Disusun Oleh:
Kelompok: 2
NIM: 1913521007
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya penulis dapat menyusun laoporan pratikum yang berjudul “Laporan
Pratikum Kimia Dasar Larutan dan Pengenceran” untuk menunjang kegiatan
pembelajaran program studi Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas
Kelautan dan Perikan Universitas Udayana. Dalam kesempatan ini, penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah kimia dasar
yakni Ibu Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S. ST. Pi., MP dan Bapak Ima Yudha
Perwira. S.Pi., MP., D. Sc yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada Kakak Melanie Indah Sari Manik selaku asisten dosen mata
kuliah Kimia Dasar kelompok 2 yang telah mendampingi serta membantu
kegiatan pratikum penulis dari awal hingga tersusunya laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................... ..................2
iii
BAB V PENUTUP.................................................................................................21
5.1 Kesimpulan..........................................................................................21
5.2 Saran.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1................................................................................................................10
Gambar 2................................................................................................................10
Gambar 3................................................................................................................11
Gambar 4................................................................................................................11
Gambar 5................................................................................................................11
Gambar 6................................................................................................................11
Gambar 7................................................................................................................11
Gambar 8................................................................................................................11
Lampiran 1.............................................................................................................26
Lampiran 2.............................................................................................................26
Lampiran 3.............................................................................................................26
Lampiran 4.............................................................................................................26
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1....................................................................................................................11
Tabel 4.1.1 .............................................................................................................13
Tabel 4.1.2..............................................................................................................13
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam ilmu kimia, larutan maupun pengenceran itu sangat penting karena
hampir semua reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Dalam membuat
suatu larutan dan pengenceran harus dikerjakan secara teliti. Karena dalam
mengidentifikasi suatu larutan tidak hanya dilihat saja atau dicicipi saja. Oleh
karena itu, dalam proses pembuatan larutan harus dilakukan sebuah pratikum
secara bertahap dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hal ini dilakukan
agar hasil yang diperoleh nanti sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Sehingga dengan adanya pratikum yang telah kita lakukan dapat menambah
wawasan kita tentang cara untuk mengetahui cara pembuatan larutan dari
padatan murni NaCl, mengetahui hasil pengukuran kadar garam pada NaCl
dan mengencerkan larutan NaCl. Hal inilah yang melatar belakangi dibuatnya
laporan pratikum kimia dasar pembuatan larutan dan pengenceran.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pratikum kimia dasar adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara pembuatan larutan dari padatan murni NaCl (garam
dapur) dengan mencampurkan pelarut dalam jumlah tertentu?
2. Bagaimana hasil pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl yang
dibuat?
3. Bagaimana hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum kimia dasar adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dari padatan murni NaCl
(garam dapur) dengan mencampurkan pelarut dalam jumlah tertentu.
2. Untuk mengetahui hasil pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl yang
dibuat.
3. Untuk mengetahui hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pratikum kimia dasar adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Pratikum ini sangat bermanfaat bagi semua kalangan, terutama bagi
para Mahasiswa. Laporan pratikum ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa
2
karena mampu menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa tentang
cara pembuatan larutan dan pengenceran. Hal ini disebabkan, laporan ini
berisi tentang fakta tentang proses pembuatan laporan karena didasari
dengan tabel, perhitungan, metodelogi dan gambar yang penulis
cantumkan dalam laporan ini saat proses pratikum. Selain itu, laporan
pratikum ini juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena laporan ini
dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa dalam menyusun
sebuah laporan, tugas, makalah atau bentuk tulisan yang berisi tentang
pembuatan larutan dan pengenceran. Laporan pratikum ini juga
bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengoreksi kelemahan-kelemahan yang
mungkin ada di dalam laporan ini.
2. Masyarakat
Laporan pratikum ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat. Salah
satunya adalah untuk menambah wawasan bagi masyarakat tentang
pentingnya larutan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah membaca laporan
pratikum ini, mungkin masyarakat mampu memahami dengan baik bahwa
secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari mereka melakukan proses
pembuatan larutan. Misalnya saja adalah membuat teh, teh termasuk
sebuah larutan karena perpaduan antara campuran air, teh dan gula.
Sehingga,dengan adanya laporan ini dapat dimanfaatkan bagi masyarakat
untuk menambah wawasan mereka mengenai apa itu larutan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
𝒘 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝑴𝒐𝒍𝒂𝒓𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒛𝒂𝒕 = ×
𝑴𝒓 𝒗
2. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam
setiap liter larutan.
𝒈𝒓𝒂𝒎 𝒆𝒌𝒊𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏
𝑵=
𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏
3. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap
kilogram larutan.
𝒈𝒓𝒂𝒎
𝒎=
𝑴𝒓
4. Persen Massa % (b/b)
Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 gr
larutan.
𝒈𝒓𝒂𝒎
%(𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂) = × 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎 𝒈𝒓
5. Persen Volume % (v/v)
Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 mL
larutan.
𝒎𝑳
%(𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆) = × 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎 𝒎𝑳
6. Persen Berat per Volume % (b/v)
Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 mL
larutan.
𝒃 𝒈𝒓𝒂𝒎
%( ) = × 𝟏𝟎𝟎%
𝒗 𝟏𝟎𝟎 𝒎𝑳
2.1.2 Pengenceran
Suatu larutan dapat diencerkan lagi untuk memperoleh volume
akhir yang lebih besar. Pengenceran dapat diartikan sebagai
pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut.
Pengenceran dapat dilakukan dnegan mencampurkan larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh
volume akhir yang lebih besar. Biasanya dalam larutan yang
5
diencerkan mampu melepaskan panas, terutama pada larutan asam
sulfat pekat. Untuk menghilangkan panas dapat dilakukan dengan cara
asam sulfat pekat harus ditambahkan air tetapi tidak boleh sebaliknya.
Jika air ditambahkan asam sulfat pekat maka akan melepaskan panas
yang lebih besar dan akan menimbulkan percikan dari asam sulfat
pekat itu sendiri yang mana jika terkena kulit dapat merusak kuli
(Brady, 2000). Rumus pengenceran menurut Gunawan (2004) yaitu:
𝑴𝟏 × 𝑽𝟏 = 𝑴𝟐 × 𝑽𝟐
2.1.3 Konsentrasi
Pada suatu larutan jika ingin mengubah menjadi jumlah relatif
solute dan solven, maka dapat menggunakan istilah konsentrasi.
Konsentrasi ini digunakan untuk mengetahui suatu larutan yang
mengandung sejumlah besar solute dalam suatu solvent yang diketahui
jumlahnya disebut solute yang pekat. Jadi, suatu larutan yang pekat
memiliki solute yang relatif konsentrasinya tinggi, dan pada larutan
encer memiliki konsentrasi rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan adalah temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion
berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh komples dan lain-lain. Konsentrasi
digunakan secara kuantitatif untukmenyatakan komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Contoh satuan dari larutan adalah molar,
molal, ppm, dan ppt. Satuan ppt ini biasanya digunakan untuk
mengukur kadar garam yang terdapat di suatu perairan. Salinitas
biasanya didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat
yang terlarut dalam satu kilogram air laut. Salinitas dapat diukur
dengan alat yang bernama Refraktometer dan dinyatakan dalam g/kg.
2.1.4 Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan
larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk
6
menyatakan kepekaan atau konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan
dengan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun
satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah
molaritas. Satuan lainnya adalah molaritas, molalitas, persen berat,
persen volume atau sebagainya (Faizal, 2013)
7
BAB III
METODELOGI PRATIKUM
NAMA
NO GAMBAR KEGUNAAN
ALAT
1 Gambar 1 Refraktometer Mengukur
kandungan garam
8
2 Erlenmeyer Mengukur air yang
dibutuhkan untuk
melarutkan garam
Gambar 2
3 Sendok Mempercepat pros
Pengaduk pelarutan garam
dengan
mengaduknya
dengan sendok
Gambar 3
4 Tisu Membersihkan
refraktometer dari
sisa air garam yang
telah diukur kadar
garamnya.
Gambar 4
5 Toples Untuk tempat
melarutkan garam
dengan air.
Gambar 5
6 Glove Melindungi tangan
dari larutan yang
berbahaya.
Gambar 6
9
7 Pipet Tetes Untuk mengambil
serta meneteskan
larutan garam ke
alat refraktometer
dan aquadest.
Gambar 7
8 Timbangan Untuk mengukur
Digital atau menimbang
jumlah garam yang
dibutuhkan
Gambar 8
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah:
1. Garam dapur
2. Aquadest
3. Air
3.3 Prosedur Partikum
3.3.1 Pembuatan Larutan
Adapun prosedur dalam pembuatan larutan sebagai berikut:
1. Hitunglah jumlah garam dapur (NaCl) yang dibutuhkan untuk
membuat larutan:
2. Bahan ditimbang dengan menggunakan timbangan digital sesuai
dengan jumlah yang telah dihitung sesuai dengan prosedur nomor
1. NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
2. NaCl 15 ppt sebanyak 500 mL
3. NaCl 20 ppt sebanyak 1000 mL
4. NaCl 25 ppt sebanyak 1000 mL
5. NaCl 30 ppt sebanyak 1000 mL
10
3. Lalu ambil air yang dibutuhkan pada prosedur nomor 1
menggunakan erlenmeyer dan masukan kedalam toples yang telah
disediakan.
4. Masukkan garam yang telah ditimbang tadi ke dalam toples yang
berisi air lalu aduk menggunakan sendok pengaduk sampai garam
terlarut dalam air.
5. Lalu, siapkan refraktometer. Sebelum digunakan netralkan
refraktometer menggunakan aquadest.
6. Setelah sudah netral, baru ambil larutan garam dengan pipet tetes
dan teteskan pada refraktometer.
7. Lihat berapa kadungan garam yang terdapat pada air garam yang
diuji.
8. Lakukan pengujian sebanyak 2 kali.
3.3.2 Pengenceran
Adapun prosedur yang digunakan dalam pengenceran adalah sebagai
berikut:
1. Hitunglah larutan pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan
berikut:
1. NaCl 10 ppt menjadi NaCl 1 ppt sebanyak 500 mL
2. NaCl 15 ppt menjadi NaCl 5 ppt sebanyak 500 mL
3. NaCl 20 ppt menjadi NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
4. NaCl 25 ppt menjadi NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
5. NaCl 30 ppt menjadi NaCl 20 ppt sebanyak 500 mL
2. Setelah diketahui volume yang diinginkan tambahkan air sesuai
dengan perhitungan nomor 1 pada sisa pengujian larutan garam
pada prosedur larutan.
3. Setelah ditambahkan air, aduk menggunakan sendok penggaduk.
4. Lalu siapkan refraktometer dan netralkan terlebih dahulu
menggunakan aquadest.
5. Ambil larutan garam yang telah di encerkan menggunakan pipet
tetes , ukur dan catat kadar garamnya.
6. Lakukan pengujian sebanyak dua kali.
11
BAB IV
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Larutan
Kebutuhan Garam
Konsentrasi Volume
Prosedur Hasil
Garam (NaCl) air Hasil
Pengukuran
Perhitungan
Refraktometer
I 10 ppt 500 mL 10 ppt 10 ppt
II 15 ppt 500 mL 15 ppt 15 ppt
III 20 ppt 500 mL 40 ppt 67 ptt
IV 25 ppt 500 mL 50 ppt 72 ppt
V 30 ppt 500 mL 60 ppt 87 ppt
Konsentrasi Garam
Konsentrasi
Volume
Prosedur Garam Hasil
air
Diperlukan Diketahui Pengukuran
Refraktometer
I 1 ppt 550 mL 10 ppt 10 ppt
II 5 ppt 667 mL 15 ppt 17 ppt
III 10 ppt 750 mL 20 ppt 45 ppt
I 10 ppt 700 mL 25 ppt 55 ppt
II 20 ppt 833 mL 30 ppt 53 ppt
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan pada Prosedur Pembuatan Larutan
12
Hasil perhitungan jumlah garam dapur (NaCl) yang dibutuhkan
untuk membuat larutan (diketahui V2= 500mL):
1. NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
Diketahui: M1= 10 ppt
V1= 500 mL
V2= 500 mL
Ditanya: M2=.......?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
10.500 = M2.500
M2 = 10 ppt
Jadi, garam yang dibutuhkan adalah 10 gram
2. NaCl 15 ppt sebanyak 500 mL
Diketahui: M1= 15 ppt
V1= 500 mL
V2= 500 mL
Ditanya: M2=.......?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
25.500 = M2.500
M2 = 15 ppt
Jadi, garam yang dibutuhkan adalah 15 gram
3. NaCl 20 ppt sebanyak 1000 mL
Diketahui: M1= 20 ppt
V1= 1000 mL
V2= 500 mL
Ditanya: M2=.......?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
20.1000 = M2.500
M2 = 40 ppt
Jadi, garam yang dibutuhkan adalah 40 gram
13
4. NaCl 25 ppt sebanyak 1000 mL
Diketahui: M1= 25 ppt
V1= 1000 mL
V2= 500 mL
Ditanya: M2=.......?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
25.1000 = M2.500
M2 = 50 ppt
Jadi, garam yang dibutuhkan adalah 50 gram
5. NaCl 30 ppt sebanyak 1000 mL
Diketahui: M1= 30 ppt
V1= 1000 mL
V2= 500 mL
Ditanya: M2=.......?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
30.1000 = M2.500
M2 = 60 ppt
Jadi, garam yang dibutuhkan adalah 60 gram
4.2.2 Perhitungan pada Prosedur Pengenceran
Hasil perhitungan larutan pekat yang dibutuhkan untuk membuat
larutan:
1. NaCl 10 ppt menjadi NaCl 1 ppt sebanyak 500 mL
Diketahui: M1= 10
M2= 1
V2= 500 mL
Ditanya: V1=.....?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
10.V1 = 1.500
V1 = 50 mL
14
Jadi, volume yang dibutuhkan adalah 550mL
2. NaCl 15 ppt menjadi NaCl 5 ppt sebanyak 500 mL
Diketahui: M1= 15
M2= 5
V2= 500 mL
Ditanya: V1=.....?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
15.V1 = 5.500
V1 = 166,7 mL ≈ 167 mL
Jadi, volume yang dibutuhkan adalah 667 mL
3. NaCl 20 ppt menjadi NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
Diketahui: M1= 20
M2= 10
V2= 500 mL
Ditanya: V1=.....?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
20.V1 = 10.500
V1 = 250 mL
Jadi, volume yang dibutuhkan adalah 750mL
4. NaCl 25 ppt menjadi NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
Diketahui: M1= 25
M2= 10
V2= 500 mL
Ditanya: V1=.....?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
25.V1 = 10.500
V1 = 200 mL
Jadi, volume yang dibutuhkan adalah 700mL
5. NaCl 30 ppt menjadi NaCl 20 ppt sebanyak 500 mL
15
Diketahui: M1= 30
M2= 20
V2= 500 mL
Ditanya: V1=.....?
Jawaban: Rumus yang digunakan M1.V1= M2.V2
M1.V1 = M2.V2
30.V1 = 20.500
V1 = 333,3 mL ≈ 333 mL
Jadi, volume yang dibutuhkan adalah 833 mL
4.3 Pembahasan
4.3.1 Bagaimana cara pembuatan larutan dari padatan murni NaCl
(garam dapur) dengan mencampurkan pelarut dalam jumlah
tertentu?
Untuk membuat larutan dari padatan murni NaCl (garam
dapur) dalam jumlah pelarut tertentu dapat menggunakan metode
pengenceran. Metode pengenceran ini adalah proses
mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Pada pengenceran berlaku rumus M1.V1 = M2.V2. Seperti
pada pratikum yang telah dilakukan untuk melarutkan garam
dengan NaCl 25 ppt menjadi 10 ppt sebanyak 500 mL dibutuhkan
700mL air untuk melarutkannya. 700 mL tersebut diperoleh dari
perhitungan dibawah ini:
M1.V1 = M2.V2
25. V1 = 10.500
V1= 200 mL
Vair = V1 + V2
= 200 + 500
= 700 mL
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan untuk membuat
larutan dari padatan murni NaCl adalah dengan melarutkannya
dengan air dalam jumlah tertentu tergantung berat dan konsentrasi
16
pada air. Sebenarnya dalam membuat sebuah larutan kita bisa
mengira-ngira berapa berat bahan yang kita perlukan untuk
dilarutkan dan berapa volume pelarut yang kita gunakan dalam
melarutkan bahan. Seperti saat kita membuat kopi, kita tidak
perlu menimbang berapa bubuk kopi yang kita perlukan, berapa
berat gula agar kopi tidak terlalu pahit atau manis dan berapa
volume air yang kita butuhkan agar kopi tidak terlalu encer.
Namun, meskipun dalam kehidupan sehari-hari kita bisa mengira
saja berbeda halnya dalam dunia pendidikan bahkan dunia ilmiah.
Pada Kimia, dalam membuat sebuah larutan harus di hitung
dengan rumus yang sesuai dengan ketetapan yang telah ditetapkan
dan dibuktikan dengan pratikum untuk menguji kebenaran dari
apa yang telah kita hitung.
4.3.2 Bagaimana hasil pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl
yang dibuat?
Hasil dari pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl
yang telah dibuat pada percoban pertam adalah 10 ppt, sesuai
dengan kebutuhan garam yang telah dihitung. Sedangkan pada
percobaan kedua diperoleh 15 ppt. Dan pada percobaan ketiga
adalah sebanyak 67 ppt. Pada percobaan keempat dari hasil
perhitungan yang telah penulis hitung diperoleh kebutuhan garam
sebanyak 50 ppt. Akan tetapi, ketika diukur menggunakan alat
yang bernama refraktometer menunjukan angka 72 ppt (Lampiran
1). Sehingga pada percobaan pertama diperoleh perbandingan
sebanyak 22 ppt. Pada percobaan kelima diperoleh hasil
perhitungan sebanyak 60 ppt, ketika di uji hasilnya menunjukkan
angka 87 ppt (Lampiran 2). Pada percobaan kedua diperoleh
perbandingan sebanyak 27 ppt. Jadi, pada percobaan 1 dan kedua
perbedaan perbandingannya 5 ppt.
4.3.3 Bagaimana hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan?
Hasil dari pratikum pengenceran larutan NaCl pada
percobaan pertama adalah 10 ppt . Percobaan pertama hasilnya
17
sesuai dengan konsentrasi garam yang diketahui. Sedangkan pada
percobaan kedua hasil pengukurannya adalah 17 ppt, dan
memiliki perbedaan 2 mL dari konsentrasi yang telah di ketahui.
Pada percobaan ketiga diperoleh 45 ppt. pada percobaan keempat
adalah 55 ppt (Lampiran 3), sedangkan konsentrasi garam yang
dibutuhkan untuk menjadikan NaCl 10 ppt sebanyak 500 mL
dengan volume total yang dibutuhkan 700 mL adalah 25 ppt.
Sehingga perbandingannya adalah 30 ppt. Sedangkan pada
pengujian atau percobaan kelima diperoleh angka 53 ppt
(Lampiran 4) pada pengukuran refraktometer. Sedangkan
konsentrasi garam yang dibutuhkan untuk mengencerkan NaCl
adalah 30 ppt. Sehingga perbandingan yang diperoleh sebanyak
23 ppt.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa larutan
merupakan sebuah campuran homogen dari dua atau lebih jenis zat yang
terdispersi dalam bentuk molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Dari ulasan tersebut memang benar larutan merupakan
sebuah campuran antara zat pelarut dengan zat terlarut. Misalnya dalam
pratikum ini terbukti cara membuat larutan garam adalah mengencerkannya
dengan air dalam jumlah atau volume tertentu tergantung konsentrasi dan
beratnya. Jadi, larutan garam dapat diperoleh dengan cara melarutkan garam
dengan air dengan proses pengenceran. Sehingga dalam pratikum ini terbukti
bahwa sebuah larutan itu merupakan campuran dari beberapa zat dan
pembuatannya adalah dengan cara pengenceran.
Sedangkan dalam mengukur berat garam yang dibutuhkan untuk
dilarutkan kedalam air dalam volume yang telah ditentukan adalah dengan
cara melakukan perhitungan dengan rumus yang telah ditetapkan. Akan
tetapi, pada pratikum yang telah dilakukan antara hasil pratikum dengan
perhitungannya berbeda. Perbedaan dari hasil pratikum dan perhitungannya
sangat banyak. Karena dalam sebuah pratikum tingkat ketelitiannya tidak
sampai 5 ppt. Sedangkan pada percobaan tingkat kesalahan mencapai 20 ppt.
Hal ini dikarenakan garam yang penulis gunakan tidak sesuai dengan garam
yang tertera pada modul. Garam yang tertera pada modul adalah garam dapur,
sedangkan garam yang penuli gunakan adalah garam adalah garam kristal
atau garam kasar. Setiap jenis garam memiliki konsentrasi yang berbeda-
beda. Sehingga dengan penulis menggunakan garam kristal tentunya hasilnya
sangat tidak sesuai dengan perhitungan yang telah dibuat.
Demikian pula pada percobaan pengenceran larutan garam, perbedaan
hasil percobaan dan perhitungannya juga sangat banyak. Penulis juga
berasumsi bahwa hal ini dikarenakan garam yang digunakan tidak sesuai
dengan prosedur yang telah dibuat. Selain itu, terdapat faktor lain yakni
19
ketika mengukur air yang dibutuhkan. Perbedaan kadar garam juga
disebabkan karena pengukuran jumlah air yang kurang tepat. Karena, dalam
pengukuran air seharusnya penulis menggunakan gelas ukur agar hasilnya
akurat. Akan tetapi, dalam pratikum ini untuk mengukur volume air, penulis
menggunakan erlenmeyer yang mana pengukurannya dapat dikatakan kurang
tepat apalagi untuk hasil perhitungan bukan bilangan bulat seperti pada
percobaan ke 5 pengenceran yakni 833 mL .
5.2 Saran
Dalam melakukan pratikum ini penulis memberikan saran kepada
siapapun yang membaca laporan ini untuk terus memperhatikan secara teliti
apabila melakukan sebuah pratikum. Penulis menyarankan untuk
memperhatikan segala prosedur dan alat dan bahan yang dibutuhkan dan
harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Sehingga dengan persiapan yang
benar dan sesuai akan menghasilkan hasil pratikum yang sesuai. Jadi, dapat
meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2
Lampiran 3 Lampiran 4
22