Makalah Uas Slum Area
Makalah Uas Slum Area
Oleh :
Bagi kota-kota besar di Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang serius
karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang kronis
dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan
pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya. Kemiskinan merupakan salah satu
masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program
dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja banyak kita jumpai pemukiman masyarakat
miskin di hampir setiap sudut kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup
bermasyarakat di perkotaan. Misalnya pendirian rumah maupun kios dagang secara liar di lahan-
lahan pinggir jalan sehingga mengganggu ketertiban lalu lintas yang akhirnya menimbulkan
kemacetan jalanan kota. Masyarakat miskin di perkotaan itu unik dengan berbagai problematika
sosialnya sehingga perlu mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi
kesejahteraan mereka. Dapat dijelaskan bahwa bukanlah kemauan mereka untuk menjadi sumber
masalah bagi kota namun karena faktor-faktor ketidakberdayaanlah yang membuat mereka
terpaksa menjadi ancaman bagi eksistensi kota yang mensejahterahkan.
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung dan dapat
merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan masyarakat. Sedangkan kata
“kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar.
Menurut Johan Silas Pemukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama ialah
kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung
perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan
kawasan pemukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio pemukiman kumuh. Pengertian
pemukiman kumuh yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis
terdesak perkembangan kota yang semula baik, lambat laun menjadi kumuh yang disebabkan
oleh adanya mobilitas sosial ekonomi yang stagnan.
1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu
dibenahi.
2. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun
masih dapat ditingkatkan.
3. Para penghuni lingkungan pemukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian
tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah
4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling
bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka
peluang untuk mendorong mobilitas tersebut.
5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program
pembangunan kota pada umumnya.
6. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi
tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen.
(a) masalah persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah pemukiman untuk
golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan pekerjaan di daerah perkotaan.
(b) masalah perilaku menyimpang sebagai akibat dari adanya kekaburan atau ketiadaan
norma pada masyarakat migran di perkotaan. Disamping itu juga pesatnya pertumbuhan
penduduk kota dan lapangan pekerjaan di wilayah perkotaan mengakibatkan semakin banyaknya
pertumbuhan pemukiman-pemukiman kumuh yang menyertainya dan menghiasi areal perkotaan
tanpa penataan yang berarti.
Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah pemukiman kumuh adalah:
1. ukuran bangunan yang sangat sempit dan tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni
2. rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah pemukiman rawan akan bahaya
kebakaran
3. sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
4. tidak tersedianya jaringan drainase
5. kurangnya suplai air bersih
6. jaringan listrik yang semrawut
7. fasilitas MCK yang tidak memadai
1. Program Perbaikan Kampung, yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan
dan sarana lingkungan yang ada.
2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh yang dilakukan dengan membongkar
lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah susun
yang memenuhi syarat.
Selain usaha dari pemerintah diharapkan masyarakat juga ikut terlibat dalam mengatasi
pemukiman kumuh di perkotaan. Sehingga diperlukan kerjasama antara pemerintah, pihak
swasta dan masyarakat untuk mengatasi adanya pemukiman kumuh. Namun, pemukiman kumuh
tidak dapat diatasi dengan pembangunan fisik semata-mata tetapi yang lebih penting yaitu
mengubah prilaku dan budaya dari masyarakat di kawasan kumuh. Jadi, masyarakat juga harus
menjaga lingkungannya agar tetap bersih, rapi, tertur dan indah. Sehingga akan tercipta
lingkungan yang nyaman, tertib dan asri.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tumbuhnya pemukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar
yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan
pemerintah untuk menyediakan pemukiman-pemukiman baru sehingga para pendatang akan
mencari alternatif tinggal di pemukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
Daerah kumuh yang terbentuk ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak
masalah perkotaan karena dapat menjadi sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang,
seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.Cara mengatasi pemukiman kumuh ini
dapat dilakukan oleh pemerintah dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan
masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh tersebut. Sehingga permasalahan pemukiman
kumuh ini dapat diatasi dengan tuntas.
4.2 Saran
Pemerintah selain memberikan rumah susun juga harus memberikan lapangan pekerjaan
bagi mereka yang belum punya pekerjaan dan masyarakat harus selalu menjaga lingkungannya
agar tetap indah, bersih, dan teratur.
DAFTAR REFRENSI