BRONKOPNEUMONIA
BRONKOPNEUMONIA
PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep keperawatan bronkopneumonia pada
anak.
b. Mampu menjelaskan aplikasi asuhan keperawatan [pada klien dengan
bronkopneumonia
c. Mampu melaksanakan ronde keperawatan pada klien dengan
bronkopneumonia
1. Institusi Pendidikan
a. Sebagai tolak ukur mahasiswa dalam melaksanakan dan membuat
asuhan keperawatan.
b. Menghasilkan Sarjana Keperawatan + Ners sebagai seorang perawat
profesional yang memiliki pengetahuan memadai sesuai
perkembangan ilmu dan pengetahuan.
2. Profesi keperawatan
2.3 Patofisiologi
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme
(jamur, bakter, virus) & sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon
(bensin, minyak tanah, & sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke
dalam saluran napas). Awalnmya mikroorganisme dapat masuk melalui percikan
ludah ( droplet) infasi ini dapat masuk ke saluran pernapasan atas & menimbulkan
reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, di mana ketika
terjadi peradangan ini tubuh dapat menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam
pada penderita. Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan secret. Semakin lama
secret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit
& pasien dapat merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di bronkus, lama kelamaan
secret dapat sampai ke alveolus paru & mengganggu sistem pertukaran gas di paru.
Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini dapat juga menginfeksi saluran
cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora normal dalam
usus menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.
2.4 Pathway
2.5 Manifestasi Klinis Bronkopneumonia
Menurut Ringel, 2012 tanda-gejala dari Bronkopneumonia yaitu :
2.7 Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps
paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk
hilang.
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm
rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang meradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
(Whaley Wong, 2006)
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Wong, L dkk (2008) terdapat beberapa penatalaksanaan pada
penderita bronchopneumonia:
a. Mencaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat, pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu
cukup istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
Pasien bronkopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan
yang kurang, suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari, dan masukan
cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah
dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infuse dengan cairan glukosa
5% dan NaCl 0,9 %.
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Pengobatan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi akan tetapi
karna hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka
biasanya diberikan pinisilin ditambah dengan cloramfenikol atau
diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.
Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari karna sebagian
besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan
hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas
darah arteri.
2.9 Pencegahan
a. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan tempat
keramaian yang berpotensi terjadinya penularan.
b. Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA
c. Membiasakan melakukan pemberian ASI
d. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai
suara sesak dan sesak pada anak.
e. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameophilus influenza.
2. Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
Keluarga klien mengatakan : Klien tampak :
1. Sesak napas 1. Sesak (dyspnea)
2. Badan panas 2. Menggunakan otot bantu
3. Makan sedikit pernafasan
4. Hanya makan pisang 2 buah 3. Tampak adanya retraksi dada
5. Semakin kurus 4. Tampak pernafasan bibir
5. Pernafasan cuping hidung
6. Bunyi nafas :
7. TTV :
TD : 100/ 70 mmHg
N : 130 x/menit
RR : 60 x/ menit (takipnea)
S : 40ºC
SPO2 : 80%
7. Teraba panas
8. BB :
9. TB :
10. Konjungtiva tampak pucat
11. Membran mukosa tambak pucat
12. Bibir pucat
13. Wajah pucat
14. Nyeri epigastrium
15. Porsi makan tidak dihabiskan
16. Leukosit : 19,69 103/uL
3. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. DS : Ketidakefektifan
1. pola nafas
DO :
2. DS : Hipertermia
DO :
3. DS : Ketidakseimbanga
DO : n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
jtptunimus-gdl-ruffaedahg-6294-2-babii.html
Smeltzer, Suzanne. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta:
EGC
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Wong, L dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Edisi 6). Jakarta: EGC
Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI