Contoh Proposal Permohonan Bantuan Penga
Contoh Proposal Permohonan Bantuan Penga
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN MODAL
USAHA BUDIDAYA TERNAK SAPI
TAHUN 2013
KELOMPOK TERNAK
“ BAROKAH ”
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
KELOMPOK TERNAK
“ BAROKAH ”
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
Suci, 15 Mei 2013
No : 002/KT-B/X/2013
Lamp : 1 Bendel Kepada
Perihal : Permohonan Bantuan Modal Yth. Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Usaha Ternak Sapi cq. Kepala Biro Bina Produksi
Propinsi Jawa Tengah
Di
SEMARANG
Dengan hormat
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan. Sebagian
besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta mendukung
dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan Kelompok Ternak “
Barokah”
Salah satu bidang usaha Kelompok Ternak “ Barokah “ adalah peternakan sapi. Kesulitan
yang kami hadapi tidak adanya daya beli hewan ternak dan juga modal untuk pengadaan hewan
ternak. Oleh karena itu kami sepakat untuk mengajukan bantuan dana untuk pengadaan hewan
ternak sapi kepada Gubernur Jawa Tengah.
Demikian Proposal ini kami ajukan, untuk digunakan sebagaimana mestinya dan kiranya
dapat menjadikan periksa adanya. atas perhatiannya kami kelompok ternak” Barokah
“ mengucapkan terima kasih
Mengetahui Hormat kami
Kepala Desa SUCI Ketua
_________________ Khamim
Mengetahui
Camat suci PPL Peternakan
KecamatanSuci
_______________ ________________
Kepala Dinas Peternakan Dan Perikanan
Kabupaten uci
______________________
KELOMPOK TERNAK
“ BAROKAH ”
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
A. Latar Belakang
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan. Sebagian
besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta mendukung
dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan Kelompok Ternak “
Barokah”
Kelompok Ternak “ Barokah “ dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan antara
sesama petani yang ada di Dusun suci, Desa suci, Kecamatan suci. Prinsip yang digunakan
adalah musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak ini adalah
membantu peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Untuk mengangkat taraf ekonomi para peternak, maka kelompok ternak “Barokah” baru-
baru ini mengadakan program peternakan yang dalam hal ini adalah ternak pengembangan sapi.
Karena sapi memiliki nilai jual tinggi di pasar dan dalam hal pemeliharaan tidak memerlukan
biaya terlalu banyak.
Kesulitan yang dialami adalah sulitnya pengadaan hewan ternak sapi karena keterbasan
modal. Hal tersebut terjadi karena perekonomian para petani yang tergolong menengah ke
bawah, hal tersebut diperparah dengan turunnya harga komoditas pertanian.
C. Pelaksanaan
Nama dari kegiatan ini adalah :
Nama : Barokah
Alamat : Dusun suci Desa suci Kecamatan suci Kab.suci
D. Susunan Pengurus
Ketua : Khamim
Sekretaris : Muh. Munib
Bendahara : Akhmad Nuryanto
E. Penutup
Demikian proposal bantuan modal usaha ternak sapi ini kami sampaikan . atas perhatian
dan terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.
Ketua Sekretaris
Ketua Sekretaris
Dengan demakin sulitnya perekonomian global yang utamanya hasil tani di dusun
kami bahkan beberapa petani di dusun kami merasa kehilangan pekerjaan/ penghasilan dari
kegiatanbercocok tanam. Maka untuk meningkatkan/ mengembalikan hasil tani kami berencana
dan mencoba dengan terobosan baru yakni dibidang peternakan.
Kelompok Ternak “ Barokah “ dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan antara
sesama petani yang ada di Dusun suci Desa Suci, Kecamatan Suci. Prinsip yang digunakan
adalah musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak ini adalah
membantu peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Maka sesuai hasil musyawarah Kelompok Ternak “Barokah” yang diadakan pada
tanggal 10 maret 2012 dari pukul 20.00 WIB sampai selesai, yang bertempat di kediaman Ketua
Kelompok Ternak “Barokah” dan dihadiri seluruh anggota kelompok ternak, rapat
mengagendakan pencarian dana dengan mengajukan Proposal Bantuan dari Pemerintah Propinsi
Jawa Tengah untuk pengadaan hewan ternak sapi.
Demikian proposal ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ketua Sekretaris
Diakui oleh Dedi, bahwa dirinya tidak punya pengalaman dalam mengelola
ternak. Selama ini, memang banyak berkecimpung dalam organisasi, tetapi
lebih banyak di organisasi PMR (Palang Merah Remaja) SMP Negeri
Gegesik, dimana selama ini sebagai guru (TIK) merangkap Pembina PMR.
“Tetapi mereka tetap meminta saya untuk memfasilitasi. Maka dengan
kemampuan apa adanya saya sanggupi.” Dedi mengalah demi warga.
Keterangan gambar dari kiri ke kanan: Bapak Bulkin (Ketua), BapakSuranto (Sekretaris I) sedang memimpin rapat perdana.
Kronologi Pendirian
Karena merasa ada tanggung jawab, maka Dedi Iskandar, S.Pd, pada hari
Senin, 29 Maret 2010 ia berkunjung ke Dinas Pertanian di Sumber, Cirebon,
bagian Peternakan. Ia bertemu dengan Bapak Herman. Dalam pertemuan itu
beliau menjelaskan tentang peternakan domba khususnya yang ada di
wilayah Kabupaten Cirebon. Kemudian beliau menunjuk ke bagian Pos
Kesehatan Hewan (POSKESWAN) yang berhubungan dengan kesehatan
hewan ternak. Informasi yang didapat di Poskeswan berasal dari Bapak
Romy. Setelah mendapatkan informasi dari Dinas Pertanian dan Poskeswan
selanjutnya ia mendatangi Kantor BP5K yang menangani masalah
Pembentukan Kelompok. Di kantor BP5K ini Dedi bertemu Bapak Darsita.
Beliau memberikan petunjuk tentang bagaimana tata cara membentuk suatu
kelompok ternak.
Ternyata di setiap desa maupun kecamatan telah ada kantor perwakilan yang
menangani masalah pembentukan kelompok tani, namun karena
ketidaktahuan kami mengenai prosedur pembentukan kelompok ini kami
langsung menuju ke Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Untuk di kecamatan
telah ada yang namanya UPT TANBUNNAKHUT dan UPT BP3K yang
menangani masalah pembentukan kelompok, pembinaan kelompok, serta
informasi lainnya.
