Anda di halaman 1dari 6

Tahapan Perhitungan

Uji Pemompaan (Pumping Test)


 Persiapkan alat dan bahan yaitu : data yang akan dihitung, mika bening,
penggaris, alat tulis serta diagram plotting.
 Kemudian dalam tahap pengerjaan awal terlebih dahulu membuat garis tepi
yang membatasi area diagram plot agar kertas mika tidak bergeser.

 Setelah itu sebelum plotting pada diagram tersebut terlebih dahulu


memasukkan nilai waktu yang diperlukan saat pemompaan (sekon) dan nilai
penurunan muka air (meter). Dimana Pada diagram yang merupakan sumbu X
adalah nilai dari waktu yang diperlukan saat pemompaan (sekon) sedangkan
sumbu Y adalah nilai penurunan muka air (meter).
 Kemudian akan didapatkan hasil plot dengan gambaran kurva hasil plot pada
diagram yang seperti gambar di bawah ini.

 Lalu hasil plot diagram tersebut akan diinterpolasikan dengan digram kurva
yakni diagram untuk mencari nilai dari “u”. Dengan mencari titik yang
persebarannya paling banyak atau mengenai kurva ketika dicocokkan. Dalam
mencari titik tersebut hasil titik plot harus mengenai kurva dan saat pencocokan
dengan kurva hanya dapat digeser atas dan bawah saja dan sesuai dengan garis
tepinya. Dan beri tanda titik nilai dari “u” pada kurva.
 Kemudian dengan membaca nilai dari hasil plot dengan cara menarik garis ke
bawah pada pembacaan Sumbu X, dimana pada sumbu X merupakan nilai dari
u, didapatkan nilainya adalah

 Kemudian mencari nilai u dengan melakukan perhitungan seperti di bawah ini


:

 Selanjutnya adalah mencari nilai dari W (u), caranya adalah dengan memakai
nilai klasifikasi L.K.Wenzel, dan memperhatikan hasil nilai dari u.
 Lalu mencari nilai yang merupakan total waktu yang diperlukan saat dilakukan
pemompaan. Yakni dengan cara seperti gambar di bawah ini :

 Kemudian mencari nilai drawdown (s) yang merupakan penurunan muka air
ketika dilakukan pemompaan. Dengan cara sebagai berikut :

(hasil yang negatif menunjukkan adanya penurunan kedalaman MAT)


 Selanjutnya mencari nilai Q yang merupakan debit air setelah pemompaan.
Dengan cara sebagai berikut :

 Setelah itu mencari nilai dari Transimissivitas (T) yang merupakan nilai
kemampuan air (kecepatan air) untuk dapat lolos pada akuifer. Dengan
perhitungannya sebagai berikut :
 Selanjutnya mencari nilai dari Storativitas (S) yang merupakan koefisien yang
menunjukkan besarnya volume air yang dapat dikeluarkan atau disimpan oleh
akifer setiap satu satuan luas per unit perubahan kedudukan muka air tanah.
Nilai S tidak mempunyai satuan. Dengan perhitungannya adalah :

 Kemudian mencari nilai dari Specific Capasity (Qs), yang merupakan nilai dari
debit air secara spesifik seusai dilakukan pemompaan. Dengan perhitungannya
adalah sebagai berikut :

 Kemudian mencari nilai debit maksimal (100 %), yang merupakan debit air
secara keseluruhan seusai pemompaan dilakukan. Dengan perhitungannya
adalah sebagai berikut :

 Selanjutnya adalah mencari nilai dari debit optimum (90%), yang merupakan
debit air yang secara optimal dapat terambil dan dioptimalkan pengambilannya
dan penggunaannya. Dengan perhitungannya adalah sebagai berikut :
 Setelah itu mencari nilai debit konservasi (60 %), yang merupakan debit air
yang tidak mengalami pencemaran atau ditinjau terus kualitasnya seusai
pemompaan dilakukan. Dengan perhitungannya adalah sebagai berikut :

 Selanjutnya adalah mencari effisiensi dari pengukuran debit air, yang


merupakan nilai yang persentase bagaimana keoptimalan debit air ketika
sebelum dan sesudah mengalami penurunan muka air. Dengan melakukan
plotting pada kurva Optimum Q melihat pada sumbu X merupakan nilai dari
debit optimum atau pumping rate dan ditarik garis hingga berjumpa dengan
kurva dan pembacaan nilai efisiensi pada sumbu -Y.

Anda mungkin juga menyukai