Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

2
NAMA : EKA DARMA PUTRA
NIM : 031255586
MATA KULIAH : HUKUM PIDANA

1. Jelaskan Perbedaan Prinsip Perbuatan Pidana dan ‘Strafbaarfeit’!


2. Jelaskan Elemen-elemen perbuatan pidana!
3. Jelaskan perbedaan antara Asas Legalitas antara Asas Teritorial!
4. Jelaskan Unsur ‘Melawan Hukum!

Jawaban
1. perbuatan pidana adalah “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang
siapa melanggar larangan tersebut”, dengan demikian maka makna perbuatan
pidana yang dikemukakan oleh Moljatno berbeda dengan makna istilah strafbaar feit
seperti yang dikemukakan oleh Simons dan Van Hamel di atas, perbuatan pidana
hanya menunjuk kepada sifatnya perbuatan saja, yaitu sifat dilarang dengan
ancaman dengan pidana kalau dilanggar. Apakah yang melanggar itu benar-benar
dipidana seperti yang sudah diancamkan, ini tergantung kepada keadaan batinnya
dan hubungan batinnya dengan perbuatan itu, yaitu dengan kesalahannya.
strafbaar feit adalah kelakuan (handeling) yang diancam dengan pidana, yang
bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan
oleh orang yang mampu bertanggungjawab. sedangkan Van Hamel merumuskan
strafbaar feit adalah kelakuan orang (menslijke gedraging) yang dirumuskan dalam
wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana (straf waardig) dan
dilakuklan dengan kesalahan.
Dari pengertian strafbaar feit tersebut, apabila dikaitkan dengan istilah perbuatan
pidana memang berbeda. sebab di sini tidak dihubungkan dengan kesalahan yang
merupakan pertanggungjawaban pidana bagi orang yang melakukan perbuatan
pidana. Perbuatan pidana hanya menunjuk kepada sifatnya perbuatan saja, yaitu
sifat dilarang dengan ancaman dengan pidana kalau dilanggar. Apakah yang
melanggar itu benar-benar dipidana sepertui yang sudah diancamkan, hal ini
tergantung dari kesalahannya. Jadi perbuatan pidana dipisahkan dari
pertanggungjawaban, dan pidana dipisahkan dengan kesalahan. Sedangkan
strafbaar feit, di situ mencakup pengertian perbuatan pidana dan kesalahan.
2. Elemen perbuatan melawan hukum pidana merupakan kelakuan dan akibat, hal
ihwal, keadaan unsur melawan hukum dan dapat dicela serta dapat dipidana
sehingga melahirkan pertanggungjawaban.
setiap perbuatan pidana pada hakekatnya harus terdiri dari unsur-unsur lahiriah
(fakta) yaitu :
a. Kelakuan atau akibat, contoh : hal menjadi pejabat negara (pegawai negeri)
yang diperlukan dalam delik-delik jabatan, dalam pasal 413 KUHP, 418 KUHP,
419 KUHP.
b. Hal ikhwal atau keadaan tertentu yang menyertai perbuatan (Van Hamel
membagi dalam dua golongan, yaitu 1. Mengenai diri orang yang melakukan
perbuatan, dan 2. Mengenai di luar diri si pelaku), contoh : pasal 160 KUHP,
pengusutan harus dilakukan di tempat umum.
c. Hak ikhwal tambahan tertentu (Bijkomende voorwaarden van
strafbaarheidi), contoh : pasal 164, 165 KUHP bahwa ada kewajiban melapor
kepada yang berwajib jika mengetahui akan terjadinya suatu tindak kejahatan.
Pasal 331, tentang kewajiban memberi pertolongan pada orang yang sedang
menghadapi bahaya maut.
Pakar hukum pidana membagi elemen melawan hukum menjadi tiga yakni:
pandangan formil, pandangan materiil, dan pandangan tengah, yang bersifat umum,
bersifat khusus, sifat formil dan sifat materiil.

3. Asas Teritorial
Asas ini diatur juga dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu dalam
pasal 2 KUHP yang menyatakan : “ Ketentuan pidana dalam perundang-undangan
Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan suatu tindak pidana di
Indonesia”.
Perluasan dari Asas Teritorialitas diatur dalam pasal 3 KUHP yang
menyatakan : “Ketentuan pidana perundang-undangan Indonesia berlaku bagi
setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana didalan
kendaraan air atau pesawat udara Indonesia”.

Tujuan dari pasal ini adalah supaya perbuatan pidana yang terjadi di dalam kapal
atau pesawat terbang yang berada di perairan bebas atau berada di wilayah udara
bebas, tidak termasuk wilayah territorial suatu Negara, sehingga ada yang mengadili
apabila terjadi suatu perbuatan pidana.

ASAS LEGALITAS
Asas ini tercantum didalam pasal 1 ayat 1 KUHP dirumuskan didalam bahasa
latin: ”Nullum Delictum nulla poena sine legipoenali” yang artinya. Tidak ada delik,
tidak ada pidana tanpa ketentua pidana yang mendahuluinya.
Ada kesimpulan dari rumus tersebut:

1) Jika sesuatu perbuatan yang dilarang atau pengabaian sesuatu yang


diharuskan dan diancam dengan pidana, maka perbuatan atau pengabdian
tersebut harusdtercantum didalam undang-undang.
2) Ketentuan tersebut tidak boleh berlaku surut, dengan satu kekecualian yang
tercantum didalam pasal 1ayat 2 KUHP.
4. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) di atur dalam Pasal 1365 KUH Perdata,
suatu perbuatan dikatakan suatu perbuatan melawan hukum apabila
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
 Adanya Suatu Perbuatan;
 Perbuatan tersebut melawan hukum;
 Adanya kesalahan;
 Adanya kerugian dan

Anda mungkin juga menyukai