Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

ANAK USIA 1-3 TAHUN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK C

ALBERTIN MANO, S.KEP

ERWIN TASMAWINATA, S.KEP

MARLEN H. TABERIMA, S.KEP

RIWANTI KOGOYA, S.KEP

SRI HASTUTY RAHMADANI, S.KEP

YULITA KASTERA, S.KEP

SANDI TANAN SAMBE, S.KEP

WAHYU SETIANINGSIH, S.KEP

IDA ANTONELA BARU, S.KEP

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDDIKAN TINGGI

UIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STASE KEPERAWATAN ANAK

JAYAPURA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1-3 TAHUN )” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak I dijurusan
keperawatan Tanjung Karang.Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :

Ibu Nurhayati HK,S.Pd.,M.Pd. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak I yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.

Ibu Purwati,S.Pd,MAP. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.

Rekan- rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan
pembaca.

Bandar Lampung, Mei 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu
dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi
sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan
disesuaikan dengan kondisi anak.

1.2 Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum

Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,


kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.

2. Tujuan Khusus

Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak

Meningkatkan keterampilan anak

Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu

Memberikan kesenangan dan kepuasan anak

1.3 Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap
hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi
anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus
bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat
di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi anak.

2.2 Fungsi Bermain


Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai
terapi.

1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan


anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

2.3 Tujuan Bermain


1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan

2.5 Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain


1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
2.6 Klasifikasi Bermain
Berdasarkan isi permainan :

1. Sosial Affective Play

Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan


antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan
kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain.

2. Sense of Pleasure Play

Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak.
Misalnya, bermain dengan pasir.

3. Skill Play

Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan


halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan
terampil bermain sepeda.

4. Games atau Permainan

Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan


atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,.

5. Unoccupied Behaviour

Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,


memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak
tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di
sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan
asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.

6. Dramatic Play

Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya.
Ditinjau dari karakter

1. Social Anlooker Play


Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk
ikut berpartisipasi dalam permainan.
2. Solitary Play

Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman
yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya.

3. Paralel Play

Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan
anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia
toddler.

4. Associative Play

Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain
tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak
jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.

5. Cooperative Play

Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga
tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


1. Pembukaan (5 menit)

Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati.

Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.

2. Kegiatan inti (20 menit)

Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.

Mengajak anak untuk bermain.

Menfasilitasi anak untuk bermain

3. Penutup (5menit )

Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.

Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.

3.2 Tata Cara Bermain


1. Leader bertugas :
 Memimpin terapi bermain
 Menjelaskan tujuan terapi bermain
 Menjelaskan aturan terapi permainan
 Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain
2. Co Leader bertugas :
 Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
 Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
 Menyampaikan jalannya kegiatan
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer bertugas:
 Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan.
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator bertugas :
 Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
 Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
 Sebagai role model selama kegiatan

3.3 Permainan
1. Memasukan bola ke dalam lubang kardus
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.

Cara bermain :

 Letakkan bola warna-warni di sebuah tempat


 Ajaklah si anak untuk mengambil bola
 Lalu minta anak untuk menyebutkan warna bola tersebut
 Kemudian bola yang telah anak ambil dimasukan dalam kardus (sdh diberi
warna) yang berwarna sama dengan bola
 Beri reinforcement positif

2. Mewarnai gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik halus.

Cara bermain :

 Leader membagikan gambar yang belum diwarnai


 Minta anak untuk mengambil pensil warna dan mulai mewarnai
 Bila sudah selesai, minta anak menunjukkannya
 Beri reinforcement positif

3. Menempel potongan origami berwarna pada gambar


Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik halus.
 Bagikan gambar tanpa warna pada anak-anak
 Letakkan potongan origami berwarna di dekat anak
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Hari, tanggal : Jumat, 31 Mei 2013

Waktu : 08.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Demonstrasi (Demonstration Room) Jurusan Keperawatan


Poltekkes Tanjung Karang

E. Pengorganisasian

1. Leader : Erfandy Habibi


2. Co. Leader : Denny Achsanul Hak
3. Observer : a. Desi Siagian
b. Dwi Novita Sari

4. Fasilitator : a. Ridho Panasea


Leni Dawati Paulina I.D

Dewa Ayu Rahma W.S

Desy Selvia Rahmawati

F. Sasaran

Anak usia 1-3 tahun sejumlah 4-8 orang anak

G. Media

1. Potongan-potongan gambar berwarna

2.Bola

H. Metode

Demonstrasi atau peragaan


I. Kriteria Hasil

1. Evaluasi Struktur

Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia

Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain

Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu

Jumlah terapis 10 orang

2. Evaluasi Proses

Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur

Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik

Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan

80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir

3. Evaluasi Hasil

100 % anak merasa senang dan puas.

75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan

25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi
anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi
yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat beradaptasi secara
efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.

B. Saran

Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga
disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak
yang di rawat di rumah sakit.

Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi
di rumah dan di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Jakarta :Salemba Medika

Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000

Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002

Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai