KAJIAN PUSTAKA
karena masih banyak yang keliru mengartikan anak kesulitan belajar. Banyak
tunagrahita.
menguasai salah satu bidang studi saja yang diprogramkan oleh guru
mengemukakan bahwa:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih
dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir,
berbicara, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-
1
kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan
afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang
memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari
adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,
hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena
kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.
adalah anak yang memiliki gangguan psikologis dasar dan karena adanya
gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan yang
dapat menyebabkan anak sulit dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh
peserta didik yang berkesulitan belajar. Setiap kali kesulitan belajar peserta
didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kesulitan
(2012:4): “Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga
2
pertama, gangguan internal, penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor
internal, yaitu yang berasal dari dalam anak itu sendiri. Anak ini mengalami
dengan tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Anak- anak
3
yang berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental
dan fisik yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan
ketika anak mulai mempelajari mata pelajaran dasar seperti menulis, membaca,
banyak tipe yang memerlukan diagnosis dan pembekalan peran yang berbeda.
4
3. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar
karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan anak tunagrahita atau
5
a. Faktor genetik.
b. Luka pada otak karena luka fisik atau karena kekurangan oksigen.
c. Biokimia yang dilakukan untuk memfungsikan otak hilang.
d. Biokimia yang dapat merusak otak.
e. Pencemaran lingkungan.
f. Gizi yang tidak memadai
g. Pengaruh-pengaruh psikologi dan sosial yang merugikan
perkembangan anak.
utama anak mengalami kesulitan belajar adalah karena lingkungan yang kurang
baik bagi anak dan juga faktor dari dalam, seperti luka pada otak yang
secara baik yang dilakukan oleh guru, karena jika tidak ditangani segera dan
dengan baik kemungkinan akan membuat anak berkesulitan belajar putus asa
karena merasa tertinggal dengan teman lainnya. Juga dapat berakibat buruk
6
b. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar umumnya dilakukan pada tiap akhir
kegiatan pembelajaran dari suatu mata pelajaran. Guru melakukan
evaluasi formatif, dan setelah adanya evaluasi formatif itulah anak-
anak yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pengajaran
remedial, agar tujuan yang telah diterapkan sebelumnya dapat
tercapai.
Dalam perjalanan pembelajaran remedial itu ada anak yang tetap
memperoleh prestasi belajar yang tidak sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan, mungkin masih ada anak
yang pemahaman pembelajarannya masih terlalu rendah. Maka dari
itu disuatu sekolah idealnya ada dua jenis guru, guru regular (guru
kelas atau guru mata pelajaran) dan guru remedial yang khusus
memberikan pelayanan pengajaran remedial bagi anak-anak
berkesilitan belajar.
berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu
7
6. Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar
ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Faktor tersebut adalah tingkat
a. Kelas Khusus
Sekolah yang menyelenggarakan kelas khusus biasanya
menempatkan 10 atau 20 anak berkesulitan belajar dalam satu
kelas. Ada dua macam kelas khusus yaitu kelas khusus yang
diselenggarakan sepanjang hari belajar dan kelas khusus yang
hanya diperuntukan bagi bidang studi tertentu. Dalam kelas khusus
anak hanya bisa berinteraksi dengan sesame anak berkesulitan
belajar saja sedangkan untuk berinteraksi dengan teman lain hanya
pada saat istirahat. Guru yang menangani kelas khusus pun adalah
guru khusus.
Sedangkan kelas khusus untuk bidang studi tertentu anak-anak
belajar dikelas khusus hanya pada bidang studi yang membuat anak
berkesulitan belajar, sedangkan selebihnya anak berkebutuhan
khusus dapat mengikuti pembelajaran di kelas biasa bersama
teman-temannya yang lain.
b. Ruang Sumber
Ruang sumber adalah ruangan yang disediakan sekolah bagi anak
berkesulitan belajar, yang berisikan guru remedial dan berbagai
media belajar.Aktivitas dalam ruang sumber umumnya
berkonsentrasi pada upaya memperbaiki keterampilan dasar seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Guru sumber atau guru remedial
dituntut untuk menguasai bidang keahlian yang berkenaan dengan
pendidikan bagi anak berkesulitan belajar.
c. Kelas Reguler
Dalam kelas regular yang dirancang untuk membantu anak
berkesulitan belajar diciptakan suasana belajar koperatif sehingga
memungkinkan semua anak, baik yang berkesulitan belajar maupun
yang tidak berkesulitan belajar, dapat menjalin kerjasama untuk
mencapai tujtuan belajar.
8
Dalam menentukan layanan pendidikan bagi anak berkesulitan
belajar perlu mempertimbangkan beberapa faktor, setelah
mempertimbangkan beberapa faktor guru dapat menentukan
pelayanan pendidikan yang sesuai bagi anak berkesulitan belajar.
Pelayanan pendidikan bagi anak berkesulitan belajar diantaranya
adalah kelas khusus, kelas yang hanya berisikan anak berkesulitan
belajar dan guru khusus. Selanjutnya adalah ruang sumber, yang
diperuntukan khusus bagi anak berkesulitan belajar dengan
dilengkapi media belajar, dan yang terakhir adalah kelas regular,
dalam kelas ini anak berkesulitan belajar dapat bergabung dengan
anak lainnya dengan tujuan anak berkesulitan belajar dan anak
yang tidak berkesulitan belajar dapat menjalin kerjasama untuk
mencapai tujuan belajar bersama-sama.
belajar akademik.”
bawah ini.
9
B. Kesulitan Belajar Matematika
1. Matematika
bidang studi yang dianggap paling sulit oleh peserta didik, baik yang
belajar.
kuantitas.
merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar
10
2. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar Matematika
dapat dengan cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat
sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga
sulit konsentrasi, karena setiap individu memang tidak ada yang sama.
memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang bisa
11
3. Kekeliruan Umum yang Dilakukan oleh Anak Berkesulitan Belajar
Matematika
12
c. Penggunaan proses yang keliru
Kekeliruan dalam penggunaan proses penghitungan dapat dilihat
pada contoh berikut ini:
1) Mempertukarkan simbol-simbol.
2) Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai
tempat.
3) Semua digit ditambahkan bersama (alogaritma yang keliru dan
tidak memperhatikan nilai tempat). Anak menghitung : 6 + 7 +
3 + 1-17 5 + 8 + 1 + 2 = 16.
4) Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan
nilai tempat.
5) Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan.
d. Perhitungan
Ada anak yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian
tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat
menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah. Kesalahan tersebut
umumnya tampak sebagai berikut:
Daftar perkalian mungkin dapat membantu memperbaiki
kekeliruan anak jika anak telah memahami konsep perkalian.
e. Tulisan yang tidak dapat dibaca
Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena
bentuk-bentuk hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti
garis. Akibatnya, anak banyak mengalami kekeliruan karena tidak
mampu lagi membaca tulisannya sendiri.
mengemukakan bahwa:
13
Siswa menguasai pengetahuan minimal 75%. Artinya, siswa yang telah
mengetahui pengetahuan di atas 75% diperbolehkan untuk melanjutkan
studinya pada program selanjutnya. Bagi mereka yang belum
menguasai pengetahuan itu dengan baik maka mereka harus
mengulangi bagian-bagian pengetahuan tertentu yang belum
dikuasainya.
itu mencakup pula penguasaan sikap dan keterampilan secara merata, selaras,
a. Identifikasi
Untuk menentukan anak-anak yang memerlukan atau berpotensi
memerlukan pelayanan pengajaran remedial. Pelaksanaan
identifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan laporan guru
kelas atau sekolah sebelumnya, hasil tes intelegensi yang dilakukan
secara masal atau individual, atau melalui instrument informasi,
misalnya dalam bentuk lembar observasi guru atau orangtua.
b. Menentukan Prioritas
Sekolah perlu menentukan prioritas anak mana yang diperkirakan
dapat diberikan pelayanan pengajaran remedial oleh guru kelas atau
guru bidang studi, dan anak mana yang perlu dilayani oleh guru
khusus remedial. Anak-anak berkesulitan belajar yang tergolong
berat mungkin perlu memperoleh prioritas utama dari guru khusus
remedial.
c. Menentukan Potensi
Setelah indentifikasi anak berkesulitan belajar dilakukan, maka
untuk menentukan potensi anak diperlukan tes intelegensi. Jika
hasil tes intelegensi menunjukan bahwa anak yang memiliki skor
IQ 71 hingga 89, maka anak semacam itu tergolong lamban belajar.
d. Menentukan Penguasaan Bidang Studi Yang Perlu Remedial
Guru remedial perlu memiliki data tentang prestasi belajar anak
dan membandingkan prestasi belajar tersebut dengan taraf
inteligensinya. Kalau prestasi belajar anak menyimpang jauh
dibawah kapasitas inteligensinya maka dapat dikelompokkan
sebagai anak berkesulitan belajar.
14
e. Menurut Gejala Kesulitan
Guru remedial perlu melakukan observasi dan analisis cara anak
belajar. Cara anak mempelajari suatu bidang studi sering dapat
memberikan informasi diagnostik tentang sumber penyebab yang
orisinal dari suatu kesulitan. Gejala kesulitan tersebut dapat
digunakan sebagai landasan dalam menentukan diagnosis, yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan
stategi pembelajaran yang sesuai.
f. Analisis Berbagai Faktor Yang Terkait
Guru remedial perlu melakukan analisis terhadap hasil-hasil
pemeriksaan ahli-ahli lain seperti psikolog, dokter, konselor, dan
pekerja sosial. Ini berarti bahwa seorang guru remedial perlu
memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang ilmu yang
terkait dan dapat menjalin suatu bentuk kerjasama multidisipliner.
g. Menyusun Rekomendasi Untuk Pengajaran Remedial
Rekomendasi tersebut mungkin dapat dalam bentuk suatu program
pendidikan yang diindividualkan (individualized education
program) yang pelaksanaannya perlu dievaluasi terlebih dahulu.
lebih mudah menentukan program remedial seperti apa yang cocok diberikan
2. Pengertian Berhitung
sebagai berikut :
15
memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola
3. Prinsip-prinsip Berhitung
memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat
bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan. Selain itu bahasa yang
lingkungan sekitar.
berhitung yaitu pembelajaran secara langsung yang dilakukan oleh anak didik
menyenangkan bagi anak didik dan tidak memaksakan kehendak guru dimana
16
anak diberi kebebasan untuk berpartisipasi atau ter libat langsung
menyelesaikan masalah-masalahnya.
4. Prosedur Remedial
17
Dalam pelaksanaan program remedial guru tentu harus memahami
yang telah ditentukan. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa
soal-soal ulangan. Secara khusus, kesulitan yang dijumpai peserta didik dapat
perlu dipilih strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu
18
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu peserta
agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan
pendidikan”.
kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari
yang harus dikuasai peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Berkenaan
19
dengan materi yang harus dipelajari, diatur dalam silabus dan RPP (Rencana
dipelajari peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk
pelajaran tersebut meliputi kelompok mata pelajaran: agama dan akhlak mulia,
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar
20
Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007
yaitu:
dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau
pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan
audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video,
terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program
peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat
direncanakan.
21
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah
belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan
waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan.
pembelajaran remedial.
D. Format Remedial
program remedial. Sebelum membuat format remedial guru harus terlebih dahulu
berikut:
22
Bimbingan secara
kelompok,
bimbingan secara
Analis
Hasil Pembelajar individu,
is Tes
Tes an pembelajaran
Hasil ulang
<KKM Remedial secara ulang,
tes
pemberian tugas,
pemanfaatan
tutor sebaya
Sumber: Permendiknas No. 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6, 2007
2. Format Remedial
Format Remedial
Sekolah :
Keas :
Mata Pelajaran :
Hari/Tanggal :
23
E. Pelaksanaan Program Pengajaran Remedial Berhitung Bagi Anak
1. Persiapan
diagnosis awal.
menentukan program remedial seperti apa yang cocok diberikan pada anak
24
2. Pelaksanaan Program Remedial Berhitung
dicapai oleh peserta didik untuk menunjukan bahwa peserta didik telah
b. Indikator
c. Media/alat/sumber belajar
25
F. Peran Penting Guru
tahun 2005, peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,
pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik. Sedangkan peran penting guru
berkesulitan belajar.
belajar.
mereka.
belajar.
hambatannya. Serta guru dapat memahami apa yang perlu dilakukan bagi anak
berkesulitan belajar.
26
DAFTAR PUSTAKA
27