Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI

“SISTEM PENCERNAAN”
Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas tutorial
Mata kuliah keperawatan anak

Disusun oleh :

Nenden sri wahyuni


4003160094
D3 Keperawatan 2016

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG


TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-
organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan
organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi
sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka
makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses
pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam
tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur
mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu
proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian
mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses
pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan
mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya
proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti,
proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan
kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat


pencernaan makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di
bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus,


terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung
(ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati
(hepar), dan pankreas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :

A. Apa Definisi sistem pencernaan ?


B. Apa Organ sistem pada pencernaan manusia ?
C. Apa Gangguan-gangguan pada sistem pencernaan ?

C. TUJUAN PENULISAN
1.Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan
memahami tentang asuhan keperawatan pada anak dengan hiperaktif
2.Tujuan Khusus
Penulisan makalah ini bertujuan untuk agar mahasiswa mengetahui dan
memahami:
A. Definisi sistem pencernaan
B. Organ sistem pada pencernaan manusia
C. Gangguan-gangguan pada sistem pencernaan

D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai sistem pencernaan
2. Merangsang minat pembaca untuk mengetahui sistem pencernaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya
menjadi energi dan menegeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya
sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.
Selanjutnya adalah proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui
anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan
dibantu oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap organ dan
mempunyai fungsi masing-masing.

Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri


dari proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan
dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung dan proses
pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar
menjadi molekul yang berukuran kecil. Setiap organ dalam sistem
pencernaan manusia memiliki peranan penting dengan fungsi yang
berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan dimana
makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi dengan unsur kimiawi
yang dimiliki oleh lidah yang mengandung enzim amylase ( Ptyalin ) akan
mempermudah proses sistem pencernaan manusia dengan menghancurkan
makanan menjadi serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya
menuju lambung disini makanan akan dipecah kembali dan diproses
menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan
sirkulasi darah.
B. ORGAN SISTEM PADA PENCERNAAN PADA MANUSIA

1. Mulut ( Oris )
Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang
terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu
ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau
bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung
dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis,
di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir,
selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung
akhir saraf sensoris. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu
dalam proses pencernaan, yaitu: bibir, gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air
liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami pencernaan
secara mekanik dan kimiawi.
Dimana gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, pemecahan
partikel besar menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa
menimbulkan terdesak. Proses ini merupakan proses mekanik pertama
yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan sehingga
makanan menjadi halus. Dan lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di
dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan ( proses
penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang
dapat merasakan manis, asin, pahit dan asam.
Sedangkan kelenjar ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan
makanan. Selain itu, lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas,
dingin, asam, dan basa. Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ).
Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana (
maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekerja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.
Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga
menelan makanan yang telah kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ).
Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan lidah
tetap menekan langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes
terangkat menutup lubang ke arah saluran pernapasan.

2. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak
persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang
rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas
bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana.
Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari atas tiga bagian

Bagian superior: bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut, bagian media
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah
bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan faring, bagian inferior
disebut laringofaring yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak
dengan tenggorokkan (trakea).
Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring
terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher
bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan
nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis
lateral melalui ressus piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan
jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan
udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan
menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.
3. Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di
bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput
lender (mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan
lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea
dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma
masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan
berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung,
jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga
dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan
ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang
kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung.
Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian
pangkal kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan
makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi,
sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja otot-otot
organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari
).

4. Lambung
Lambung ( ventrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak
disebelah kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau
kantung nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ),
bagian tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan.
Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung
kardiak dan pilorus terdapat klep (sfingter) yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang,
dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi.
Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga
akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lender
( musin ), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah
lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang
masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein
menjadi pepton dan proteosa enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan
enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding
lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi
untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung. Lambung dapat meregang
sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya dapat bertahan
3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit
keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

5. Usus Halus
Usus halus (Intestinum minor) adalah bagian dari sistem pencernaan
makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum
panjangnya sekitar 6 m, merupakan saluran paling panjang tempat proses
pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan.

