Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS


MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM AYAM KAMPUNG
UNGGUL BALITBANGTAN (KUB)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Manajemen Ternak Unggas pada Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin
Makassar

OLEH:

FAIKATUSHALIHAT
60700117004

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG UNGGUL
BALITBANGTANG (KUB)

Maintenance Management Of Chicken Balitbangtan Superior Village

Faikatushalihat, Yayan Bastyar


Jurusan Ilmu Petrnakan Fakultas Sains dan Teknologi
Jalan H. Yasin Limpo No. 36, Samata, Kab. Gowa
email: faikatushalihat2010@gmail.com, telp.083133520379

ABSTRAK

Praktek Lapang ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui manajemen


perkandangan serta manajemen pemeliharaan ayam KUB selama 30 hari hari. Praktek
lapang ini dilaksanakan pada tanggal 23 September sampai dengan 20 Oktober 2019
dan bertempat di kandang Peternakan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan. Alat yang digunakan yaitu gasolek, tabung gas 3 kg, timbangan, Automatic feeder,
Baby drinker, dan Bell drinker. Sedangkan bahan yang digunakan air, pakan , gas elpiji,
korek, kardus, Neubro, ayam, sekam, seng alumunium, bambu, karung, kertas, vaksin
dan getah cendana. Parameter yang diamati yaitu pertambahan bobot badan dan
mortalitas.

Kata kunci: Ayam KUB, pertambahan bobot badan, mortalitas dan manajemen
pemeliharaan.

ABSTRACT

This Field Practice was carried out aiming to find out the management of the housing and
management of KUB chicken maintenance for 30 days. This field practice was carried out on
September 23 until October 20, 2019 and took place in the enclosure of Alauddin State Islamic
University Makassar Animal Husbandry, Samata Village, Somba Opu District, Gowa Regency,
South Sulawesi Province. The tools used are gasolek, 3 kg gas cylinders, scales, automatic feeders,
baby drinkers, and bell drinkers. While the materials used are water, feed, LPG gas, matches,
cardboard, neubro, chicken, husk, zinc aluminum, bamboo, sacks, paper, vaccines and sandalwood
sap. The parameters observed were body weight gain and mortality.

Keywords: KUB chicken, body weight gain, maintenance and management mortality.

