Anda di halaman 1dari 16

I.

SIFAT-SIFAT KAYU

1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan, dimana pulau-pulau besarnya seperti Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya masih banyak terdapat hutan sebagai
penghasil kayu, dengan jenis pohon yang sangat banyak jumlahnya.
Sangat disayangkan selama ini bangunan-bangunan yang dibuat dengan bahan kayu
dibangun dengan didasari sedikit pengetahuan tentang bangun kayu dan sifat-
sifatnya, sehingga pemakaian kayu pada suatu konstruksi terlalu berlebihan atau
pemborosan bahan kayu, yang pada akhirnya berdampak pada pembabatan hutan
yang berlebihan, sehingga dapat mengurangi areal hutan di Indonesia bahkan di
seluruh dunia sebagai penghasi Oksigen.
Dengan alasan tersebut diatas, untuk menghasilkan konstruksi yang kokoh dan hemat
bahan kayu, para ahli terus melakukan penyelidikan-penyelidikan bahan dan sifat-
sifat bahan pada konstruksi kayu, juga mengembangkan alat-alat sambung pada
konstruksi kayu.
Dengan ditemukannya dasar-dasar bangun kayu dan sifat bahan juga alat sambung
modern, pemakaian kayu pada konstruksi dapat dihemat dan bangunan-bangunan
besar seperti kuda-kuda untuk pabrik atau gedung olah raga dengan bentangan 50 m
dapat dibuat.

2. BANGUN KAYU

2.1 TAMPANG LINTANG POHON

Jika sebatang pohon dipotong


melintang, maka terdapatlah beberapa
macam bagian dari kayu, yaitu :
a. Kulit luar kayu, yaitu bagian yang
telah mati, berfungsi melindungi
bagian-bagian disebelah dalamnya.
b. Kulit dalam kayu, yaitu bagian
yang masih hidup, berfungsi
mengangkut atau mengantar makanan
yang dibuat di daun kebagian-bagian
bawah lainnya.
c. Cambium, merupakan lapisan yang sangat tipis, tebalnya hanya microscopis
saja. Proses pertumbuhan terjadi di lapisan tersebut, dimana sel-sel memecah,
tumbuh dan memecah lagi untuk membentuk sel-sel kulit atau zat kayu yang
baru.
d. Kayu muda (Gubal), merupakan kayu yang lunak berwarna keputihan, dengan
tebal berkisar antara 1 cm sampai dengan 20 cm, tergantung jenis pohonnya.
Kayu gubal merupakan bagian yang hidup dari pohon, air dan zat makanan
melewati bagian ini diangkut dari akar ke daun untuk di olah, kemudian
dibagikan kebagian yang membutuhkan. Kayu gubal juga berfungsi sebagai
tempat menyimpan bahan makanan.
e. Kayu Firas(Heartwood), yaitu bagian inti yang kuat dan teguh, warnanya lebih
tua dari kayu gubal. Karena pada kayu ini tidak terdapat bahan makanan di
dalamnya, maka lebih awet daripada kayu gubal. Hal ini penting jika kita
merencanakan konstruksi kayu yang ditempatkan ditempat dengan resiko
pelapukan yang tinggi, misalnya tertimbun di dalam tanah.
f. Hati kayu (Pitch), berfungsi untuk menentukan suatu jenis pohon. Sel-sel yang
membentuk kayu itu bentuknya seperti pipa dan sebagian besar arah
memanjang batang.
g. Jari-jari teras (Woodrays), adalah beberapa kelompok sel-sel yang berarah
tegak lurus terhadap serat kayu, arah radial. Bertugas mengangkut makanan
ke arah radial dan juga sebagai tempat penyimpanan bahan makanan.

2.2 JENIS POHON

Pohon-pohon dapat digolongkan menjadi 2 golongan besar, yaitu kayu lunak (soft
wood) dan kayu keras (hard wood), tetapi penggolongan kayu ini kurang tepat karena
di dalam golongan kayu lunak terdapat kayu keras, dan di dalam golongan kayu keras
terdapat kayu lunak.

Cara penggolongan ke dua adalah berbentuk jarum (naaldhout) dan berdaun lebar
(loofhout, penggolongan inipunkurang tepat karena kayunya sukar dibeda-bedakan.

Penggolongan paling tepat untuk membedakan kayu lunak dengan kayu keras adalah
pohon berpori dan pohon tidak berpori.

