I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada masyarakat di lingkungan sekitar
Puskesmas 22 Ilir, Jln. Syech Abdul Somad, Bukit Kecil, Palembang
masyarakat mampu memahami tentang limbah.
2. Tujuan Khusus
2.1 Masyarakat mampu memahami tentang pengertian limbah.
2.2 Masyarakat mampu memahami tentang jenis-jenis dan sumber-sumber
limbah.
2.3 Masyarakat mampu memahami tentang damapk dari limbah.
2.4 Masyarakat mampu melakukan pengolahan dan penanganan dari limbah.
2.5 Masyarakat dapat berprilaku sehat dalam pengolahan limbah.
II. SASARAN
Seluruh masyarakat di lingkungan Puskesmas 22 Ilir, Jln. Syech Abdul Somad, Bukit
Kecil, Palembang dan sekitarnya
2
3. Menyampaikan 3. Mendengarkan dan
kesimpulan kepada Menyimak
masyarakat kesimpulan yang
disampaikan
4. Memberikan salam 4. Menjawab salam
V. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada masyarakat
seputar materi yang disampaikan penyaji, seperti:
1. Apa pengertian dari limbah?
2. Sebutkan minimal 3 sumber dari limbah?
3. Bagaimana cara pengolahan limbah?
LIMBAH
A. PENGERTIAN
Limbah adalah adalah bahan sisa/benda yang dibuang, baik berasal dari alam
ataupun dari hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa
kotoran hewan, tanaman, atau sayuran.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis.
Karakteristik Limbah :
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah :
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
B. KLASIFIKASI LIMBAH
I. Berdasarkan sumbernya, limbah dibedakan menjadi:
a) Limbah alam : Limbah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami.
b) Limbah manusia : Hasil hasil pencernaan manusia.
c) Limbah konsumsi : Limbah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna
barang.
4
Limbah Rumah Tangga
Adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa
berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, dan lain-lain bisa juga berupa kertas,
kardus atau karton.
d) Limbah nuklir : hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium
e) Limbah industry : Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi
oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Mengandung zat
yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan
senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan
maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat
membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut.
f) Limbah Pabrik : Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang
berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas
yang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di
sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan
tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai
untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi,
Cuci, Kakus)
g) Limbah pertambangan
5
alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya
dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan,
jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih
mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam,
tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Limbah organic dibagi menjadi dua, yaitu:
Limbah organic basah
Limbah ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit
buah dan sisa sayuran.
Limbah organic kering
Limbah ini memiliki kandungan air yang relative sedikit. Contohnya
kayu, ranting pohon, dedaunan kering, dan lain lain.
b. Limbah anorganik : limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Limbah yang tidak akan / sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak dapat terurai). Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan
sampah sejenisnya. Limbah ini tidak dapat diuraikan oleh organisme detrivor atau
dapat diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Limbah ini tidak dapat
membusuk, oleh karena itu dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku
dijual untuk dijadikan produk lainnya.
Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat
tersebut adalah :
Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang
berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan
biji logam dan bahan bakar fosil.
Limbah anorganik dapat dibagi menjadi:
Recyclable : limbah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi.
Non-recyclable : limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali.
6
III. Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4
macam, yaitu :
a) Limbah cair : bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan limbah. Limbah
cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair (PP 82 thn. 2001).
Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
1. Sifat Fisika dan sifat Agregat.
Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan
menggunakan metoda Titrimetrik.
2. Parameter logam.
Contohnya, Arsenik (As) dengan metoda SSA
3. Anorganik non Metelik.
Contohnya, Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofeno
4. Organik Agregat.
Contohnya, Biological Oxygen Demand (BOD)
5. Mikroorganisme contohnya E coli dengan metoda MPN
6. Sifat khusus contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metoda Titrimetrik
7. Air laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
b) Limbah padat : segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan limbah cair.
c) Limbah gas/partikel : Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa
partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap
dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen
oksida, ozon (asap kabut kimiawi), karbon monoksida
dan timah.
d). Limbah B3 (Bahan Brebahaya dan Beracun)
Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
atau limbah suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
7
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak dan mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
Primary sludge : limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada
pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa
senyawa organik yang stabil dan mudah menguap
Chemical sludge : limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi
Excess activated sludge: limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan
organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut
Digested sludge : limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan
digested aerobic maupun anaerobic di mana
padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.
Karakteristik limbah beracun, yaitu:
Limbah mudah meledak
Limbah mudah terbakar.
Limbah reaktif .
Limbah beracun.
Limbah yang menyebabkan infeksi.
Limbah yang bersifat korosif.
C. DAMPAK LIMBAH
I. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menebabkan atau menimbulkan panyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat
8
Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
Penyakit lainnya (beriko)
9
untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab terkontaminasinya ikan, udang dan
biota air lainnya.
Pertambangan memerlukan proses lanjutan pengolahan hasil tambang menjadi
bahan yang diinginkan. Misalnya proses dipertambangan emas, memerlukan bahan air
raksa atau mercury akan menghasilakan limbah logam berat cair penyebab keracunan
syaraf dan merupakan bahan teratogenik.
Kegiatan sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui sarana transportasi,
dengan limbah gas buang di udara, tumpahan minyak dan oli dilaut sebagai limbah
perahu atau kapal motor dikawasan wisata bahari.
10
2. Penyimpanan
Limbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan
setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya
kertas bekas atau botol bekas.
3. Pengiriman atau penjualan
Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan
material bekas sebagai bahan baku atau dapat dijual atau diberikan ke pemulung.
11
Limbah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang-
barang sama seperti barang semula atau menjadi barang lainseperti botol yang baru, vas
bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik dan
ekonomis.
4. Limbah kertas
Sampah kertas kelihatannya memang mudah hancur dan tidak berbahaya seperti
sampah plastik. Namun walau bagaimanapun yang namanya sampah pasti menimbulkan
masalah jika berserakan begitu saja.
Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak langsung.
Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau barang yang
berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas tersebut dapat dilebur
terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat berbagai kerajinan.
Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul buku,
bingkai photo, tempat pensil, dan lain sebagainya.
12
II. MENGURANGI LIMBAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
.
1. Reuse
Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa
pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.
Contohnya, penggunaan bahan-bahan plastik / kertas bekas untuk benda-benda
souvenir, bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang
telah kosong diisi kembali dan sebagainya.
2. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan
cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
Contohnya, kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau
logam bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur ulang
menjadi kompos (pupuk)..
3. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat
mengurangi produksi sampah.
Misalnya, ibu-ibu rumah tangga kembali kepola lama yaitu membawa keranjang
belanja ke pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah
akan berkurang (terreduksi
4. Replace
Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya
mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah
yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya.
5. Refill
Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
6. Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agat tidak menambah produksi
limbah.
13
III. Dengan Cara Pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-
limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu
dinyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah:
1. Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
2. Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup keci
3. Dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas,
listrik dan pencairan logam.
14
3. De-watering and drying
4. Disposal
5. Solidification/Stabilization
Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6
golongan, yaitu:
1. Macroencapsulation : proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus
dalam matriks struktur yang besar
2. Microencapsulation : proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar
terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik
3. Precipitation
4. Adsorpsi : proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada
bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
5. Absorbsi : proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya
ke bahan padat
6. Detoxification : proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa
lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang
sama sekali
2. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam
teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga
sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari
sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari
bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata.
Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi
memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat
dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan
yang relatif kecil.
15
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating
value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya
proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat
diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk
membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit,
single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari
semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut
dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.
16