Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG
Jl.Kesehatan Kel. Pelabuhan Dagang Kec. Tungkal Ulu Kode Pos 36552

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG
NOMOR : 051/KAPUS/I/2018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan
mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pelabuhan Dagang;

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun


2009 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/XIII/2008 tentang Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5
Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007 tentan Standar Asuhan
Kebidanan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter Gigi;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pengendalian dan Pencegahan Infeksi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS.

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis sebagaimana tercantum dalam


lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka
akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pelabuhan Dagang


Pada tanggal : 11 Januari 2018
KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Cerli Scorpio
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PELABUHAN DAGANG
NOMOR : 051/KAPUS/I/2018
TANGGAL : 11 Januari 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS - PENDAFTARAN
PASIEN

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


PENDAFTARAN PASIEN

1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.


2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang ditunjuk secara resmi.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Petugas pendaftaran mengidentifikasi hambatan bahasa, budaya, kebiasaan,
dan penghalang lain yang paling sering pada masyarakat yang dilayani serta ada
upaya untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien
membutuhkan pelayanan.
5. Petugas pendaftaran yang memiliki kemampuan bahasa daerah lebih beragam
ditunjuk sebagai penindaklanjut bila terdapat pasien dengan hambatan bahasa,
yaitu :
- Normiati, SKM
- Yulia Anita Sari, AM.Keb

6. Petugas bekerja dengan efisien, ramah dan responsif terhadap kebutuhan


pasien.
7. Petugas pendaftaran diwajibkan saling berkomunikasi dan berkoordinasi dengan
unit pelayanan terkait.
8. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan
nomor rekam medis.
9. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan dan informasi
tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan
di tempat pendaftaran.
10. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
11. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh informasi tentang pendaftaran yaitu alur pendaftaran, waktu
pelayanan, tarif pelayanan, jenis pelayanan, sarana dan prasarana
pelayanan, tenaga kesehatan yang ada, rujukan dan ketersediaan tempat
tidur di Puskesmas.
d. Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional secara manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi.
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f. Memilih (informed choice) dokter atau tenaga kesehatan dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku jka memadai.
g. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter /
dokter gigi lain (second opinion) yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP)
baik di dalam maupun di luar Puskesmas.
h. Mendapat informasi yang meliputi ; diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
i. Memperoleh informasi sebelum memberikan persetujuan mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
j. Memperoleh informasi tentang kesehatan / edukasi, tindak lanjut
pelayanan, efek samping pengobatan, risiko pengobatan serta alternatif
pelayanan dan pengobatan.
k. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
l. Menolak atau tidak melanjutkan pengobatan setelah mendapatkan
penjelasan yang diperlukan.
m. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
n. Memilih sarana pelayanan rujukan yang diinginkan.
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas kualitas pelayanan Puskesmas
terhadap dirinya.
12. Kewajiban pasien meliputi:
a. Mematuhi tata tertib, prosedur dan peraturan yang berlaku di Puskesmas.
b. Menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggung Jawab.
c. Menghormati hak – hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
e. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan / atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
g. Terlibat secara aktif dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan di
Puskesmas.
h. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Cerli Scorpio
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PELABUHAN DAGANG
NOMOR : 051/KAPUS/I/2018
TANGGAL : 11 Januari 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS – PENGKAJIAN,
KEPUTUSAN DAN RENCANA
LAYANAN

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan
yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan
lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOP (Standar
Operasional Prosedur).
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan,
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang
terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Cerli Scorpio
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PELABUHAN DAGANG
NOMOR : 051/KAPUS/I/2018
TANGGAL : 11 Januari 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS – PELAKSANAAN
LAYANAN

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


PELAKSANAAN LAYANAN

1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.


2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjuti.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11. Daftar kasus-kasus gawat darurat yang sering ditangani:

NO NAMA KASUS GAWAT DARURAT


1 Demam tinggi (suhu > 39⁰C)
2 Dehidrasi ringan
3 Sesak napas (dyspnea)
4 Penurunan kesadaran (syncope)
5 Mimisan (epistaksis)
6 Gangguan kesadaran
7 Hipotensi (syok ringan s/d sedang)
8 Keracunan pada kondisi umum yang baik
9 Appendiksitis akut (radang usus buntu)
10 Cedera pada banyak tempat (multiple trauma)
11 Luka terbuka pada area wajah
12 Gigitan hewan / manusia
13 Luka bakar
14 Abortus
15 Eklampsia
16 Hiperemesis gravidarum dengan dehidrasi
17 Hipertensi gestasional
18 Perdarahan ante partum
19 Benda asing pada area kornea mata / kelopak mata
20 Trauma benda tumpul
21 Gastroenteritis akut dan dehidrasi
22 Benda asing pada hidung dan atau telinga
23 Otalgia (nyeri telinga) akut
24 Perdarahan pada area THT
25 Vertigo
26 Epilepsi
27 Stroke (cardiovascular accident)
28 Nyeri dada (angina pectoris)

12. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.

Daftar kasus-kasus berisiko tinggi yang sering ditangani:


NO NAMA KASUS RISIKO TINGGI
1 Demam Berdarah
2 Malaria
3 Hepatitis
4 Tuberkulosis
5 Campak
6 Kejang demam
7 Ketuban Pecah Dini (KPD)
8 Hipertensi tingkat I dan II
9 Skizofrenia

13. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal (Universal Precaution) terhadap


terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
14. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas.
16. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti.
18. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten.
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan Informed
Consent.
27. Jenis-jenis pelayanan anestesi dan sedasi yang tersedia :
1. Anestesi lokal
a. Anestesi lokal dilakukan dalam tindakan bedah minor yang dapat
dilakukan di Puskesmas Pelabuhan Dagang.
b. Preparat yang digunakan adalah Lidocaine 2 %.
2. Sedasi Per Rectal:
a. Sedasi per rectal digunakan untuk pasien anak dengan kejang demam
sederhana maupun kompleks.
b. Preparat yang digunakan adalah Diazepam.
3. Sedasi Per Oral:
a. Sedasi per oral untuk pasien anak diberikan dengan riwayat kejang
demam, preparat yang digunakan adalah Phenobarbital.
b. Sedasi per oral untuk pasien dewasa, preparat yang digunakan adalah
Phenobarbital, Trihexilpenidin, Disperidon, Karbamazepin, Tramadol,
Haloperidol, Klorpromazin, Alprazolam dan Amitriptilin.
4. Anestesi topikal
a. Anestesi dilakukan pada pencabutan gigi goyang, insisi abses dan tindik
telinga pada bayi/balita perempuan.
b. Preparat yang digunakan adalah chlor etyl.

28. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
29. Hal-hal yang harus dimonitor antara lain: keadaan umum pasien, kesadaran
pasien, tanda vital pasien yang meliputi:
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Respiratory rate
d. Suhu
30. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan.
31. Pasien yang dirawat di Unit Gawat Darurat dapat dinyatakan pulang oleh dokter /
dokter gigi yang memberikan perawatan kepada pasien sesuai situasi dan kondisi
yang berlaku dengan memperhatikan unsur pendukung kesembuhan terkait
beserta tindak lanjutnya.

KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Cerli Scorpio

LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PELABUHAN DAGANG
NOMOR : 051/KAPUS/I/2018
TANGGAL : 11 Januari 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS – RENCANA RUJUKAN
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
RENCANA RUJUKAN

1. Rujukan pasien dipandu oleh prosedur yang baku.


2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani, dan didokumentasikan ke dalam rekam medis.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak (informed choice) untuk memilih tempat
rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Berdasarkan atas indikasi medis.
b. Bukan permintaan pasien atau keluarganya sendiri.
c. Karena keterbatasan alat dan sarana kesehatan.
d. Memakai ambulance rujukan/didampingi petugas Puskesmas Pelabuhan
Dagang.

KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Cerli Scorpio

LAMPIRAN V
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PELABUHAN DAGANG
NOMOR : 051/KAPUS/I/2018
TANGGAL : 11 Januari 2018
TENTANG : BAGAN ALUR PENDAFTARAN

BAGAN ALUR PENDAFTARAN

Pasien
Umum  JKN-KIS
 Askes
 Jamkesmas
 Jamkesmasda

Kunjungan Baru Kunjungan Lama

Membuat Kartu Menunjukkan Kartu Berobat


Status & &
Kartu Berobat Mencari Kartu Status

Mencatat di
Buku Register Pendaftaran

Kartu Status di bawa petugas ke unit pelayanan yang dituju :


 Unit Gawat Darurat
 Poli Lansia
 Poli Umum
 Poli Gigi
 Poli KIA/KB
 Poli MTBS
 Poli Imunisasi
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan TB Paru
 Laboratorium

KEPALA PUSKESMAS PELABUHAN DAGANG,

Cerli Scorpio

Anda mungkin juga menyukai