PENDAHULUAN

Ayam kampung merupakan merupakan salah satu jenis ternak unggas yang
sudah memasyarakat. Ayam kampung ini sebutan di negara Indonesia untuk ayam
peliharaan yang bukan ditangani dengan cara ternak atau budidaya massal komersial
dan tidak berasal-usul dari ras yang dihasilkan secara massal demi kepentingan
komersial tersebut (Sopiandi, 2015).
Bobot badan ayam kampung umur 8 minggu yang dipelihara secara tradisional
dan intensif, pada umur yang sama mencapai 1.435,5 g. Pertambahan bobot badan ayam
buras yang dipelihara intemsif rata-rata 373,4 g/hari dan dan yang dipelihara secara
ekstensif adalah 270,67 g/hari. Rendahnya pertambahan bobot badan pada anak ayam
buras yang dipelihara secara ekstensif , karena kurang terpenuhinya kebutuhan gizi
sehingga menghambat laju pertumbuhan (Margawati, 2011).
Secara makro kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar
dari pengaruh cuaca buruk, hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang berfugsi
sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stres
sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal (Suprijatno, 2013).
Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien,
meskipun energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum terpenuhi
sesuai kebutuhan ternak maka efesiensi penggunaan pakan rendah,. Untuk membuat
formulasi ransum harus memperhatikan kandungan energi dan lain-lainnya
(Atmomarsono, 2005).
Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di kelompokkan
menjadi beberapa macam yaitu disebabkan karena stres, defesiensi zat makanan, parasit
penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit
karena cendawan (Sudarmono, 2013).
Ayam KUB merupakan hasil penelitian Balai Penelitian Ternak-Badan Litbang
Pertanian yang dilakukan sejak tahun 1997 dan telah dilisensikan kepada PT AKI (Ayam
Kampung Indonesia). Ayam kampung unggul tersebut kemudian diuji untuk dipastikan
memiliki kelebihan dibandingkan dengan ayam kampung biasa yang terdapat di
masyarakat. Ayam KUB memiliki keunggulan dibanding ayam kampung biasa antara
lain sifat mengeram lebih pendek, produksi telur lebih tinggi, pakan lebih efisien dan
lebih tahan penyakit. Kedepan, diharapkan inovasi ayam KUB ini dapat diterima secara
luas oleh masyarakat dan selanjutnya mampu meningkatkan taraf hidup dan tingkat
kesejahteraan hidup dari masyarakat Indonesia (Azzahra, 2015).
Ayam KUB (ayam Kampung Unggul Balai Penelitian Ternak) merupakan salah
ayam kampung hasil pemuliabiakan yang dilakukan oleh Balitnak (Balai Penelitian
Ternak) yang bertempat di Ciawi (Bogor). Proses pembentukan ayam KUB pada 1997-
1998, Balitnak berinisiatif melakukan penelitian breeding ayam kampung dengan
mendatangkan indukan ayam kampung dari beberapa daerah di Jawa Barat yakni dari
Kecamatan Cipanas/Kabupaten Cianjur, Kecamatan Jatiwangi/Kabupaten Majalengka,
Kecamatan Pondok Rangon/ Kota Depok, Kecamatan Ciawi/Kabupaten Bogor, dan
Kecamatan Jasinga/Kabupaten Bogor (Sartika et al., 2013).
Berbagai keunggulan ayam KUB yang dimiliki seperti produksi telur tinggi
(50%), sifat mengeram rendah 10%, performa dan rasa sama dengan ayam kampung
pada umumnya, dapat dijadikan parent stock untuk disilangkan dengan pejantan unggul
lainnya, konsumsi pakan rendah (80–85 gr/ekor/hari) dengan konversi pakan 3.8,
mortalitas rendah dengan system pemeliharaan intensif, dan pertumbuhan lebih cepat
bisa mencapai bobot 800 gr-1.000 gr dengan masa pemeliharaan 10–12 minggu. Hal ini
menyebabkan ayam KUB cepat diterima dan mudah berkembang dimasyarakat (Munir,
2017).
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Mulk/ 67 : 19 sebagai berikut :
   
    
    
   
Terjemahnya:
“19. dan Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang
mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang
menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha
melihat segala sesuatu.”
Menurut Tafsir as-Sa’adi/Syaikh Abdurrahman bin Nashiras-Sa’di bahwa ayat ini
merupakan teguran dan dorongan untuk melihat keadaan burung yang telah Allah
tundukkan, dan Dia tundukkan pula udara untuknya, burung tersebut mengembangkan
sayapnya untuk dapat terbang dan menggenggamnya untuk turun, ia selalu melayang di
udara berkeliling sesuai keinginan dan kebutuhannya. Syaikh As-Sa’diy menerangkan,
Allah Subhaanahu wa Ta’aala yang menundukkan udara untuknya, menjadikan jasad
dan fisik mereka dalam keadaan siap untuk terbang. Siapa saja yang memperhatikan
keadaan burung dan mengambil pelajaran dari sana tentu hal itu akan menunjukkannya
kepada kekuasaan Allah dan perhatianNya kepada makhluk dan bahwa dia Maha Esa
tidak ada yang berhak disembah selain Dia.
Adapun jenis bahan pakan yang dapat diberikan pada ayam sebagai berikut
yaitu dedak padi, jagung, bungkil kelapa, bungkil inti sawit, tepung singkong, menir,
beras , tepung ikan, ikan rucah, ikan asin, tepung daun lamtoro, dedak jagung.
Pemberian pakan kebutuhan pakan ayam KUB berdasarkan tingkatan umur Umur
(minggu) kebutuhan pakan 0-1 minggu adalah 05-10 (g/e/hari), 1-2 minggu adalah 10-15
(g/e/hari), 2-3 minggu adalah 15-20 (g/e/hari), 3-4 minggu 20-25 (g/e/hari), 4-5 minggu
adalah 25-30 (g/e/hari), 5-6 minggu adalah 30-40 (g/e/hari), 6-7 minggu adalah 40-50
(g/e/hari), 7-8 minggu adalah 50-70 (g/e/hari), menjelang bertelur 80-90 (g/e/hari),
periode bertelur 90-100 (g/e/hari) (Hayanti, 2014)
Yuwono dan Prasetyo (2013), melaporkan bahwa usaha ayam kampung
memberikan kinerja yang bagus melalui peningkatan sistem pemeliharaan dari yang
awalnya semi intensif menjadi intensif dan mengarah kepada usaha agribisnis. Dengan
demikian, diharapkan pengembangan ayam KUB di Kalimantan Selatan dapat
memberikan nilai tambah ekonomis melalui sistem pemeliharaan semi intensif dan
intensif. Dalam rangka mengeksplorasi dan mengetahui lebih lanjut informasi kinerja
produksi ayam KUB yang dilakukan pada tingkat peternakan rakyat, maka dilakukan
suatu demo plot pengembangan usaha ayam KUB di tingkat peternakan rakyat di Desa
Teluk Cati, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan
Maret tahun 2013.

METODE PRAKTEK LAPANG

Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat dilaksanakannya praktek lapang ini yaitu pada hari Senin 23
September sampai dengan Sabtu 20 oktober 2019 pukul 06.00-17.30 WITA dan bertempat
di Samata Kandang Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Kelurahan Samata,
Kecamatan Somba opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Materi Praktek Lapang


Alat yang digunakan pada praktek lapang ini yaitu gasolek, tabung gas 3 kg,
timbangan, tempat pakan, tempat minum. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air,
pakan, gas elpiji,, korek, kardus, neubro, ayam, karung, vaksin dan getah cendana.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan kendang yang akan ditempati ayam.
3. Membuat 4 flog untuk ayam dari seng aluminium dan dilapisi kertas karton
4. Menaburi masing-masing flog dengan sekam
5. Mengatur letak tempat air, pakan serta gasolen
6. Mengatur suhu kandang yang disesuaikan dengan kondisi ternak
7. Menempatkan DOC di masing-masing flog
8. Memberi pakan yang disesuaikan dengan tingkat konsumsi ayam serta air
secara ad libitum
9. Melakukan penimbangan awal hari pertama praktikum dengan mengambil
sampel setiap flog
10. Membersihkan tempat air minum, tempat pakan serta kendang setiap pagi dan
sore
11. Melakukan pemeliharaan selama 30 hari
12. Melakukan penimbangan akhir di hari ke-30
13. Mencatat hasil praktek lapang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Penimbangan Awal


Sampel Hitam Putih Coklat Orange Abu-Abu
1 46 gram 52 gram 39 gram 48 gram 51 gram
2 42 gram 46 gram 34 gram 43 gram 56 gram
3 41 gram 40 gram 43 gram 41 gram 37 gram
4 58 gram 54 gram 38 gram 42 gram 40 gram
Sumber: Kandang Peternakan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Kelurahan
Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan,
2019.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penimbangan Akhir


No Sampel Hitam Putih Coklat Orange Abu-Abu
1 Sampel 1 240 gram 280 gram 290 gram 240 gram 300 gram
2 Sampel 2 320 gram 270 gram 220 gram 230 gram 230 gram
3 Sampel 3 100 gram 100 gram 140 gram 160 gram 130 gram
4 Sampel 4 400 gram 360 gram 400 gram 300 gram 300 gram
Sumber: Kandang Peternakan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Kelurahan
Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan,
2019.
Analisis Data
Mortalitas

Jumlah ayam yang mati


Mortalitas = 𝑥 100%
Jumlah Populasi

94 ekor
Mortalitas = 𝑥 100%
2000

= 4,7%
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan penanganan yang dilakukan pada praktek lapang
ini DOC di dapatkan hasil bahwa jenis ayam yang dipelihara yaitu jenis ayam KUB yang
diberikan oleh Menteri Pertanian dengan jumlah DOC yaitu 2000 ekor. Sebelum DOC di
masukkan dalam kandang terlebih dahulu pemanas dihidupkan menggunakan gasolek.
Pertambahan bobot badan merupakan selisih dari bobot akhir dengan bobot
badan awal pada saat tertentu. Pertambahan bobot badan ayam KUB (ayam unggul
Balitbantang) yaitu pada penimbangan awal pada sampel 4 warna hitam 58 gram, putih
54 gram, coklat 38 gram, orange 42 gram, abu-abu 40 gram dan penimbangan akhir
sampel 4 warna hitam 342 gram, warna putih 306 gram, warna coklat 362 gram, warna
orange 258 gram dan warna abu-abu 260 gram, pertambahan bobot badan ini diperoleh
dari bobot badan akhir-bobot badan awal, perbedaan bobot badan ayam ini dipengaruhi
oleh tingkat konsumsi pakan dan keadaan lingkungan kandang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Margawati (2011) yang menayatakan obot badan ayam kampung umur 8
minggu yang dipelihara secara tradisional dan intensif, pada umur yang sama mencapai
1.435,5 g. Pertambahan bobot badan ayam buras yang dipelihara intemsif rata-rata 373,4
g/hari dan dan yang dipelihara secara ekstensif adalah 270,67 g/hari. Rendahnya
pertambahan bobot badan pada anak ayam buras yang dipelihara secara ekstensif ,
karena kurang terpenuhinya kebutuhan gizi sehingga menghambat laju pertumbuhan.
Manajemen perkandangan ayam KUB yaitu jenis kandang yang digunakan
berupa kandang postal (Litter) dengan menggunakan alas satu lapis yang berasal dari
serbuk gergaji atau sekam padi, sekeliling kandang di tutup menggunakan karung. Hal
ini sesuai dengan pendapat Suprijatno (2013) yang menyatakan secara makro kandang
berfungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk,
hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang berfugsi sebagai tempat untuk
menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stres sehingga kesehatan
ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal.
Manajemen pemeliharaan ayam KUB yakni meliputi sistem perkandangan,
perkandangan, pakan dan minum, kesehatan dan penyakit serta lama pemeliharaan.
Sistem perkandangan yang digunakan berupa kandang intesif selama 30 hari.
Manajemen perkandangan yaitu menggunakan kandang postal (Litter) dengan model
atap monitor, dinding yang terbuat dari seng serta alas berupa serbuk gergaji dan Koran
kemudian setelah itu alas kandang yang digunakan serbuk gergaji. Pemberian pakan
dan minum berupa konsentrat yang diberikan secara adlibitum
Manajemen pakan pada pemeliharaan Broiler yaitu pemberian konsentrat secara
adlibitum sesuai dengan umur dan bobot badan ternak dan pemberian air adlibitum. Hal
ini sesuai dengan pendapat Atmomarsono (2005) yang menyatakan kandungan energi
pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien, meskipun energi terpenuhi tetapi
apabila kebutuhan nutrien lainnya belum terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka
efesiensi penggunaan pakan rendah,. Untuk membuat formulasi ransum harus
memperhatikan kandungan energi dan lain-lainnya.
Manajemen kesehatan ayam KUB yaitu dengan penerapan Biosecurity. Dengan
penerapan sanitasi dan pembersihan kandang dengan cara menyapu lantai dan
vaksinasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono, (2013) yang menyatakan penyakit
yang sering menyerang ayam secara umum dapat di kelompokkan menjadi beberapa
macam yaitu disebabkan karena stres, defesiensi zat makanan, parasit penyakit karena
protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena cendawan.

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu pertambahan berat badan ayam KUB
memiliki performan yang baik pada umur 30 hari yaitu 300 gram dan mendapatkan
konsumsi ransum konsentrat adlibitum sesuai dengan umur dan bobot badan ternak dan
pemberian air adlibitum, dengan mortalitas yaitu 4,7%
Saran
Performan yang baik pada ayam kampung dapat ditingkatkan melalui
manajemen yang intensif dengan meningkatkan manajemen pemeliharaan, pemberian
pakan dan kualitas pakan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Sopiandi. 2015. Mengenal dan Beternak Ayam. Dian Publishing Company. Jakarta

Margawati, E. T. 2011. Efesiensi Penggunaan Ransum Oleh Ayam Kampung Jantan dan
Betina pada Periode Pertumbuhan. Prosiding Seminar Nasional Tentang Unggas
Lokal. 28 Sept. Fakultas Peternakan UNDIP. Semarang. Hal. 127-132

Suprijatno. 2013. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Atmomarsono. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Indonesia. UUI Press.
Jakarta.

Sudarmono. 2013. Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai