Anda di halaman 1dari 3

Metode Pelaksanaan Jembatan

By: Fransiskus Indrakusumo Ogur

1.Pekerjaan Dinding Penahan Tanah

Pekerjaan dinding penahan tanah pada proyek ini meliputi pekerjaan pembesian dinding
penahan tanah, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting, dan kemudian dilakukan pengecoran.

Pekerjaan dinding penahan tanah dibagi menjadi beberapa titik yang meliputi bagian barat
dan bagian timur jembatan. Dalam pelaksanaan dinding penahan tanah menggunakan mutu beton
K250 dengan panjang dinding penahan tanah 50m, lebar bawah 0,5m, lebar atas 0,3m dan tinggi
antar 2m – 2,5m.

2. Pekerjaan Boredpile

Pondasi boredpile ini digunakan pada seluruh pekerjaan pondasi untuk abuntment dan
pondasi untuk pilar. Pondasi yang digunakan pada proyek ini memiliki diameter 80cm dan
kedalaman 8m. Pondasi boredpile memiliki beberapa tahapan yaitu pengeboran, penulangan, dan
pengecoran.

Pengeboran dilakukan dengan metode dry drilling. Tanah akan dibor dengan mata bor spiral
dengan cara memutar mata bor dan kemudian tanah diangkat kembali setiap 0,5m. Ini dilakukan
berulangkali hingga kedalaman yang ditentukan.

Setelah pengeboran selesai, maka tulangan yang sudah dirancang langsung dimasukan
kedalam lubang bor, kemudian langsung di cor dengan mutu beton K300.

3. Pile Cap (Footing)

Pada proyek ini terdapat 4 titik footing yang dikerjakan yaitu 2 titik di bawah pilar dan juga 2
titik dibawah abutment, pada masing-masing footing terdapat 16 boredpile dibawahnya. Tujuan
dari pembuatan footing sendiri berguna untu meratakan beban yang diterima oleh pondasi dan
kemudian disalurkan ke dalam tanah. Desain footing yang digunakan pada proyek ini menyerupai
bentuk kubus.Secara garis besar tahapan pekerjaan footing adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan area untuk pekerjaan footing, dengan memberi batas area yang akan digali dan
memberi patok sebagai tanda.
2. Melakukan pengecoran setebal 10cm yang berguna sebagai lantai kerja, tujuan dari proses
ini agar memudahkan dalam proses pembesian.
3. Melakukan pembesian pada footing sesuai dengan desain yang telah ada, tujuan dari
pekerjaan ini yaitu untuk mengaitkan besi pile dan juga besi pada footing itu sendiri agar
menjadi sebuah kesatuan dan saling mengikat.
4. Pemasangan bekisting bisa dimulai ketika pembesian telah selesai dilakukan, bekisting
menggunakan bahan kayu dan multiplex berbentuk persegi panjang agar memudahkan
untuk dalam proses pengerjaannya, bekisting dipasang mengelilingi bagian footing yang
akan dicor.
5. Dilakukan pengecoran menggunakan truk mixer yang kemudian di alirkan melalui saluran
yang telah di siapkan, beton cair kemudian dimasukkan dalam bucket excavator untuk
dituangkan kedalam area footing.
6. Perawatan pengecoran dilakukan dengan cara menjaga suhu beton dengan menutupnya
dengan terpal selama 2-3hari untuk mengurangi sinar matahari dan juga melakukan
penyiraman agar suhu dan kadar air dalam footing tetap terjaga.
7. Pelepasang bekisting ketika umur beton mencapai kualitas yang diinginkan.

4. Pekerjaan Abutment

Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar yang berfungsi
sebgai pemikul seluruh beban baik itu beban hidup maupun beban mati pada jembatan. Dalam
proyek ini dibangun dua abutment yaitu abutment barat dan timur. Mutu baja yang digunakan pada
tulangan abutment adalah BJTD-40 dengan D16 dan memiliki jumlah tulangan sebanyak 25 buah.
Dengan jarak antar tulangan 40 cm.

5. Pekerjaan Pilar

Pilar jembatan merupakan bagian jembatan yang memiliki bentuk mengarah ke atas. Konstruksi pilar
jembatan pada dasarnya memiliki kemiripan dengan konstruksi kolom bangunan. Pada
pembangunan pilar jembatan ini memiliki tinggi 7,8 m dan dibagi menjadi dua bagian yakni badan
pilar dan kepala pilar. Untuk mutu beton yaitu K350.

Pada pembangunan pilar jembatan membutuhkan volume pengecoran 40,326 m3 untuk badan pilar
dan 38,85 m3 untuk kepala pilar. Secara garis besar tahapan pembangunan pilar pada jembatan ini :

a. Menyiapkan area pekerjaan pembangunan pilar, kemudian mengecek sambunga yang akan
menghubungkan bagian pilar dan juga bagian footing.
b. Melaksanakan pembesian pilar. Pembesian dibagi menjadi beberapa segmen agar tidak
terjadi resiko yang besar. Pembesian dilakukan setiap 2m. Begel yang digunakan untuk
tumpuan yaitu d16-150. Sedangkan untuk lapangan d16-200.
c. Pemasangan bekisting dilakukan setelah pembesian selesai, bekisting menggunakan bahan
multiplex dan juga balok kayu sebagai pengunci bekisting, pada bagian yang mempunyai
bentuk tertentu kontraktor sudah menyiapkan cetakan yang sudah dibentuk.
d. Pengecoran pilar dilakukan menggunakan beton ready mix dengan tahan pengecoran
dilakukan dengan bantuan truk mixer concrete lalu dihubungkan ke saluran yang sudah
disiapkan, diujung saluran ada bucket dari excavator yang nantinya akan membantu
menuangkan beton cair kedalam pilar.
e. Perawatan dengan menutupi pilar yang sudah dicor dengan terpal selama 3 hari dan juga
penyiraman.
f. Pelepasan bekisting dilakukan ketika umur dan kualitas sudah sampai target yang di
inginkan.
6. Pekerjaan Gelagar

Pada proyek jembatan ini menggunakan gelagar precast . Jumlah gelagar yang dipesan berjumlah 14
buah dengan panjang masing-masng 6m. Adapun tahap-tahap dalam pemasangan gelagar, sebagai
berikut :

a. Pekerjaan Stressing
Dalam pelaksanaan pekerjaan gelagar jembatan ini meliputin dua tahapan yaitu stressing
dan pemasangan girder. Girder yang digunakan adalah precast posttension. Berikut tahapan
pengerjaan stressing girder pada proyek jembatan ini :
- Persiapan alat
- Kabel baja dimasukkan kedalam lubang girder (Duct) yang memiliki diameter 12,7mm.
- Pekerjaan strand, pada tahap ini strand dimasukkan kedalam lubang tendon yang
berada pada bagian tubuh girder. Setelah strand dimasukkan dapat disetting pada
angkur hidup.
- Memasang wedges/baji pada lubang-lubang anchor blok untuk dilakukan proses
stressing balok girder, salah satu ujung segmen disatukan menggunakan wedge plat hal
ini biasa disebut angkur hidup.

Anda mungkin juga menyukai