Bagian –bagian usus halus yaitu :

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk


sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas.
Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit
disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu
(duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus
pankreatikus). Empedu dibuat di hati, untuk dikeluarkan ke duodenum
melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan
bantuan lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu
dan di alirkan ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam- garam
empedu dan zat pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan
dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.

a. Jejunum
Panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari
intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk kipas
(mesenterium). Akar mesenterium memungkinkan keluar masuk arteri dan
vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara
lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium penampung jejunum
lebih lebar, dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh
darah.

b. Ileum
Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-kira 4-5
meter. ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan
perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini
diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup
valvula seikalis atau valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan
dalam kolom assendens tidak masuk kembali kedalam ileum.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan


melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi
glukosa, lemak di cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di
cerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya,
proses penyerapan (absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan
sebagian di usus penyerap karbohidrat setiap dalam bentuk glukosa

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh
usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang
disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus
halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat,
dinding vili banyak mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe.
(pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sai
makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk
pembuluh darah atau pembuluh limfe, Glukosa, Asam amino, Vitamin,
dan Mineral setalah diserap oleh usus halus melalui kapiler darah akan
dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati.
Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang
disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol
dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah bening usus
(pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan
garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat
empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K)
diserap oleh usus halus diangkut melalui pembuluh getah bening.
Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem peredaran darah.
Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa
makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus
besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung
di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam
darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.
Fungsi usus halus terdiri dari :

a. Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalui


kapiler- kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c. Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

6. Usus Besar

Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa


usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira
1,5-1,7 meter, dan lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari
dalam ke luar, lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang, lapisan Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:

1. Menyerap air dan makanan.


2. Tempat tinggal baktert koli.
3. Tempat feses.
4. Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon
descenden, rectum dan sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama


dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi fases. Dalam usus besar
juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses
pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu
(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan
oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres
dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi
(buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut
yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi
kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.

7. Rektum dan Anus

Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoit yang menghubungkan


intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan
sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rectum terletak dalam rongga
pelvis di depan os sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri dari dua bagian:

Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula
rekti terisi makanan akan timbul hasrat defekasi.
Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M.
sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (M sfingter ani eksterna).
Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi. Tunika mukosa rectum
banyak mengandung pembuluh darah. Jaringan mukosa dan jaringan otot
membentuk lipatan disebut kolomna rektalis. Bagian bawah kolomna
rektalis terdapat pembuluh darah V. rektalis. Sering terjadi pelebaran atau
varises yang disebut hemorid (wasir).
Defekasi adalah hasil repleks apabila bahan feses masuk kedalam rectum.
Dinding rectum akan meregang dan menyalurkan impuls aferens melalui
pleksus mesentrikus dan menimbulkan gerakan peristaltic pada kolon
desendens. Kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila
gelombang peristaltic sampai di anus, sfingter ani internus di hambat,
sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi defekasi.

1. Proses Pencernaan Makanan dalam Tubuh


Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan yang
cukup panjang, tahapan pertama adalah proses penghalusan makanan yang
terjadi pada saat mengunyah makanan didalam mulut, proses pelumatan
makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.
Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia dilakukan
sebanyak 32 kali kunyahan , karena hal itu nantinya akan mempermudah
kinerja pada proses selanjutnya di lambung. Makanan yang sudah halus
trsebut kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan bantuan air liur
melainkan enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.
Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah semua
sari makanan berupa vitamin, mineral, karbohidrat yang berperan sebagai
penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta beberapa sari makanan lain
yang terkandung diserap oleh tubuh melalui dinding – dinding lambung.
Setelah makanan diproses melalui lambung, makanan yang diproses
tersebut kemudian menuju usus halus ( deudenum , jejenum dan ileum )
disini makanan dipilah mana yang masih memiliki zat yang berguna untuk
tubuh dan mana yang tidak. Setelah makanan diproses di dalam usus halus
selanjutnya makanan yang tidak mengandung zat berguna bagi tubuh
menuju usus besar. Usus besar merupakan terminal terakhir makanan
tersebut berada dalam tubuh sebelum kemudian dibuang dalam bentuk
feses.

C. GANGGUAN-GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN


Gangguan pada sistem pencernaa makanan dapat disebabkan oleh
pola maknan yang salah, terinfeksi, bakteri, dan kelainan pencernaan,
diataranya sebagai berikut:
1. Parotitis
Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang
menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga, akibatnya
kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar
2. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang
ditandai dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang
kering membuat makanan kurang tercerna dengan baik
3. Tukak Lambung
Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung
bagian dalam. Maka secara teratur sangat dianjurkan untuk
mengurangi resiko timbulnya tukak lambung.
4. Appendiksitis
Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus besar
dan menyebabkan radang selaput rongga perut.
5. Diare
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun
protozoa pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses penyerapan
air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
6. Konstipasi
Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang berlebihan
pada sisa makanan di dalam usus besar. Akibatnya, feses menjadi
sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah
sembelit dianjurkan untuk buang air besar teratur tiap hari dan banyak
makan sayuran atau buah-buahan.
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan
dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan
proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengap
enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus.


Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar
(kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap
usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan
secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara
mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus.
Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan
enzim.

Fungsi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan memilah zat


yang terkandung oleh tubuh untuk dijadikan energi.
DAFTAR PUSTAKA

Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Pearce, C, Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai