada juga yang mengatakan Ayat yang turun pertama ialah
Bismillah itu turun sebagai sumber pengambilan bagi setiap surat Hadis-hadis yang
menerangkan ini adalah Mursal (sanadnya terputus).

F. HIKMAH TURUNNYA AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR


Dalam pembahasan Nuzulul Qur’an menurut berbagai mazhab kita telah
mengetahui bahwa Alquran diturunkan ke Baitul Izzah secara langsung pada bulan
Ramadhan. Dari Baitul Izzah itulah, Alquran kemudian diturunkan secara berangsur-
angsur kepada Rasulullah Saw. Adapun hikmah diturunkan Alquran secara berangsur-

11
Nuzulul Qur’an

angsur kepada Nabi Muhammad Saw8. adalah sebagai berikut:

1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat.

Dakwah Rasulullah pada era Makkiyah penuh dengan tribulasi berupa


celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan. Wahyu yang turun secara
bertahap dari waktu ke waktu ini menguatkan hati Rasulullah dalam menapaki jalan
yang sulit dan terjal itu. Di era Madaniyah, hikmah ini juga terus berlangsung.
Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, Alquran turun menguatkan
Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama.

2. Sebagai tantangan dan mukjizat.

Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan tidak henti-hentinya


berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan pertanyaan
yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin. Pada saat itulah,
kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-Nya melalui wahyu
yang turun. Selain itu, Alquran juga menantang langsung orang-orang kafir untuk
membuat sesuatu yang semisal dengan Alquran.

3. Mempermudah dalam menghafal dan memahami.

Dengan turunnya Alquran secara berangsur-angsur, maka para kaum


muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika
ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang diistilahkan
dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para sahabat.

4. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya.

Sayyid Quthb mengatakan bahwa para sahabatnya adalah generasi yang


selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Alquran. Karena dijuluki dengan
Jailul Qur’ani Farid (generasi qur’ani yang unik).

5. Memperkuat keyakinan bahwa Alquran adalah benar dari Allah.

8
Silmi Adawiya, Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur kepada Nabi Muhammad. Bincang syariah
.com. 2018.

12
Nuzulul Qur’an

Ketika Alquran turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun,


kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih
gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian
mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa
Alquran benar-benar kalam Ilahi, Zat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji

13
Nuzulul Qur’an

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nuzulul Qur’an bisa diartikan dengan proses turunnya Al-Qur’an, Al-Qur’an


merupakan mukjizat yang sangat besar dan luar biasa bagi umat islam. Al-Qur’an
diturunkan oleh Allah SWT dari Lauhul Mahfudz Ke langit dunia, dan baru diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW secara Berangsur-angsur.

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW di Gua Hiro, Mekkah, Arab Saudi. Al-Qur’an turun berangsur-angsur
selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian meriwayatkan Al-Qur’an turun selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Al-Qur’an difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad sebanyak 30 juz atau
114 surat atau sekitar 6666 ayat. Al-Qur’an turun di dua tempat, yaitu di Mekkah (yang
kemudian ayatnya disebut Makkiyah) dan Madinah (disebut ayat Madaniyah).

Ayat pertama Al-Qur’an yang diturunkan adalah (QS. Al’Alaq : 1-5) dan (QS. Al-
Muddatstir : 1-7) dengan dikatakan bahwa surat Al-Muddatsir turun sebagai tanda
kerasulannya sedangkan surat Al-‘Alaq turun sebagai tanda kenabiannya. Menurut Jumhur
Ulama ayat terakhir yang diturunkan adalah (QS. Al-Maidah : 3) yang artinya : “Pada hari
ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku telah cukupkan untukmu nikmatku
dan aku telah pilih (Aku Ridho)islam menjadi agamamu”. (QS. Al Maidah : 3).

Ada tiga kategori proses turunnya wahyu kepada Nabi


Muhammad. Pertama dengan cara ilham. Model kedua adalah secara langsung, dan hal ini
hanya sekali ketika Nabi mi’raj, di mana Nabi menerima perintah langsung tanpa perantara
malaikat Jibril. Dan, Cara ketiga yang sering Nabi terima adalah melalui perantara
malaikat Jibril. Jibril menyampaikan wahyu Allah berupa makna (“ide”), kemudian Nabi
mengungkapkan sendiri sendiri lafadhnya.

14
Nuzulul Qur’an

LAMPIRAN

A. DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3956-ramadhan-dan-turunnya-al-quran.html

https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny-rahman/kisah-turunnya-alquran-
malam-pengangkatan-muhammad-menjadi-nabi/full

https://www.islampos.com/nuzulul-quran-mengenal-turunnya-al-quran-89378/

Al-Hasany, Hasan Khalaf, Tahrir Masail al-Syatibiyah, Tanta: Dar al-Shahabah, 2004.

Al-Qadhiy, Abdul Fattah, Al-Buduruzzahirah, Bairut: Dar al-Kitab al-Arabiy, tt.

15
Nuzulul Qur’an

16

Anda mungkin juga menyukai