Keterangan: Dari kiri ke kanan pejabat Dinas Pertanian dan paling kanan Sekretaris Desa Kaliwedi Lor, Ecih Sukaesih, S.Pd
Hari Jumat, 2 April 2010 kami mendapat kunjungan dari PPL Kecamatan yaitu
Bapak Tarmin. Kedatangan beliau setelah mendapat informasi tentang
rencana pembentukan kelompok ternak langsung dari Dinas Pertanian
Kabupaten Cirebon. Selanjutnya Bapak Tarmin memberikan informasi secara
jelas tentang prosedur pembentukan kelompok.
Begitulah awal mereka menyamakan visi dan misi yang tergabung dalam
kelompok ternak “Kandang Mandiri”.
Pukul 09.00 WIB, mereka sampai di pasar ternak Tanjungsari, hal pertama
yang dilakukan ialah bertemu Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan
Perikanan wilayah Tanjungsari, yaitu Bapak Abdul Kholik, S.Pt. Dalam
kesempatan tersebut beliau menyampaikan dan memberikan paparan
mengenai perkembangan domba di daerah Tanjungsari. Pasar ternak
Tanjungsari ini terletak di tempat yang sangat strategis dan merupakan pasar
ternak terbesar di jawa barat, aktifitas pasar ternak dimulai sejak dini hari
sampai dengan sekitar Pkl. 14.00 WIB.
Abdul Kholik, S.Pt Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah Tanjungsari, Sumedang
Abdul Kholik mengatakan, bahwa tak beda jauh dengan wilayah kabupaten
yang lainnya, “Untuk wilayah Sumedang sendiri memang banyak bertebaran
kelompok-kelompok ternak yang bermunculan, namun tak sedikit pula yang
akhirnya gulung tikar karena manajemen kelompok dan dinamika kelompok
yang tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya. Lebih lanjut ia
mengatakan, banyak anggotanya yang memanfaatkan kepentingan pribadi di
dalam pembentukan kelompok, sehingga ketika kelompok terbentuk maka
anggota kelompok yang masih awam yang akan terkena imbas gagalnya
sebuah kelompok. Beliau juga menyampaikan bahwa dalam melakukan
pembinaan terhadap kelompok-kelompok yang ada menggunakan tiga
metode yang dijalankan yaitu Pembinaan Aktif, Pembinaan
Pasif,dan Pembinaan Berimbang.
Pada metode Pembinaan Pasif, maka pihak Penyuluh hanya diam di tempat,
di kantor pelayanan, dan peternak sendiri yang datang ke kantor pelayanan
seperti yang sekarang ini terjadi ketika hari pasar ternak, maka pembeli dan
penjual yang ingin membawa pulang ternaknya terlebih dahulu
menyempatkan diri mampir ke kantor pelayanan untuk melakukan suntik
multivitamin ataupun obat cacing. Sedangkan pada metode Pembinaan
Aktif , maka pihak pelayanan yang door to door mendatangi lokasi kelompok
masing-masing dan menerima aspirasi langsung dari peternak mengenai
kelompoknya masing-masing, dan metode yang ketiga adalah
metode Pembinaan Berimbang ialah antara peternak dan penyuluh, “Ada
kalanya penyuluh mendatangi lokasi kelompok dan peternakpun tak segan
untuk berkunjung ke kantor pelayanan.” Jelasnya.
Bulkin (Kiri) sedang pegang Kambing, (tengah) petugas Dinas Pertanian dan Pengurus Kandang Mandiri, dan (kanan)
peragaan menyuntik kambing.
(AD Kestan-Madani)
BAB I
PASAL 1
1. Kelompok ini bernama : Kelompok Swadaya Tani-Madani yang untuk selanjutnya disebut : Kestan-Madani.
2. Kestan-Madani berkedudukan di jalan Setia Budi Kelurahan Berohol Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi.
3. Ruang Lingkup keanggotaan ini adalah petani dan peternak yang tinggal di kelurahan Berohol dan atau
mendapat rekomendasi khusus dari pengurus.
BAB II
PASAL 2
BAB III
PASAL 3
1. Visi
Terciptanya Keberdayaan dan Kemandirian Petani dalam mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat.
2. Misi
e. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan-pelatihan, penyuluhan dan penempahan ketrampilan agar
para petani lebih berdaya-guna dan mandiri.
3. Tujuan
2. Membangun dan Memupuk Rasa Kekeluargaan, Kebersamaan/Keguyuban dan Keserasian antar petani
3. Membangun Keberdayaan dan Kemandirian dalam rangka peningkatan sumber daya manusia serta
peningkatan taraf perekonomian para petani.
4. Ikut mensukseskan program pemerintah dalam bidang pertanian sebagai upaya ketahanan pangan
masyarakat.
BAB III
USAHA
PASAL 3
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Kestan-madani menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Mengembangkan usaha pembuatan Pupuk Cair Organik sebagai salah satu upaya untuk membantu para
petani dalam bidang tanaman
6. Menjalin mitra kepada Pemerintah Local, Pihak sponsorship, Donatur yang bersifat tidak mengikat,dan
Kaum-Kaum Peduli/ Stakeholder dibidang pertanian, serta BUMN maupun BUMS dan lain sebagainya.
7. Mengadakan usaha-usaha lainnya yang menyangkut kepentingan anggota kelompok maupun masyarakat.
BAB IV
PASAL 4
KEANGGOTAAN
1. Anggota Kestan-Madani dibentuk untuk masa bakti 4 (Empat) Tahun, dengan tiap tahun dilakukan evaluasi
dan dapat dilakukan penggantian (reshuffle) dan atau dapat dipilih ulang melalui tata cara pemilihan yang
disepakati secara bersama.
2. Sistem pemilihan anggota Kestan-Madani adalah melalui sistem demokrasi terbuka yang dapat
dipertanggung jawabkan secara bersama.
PASAL 5
SYARAT KEANGGOTAAN
Adapun yang diterima menjadi anggota Gapoktan ini ialah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Merupakan Petani dan peternak yang tinggal di kelurahan berohol dan atau dapat diizinkan dari pihak yang
berprofesi lain jika dan hanya jika telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan khusus oleh pengurus.
3. Menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Keterntuan yang berlaku di Kestan-
Madani.
PASAL 5
1. Petani dan Peternak yang menjadi Anggota Kestan-Madani harus mengajukan permintaan permohonan
kepada pengurus (bagi yang tidak ikut dalam musayawarah pembentukan)
3. Pemohon yang diterima akan didaftarkan dalam buku daftar anggota kepengurusan.
4. Bila pengurus menolak permohonan untuk menjadi anggota maka yang bersangkutan dapat meminta
pertimbangan pada rapat anggota berikutnya.
6. Penjelasan tentang kriteria anggota luar diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 6
1. Meninggal dunia
4. melakukan perbuatan tercela yang tidak sesuai dengan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku di
NKRI.
5. Diberhentikan dengan tidak hormat/dipecat karena perbuatan yang dapat merugikan nama baik kelompok
dan pengurus serta melakukan tindakan penyalahgunaan, penyelewengan dan ketidak-terbukaan yang berkaitan
dengan keuangan organisasi.
BAB V
PASAL 7
HAK ANGGOTA
1. Mendapatkan hak yang sama dan seimbang yang tercermin dalam AD/ART dan Peraturan lain yang diatur
dan disepakati bersama.
2. Hak untuk berbicara baik lisan dan tulisan, memilih dan dipilih, mengeluarkan pendapat dan menghargai
pendapat yang lain dalam bingkai etika dan norma-norma kebersamaan dan keselarasan.
3. Mendapatkan sisa hasil usaha dari usaha yang dikelola secara bersama.
5. Memberikan kritik dan saran baik lisan dan tulisan demi perbaikan dan keberlanjutan organisasi.
PASAL 8
KEWAJIBAN ANGGOTA
2. Tunduk dan patuh kepada Anggaran dasar, Anggaran rumah Tangga, Peraturan Khusus dan atau Peraturan
Tambahan serta Hasil Keputusan Rapat Anggota.
4. Membayar Iuran Wajib Anggota (IWA) yang besarannya disepakati secara bersama.
BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
PASAL 9
2. Kestan-Madani dapat membentuk Dewan Penasehat, Dewan Pengawas, Dewan Pakar dan lain sebagainya
apabila dianggap sangat perlu demi jalannya organisasi.
3. Kestan-Madani memiliki unit-unit pendukung organisasi antara lain :
– Unit Humas, Unit Pengembangan SDM, Unit Pengelolaan Teknis Produksi dan Unit Pemasaran Produksi.
4. Kestan-Madani dapat membentuk unit-unit lainnya yang dianggap perlu dan disesuaikan dengan
kebutuhan bersama.
BAB VII
PASAL 10
1. Rapat Besar (Rabes), dilakukan setiap 4 (empat) tahun sekali untuk memilih ketua, sekretaris dan bendahara
pada akhir masa jabatan.
2. Rapat Kerja (Raker), dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk membahas rencana kerja organisasi.
3. Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun untuk mengadakan evaluasi organisasi
serta melakukan penilaian kinerja unit-unit yang ada dalam Kestan madani dan atau merekomendasikan sesuatu
yang dianggap penting/urgen dan membicarakannya sebagai salah satu upaya rencana kerja tindak lanjut yang
bersesuaian dengan kondisi yang ada.
4. Rapat Koordinasi Anggota (RKA) dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam sebulan untuk melakukan
pengkoordinasian sesama pengurus, unit-unit pendukung dan anggota organisasi.
BAB VIII
PENGAWASAN
PASAL 11
1. Kestan-Madani berkewajiban melakukan pengawasan atas dirinya, dan atau telah tertuang dalam Bab V
pasal 7 butir 4.
2. Dewan Pengawas dibentuk melalui Rapat Anggota Tahunan. Dewan Pengawas merupakan unsur-unsur yang
memiliki criteria-kriteria antara lain : Jujur, Amanah, Terbuka, dan Bertanggung Jawab.
BAB IX
PASAL 12
1. Pihak Donatur
2. Kaum-Kaum Peduli/Stakeholder
BAB X
PEMBUBARAN
PASAL 13
b. Keputusan Pemerintah.
2. Dalam hal Kestan-Madani dibubarkan maka seluruh kekayaan dan inventaris yang dimiliki dimusyawarahkan
secara mufakat bersama seluruh pengurus dan anggota yang terkait.
BAB XI
PENUTUP
PASAL 14
1. Hal-hal lain yang belum ditulis dan ditetapkan dalam anggaran dasar, akan diatur dalam anggaran rumah
tangga serta aturan-aturan tambahan yang disepakati secara musyawarah dan mufakat.
Ditetapkan di : Berohol
_____________________
Adi Sumarmo
_____________________
Pahrul Lubis
Mengetahui :
BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani “Tani Maju”
Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian dan peternakan
serta kegiatan agribisnis pertanian
Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani “Tani Maju” adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi istri sebelah
kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani “Tani Maju” didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari 01/10
Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani “Tani Maju” bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota kelompok tani “Tani Maju” adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo
BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani “Tani maju” didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian dalam
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada saat itu belum
banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-sendiri, dan para pendiri
tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing
Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani “Tani Maju” ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara pembentukan
kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan Kalikajar serta Kepala kelurahan
kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN
BAB VII
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan
BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani “Tani Maju” sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:
2. Ketentuan lain tentang lambang ditetapkan oleh pengurus
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala kegiatan
organisasi
BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani “Tani Maju” dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian
BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus
Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan serah terima
dengan pengurus yang baru
BAB V
MUSYAWARAH
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar Rp.2.000,00
dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga
Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam kebijakan
organisasi
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun
Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak
disyahkan
TTD TTD
BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani “Tani Maju”
Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian dan peternakan
serta kegiatan agribisnis pertanian
Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani “Tani Maju” adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi istri sebelah
kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani “Tani Maju” didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari 01/10
Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani “Tani Maju” bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota kelompok tani “Tani Maju” adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo
BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani “Tani maju” didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian dalam
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada saat itu belum
banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-sendiri, dan para pendiri
tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing
Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani “Tani Maju” ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara pembentukan
kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan Kalikajar serta Kepala kelurahan
kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN
BAB VII
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan
BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani “Tani Maju” sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala kegiatan
organisasi
BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani “Tani Maju” dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian
BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus
Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan serah terima
dengan pengurus yang baru
BAB V
MUSYAWARAH
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar Rp.2.000,00
dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga
Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam kebijakan
organisasi
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun
Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak
disyahkan
TTD TTD
BAB I
NAMA KELOMPOK TANI TERNAK
“KARYA MEGA JAYA”
Adalah Kelompok tani ternak yang terorganisasi.
Pasal I
TEMPAT
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yang bekedudukan di Desa Bumirejo, Kecamatan Puring,
Kabupaten Kebumen.
Pasal 2
ASAS DAN JATIDIRI
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
1. Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 dan Hukum Pemerintahn yang berlaku.
Pasal 3
TUJUAN
1. Bidang peternakan pengemukan dan pembibitan / budidaya ternak.
2. Perekonomian, meningkatkan perekonomian anggota.
3. Koperasi penjualan,simpan, pinjam.
BAB II
Pasal 4
Susunan Organisasi Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” terdiri dari:
1. Rapat Anggota
2. Rapat Pengurus dan Anggota
3. Rapat Akhir Tahun Laporan Kerja
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 5
Pasal 6
Masa Jabatan Pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” adalah:
1. Masa jabatan pengurus adalah 5 tahun
2. Dalam reorganisasi pengurus pertama dapat dipilih kembali dan seterusnya.
BAB IV
PERSYARATAN MENJADI PENGURUS
Pasal 7
Ayat 1.
Persyaratan menjadi pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” adalah warga Indonesia
yang sudah menjadi anggota.
Ayat 2.
Anggota Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” tidak memandang agama, suku ras dan
kelompok atau golongan apaun.
Pasal 8
Pengurus bertanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 Anggaran Dasar
BAB V
TUGAS-TUGAS PENGURUS
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
BAB 12
HAK-HAK ANGGOTA
Pasal 12
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” mempunya hak sebagai berikut :
1. Berhak memilih, dan atau dipilih menjadi pengurus.
2. Mengeluarkan pendapat pada setiap kegiatan, dan atau pada rapat anggota.
3. Ikut serta mendukung program kerja yang telah ditentukan pada rapat anggota.
4. Memdapat pelayanan dari pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
BAB VII
KEKAYAAN DAN PENDAPATAN
Pasal 13
Kekayaan dan pendapatan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yaitu :
1. Setiap anggota diwajibkan menyerahkan modal sebesar Rp. 10.000,- sebagai uang operasional
pendirian Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
2. Iuran Wajib sebesar Rp 4.000,- setiap bulan sebagai KAS Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA
JAYA”
3. Usaha lain yang sah, dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga Kelompok Tani
Ternak “KARYA MEGA JAYA”
BAB VIII
KEWAJIBAN
Pasal 14
Pasal 15
1. Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” menyelenggaran rapat-rapat sebagai berikut:
a. Rapat anggota diadakan setiap bulan bertempat di sekretariat Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA
JAYA”
b. Apabila ada sesuata kepentingan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yang mendesak rapat
anggota dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, dengan sarat paserta memenuhi forum.
c. Rapat laporan pertanggungjawaban diselenggaran setahun sekali, terhitung mulainya tanggal
berdirinya Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
Pasal 16
Pengunduran diri Anggota atau Pengurus harus sudah bebas administrasi keuangan / hutang, dan
berhak meneriman simpanan pokok.
1. Pengunduran diri harus melalui surat tertulis.
2. Pengunduran diri secara lesan tidak berhak menerima simpanan pokok.
3. Penghentian anggota tidak terhormat jika :
a. Merlangar anggaran dasar rumah tangga Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
b. Tidak pernah mengikuti kegiatan selama 9 kali kegiatan berturut turut.
c. Terkena teguran 3x, dan Surat peringatan 1 sampai 3.
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASARM RUMAH TANGGA
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
Pasal 17
Perubahan anggaran dasar dapat dilaksanakan dengan keputusan rapat anggota, dan memenuhi syarat
sahnya forum.
BAB X
PENUTUP
Pasal 18
Hala-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat ditambah atas pesrsetujuan rapat Kelompok Tani
Ternak “KARYA MEGA JAYA”
S I T O SUTARYO
Ketua II Sekretaris II
Mengetahui:
Kepala Desa Bumirejo
FUAD WAHYUDI
AD-ART Kelompok
ANGGARAN DASAR ( AD )
KELOMPOK TANI “MANDIRI SEJAHTERA”
DESA : SELUMAR
KECAMATAN : SIJUK
KABUPATEN : BELITUNG
────────────────────────────────────────────────────
PASAL 1. IDENTITAS
1. Nama Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA
2. Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” didirikan pada tanggal : 06 FEBRUARI 2012
3. Kedudukan kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” : DESA AIR SELUMAR
4. Sifat kelompok : - Mandiri
- Kegotong Royongan
- Membangun Usaha Bersama melalui wadah kelompok
PASAL 2. LANDASAN
1. Azas kelompok berdasarkan Pancasila
2. Tujuan jangka panjang kelompok tani adalah membangun kualitas kesejahteraan hidup bersama untuk
masa kini dan masa depan melalui usaha-usaha pertanian di lahan kering dan di lahan basah.
PASAL 3. KEGIATAN
1. Pemanfaatan lahan usaha dengan menerapkan usaha supaya konservasi tanah dan air sekaligus
meningkatkan produksi pertanian.
a. Pemanfaatan lahan kering
b. Pemanfaatan lahan pertanian
c. Meningkatkan produksi pertanian
2. Mengembangkan usaha pertanian sistem terpadu.
3. Mengembangkan usaha bersama yang memberikan manfaat dan meningkatkan ekonomi.
4. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan tujuan dasar pertanian.
PASAL 4. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan kelompok tani bersifat terbuka. Dalam arti setiap orang dapat menjadi anggota baru
dengan mendaftar terlebih dahulu. Calon anggota yang mendaftar dapat diterima dengan keputusan
Ketua dengan memperhatikan 2/3 dari seluruh anggota.
2. Yang menjadi anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah yang ikut menandatangani
pembentukan kelompok tani dan yang mendaftar sesudah kelompok tani terbentuk.
PASAL 5. ORGANISASI
1. Organisasi kelompok tani disusun atas dasar kepentingan bersama melalui forum musyawarah untuk
mufakat.
2. Organisasi kelompok tani dibina oleh ketua dan seluruh anggota kelompok tani dengan bimbingan
aparat pemerintahan yang terkait.
PASAL 6. MUSYAWARAH
1. Musyawarah kelompok tani membentuk dan menyusun :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kesepakatan seluruh anggota.
b. Rencana Definitif Kelompok per tahun anggaran.
c. Usaha bersama untuk kepentingan kesinambungan kelompok tani.
d. Musyawarah maupun pertemuan sesuai kepentingan.
PASAL 7. KEDAULATAN
1. Kekuasaan tertinggi terletak pada musyawarah anggota.
2. Musyawarah anggota dilakukan atas undangan Ketua.
3. Anggota dapat mengusulkan untuk mengadakan musyawarah anggota dengan dukungan 6/7 (enam per
tujuh) dari seluruh anggota Kelompok Tani “BERSAMA” (dibuktikan dengan daftar hadir peserta
musyawarah).
PASAL 9. KEUANGAN
Keuangan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang menjadi kekayaan kelompok tani bersumber
dari :
1. Uang pangkal dan iuran anggota sesuai dengan hasil musyawarah.
2. Sumbangan dari pemerintah maupun swasta dan donatur lainnya.
3. Usaha lain yang dilakukan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” baik inisiatif dari dalam Kelompok
Tani “MANDIRI SEJAHTERA” maupun dari luar Kelompok Tani.
4. Pinjaman dari pemerintah maupun swasta dan pinjaman lainnya atas kesepakatan seluruh anggota
Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
PASAL 10. MASA BERLAKU KELOMPOK TANI
1. Masa berlaku Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terbatas paling sedikit sebanyak 1/3 dari jumlah
awal anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan harus diadakan rapat anggota untuk maksud
pembentukan kelompok tani yang baru.
2. Periode Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” selama 4 tahun dalam satu periode
kepengurusan. Kepengurusan awal saat pembentukan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
berdasarkan kesepakatan anggota.
3. Pemilihan Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dilakukan dengan pemungutan suara
yang dilakukan oleh seluruh anggota. Setiap anggota memiliki satu hak suara.
4. Kepengurusan yang dipilih adalah Posisi Ketua.
5. Yang berhak menjadi calon Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah anggota kelompok
tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan harus mendapat dukungan tertulis sebanyak ½ (setengah) dari
seluruh jumlah anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
6. Calon Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang memperoleh suara terbanyak saat pemilihan
otomatis menjabat Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
7. Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terpilih membentuk kepengurusan kelompok tani.
Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terdiri atas :
- Satu orang menjabat Ketua
- Satu orang menjabat Wakil Ketua
- Satu orang menjabat Sekretaris
- Satu orang menjabat Bendahara
8. Kepengurusan yang terbentuk wajib memberikan laporan pertanggung jawaban satu kali dalam satu
tahun selama masa kepengurusan. Dan diadakan pada setiap bulan kedua belas terhitung sejak
pelantikan. Dan dilanjutkan pada bulan keduabelas terhitung sejak laporan pertanggung jawaban
terakhir.
9. Materi laporan pertanggung jawaban yang diberikan adalah dalam hal materi keuangan dan kegiatan
operasional dari Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
PASAL 11. MENGUNDURKAN DIRI
1. Untuk setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela dari Keanggotaan Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA” dikenakan biaya sebesar uang pangkal dan 20% (dua puluh persen) dari
kekayaan rata-rata anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
2. Untuk setiap anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang keluar dengan tidak hormat tidak
memperoleh hak sebagai anggota dan kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” tidak memiliki kewajiban
apa pun terhadap yang bersangkutan.
PASAL 12 TAMBAHAN
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
────────────────────────────────────────────────
PASAL 1. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” bersifat terbuka. Dalam arti siapa saja dapat
mengajukan diri mendaftar untuk menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
2. Yang menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah yang ikut menandatangani
pembentukan kelompok.
3. Setiap pendaftar baru dapat menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” atas persetujuan
Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan memperhatikan masukan 2/3 dari seluruh
anggota dan menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan
memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
4. Setiap anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” wajib :
- Menggarap lahan pertanian.
- Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi
semua peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
5. Syarat menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”:
a. Mengajukan permohonan pendaftaran.
b. Mendapat persetujuan menjadi anggota dari Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan
memperhatikan persetujuan dari 2/3 dari seluruh anggota.
c. Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua
peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
d. Menggarap lahan pertanian pribadi.
e. Membayar uang pangkal satu kali saat mendaftar dan iuran setiap bulan (besarnya sesuai musyawarah
anggota) sebelum tanggal 15 setiap bulan.
f. Wajib mengikuti setiap musyawarah yang dilakukan dan disepakati oleh kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
g. Memupuk,membina,dan menjaga kelangsungan organisasi Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
h. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,dan peraturan lain yang berlaku dalam
Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
i. Dapat menjaga kepentingan dan informasi internal Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
j. Setiap bukti pelanggaran kewajiban anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang dilakukan
oleh setiap orang anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dikeluarkan dari keanggotaan secara
tidak hormat dan kehilangan semua haknya sebagai anggota.
k. Setiap anggota yang keluar dengan sukarela wajib menyerahkan Uang pangkal dan 20% dari kekayaan
rata-rata yang dimiliki setiap anggota atas kekayaan yang dimiliki Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
6. Setiap anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” berhak :
a. Mengetahui dan memperoleh setiap bantuan donasi maupun pinjaman baik berupa materi maupun
program yang diperoleh Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang besarnya sesuai kesepakatan
bersama. Informasi yang datang dapat ditanyakan dan diperoleh kepada Kepengurusan Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA” dalam bentuk tertulis pada saat memberikan iuran. Setiap Pengurus yang
melanggar bagian ini diberi sanksi penggantian posisi oleh Ketua.
b. Mengeluarkan pendapat dan usulan untuk kemajuan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
c. Dipilih sebagai Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”. Dalam hal dipilih menjadi
Pengurus,Ketua terpilih berwenang penuh memilih pengurus Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
d. Memilih dan dipilih sebagai Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.Dalam hal pencalonan
Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
e. Ketua terpilih berhak penuh menentukan Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
f. Memperoleh satu berkas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
g. Memiliki dan memanfaatkan kekayaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang besarnya
ditentukan sama rata dengan anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang lain.
h. Setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela berhak memperoleh kekayaan rata-rata
seluruh anggota atas kekayaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan dikurangi uang pangkal
dan 20% dari kekayaan rata-rata anggota kelompok tani.
i. Menuntut pelaksanaan program kerja berjalan dari Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” yang belum di kerjakan di program kerja tahun sebelumnya.
KELOMPOK PETERNAKAN
MADANI
Kampung Lapang, Desa Cipada, Kecamatan Cikalong wetan,
Kabupaten Bandung Barat
PROPOSAL PENGEMBANGAN
KELOMPOK PETERNAKAN
SAPI POTONG
Email : hendrayanaqib2@gmail.com
2010
I.PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan
pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi
daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang
dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina
Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi
sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta
ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi
dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik
yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhir-
akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters
ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di
desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk
menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di
peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang
lebih baik
Untuk memberikan arah yang jelas dan gambaran pelaksanaan agribisnis peternakan,
maka ditetapkan Visi dan Misi pemberdayaan peternakan sebagai berikut :
a. VISI :
Memperhatikan Visi dan Misi tersebut, maka keberhasilan program peternakan, tidak
dapat hanya diukur dalam kemampuannya meningkatkan produksi saja, tetapi juga harus
berkemampuan untuk meningkatkanpemberdayaan masyarakat peternak dalam rangka
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
V. POLA OPERASIONAL PEMBERDAYAAN PETERNAKAN
Suatu kebijakan yang berupa upaya – upaya real dalam rangka pemberdayaan
sumberdaya manusia (SDM) menuju kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan peternakan dan
buruh tani difokuskan pada peningkatan kinerja yang efektif dan efisien terhadap investasi yang
dikelolanya serta diarahkan guna mampu mencapai penghasilan sekurang-kurangnya
dapat memenuhi standar biaya hidup minimum (Minimum living Cost).
Mekanisme pemberdayaan masyarakat miskin dimulai dari adanya survey lokasi sebagai
studi kelayakan mitra, atau dari pengajuan proposal yang masuk kepada lembaga. Survey
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kedhuafaan dan kemauan serta kemampuan mitra dalam
kinerja baik sebagai peternak atau sebagai petani secara umum. Setelah penentuan lokasi maka
diadakan mekanisme pengenalan lembaga donor untuk lebih meningkatkan kepercayaan antara
keduabelah pihak (lembaga – peternak) disamping adanya sebuah motivasi akan pentingnya
berkelompok, yang disebut TCM (training calon mitra). Sebagai fokus pemberdayaan adalah
individu-individu yang dahulunya terpisah dalam pemikiran, perasaan dan aturan, semenjak
TCM akan dipersatukan dalam bentuk kelompok ternak dengan branding nama kelompok yang
berbeda di tiap daerah.
Oleh karena itu, pemberdayaan peternakan lebih ditekankan untuk meningkatkan mutu
dan peran Sumber Daya Manusia (SDM) peternak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.
Begitu pentingnya peran SDM sebagai salah satu komponen pemberdayaan peternakan, maka
kebijakan pemberdayaan peternakan harus dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang
muncul terkait hal tersebut.
Selama ini, kelompok peternak hanya dipandang sebagai suatu objek (target groups)
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program dari berbagai institusi, baik pemerintah,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, ataupun institusi lainnya. Biasanya, kegiatan
atau program yang dilaksanakan oleh institusi-instusi tersebut lebih bersifat sentralistik
atau top down dan seragam. Kegiatan yang sentralistik tersebut menyebabkan kreativitas lokal
tidak dapat muncul karena telah dirancangnya kegiatan tersebut sedemikian rupa. Di samping
itu, belum tentu program atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan kelompok
pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan peternak pada umumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sumberdaya
lokal berupa potensi peternak dan pakan ternak yang berlimpah, dan sekaligus untuk
meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian yang ada, untuk membuat lapangan pekerjaan
agribisnis peternakan pada segment hulu (upstream agribusiness), padasegment usaha budidaya
ternak (on farm agribusiness) dan pada usaha agribisnis di segment hilir (down-stream
agribusiness), maka pengembangan kegiatan di awali dengan adanya mekanisme penggemukan
Ternak (Fatening) pada kelompok untuk menggeliatkan pendapatan peternak, tahap berikutnya
adanya breeding pada unit kelompok yang nantinya dikembangkan menjadi pusat perbibitan
ternak pedesaan (Village Breeding Center), yang juga dapat diikuti dengan pengembangan di
sektor pariwisata agribisnis, bersifat edukasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga potensi
lokal dapat lebih berkembang dan dikenal oleh stakeholder dalam skala luas (Empowering
ProductPackaging).
Pada tahap berikutnya lebih ditekankan pada aspek pemasaran melalui jaringan pasar yang
sengaja dibuat, untuk lebih memaksimalkan peran strategis dari kelompok. Selama ini kelompok
telah bekerjasama dengan yayasan, bandar dan pihak konsumen individu dalam pemasaran sapi.
Utamanya waktu Idul Adha, pada tahun 2008 kelompok dapat memasarkan 13 ekor Sapi dan
tahun 2009, 24 ekor .
7. Aturan Pemeliharaan
a. Waktu Produksi
1. Waktu penggemukan Sapi jantan dimulai saat umur pembeliaan dan ditambah minimal 6 bulan
masa produksi di kandang mitra.
2. Waktu pembibitan Sapi betina dimulai saat umur pembeliaan dengan cara kawin alami ataupun
kawin suntik (IB).
3. Atau sesuai dengan kesepakatan mitra dengan kelompok
b. Kesehatan
Kesehatan ternak Sapi saat pemeliharaan menjadi tanggung jawab mitra dengan mendapatkan
pendampingan dari Manajer kelompok untuk penanganan masalah kesehatan yang tidak bisa
ditangani sendiri oleh mitra.
c. Pakan dan obat-obatan
Pengadaan pakan untuk ternak Sapi disediakan dan diusahakan oleh mitra peternak sendiri.
Sedangkan obat-obatan disediakan oleh peternak dengan memanfaatkan obat tradisional yang
ada dilingkungan mitra peternak dan menggunakan dana kelompok dari bagi hasil (7,5%).
8. Aturan Penjualan
a. Pemasaran hasil produksi ternak diutamakan diusahakan bersama pengurus dan Manajer
kelompok dengan memanfatkan peluang pasar yang tersedia.
b. Harga jual ternak hasil produksi disesuaikan dengan kondisi (umur,bobot hidup,bobot karkas,
dll) saat terjadi penjualan.
9. Infak
Setelah transaksi penjualan, uang hasil keuntungan dibagi sesuai kesepakatan maka masing –
masing pihak harus mengeluarkan infak yang jumlahnya sukarela.
10. Pertemuan Kelompok
Kelompok diharuskan mengadakan pertemuan rutin guna membahas hal-hal yang berkaitan
tentang masalah kelompok dan pengajian kelompok. Waktu pertemuan disepakati bersama oleh
anggota kelompok.
11. Mekanisme Pinjam Potong
Mitra anggota kelompok diperkenankan meminjam uang kepada kelompok sebatas perkiraan
jumlah keuntungan (60%), jika nanti terjadi penjualan ternak dan keuntungan mitra otomatis
akan dipotong disaat terdapat keuntungan hasil penjualan.
Untuk itu, maka keberadaan pemberdayaan peternakan yang semula hanya dititik beratkan
pada usaha budidaya ternak, harus dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang berwawasan
industri biologi peternakan yang dapat dikendalikan oleh peternak. Sehingga komponen
pemberdayaan peternakan menjadi :
(1) Peternak sebagai subjek pemberdayaan, harus lebih diberdayakan untuk dapat me-ningkatkan
penghasilan dan kesejahteraannya;
(2) Ternak sebagai objek yang harus diusahakan untuk dapat ditingkatkan produksi dan
produktivitasnya;
(3) Lahan sebagai basis ekologi budidaya ternak harus dapat dilestarikan fungsi kesu-buran
hamparan dan fungsi hidrologinya;
(4) Teknologi dan pengetahuan peternakan sebagai cara inovasi untuk meningkatkan efisiensi usaha
tani-ternak perlu selalu ditingkatkan, diperbaharui dan dimodernisasi, serta harus disesuaikan
dengan kebutuhan para pelaku agribisnis peternakan.
(5) Pengolahan, pemasaran dan perdagangan produk– produk agribisnis peternakan yang berkualitas
tinggi dengan harga layak dan terjangkau konsumen.
Program pemberdayaan agribisnis berbasis peternakan secara operasional merupakan
suatu proses pembangunan melalui pengembangan wilayah berbasis keunggulan komparatif
dan kompetitif yang dimilikinya. Arah pemberdayaan agribisnis peternakan seharusnya sudah
mengakomodir lokal spesifik dengan menggerakkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha.
Pada awalnya pemberdayaan agribisnis peternakan dapat difasilitasi dan diintroduksi oleh
pihak lembaga, kemudian untuk selanjutnya ditumbuhkembangkan oleh masyarakat di
kawasan tersebut. Sehingga kawasan agribisnis peternakan tersebut diharapkan dapat dijadikan
sebagai pusat berbagai pertumbuhan ekonomi wilayah. Selanjutnya dalam hal ini pemerintah
hanya bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator.
Dalam keterbatasan yang dilematis tersebut diperlukan jalan keluar yang bijaksana
dengan membangun paradigma baru, yaitu sistem peternakan yang berwawasan ekologis,
ekonomis dan berkesinambungan, ini sering juga disebut sustainable mix farming atau mix
farming.
Itulah barang kali suatu kajian di mana merupakan tuntutan dari semangat
pemberdayaan pertanian-peternakan yang disesuaikan dengan permintaan pasar sehingga
pengembangan sistem pertanian-peternakan terpadu sangatlah menjanjikan, meskipun tetap
harus memperhatikan aspek agro ekosistem wilayah dan sosio kultur masyarakatnya.
Kelembagaan Pemasaran
Kelembagaan pasar input dan output memiliki peran penting dalam mendukung
keberhasilan usaha ternak rakyat. Keberadaan kelembagaan pasar input dan output dalam
usaha ternak itu akan dapat memecahkan masalah dalam usaha ternak. Kelembagaan
merupakan fenomena sosial ekonomi yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih
pelaku interaksi sosial ekonomi mencakup dinamika aturan-aturan yang berlaku dan disepakati
bersama oleh para pelaku interaksi, disertai dengan analisis mengenai hasil akhir yang
diperoleh dari interaksi yang terjadi.
Secara empiris, kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak di lapangan
kondisinya beragam pada setiap kelompok, demikian halnya dengan usaha ternak rakyat itu
sendiri yang bervariasi antar petani ternak di setiap lokasi. Pertanyaannya adalah bagaimana
sebenarnya profil kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak rakyat.
sejauhmanakah peran kelembagaan pemasaran input dan output dalam mendukung
keberhasilan usaha ternak. Serta faktor-faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kinerja kelembagaan pemasaran tersebut.
(a) pasar ternak cenderung bersifat oligopoly sehingga pihak pedagang berperan
dominan dalam penentuan harga dan
(b) adanya kebiasaan petani menjual dalam kondisi terdesak kebutuhan uang tunai,
sehingga berapapun yang ditawarkan pembeli disetujui.
Adanya dominasi pedagang disatu sisi dan kebutuhan peternak yang mendesak,
memperkuat domain pedagang dan memperlemah petani peternak yang pada akhirnya
menyebabkan rendahnya nilai tambah yang diperoleh peternak dari usaha ternaknya.
Kelompok diharapkan mendirikan pasar kelompok input dan output untuk mendukung
berputarnya dana mitra kelompok. Mitra merupakan pemegang saham dari pendirian pasar
kelompok yang diwakilkan kepada lembaga keuangan kelompok. Proses perguliran dana
kelompok sebagian besar tidak hanya pada asset yang berupa ternak, namun juga bergulir
dalam wujud pasar kelompok yang dikelola melalui lembaga keuangan,sehingga nantinya dapat
menjadi sumber lain pendapatan mitra dari pengelolaan pasar kelompok.
Untuk meningkatkan kinerja pemasaran input dan output usaha ternak diperlukan
dorongan untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak peternak
dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil ternak.
VI.TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN SAPI
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan sapi
adalah adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya
produktivitas adalah pemilihan pakan ternak yang tidak sesuai dengan sistem pengemukan sapi
modern.
Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai makanan
pokok untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intentif dan
produktifitas menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang
tinggi sangat diperlukan.
Teknologi pembibitan Sapi potong yang digunakan adalah dengan kawin suntik (IB) yang
bekerjasama dengan dinas peternakan setempat untuk pelaksanaannya. Pemilihan bibit unggul
Sapi potong, sehingga keturunannya menjadi unggul dalam proses penggemukan kelak.
Asumsi dasar yang dipergunakan dalam melakukan analisis kelayakan usaha antara lain :
1. Jumlah sapi bakalan yang dibeli 10 ekor
2. Jumlah sapi induk yang dibeli 30 ekor
3. Harga sapi bakalan / ekor 6.000.000
4. Harga sapi induk / ekor 9.000.000
5. Rata-rata PBB harian 0.95kg/ekor/hari
6. Siklus Pemeliharaan sapi penggemukan 120 hari ( 4 bulan)
7. Harga jual sapi penggemukan 8.500.000
8. Harga jual pedet umur 4 bulan 4.000.000
9. Biaya operasional (tetap dan tidak tetap/siklus) 113,366,666.67
10. Harga jual kompos/kg 400
11. Penyusutan investasi kandang dan alat 10 tahun
Dari analisa rugi laba yang dilakukan, menghasilkan laba pertahun sebesar 10,10% dan B/C
rasio sebesar 1,12 sehingga memiliki tingkat keuntungan yang besar. Dengan begitu, usaha yang
akan dilaksanakan di kelompok ternak MADANI Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan
Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat ini ‘layak’ untuk dilaksanakan.
XI.PERTANIAN TERPADU (Integrasi ternak dan tanaman)
Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering kita sebut dengan pertanian
terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah
menunjang dalam penyediaan pupuk kandang dilahan pertanian, sehingga pola ini sering
disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan
limbah pertanian untuk makan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan
untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi
kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi,
mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Sistem produksi ternak sapi yang dikombinasi dengan lahan-lahan pertanian disesuaikan
dengan jenis tanaman pangan yang diusahakan. Ternak yang kita pelihara tidak mengganggu
tanaman yang kita usahakan, bahkan mendukung. Dalam hal ini tanaman pangan sebagai
komponen utamanya dan ternak menjadi komponen keduanya. Misalnya ternak kita beri
makan dari hasil limbah (jerami) dari sawah,limbah buangan sayuran atau ternak dapat
digembalakan di pinggir atau pada lahan yang belum ditanami dan pada lahan setelah
pemanenan hasil, sehingga ternak dapat memanfaatkan limbah tanaman pangan, gulma,
rumput, semak dan hijauan pakan yang tumbuh di sekitar tempat tersebut. Sebaliknya ternak
dapat mengembalikan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah melalui urin dan kotoran
padatnya.
Sebenarnya pertanian terpadu telah dilakukan oleh para petani kita. Petani dapat
memanfaatkan limbah tanamannya (misal jerami) sebagai pakan hewannya sehingga tidak
perlu mencari pakan lagi, petani juga dapat menggunakan tenaga sapi untuk pengolahan tanah,
dan ternak sapi dapat digunakan sebagai investasi (tabungan) yang sewaktu-waktu
membutuhkan dapat dijual untuk keperluan yang medesak.
Oleh karena itu upaya ini dapat digalakan pada tingkat petani baik dalam rangka
penggemukan ataupun dalam perbanyakan populasi, serta produksi susu. Dengan
meningkatnya populasi ternak sapi akan mampu menjamin ketersediaan pupuk kandang di
lahan pertanian. Sehingga program pertanian organik dapat terlaksana dengan baik, kesuburan
tanah dapat terjaga, dan pertanian bisa berkelanjutan..
Sistem tumpangsari tanaman dan ternak dipraktekkan di daerah perkebunan. Tujuan
sistem ini adalah untuk pemanfaatan lahan secara optimal. Di dalam sistem tumpangsari ini
tanaman perkebunan sebagai komponen utama dan tanaman rumput dan ternak yang
merumput di atasnya merupakan komponen kedua. Keuntungan-keuntungan dari sistem ini
antara lain : (1) Dari tanaman perkebunannya dapat menjamin tersedianya tanaman peneduh
bagi ternak, sehingga dapat mengurangi stress karena panas, (2) meningkatkan kesuburan
tanah melalui proses kembaliya air seni dan kotoran padatan ke dalam tanah, (3) meningkatkan
kualitas pakan ternak, serta membatasi pertumbuhan gulma, (5) meningkatkan hasil tanaman
perkebunan dan (6) meningkatkan keuntungan ekonomis termasuk hasil ternaknya.
XII.PENUTUP
Usaha penggemukan sapi potong dengan skala usaha 10 ekor selama 120 hari per periode
dan pembiakan sapi 10 ekor selama 1-2 tahun, yang terkonsep secara agribisnis terpadu
memiliki peluang pengembangan yang sangat luas. Ditinjau dari sisi peluang pasar yang cukup
terbuka lebar, ditinjau dari sisi profit yang cukup menguntungkan serta dari sisi kemanfaatan
yang cukup besar dan menjanjikan, baik bermanfaat bagi kelompok tani, masyarakat dan
lingkungan sekitar.
I. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan penyandang dana / pemberi modal bantuan/ usaha yang untuk selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.
II. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan pengelola modal usaha dalam Kelompok Ternak MADANI untuk selanjutnya
disebut sebagaiPIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak telah bersepakat untuk melakukan kerjasama penanganan usaha
penggemukan sapi dalam Kelompok Ternak. Kesepakatan tersebut sebagai berikut :
Pasal 1
Obyek Kesepakatan
1. Ruang lingkup perjanjian ini meliputi dasar kerjasama pembiayaan usaha bagi hasil antara
kedua belah pihak, yaitu pihak pertama sebagai pemodal (Shahibul maal), Pihak kedua mitra
pengelola modal(Mudharib) yang tergabung dalam Kelompok Ternak MADANI
2. Modal usaha yang digunakan untuk pembiayaan anggota kelompok yang sebesar
Rp.....................................................................................................................................
Terbilang(..................................................................................................................
.
3. Pembiayaan ini digunakan untuk penggemukan.......ekor Sapi
4. Dalam hal keuntungan usaha, KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk berbagi hasil dengan
nishbah 40 % (pihak pertama) : 60 % (pihak kedua) dari keuntungan usaha (setiap penjualan),
setelah dikurangi biaya operasional lapangan (pengadaan dan penggemukan Sapi).
5. Usaha yang berkaitan dengan pemeliharaan berlokasi di Desa Cipada Kec. Cikalong Wetan,
Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.
Pasal 2
Penentuan Laba Bersih
1. Yang dimaksud laba bersih adalah laba kotor setelah dikurangi dengan biaya pakan dan biaya
pembelian sapi (operasional kelompok).
2. Yang dimaksud laba kotor adalah selisih harga antara harga jual Sapi dengan harga beli Sapi
.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
A. Kewajiban Pihak Pertama
1. Menyiapkan investasi dan pendanaannya.
2. Menangani masalah administrasi dan keuangan dari usaha.
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi program serta penjagaan kualitas
layanan/pemeliharaan.
4. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai
kemampuan.
B. Hak Pihak Pertama
1. Mendapatkan pelayanan dan informasi terhadap pemeliharaan dan manajemen kandang pada
umumnya (tata laksana kandang).
2. Mendapatakan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
C. Kewajiban Pihak Kedua
1. Menyiapkan kandang bersama seluruh anggota hingga siap operasional.
2. Menangani masalah operasional usaha, perawatan kandang, penyediaan pakan dan aspek
pemeliharaan lainnya.
3. Melakukan pengadaan Sapi
4. Menjalankan prosedur standart pengelolaan dan manajemen usaha.
5. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai kemamapuan.
D. Hak Pihak Kedua
1. Mendapat bagi hasil penjualan, berupa pembayaran tunai sebagaimana disepakati kedua belah
pihak.
2. Mendapatkan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
Pasal 4
Masa Berlaku
Kesepakatan ini berlaku sejak tanggal.............bulan....................tahun 2010, Sampai
tanggal........., bulan....................tahun 20
Pasal 5
Kekuatan hukum
Kesepakatan ini tertulis diatas kertas bermaterai, dan ditandatangani kedua belah pihak
sehingga memiliki kekuatan hukum dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar gerak usaha.
Pasal 6
Force Majure
1. Yang dimaksud force majure adalah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
kerjasama ini, yang diluar kekuasaan kedua belah pihak, seperti bencana alam, huru hara,
kerusuhan dan keadaan darurat yang secara resmi dikeluarkan pemerintah
2. Apabila terjadi Force Majure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA paling lambat 1 (satu) bulan setelah terjadi force majure, dan untuk ini
PIHAK KEDUA tidak dikenakna kewajiban atau denda apapun juga
Pasal 7
Perselisihan
Apabila terjadi perbedaan dalam menafsirkan kesepakatan ini, kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui musyawarah yang didasari oleh nilai-nilai Islam.
Pasal 8
Tambahan
Apabila ada hal-hal yang belum dan perlu diatur secara tersendiri akan dibuat aturan tambahan
yang isi dan jiwanya sejalan dengan kesepakatan ini, dan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari kesepakatan ini.
Pasal 9
Penutup
Demikian kesepakatan ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai, cukup untuk digunakan
sebagaimana mestinya oleh para pihak yang berkepentingan. Apabila terjadi kekeliruan di
kemudian hari akan dilakukan perbaikan seperlunya.
Bandung Barat,............................2010