2.3 SEL KAYU

Semua kayu dibentuk oleh sel-sel yang kebanyakan bentuknya panjang seperti pipa
tetapi ujungnya merupakan titik. Sel-sel tersebut kosong, dindingnya dibentuk leh
selulosa yang direkatkan sesamanya oleh zat pengikat (Lignin). Pada musim hujan
pohon banyak mendapatkan air dan zat makanan, maka sel tumbuh dengan
subur,maka dindingnya tipis tetapi irisannya melintang besar. Sebaliknya pada musim
kemarau sel-sel kurang mendapatkan air dan zat makanan, maka didingnya tebal.

Untuk membedakan kayu keras dan kayu lunak, penggolongan yang paling tepat
adalah dengan membedakan sel yang di kandung oleh kayu tersebut. Ada beberapa
macam sel kayu yang terdapat di dalam kayu lunak dan kayu keras. Pada kayu lunak
terdapat Tracheids, Parenchyma dan lubang-lubang damar. Sedangkan pada kayu
keras terdapat Fibers, Parenchyma dan pori atau pipa-pipa. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pada kayu lunak tidak terdapat pori (non-porous) dan pada kayu keras terdapat
pori /berpori (porous).

2.4 PERTUMBUHAN SEL KAYU

Pertumbuhan sel kayu terjadi di lapisan kambium, di mana sel induk bertumbuh dan
intinya membelah diri menjadi 2 bagian dalam arah memanjang. Satu bagian akan
tetap menjadi sel induk yang kemudian akan membelah diri lagi, sedangkan yang satu
lagi akan menjadi sel kulit luar (sel kayu), hal ini tergantung dari letaknya dan
kebutuhan pohon tersebut.
Menurut rumus kimia, kayu terdiri dari :
1. Selulose (𝐶6 𝐻10 𝑂5 )𝑥 ∶ ±60 %
2. Lignin : ± 28 %
3. Zat-zat lain (zat gula dsb) : ±12 %

2.5 GELANG TAHUN

Gelang tahun adalah lapisan yang


merupakan gelang atau cincin pada
penampang melintang kayu.
Selama pertumbuhan pohon,
setiap tahun terjadilah lapisan sel-
sel kayu di sekeliling kayu inti
sehingga batang pohon bertambah
besar, dengan ketebalan bervariasi
antara 0,5 mm sampai dengan 12
mm.
Umur pohon dapat diketahui dari
irisan batang bagian bawah.Untuk
daerah-daerah yang tidak
mengalami perbedaan banyaknya hujan dimusim hujan dan kemarau (misalnya Jawa
Barat) maka gelang tahun sukar dilihat. Mutu kayu juga dipengaruhi oleh tebalnya
gelang tahun, semakin tipis semakin kuat, karena lapisan tipis berarti sel-sel kecil,
sehingga dinding sel relatif tebal.

2.6 MATA KAYU

Mata Kayu adalah tempat pertemuan batang kayu dan dahan timbulah bagian yang
berbentuk bulat dan tua warnanya. Setiap pohon selalu ada mata kayunya dan susah
dalam penggunaan kayu tersebut. Mata kayu umumnya lebih keras dari bagian kayu
lainnya, hal ini menyebabkan membengkoknya arah serat kayu di sekelilingnya, yang
menyebabkan kekuatan kayu itu juga berkurang. Selain itu daya isapnya juga
berkurang sehingga menyulitkan pada pekerjaan mengecat. Pengaruh mata kayu
terhadap kekuatannya tergantung dari jenis konstruksinya, sebagai batang tarik,
batang tekan atau balok lentur.

3. SIFAT FISIK KAYU

Berat sebatang kayu dipengaruhi oleh kadar lengas kayu, sehingga sulit untuk
menentukan berat jenisnya, akan lebih baik jika membahas tentang kerapatan kayu.
Angka kerapatan adalah hasil bagi berat kering (ovendry) dengan isi (volume)
potongan kayu.

Kerapatan menunjukan besarnya kekuatan kayu, meskipun sifat lainnya juga ada
pengaruhnya, seperti kadar lengas, arah serat dan mata kayu. Angka kerapatan
tergantung pada banyaknya zat dinding sel tiap-tiap satuan isi. Kayu yang berserat
kasar mengandung sedikit dinding sel tiap satuan isi, sehingga angka kerapatannya
rendah.

Semakin kecil angka kerapatan, semakin kecil pula angka kekuatan kayu. Jadi sepotong
kayu yang irisan melintangnya tiap 1 dm mengandung 12 gelang tahun akan lebih kuat
daripada yang hanya mengandung 10 gelang tahun.

3.1 PENGARUH TEMPERATUR

Kayu akan mengembang jika dipanasi dan menyusut jika didinginkan. Pada temperatur
biasa, angka pertambahan panjang linier dari kayu dalam arah sejajar serat rendah
sekali jika dibandigkan dengan besi. Untuk arah tegak lurus serat, angka pertambahan
panjang adalah besar, tetapi pengaruh temperatur tidak begitu besar jika
dibandingkan pengaruh kadar lengas kayu.

3.2 PENGARUH DAYA HANTAR PANAS

Kayu berpori artinya banyak mengandung kantong-kantong berisi hawa yang tidak
bergerak, banyaknya pori tergantung dari angka rapat kayu. Semakin kecil angka
rapatnya, maka porinya semakin besar dan daya sekatnya semakin baik, sehingga baik
sekali dipakai sebagai bahan sekat.

Daya hantar panas (k) untuk kayu umumnya sebanding dengan angka rapat. Semakin
besar daya hantar panasnya (k) jika kadar lengas kayu juga bertambah besar.
Tabel 1: Daya hantar panas (k) suatu bahan

BAHAN K

Batu merah 0,35

Beton 0,56

Kayu //serat 0,10

Kayu serat 0,03

Gelas 0,8

Besi 40-50

Seng 95

3.3 SIFAT-SIFAT LISTRIK

Kayu adalah bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik, berarti kayu suatu bahan
sekat yang baik. Daya hantar kayu tidak tergantung pada jenis kayu atau angka rapat.
Tetapi banyak dipengaruhi oleh kadar lengas kayu. Dengan kadar lengas 0, kayu akan
menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali.

4. SIFAT HIGROSKOPIK KAYU

4.1 KADAR LENGAS

Tubuh manusia peka terhadap penambahan derajat panas, tetapi tidak peka terhadap
lengas udara, sebaliknya kayu tidak begitu peka terhadap derajat panas tetapi peka
terhadap lembab (kadar lengas) udara di sekelilingnya.

Perubahan kadar lengas kayu dapat menyebabkan kembang dan susutnya kayu, selain
itu juga mempengaruhi sifat fisik dan mekanik kayu.

Sel-sel kayu mengandung air,yaitu air bebas dan air ikat. Air bebas adalah air yang
mengisi rungan sel, dan air ikat adalah air yang menembus dinding sel dan kemudian
ditahan oleh pori-pori dinding sel. Jika kayu mengering, air bebas akan keluar lebih
dahulu, pada saat air bebas habis, keadaan ini disebut titik jenuh serat, kadar lengas
saat itu kira-kira 25% sampai 30%. Tergantung jenis kayu, untuk kayu Jati sekitar 28%.
Kemudian jika terus mengering, baru air ikat yang meninggalkan dinding-dinding sel,
sehigga dinding sel menjadi semakin padat, akibatnya serat-seratnya menjadi kuat dan
kokoh.

Jadi turunnya kadar lengas kayu dapat mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu.

Gambar kadar lengas udara

Hubungan kadar lengas kayu dengan lembab udara

Kayu peka terhadap kadar lengas udara di sekelilingnya, dan selalu berusaha untuk
mencapai keseimbangan dengan keadaan sekelilingnya. Kayu akan mengisap air di
udara ataupun mengeluarkan air yang dikandungnya tergantung dari kadar lengas di
sekelilingnya.

Kayu yang dipakai untuk konstruksi jembatan kadar lengasnya tidak perlu serendah
kayu untuk membuat meja, kursi dsb.

Tabel 2: Kadar lengas bahan untuk suatu konstruksi.

KONSTRUKSI KADAR LENGAS

Alat-alat pertanian, jembatan, pagar, 18 %


dsb

Meja, kursi untuk kebun, kudakuda 16 %


yang terlindung
Peralatan rumah tangga, seperti 12 %
tempat tidur, meja, kursi, dsb

Radio 6 %-8 %

4.2 KEMBANG SUSUT

Kayu akan mengembang jika kadar lengasnya bertambah dan menyusut jika kadar
lengasnya berkurang.

Besarnya kembang susut tidak sama dalam berbagai arah.

Kita bedakan dalam 3 macam arah, yaitu :

1. Arah radial (menuju pusat)


2. Arah tangensial (searah dengan garis singgung)
3. Arah aksial (sejajar arah serat)

Untuk semua jenis kayu, kembang susut dipengaruhi oleh derajat panas dan angka
rapat kayu dan rata-rata besarnya adalah :

1. Radial : 4-14 %
2. Tangensial : 2-8 %
3. Aksial : 0,1-0,2 %
4. Volumetrik 7-21 %

Untuk kayu Jati yang termasuk kayu yang stabil, memiliki angka-angka sebagai
berikut :

Arah Kadar Lengas

2,7 % 7% 21,7 %

Radial 0,56 1,5 3,1

Tangensial 0,74 2,6 6,3

Aksial 0,14 0,14 0,29

Volumetrik 1,44 4,5 9,9


Susutnya kayu menyebabkan berbagai cacat pada kayu, terutama sekali pecah-pecah
atau sobek-sobek pada muka kayu.

Pada saat air meninggalkan muka kayu, lapisan muka menyusut dan menyebabkan
tegangan tarik, sedang lapisan dalam menghalangi penyusutan tersebut, sehingga
terjadi tegangan desak.

Karena kayu tidak begitu tahan akan tegangan tarik pada arah tegak lurus serat, maka
jika tegangan tarik tersebut begitu besar hingga melebihi kekuatan serat, akan
timbulah retak-retak kecil pada muka kayu.

Air akan lebih mudah menguap dalam arah sejajar arah serat kayu, karena itu pada
kedua ujung kayu akan sering didapati retak-retak.

5. SIFAT MEKANIK

5.1 HUBUNGAN ARAH SERAT DENGAN ARAH GAYA

Sifat mekanik kayu seperti sifat modulus kenyal, kuat tarik, tekan (desak), lentur,
puntiran dan geser ke berbagai arah sumbu (arah radial, tangensial dan longitudinal)
tidak sama. Begitu juga menurut arah yang membentuk sudut dengan ke tiga sumbu
tersebut.

Berbeda dengan baja, kayu tidak mempunyai batas kenyal, tetapi mempunyai batas
proportionaliteit, yaitu titik pertemuan 𝞂-ε, antara bagian garis lurus dan
membengkok. Didalam praktek batas tersebut di anggap sebagai batas kenyal seperti
pada struktur baja.

𝞂 𝞂
ε ε

KAYU BESI

Gambar Hubungan Tegangan dan Regangan

Besar gaya pada batang kayu dalam berbagai arah dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada gambar a, sebuah sel kayu ditarik ujungnya, untuk mematahkan sel tersebut
kulit-kulit kayu harus hancur dan patah, yang berarti gaya tarik yang dapat didukung
oleh kayu menurut arah seratnya adalah tinggi.

Jika sel kayu ditarik tegak lurus arah sel, dinding sel akan mudah patah, yang berarti
gaya tarik yang dapat didukung yang bekerja tegak lurus arah serat kayu adalah
lebih rendah, sebab untuk mematahkan sel itu dinding sel tidak perlu hancur,
melainkan lignin nya saja yang perlu dirusak.

Jika kayu mendapat desakan menurut arah panjangnya, sel-selnya akan mendapat
gaya desak menurut sumbu panjang, yang akan tertekuk, sel-sel disamping akan
menghalangi tertekuknya sel, sehingga sel itu akan lebih mudah tertekuk ke dalam.
Resiko tekuk pada batang yang langsing seperti sel tersebut jauh lebih besar dari
resiko tarikan.

Jika sel didesak menurut arah sumbu pendeknya, daya dukungnya jauh lebih kecil
daripada didesak arah sumbu panjangnya.

Jika sel mendapat gaya geser diantara dua sel


(menyisip), patahnya sel dsebabkan rusaknya
zat lekat (lignin). Dan jika bekerja tegak lurus
arah sumbu sel , maka gaya tersebut akan
memotong dinding-dinding sel. Dimana gaya
yang diperlukan utk memotong sel lebih besar
daripada menyisip sel.

Dari uraian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa :

1. Kayu lebih kuat mendukung gaya tarik sejajar serat daripada tegak lurus serat
batang (𝜎𝑡𝑟 //> 𝜎𝑑𝑠⟘ ).

2. Menurut serat kayu, kayu lebih kuat mendukung tarikan daripada desakan
(𝜎𝑡𝑟 //> 𝜎𝑑𝑠// )
𝜎 //
Perbandingannya = 𝜎𝑡𝑟 = ±2 𝑠𝑑 2,5
𝑑𝑠//

3. Kayu lebih kuat mendukung desak sejajar arah serat daripada tegak lurus arah
serat (𝜎𝑑𝑠// > 𝜎𝑑𝑠⟘ ).
Pada batas kenyalnya : 𝜎𝑑𝑠// = ±1,2 𝜎𝑑𝑠⟘

4. Kayu lebih kuat mendukung gaya geser tegaklurus arah serat daripada gaya geser
menurut arah serat (𝜎⟘ > 𝜎// ).

5.2 PENGARUH ANGKA RAPAT

Kekuatan kayu sebanding dengan banyaknya zat kayu yang dikandungnay, semakin
berat kayu, angka rapatnya makin besar dan semakin kuat pula kayu tersebut.

Semakin besar kadar lengas kayu, makin beratlah kayu tersebut. Sebagai ukuran
perbandingan dipakai kayu dengan kadar lengas 12 %, yang akan dalam keseimbang
dengan kadar lengas udara biasa (pada musim kemarau)
5.3 PENGARUH KADAR LENGAS KAYU

Kadar lengas kayu besar pengaruhnya terhadap kekuatan kayu, terutama daya
dukungnya terhadap kekuatan desak sejajar maupun tegak lurus arah serat kayu.
Pengaruh kadar lengas terhadap daya dukung tekuknya lebih kecil.

Pada gambar hubungan kadar lengas kayu dengan tegangan maksimumnya adalah :

A. Tegangan maksimum untuk balok lentur


B. Tegangan pada batas kenyal untuk balok yg terlentur
C. Tegangan desak maksimum
D. Tegangan desak pada batas kenyal

Besarnya pengaruh kadar lengas terhadap daya dukung kayu, membuat pentingnya
pengeringan kayu sebelum dipergunakan pada suatu konstruksi bangunan.

5.4 PENGARUH CARA DAN LAMANYA PEMBEBANAN

Kayu dapat dibebani dengan beberapa cara, diantaranya :

1. Dengan tiba-tiba (Beban Kejut), seperti halnya pada tiang tumbuk, yang hanya
terjadi beberapa detik.
2. Dlam waktu pendek, seperti pembebanan yg dilakukan dalam pengujian-pengujian
kekuatan kayu di laboratorium yang memakan waktu ±4-5 menit untuk setiap
benda uji.
3. Dalam jangka sedang, dimana kayu dibebani selama setahun atau lebih, misalnya
pada pekerjaan perancah
4. Dalam jangka waktu yang panjang, yaitu pembebanan yang lebih lama dari 10
tahun, seperti kayu pada bangunan-bangunan biasa.

Menjadi sifat yang khusus bagi kayu, semakin pendek waktu pembebanan, maka
semakin besar tegangan yang dapat didukungnya.

Oleh karena itu kayu merupakan bahan bangunan yang baik sekali untuk mendukung
tegangan-tegangan yang timbul dalam waktu yang pendek saja.

Kayu baik sekali untuk bangunan :

a. Kuda-kuda, menara, hanggar dan sebagainya, dimana gaya tekanan angin


merupakan faktor penting didalam bangunan itu.
b. Lantai-lantai tetapi bukan lantai bangunan gedung, melainkan lantai yang hanya
dibebani dalam jangka waktu yang pendek saja.

Gambar berikut ini merupakan grafik hubungan antara lamanya pembebanan dan
perbandingan tegangan ijin terhadap tegangan (𝞂) biasa.

Lazimnya ukuran untuk lamanya pembebanan pada kayu adalah 50 tahun, yaitu
tegangan ijin yang diperlukan untuk bangunan permanen. Jadi tegangan ini dapat
dinaikan untuk bermacam-macam beban dan lamanya pembebanan.

Di bawah ini diberikan beberapa macam bahan dan tambahan tegangan, baik untuk
tegangan desak, lentur, tarik dan sebagainya, tetapu besarnya E tidak berpengaruh.

1. Gaya tiup angin 5 2d 10 menit : 33,33 %


2. Gaya karena gempa bumi : 33,33 %
3. Gaya beban salju (2 bulan) : 15 %
4. Beban untuk 7 hari : 25 %
5. Beban orang pada lantai : 33,33 %
6. Beban kejut (impact Load) : 100 %

𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝜎𝑦𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 <
𝑆𝐹

Contoh : untuk kayu yang dibebani dengan tiupan angin 5-10 menit :

SF= 1 + 33 % =1,33
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
Jadi : 𝜎𝑦𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 < = = 0,75 𝑥 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑆𝐹 1,33
5.5 PENGARUH PENYIMPANGAN ARAH SERAT

Jika sebatang pohon digergaji, maka sering didapati bahwa serat-serat pada balok
yang telah selesai digergaji itu tidak sejajar dengan arah memanjang balok tersebut,
jadi atah serat menyimpang dengan sumbu balok.

Sumbu Batang
b

𝐛
Jika penyimpangan itu dinyatakan dengan dan tidak lebih dari 5 %, maka dapat
𝐚
dikatakan tidak ada pengaruhnya terhadap kekuatan balok.

Kekuatan balok kayu akan berkurang jika penyimpangan yang terjadi seperti pada
tabel di bawah ini :

Penyimpangan Desak maksimum lentur maksimum (%)


(%) terhadap kayu terhadap kayu berserat
b
berserat lurus lurus
a

1:8 66 53

1 : 10 74 61

1 : 12 82 69
1 : 14 87 74

1 : 15 100 76

1 : 16 80

1 : 18 85

1 : 20 100

Jadi dalam memilih kayu perlu, arah serat harus diperhatikan.

5.6 PENGARUH PENYIMPANGAN ARAH GAYA DAN ARAH SERAT

Seperti kita ketahui bahwa daya dukung kayu sejajar arah serat, lebih besar dari pada
arah tegak lurus serat kayu, jika arah desak/tekanan pada batang membentuk sudut
dengan arah serat kayu, maka daya dukung akan terletak diantara
σds// maksimum dan σds⟘ maksimum.

Menurut PKKI 1961 Pasal 7, maka :

𝜎𝑑𝑠 𝛼 = 𝜎𝑑𝑠// − (𝜎ds// − 𝜎𝑑𝑠⟘ ) 𝑆𝑖𝑛 𝛼


5.7 PENGARUH MATA KAYU DAN CACAT-CACAT LAINNYA

Adanya mata kayu pada batang pohon tidak dapat dihindari, sedang mata kayu
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kekuatan kayu.

Pengaruh itu tergantung pada letak dan tempatnya mata kayu.

Untuk balok yang mendukung momen lentur, jika mata kayu terletak di bagian yang
tertarik, maka dapat mengurangi kekuatan balok, bahkan boleh dikatakan lebih besar
daripada kita membuat lubang sebesar mata kayu itu sendiri.

Karena disamping mata kayu sendiri, arah serat disekitar mata kayu itu tidak menjadi
turun lagi, tapi membengkok, yang berarti arah seratnya menyimpang.

Jika letak mata kayu dibagian yang terdesak, maka pengaruhnya tidak begitu besar,
sedang jika letaknya di sekitar bidang normal, maka pengaruhnya semakin kecil.

Untuk batang desak berupa kolom, pengaruhnya tergantung dari panjangnya batang,
semakin langsing batang kayu, semakin kecil pengaruh mata kayu.

Untuk batang tarik, pengatuh mata kayu mempunyai pengaruh besar tehadap
kekuatan kayu, yaitu dapat mengurangi kekuatan batang kayu. Oleh karena itu kita
harus hati-hati dalam memilih batang kayu yang akan dibebani gaya tarik.

A = daerah tertekan

B = daerah tertarik

Mata kayu kecil pengaruhnya pada daya dukung kayu terhadap tegangan geser sejajar
arah serat kayu.

Cacat lainnya seperti retak serat yang timbul di ujung kayu, retak gelang tahun, retak
serat sejajar dengan batang pohon tidaklah begitu besar pengaruhnya terhadap
kekuatan mata kayu. Walaupun demikian perlu juga dihindari robekan atau retak itu
utk keindahan dan kebaikan kayu.
5.8 SIFAT BATANG DESAK

Untuk batang-batang yang panjang dengan perbandingan yang cukup besar bila
dibandingkan dengan ukuran tampangnya, maka kemungkinan besar batang akan
tertekuk bila dibebani gaya desak.

Kekuatan batang tersebut banyak tergantung pada modulus kenyal (elastisitas) E dan
angka perbandingan panjang batang dengan ukuran terkecil daripada lebar
tampangnya.

Anda mungkin juga menyukai