Sintesa protein untuk menyusun sifat morfologis dan fisiologis sel
Sintesis protein adalah proses pencetakan atau pembentukan protein yang terjadi didalam sel. Secara garis besar, sintesis protein di lakukan melalui dua tahap, yaitu trankripsi dan translasi. Transkripsi merupakan proses pencetakan m RNA oleh DNA didalam inti sel. Sedangkan translasi merupakan penerjemahan kode oleh t RNA yang dibawa oelh m RNA menjadi urutan asam amino- asam amino yang membentuk suatu polipeptida ( protein). Protein menentukan sifat morfologis dan fisiologis sel. Sel akan memiliki sifat morfologis dan fissiologis yang berbeda- beda tergantung dari jumlah, jenis, dan urutan asam amino-asam amino yang menyusun protein. Jenis dan urutan asam amino ditentukan oleh DNA. DNA merupakan salah satu materi genetis yang terdapat didalam inti sel(nucleus). Protein terdapat dalam semua sel hidup. Kandungan protein meliputi unsure karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Cirri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino, macam asam amino, dan urutan asam amino yang menyusunnya. Sel- sel yang menyusun tubuh mahkluk hidup mempunyai sifat morfologis dan fisiologis yang berbeda- beda. Kumpulan sel membentuk jaringan.jaringan satu dan jaringan lainnnya dibentuk oleh sel-sel yang berbeda secara morfologis maupun fisiologis. Protein yang dihasilkan melalui sintesis protein yang dikendalikan oleh DNA. Protein dibentuk melalui proses sintesis protein yang terjadi di dalam ribosom. Artinya, sintesis protein memegang peranan penting dalam menentukan sifat morfologis dan fisiologis sel. B. Reproduksi sel sebagai kegiatan untuk membentuk morfologi tubuh dan memperbanyak tubuh Sel adalah satuan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu, sel juga mengadakan pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi sel adalah pembiakan sel dari satu menjadi dua atau lebih dengan cara pembelahan. Berdsarkan jumlah sel yang menyusun tubuh mahkluk hidup, mahkluk hidup dibedakan menjadi dua kelmpok, yaitu uniseluler dan multiseluler. Uniseluler adalah mahkluk hidup yang tersusun atas satu sel, sedangkan multiseluler adalah mahkluk hidup yang tersusun atas banyak sel. Mahluk hidup bersel satu maupun hidup bersel banyak akan memperbanyak jumlah selnya melalui reproduksi sel. Akan tetapi reproduksi sel untuk kedua kelompok mahkluk hidup ini mempunyai tujuan yang berbeda.Makhluk hidup bersel satu (uniseluler), misalnya bakteri melakukan reproduksi dengan cara membelah diri. Reproduksi sel dibedakan menjadi dua, yaitu miosis dan meiosis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang mengahsilkan dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya dan memiliki sifat yang sama dengan sifat induknya. Pembelahan ini terjadi pada perbedaan mitosis terjadi di jarinagan embrional. Pembelaha mitosis berlangsung melalui beberapa fase, yaitu profase, metafase, dan telofase. Antara pembelahan mitosis yang satu dengan mitosis berikutnya terdapat satu fase antara, yang disebut interfase. Interfase disebut juga fase istirahat. Fase- fase pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut : 1. Profase Fase ini di awali dengan terjadinya perubahan pada sel dan sitoplasma. Perubahan pada inti sel ditandai dengan menghilangnya anak inti, sedangkan perubahan pada sitoplasma ditandai dengan terbentuknya gelondong mitosis. Pada awal profase, membrane inti masih tampak, kemudian segera terpecah- pecah. Lalu kromatin yang tampak sebagai granula (butiran) akan memanjang menjadi benang kromatin, kemudian benang kromatin akan memendek dan menebal menjadi kromosom. Secara ringkas, profase ditandai oleh beberapa hal berikut : a. Kromatin yang tampak seperti granula berubah menjadi benang- benang kromatin. b. Benang- benang kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom c. Kromosom berduplikasi menjadi dua bagia, dimana masing- masing bagian disebut kromatid. d. Kromatid melekat di beberapa benang gelendong di kinetor e. Anak initi menghilang f. Membran inti mulai menghilang tetapi masih belum hilang sama sekali g. Tiap sentriol memisah kearah kutub yang berlawanan dan terbentuk benang- benang gelendong mitosis. 2. Metafase Pada fase ini, kromosom berjajar di sepanjang bidang ekuator. Pada akhir metafase, kromosom menjadi semakin pendek dan tebal. Selain itu, membrane inti sel sudah benar- benar menghilang dan benang gelendong meluas dari satu ktub ke kutub lainnya. Pada fase ini, kromosom tampak paling jelas Secara ringkas, metafase ditandai oleh : a. Kromosom berjajar di bidang ekuator b. Kromosom menjadi semakin pendek dan tebal c. Membran inti sel sudah benar- benar menghilang dan benang gelendong meluas dari satu kutub ke kutub lainnya. 3. Anafase Pada fase ini, sentromer dari masing- masing kromatid membelah menjadi dua. Kemudian kromatid dari bidang ekuator memisah dan membentuk lagi dua buah kromosom. Lalu kromosom bergerak menuju kea rah kutub- kutub yang berlawanan. Pada akhir anafase, kedua kutub sel masing- masing telah memiliki koleksi kromosom yang lengkap dan dengan jumlah yang sama. Secara ringkas, anafase ditandai oelh hal –hal tersebut. a. Sentromer dari masing- masing kromatid membelah menjadi dua. b. Kromatid dari bidang ekuator memisah dan membentuk dua buah kromosom. c. Kromosom bergerak menuju kea rah kutub- kutub yang berlawanan d. Kedua kutub sel sudah memiliki koleksi kromosom yang lengkap dan jumlahnya sama. 4. Telofase Fase ini merupakan fase akhir mitosis. Pada fase ini, kromatid- kromatid mengumpul pada kutub- kutub. Benang gelendong menghilang, kemudian kromatid menjadi kusut dan butiran- butiran kromatin muncul kembali. Secara ringkas, telofase ditandai oleh hal- hal berikut : a. Kromatid menjadi kusut dan butiran- butiran kromatin muncul kembali. b. Benang- benang gelendong menghilang c. Membran inti terbentuk kembali dan anak inti muncul kembali d. Terbentuk dua sel anak yang mempunyai sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya.