Disusun oleh
Kelompok X:
TAHUN 2019
Konstitusi dan Pembukaan UUD 1945
Panitia Sembilan :
1. Ir. Soekarno
Ir.Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode
1945- 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta)
yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Mohammad Hatta
Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap
disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan,
Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik,
negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden
pertama di Indonesia.
3. Achmad Soebarjo
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah Menteri Luar Negeri
Pertama Indonesia, ia mempunyai gelar Meester in de Rechten yang
diperoleh dari menempuh pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda
setelah sebelumnya menempuh pendidikan di Hogere Burger School,
Jakarta (saat ini setara dengan Sekolah Menengah Atas). Lahir di Karawang,
Jawa Barat pada 23 Maret 1896.
4. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Sawahlunto,
Sumatera Barat. Yamin merupakan pahlawan nasional, budayawan, dan
aktivis hukum terkenal di Indonesia.
5. KH Wahid Hasyim
6. Kahar Muzakir
Kahar Muzakir seorang sarjana muda pendidikan teknik mesin IKIP
Yogyakarta yang kemudian dilanjutkan dengan mengambil adalah sarjana
pendidikan teknik mesin IKIP Yogjakarta pada tahun 1970.
7. Abikoesno Tjokrosoejoso (1897-1968)
Abikoesno Tjokrosoejoso adalah mantan Menteri Perhubungan dan Menteri
Pekerjaan Umum Kabinet Presidensial.
8. Agus Salim
Agus Salim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang terkenal dalam
sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.
9. Mr. A A Maramis
Mr. A A Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia pernah jadi
anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri Keuangan pertama Republik
Indonesiadan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik
Indonesia pada tahun 1945.
Jaminan HAM
Sistem ketatanegaraan yang mendasar
Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga Negara
Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental berisi
:
Pembukaan UUD’45 dapat diibaratkan sebagai abstrak dari sebuah karya ilmiah
atau pendahuluan dalam sebuah buku yang berisi hal-hal yang sangat mendasar atau
inti sari dari keseluruhan isi sebuah karya ilmiah atau buku. Dengan demikian
Pembukaan Undang-Undang 1945 berisi pokok-pokok pikiran dan kaedah negara
fundamental yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah
Dasar tujuan
Tujuan umum terdapat dalam” ... ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Tujuan khusus ada
dalam “ ........melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan
kehidupan bangsa........”
Ketentuan diadakannya UUD
Negara Indonesia harus berdasarkan pada suatu Undang-Undang Dasar dan
merupakan suatu dasar yuridis formal bahwa negara Indonesia adalah
negara yang berdasarkan atas hukum.
Bentuk negara
Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: “...yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.
Dasar filsafat negara
Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: “... dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Isi Pembukaan UUD 1945
1. Alenia I
Hak bangsa untuk merdeka
2. Alenia II
Keberhasilan berjuang
3. Alenia III
Bangsa Indonesia mulai hidup luhur
4. Alenia IV
Tujuan negara yang akan diwujudkan pemerintah
Untuk mempertanggungjawabkan
Menetapkan cita – cita
Menegaskan proklamasi
Melaksanakan sesuatu
1. UUD menjamin HAM tapi kenapa ada pelanggaran HAM ? (Andry Syaef
Maulana - J3C119016)
Jawab:
Factor yang mempengaruhi adanya pelanggaran ham itu ada 2 yaitu factor
internal dan eksternal. Factor internal yaitu tingginya rasa ego yang tinggi
untuk mengambil hak orang lain dan factor eksternal yaitu ketidaktegasan
aparat penegak hukum. Dengan banyaknya kasus-kasus HAM yang
semakin mencuat, saya sangat jarang mendengar bahwa para pelanggar
HAM tersebut dihukum berat sesuai dengan perbuatannya. Misalnya saja
yang paling sederhana dan sering terjadi di sekitar kita, yaitu begal.
Pembegalan ini tentu saja melanggar HAM. Selain merampok barang milik
orang lain, tindakan begal ini juga dapat merampas nyawa manusia. Namun,
kasus-kasus pembegalan ini sangat jarang diusut sampai tuntas oleh para
polisi dan penegak hukum lainnya. Seharusnya para aparat penegak hukum
mengusut tuntas kasus ini serta memberi hukuman berat kepada pelakunya,
mengingat tindakan begal ini sangatlah tidak berperikemanusiaan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari kelompok kami adalah setiap negara pasti memiliki konstitusinya
masing-masing dan sebelum menetapkan konstitusi di suatu negara maka negara
tersebutpun harus memikirkannya matang-matang agar konstitusi yang dipakai
sesuai dengan kebutuhan dan cita-cita negara.