DISUSUN OLEH :
KELOMPOK C
UIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAYAPURA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1-3 TAHUN )” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak I dijurusan
keperawatan Tanjung Karang.Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
Ibu Nurhayati HK,S.Pd.,M.Pd. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak I yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.
Ibu Purwati,S.Pd,MAP. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.
Rekan- rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
2.1 Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap
hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi
anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus
bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat
di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi anak.
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak.
Misalnya, bermain dengan pasir.
3. Skill Play
5. Unoccupied Behaviour
6. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya.
Ditinjau dari karakter
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman
yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya.
3. Paralel Play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan
anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia
toddler.
4. Associative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain
tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak
jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.
5. Cooperative Play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga
tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN
3. Penutup (5menit )
Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
3.3 Permainan
1. Memasukan bola ke dalam lubang kardus
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
2. Mewarnai gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik halus.
Cara bermain :
E. Pengorganisasian
F. Sasaran
G. Media
2.Bola
H. Metode
1. Evaluasi Struktur
Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia
2. Evaluasi Proses
Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi
anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi
yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat beradaptasi secara
efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga
disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak
yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi
di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Jakarta :Salemba Medika
Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000