Anda di halaman 1dari 41

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA

PERKAWINAN DAN AKTIVITAS SOSIAL


2017

Dosen Pembimbing : Tariana Ginting

DISUSUN OLEH :
1. FANY ANGELYNA BR HARAHAP : 193313010040
2. FATHIN KHADIJAH BR HARAHAP : 193313010021
3. GRACE SILVANY PURBA :​ ​193313010029
4. MARGARETHA FEBRINA BR GINTING : 193313010035
5. NELLY PURBA : 193313010039
6. NUR ASMADINAH : 193313010033
7. PRAJA DWI WICAKSANA : 193313010001
8. YOHANA MARIA PAULYNA MARPAUNG : 193313010006
9. SARAH PUTRI PURBA : 193313010013
10. SILVI HARAHAP : 193313010028
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional)............................................................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Survei .......................................................................................................................... 1
1.2 Rancangan Sampel .................................................................................................................. 1
1.3 Kuesioner................................................................................................................................. 2
1.4 Uji Coba................................................................................................................................... 3
1.5 Pelatihan Petugas..................................................................................................................... 3
1.6 Pelaksanaan Lapangan............................................................................................................. 4
1.7 Pengolahan Data ..................................................................................................................... 4
1.8 Hasil Kunjungan...................................................................................................................... 4
BAB 2 PERKAWINAN DAN AKTIVITAS SEKSUAL
Tabel 2.1 Status perkawinan.........................................................................................................5
Tabel 2.2 Jumlah istri dari pria kawin .........................................................................................6
Tabel 2.3 Umur kawin pertama ...................................................................................................7
Tabel 2.4 Media umur kawin pertama..........................................................................................8
Tabel 2.5 Umur saat pertama melakukan hubungan seksual........................................................9
Tabel 2.6 Median umur pertama melakukan hubungan seksual..................................................10
Tabel 2.7.1 Aktivitas seksual terakhir: Wanita............................................................................11
Tabel 2.7.2 Aktivitas seksual terakhir: Pria kawin ......................................................................12

BAB 3
3.1 Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

(Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)


Sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di
dunia, yaitu 237 juta menurut hasil Sensus Penduduk 2010, isu
kependudukan menjadi prioritas penting bagi Pemerintah
Indonesia. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
mengamanatkan penduduk sebagai titik sentral pembangunan
berkelanjutan di Indonesia dalam upaya membangun sumber
daya manusia yang berkualitas. Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebagai bagian dari
pemerintah, dalam hal ini memiliki tanggung jawab dalam
pengelolaan kependudukan.
Pada tahun 2017, program Keluarga Berencana di Indonesia menetapkan visi “Menjadi
lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas” dengan misi mengarus-utamakan pembangunan berwawasan
kependudukan, menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
memfasilitasi pembangunan keluarga, mengembangkan jejaring kemitraan dalam
pengelolaan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta
membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten. Strategi utama yang
diterapkan mencakup penguatan kemitraan dengan sektor terkait maupun dengan pemerintah
daerah. Adapun strategi khusus telah dikembangkan untuk provinsi yang memiliki penduduk
besar serta yang mengalami masalah kesehatan. Disamping itu, program Keluarga Berencana
juga bertujuan untuk mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada
tahun 2030.
Penerbitan laporan SDKI 2017 ini dilaksanakan tepat waktu mengingat tahun 2019 merupakan
tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode
2015-2019. Hasil SDKI 2017 dapat menjadi rujukan dalam melakukan evaluasi pencapaian
program kependudukan, keluarga berencana, dan kesehatan serta menjadi dasar dalam
penyusunan RPJMN periode 2020-2024. Rencana pembangunan tersebut akan menentukan
arah pembangunan, dan juga kesejahteraan masyarakat Indonesia, dalam 5 tahun
mendatang.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada BPS,
Kementerian Kesehatan dan ICF International atas kerjasamanya dalam penyusunan laporan
SDKI 2017 ini. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada USAID yang menyediakan
fasilitasi teknis melalui ICF International.
PENDAHULUAN DAN METODOLOGI SURVEI

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dilaksanakan bersama oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes). Pengumpulan data berlangsung dari tanggal 24 Juli hingga 30 September
2017. Pendanaan survei disediakan oleh Pemerintah Indonesia. Dalam teknis pelaksanaannya,
Pemerintah
Indonesia dibantu oleh ICF melalui proyek Demographic and Health Surveys (DHS) Program, yaitu
program
United States Agency for International Development (USAID) yang menyediakan dana dan bantuan
teknis
dalam pelaksanaan survei kependudukan dan kesehatan di banyak negara.

1.1 TUJUAN SURVEI


Tujuan utama SDKI 2017 adalah menyediakan estimasi terbaru indikator dasar demografi dan kesehatan.
SDKI 2017 menyediakan gambaran menyeluruh tentang kependudukan serta kesehatan ibu dan anak di
Indonesia. Lebih lanjut, SDKI 2017 dirancang khusus untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
 Menyediakan data mengenai fertilitas, keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, serta pengetahuan
tentang HIV AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) untuk pengelola program, pengambil kebijakan,
dan peneliti guna membantu mereka dalam mengevaluasi dan meningkatkan program yang ada;
 Mengukur tren angka fertilitas dan pemakaian KB, serta mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi
perubahannya, seperti pola dan status perkawinan, daerah tempat tinggal, pendidikan, kebiasaan
menyusui, serta pengetahuan, penggunaan, dan ketersediaan alat/cara kontrasepsi;
 Mengukur pencapaian sasaran yang dibuat oleh program kesehatan nasional, khususnya kesehatan ibu
dan anak;
 Menilai partisipasi dan penggunaan pelayanan kesehatan oleh pria serta keluarganya;
 Menyediakan data dasar yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain dan
dapat digunakan oleh para pengelola program, pengambil kebijakan, dan peneliti dalam bidang KB,
fertilitas, dan kesehatan.
1.2 RANCANGAN SAMPEL
Desain sampling SDKI 2017 dirancang untuk dapat menyajikan estimasi level nasional dan provinsi.
Sampel
SDKI 2017 mencakup 1.970 blok sensus yang meliputi daerah perkotaan dan perdesaan. Jumlah blok
sensus
tersebut diharapkan akan dapat diperoleh jumlah sampel rumah tangga sebanyak 49.250 rumah tangga.
Dari
seluruh sampel rumah tangga tersebut diharapkan akan dapat diperoleh sekitar 59.100 responden wanita
usia
subur umur 15-49, 24.625 responden remaja pria belum kawin umur 15-24, dan 14.193 responden pria
kawin
umur 15-54. Kerangka sampel SDKI 2017 menggunakan Master Sampel Blok Sensus dari hasil Sensus
Penduduk 2010 (SP2010). Sedangkan kerangka sampel pemilihan rumah tangga menggunakan daftar
rumah
tangga biasa hasil pemutakhiran rumah tangga dari blok sensus terpilih. Daftar rumah tangga biasa ini
tidak
termasuk rumah tangga khusus seperti panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dan indekos dimana di
dalamnya terdapat minimal 10 orang yang kos dengan makan.
Desain sampling yang digunakan dalam SDKI 2017 adalah sampling dua tahap berstrata, yaitu:
Tahap 1: Memilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size (PPS) sistematik
dengan size jumlah rumah tangga hasil listing SP2010. Dalam hal ini, sistematik dilakukan
dengan proses implisit stratifikasi menurut perkotaan dan perdesaan serta dengan
mengurutkan blok sensus berdasarkan kategori Wealth Index dari hasil SP2010.
S
2 • Pendahuluan dan Metodologi Survei
Tahap 2: Memilih 25 rumah tangga biasa di setiap blok sensus terpilih secara sistematik dari hasil
pemutakhiran rumah tangga di setiap blok sensus tersebut. Sampel pria kawin (PK) akan
dipilih 8 rumah tangga secara sistematik dari 25 rumah tangga tersebut.
Keterangan lebih lanjut mengenai desain survei dapat dilihat pada Lampiran B.

1.3 KUESIONER
Pelaksanaan SDKI 2017 menggunakan 4 (empat) jenis kuesioner yaitu kuesioner rumah tangga, wanita
usia
subur (WUS), pria kawin (PK), dan remaja pria (RP). Terkait perubahan cakupan sampel individu wanita
dari wanita pernah kawin (WPK) umur 15-49 dalam SDKI 2007 menjadi WUS umur 15-49, maka
kuesioner
WUS ditambahkan pertanyaan-pertanyaan untuk wanita belum pernah kawin umur 15-24. Tambahan
pertanyaan ini merupakan bagian dari kuesioner Survei Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2007.
Kuesioner rumah tangga dan wanita umur 15-49 mengacu pada kuesioner DHS (Demographic Health
Surveys) Phase 7 tahun 2015 yang sudah mengakomodasi beberapa isu terbaru sesuai keterbandingan
internasional. Namun demikian, ada beberapa pertanyaan yang tidak diadopsi dalam SDKI 2017 karena
kurang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Selain itu, penambahan pertanyaan disesuaikan dengan
muatan
lokal/spesifik Indonesia terkait program di bidang kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia dan
penyesuaian kategori jawaban.
Kuesioner rumah tangga digunakan untuk mencatat seluruh anggota rumah tangga dan tamu yang
menginap
semalam sebelum wawancara di rumah tangga terpilih, serta mencatat keadaan tempat tinggal rumah
tangga
terpilih. Pertanyaan dasar anggota rumah tangga antara lain umur, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Keterangan mengenai tempat tinggal meliputi
sumber air minum, jenis kakus, jenis lantai, jenis atap, jenis dinding, dan kepemilikan aset rumah tangga.
Informasi mengenai kepemilikan aset menggambarkan status sosial-ekonomi rumah tangga tersebut.
Kegunaan utama kuesioner rumah tangga adalah menentukan responden wanita dan pria yang memenuhi
syarat untuk diwawancarai perseorangan (eligible respondent).
Kuesioner WUS digunakan untuk mengumpulkan informasi dari wanita umur 15-49. Topik yang
ditanyakan
kepada wanita tersebut adalah:
 Latar belakang (termasuk umur, pendidikan, dan keterpaparan media)
 Riwayat kelahiran
 Kontrasepsi
 Kehamilan dan pemeriksaan sesudah melahirkan
 Imunisasi anak (kelahiran terakhir dan kelahiran sebelum anak terakhir)
 Kesehatan dan gizi anak
 Perkawinan dan kegiatan seksual
 Preferensi fertilitas
 Latar belakang suami/pasangan dan pekerjaan responden
 HIV AIDS
 Isu kesehatan lainnya
Khusus untuk wanita umur 15-24 yang belum pernah kawin, ditanyakan:
 Latar belakang tambahan responden
 Pengetahuan dan pengalaman mengenai sistem reproduksi manusia
 Perkawinan dan anak
 Peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan media
 Rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
 Pacaran dan perilaku seksual
Pendahuluan dan Metodologi Survei • 3
Kuesioner PK digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pria berstatus kawin umur 15-54 pada 8
dari
25 sampel rumah tangga SDKI 2017 di setiap blok sensus terpilih. Informasi yang dikumpulkan
mencakup:
 Latar belakang (termasuk umur, pendidikan, dan keterpaparan media)
 Riwayat kelahiran
 Kontrasepsi
 Perkawinan dan kegiatan seksual
 Preferensi fertilitas
 Pekerjaan danisu gender
 HIV AIDS
 Isu kesehatan lainnya
Kuesioner RP mencakup pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang diajukan pada remaja wanita
belum
pernah kawin umur 15-24 dalam kuesioner WUS.

1.4 UJI COBA


Sebelum memulai kegiatan pengumpulan data di lapangan, kuesioner diujicobakan terlebih dahulu pada
bulan Juli sampai dengan Agustus 2016. Tujuan uji coba adalah menguji apakah semua pertanyaan sudah
jelas dan dapat dimengerti dengan mudah oleh reponden. Semua materi survei dan prosedur pelaksanaan
survei juga diuji.
Uji coba dilaksanakan di Kabupaten Pidie dan Kota Banda Aceh di Provinsi Aceh; Kabupaten Gunung
Kidul
dan Sleman di Provinsi DI Yogyakarta; serta di Kabupaten Maluku Tengah dan Ambon di Provinsi
Maluku.
Di setiap kabupaten dipilih satu blok sensus perkotaan atau perdesaan. Di setiap kabupaten dibentuk satu
tim
untuk pencacahan lapangan. Berdasarkan temuan hasil uji coba, dilakukan penyempurnaan terhadap
kuesioner rumah tangga dan kuesioner individu.

1.5 PELATIHAN PETUGAS


Pelatihan petugas merupakan salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan SDKI 2017. Pelatihan
petugas
bertujuan menyamakan persepsi petugas terhadap konsep dan definisi operasional dari variabel-variabel
yang
ditanyakan dalam SDKI 2017. Pelatihan SDKI 2017 dimulai dengan pelatihan Instruktur Utama
(Intama),
pelatihan Koordinator Lapangan (Korlap), pelatihan Instruktur Nasional (Innas), dan pelatihan petugas
lapangan. Tiga hal penting yang harus dicapai pada setiap proses pelatihan meliputi:
1. Setiap peserta pelatihan harus membaca dan memahami isi kuesioner yang akan digunakan;
2. Setiap peserta pelatihan harus membaca dan memahami konsep definisi yang terdapat dalam buku
pedoman;
3. Setiap peserta pelatihan harus memahami cara wawancara dan cara mengisikan hasil wawancara ke
dalam
kuesioner.
Sejumlah 1.160 orang berpartisipasi dalam pelatihan sebagai pewawancara, pemeriksa (editor), dan
pengawas. Pelatihan berlangsung pada awal Juli 2017 di sembilan pusat pelatihan yaitu Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua
Barat. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk diskusi untuk memudahkan proses belajar mengajar. Materi
pelatihan meliputi konsep dan definisi, pengetahuan, pengalaman, alur pertanyaan, dan konsistensi antar
pertanyaan terkait dengan rumah tangga, WUS, PK, RP, pengawasan, dan editor lapangan. Selain itu
juga
dilakukan latihan wawancara dengan mendatangkan responden (role playing) dan uji coba di lapangan
(try
out). Hal ini dilakukan agar seluruh petugas dapat melakukan wawancara dengan baik dan dapat mengisi
kuesioner dengan benar sesuai buku pedoman.
Dalam kegiatan uji coba di lapangan, setiap pewawancara mencari responden yang memenuhi syarat
untuk
diwawancarai. Setelah wawancara selesai, kuesioner diserahkan kepada editor untuk diperiksa.
4 • Pendahuluan dan Metodologi Survei

1.6 PELAKSANAAN LAPANGAN


Dalam pelaksanaannya, SDKI 2017 melibatkan 145 tim pada kegiatan lapangan. Satu tim terdiri dari
delapan
orang yaitu: 1 orang pengawas, 1 orang editor untuk WUS dan PK, 4 orang wanita pewawancara WUS, 1
orang pria pewawancara PK (yang merangkap sebagai editor RP), dan 1 orang pria pewawancara RP.
Kegiatan lapangan berlangsung dari tanggal 24 Juli sampai 30 September 2017.
Keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan lapangan dapat dilihat pada Lampiran B. Lampiran E
menyajikan daftar orang-orang yang ikut berpartisipasi dalam survei dan Lampiran F menyajikan daftar
pertanyaan survei.

1.7 PENGOLAHAN DATA


Seluruh kuesioner SDKI 2017 yang sudah diisi termasuk lembar pengawasan dikirim ke BPS Pusat di
Jakarta
untuk diolah. Pengolahan terdiri dari pemeriksaan isian, pemberian kode pada jawaban pertanyaan
terbuka,
perekaman data, verifikasi, dan pengecekan kesalahan di komputer. Tim pengolahan terdiri dari 34 orang
editor, 112 orang perekam data, 33 orang petugas compare, 19 orang secondary editor, dan 2 orang
pengawas
perekaman data. Perekaman data dilakukan sebanyak dua kali (double entry) oleh dua orang perekam
data
yang berbeda untuk menjaga kualitas data. Selanjutnya kedua hasil perekaman data dibandingkan oleh
petugas compare, kemudian dilakukan perbaikan data pada hasil perekaman yang tidak konsisten.
Perekaman
dan pemeriksaan data dilakukan menggunakan program komputer Census and Survei Processing System
(CSPro) yang khusus dirancang untuk mengolah data semacam SDKI.

1.8 HASIL KUNJUNGAN


Hasil SDKI 2017 disajikan dalam dua laporan yang terpisah. Laporan pertama diperoleh dari hasil
wawancara
dengan wanita umur 15-49 dan semua pria kawin umur 15-54. Hasil wawancara dengan pria belum
pernah
kawin umur 15-24 disajikan dalam laporan khusus mengenai kesehatan reproduksi remaja (KRR) bagian
dari
SDKI.
PERKAWINAN DAN AKTIVITAS SEKSUAL
2
Temuan Utama

Status kawin:​ Tujuh puluh dua persen wanita


berstatus kawin/hidup bersama dan 5 persen
berstatus cerai hidup/pisah/cerai mati.

Umur kawin pertama:​ Median umur kawin pertama


semua wanita umur 25-49 adalah 20,8 tahun, wanita
kawin umur 25-49 adalah 21,8 tahun dan pria kawin
umur 25-49 adalah 24,6 tahun. Median umur kawin
pertama wanita dan pria meningkat seiring
meningkatnya tingkat pendidikan dan kekayaan.

Umur pertama melakukan hubungan seksual​:


Wanita kawin umur 25-49 melakukan hubungan
seksual pertama kali lebih awal (21,8 tahun)
dibandingkan dengan pria kawin umur 25-49 (24,2
tahun). Median umur pertama melakukan hubungan
seksual wanita dan pria meningkat seiring
meningkatnya tingkat pendidikan dan kekayaan.

Poligini:​ ​ ​Kurang dari 1 persen pria kawin umur


​ empunyai lebih dari 1 istri.
15-54​ m
P
erkawinan​ ​dan aktivitas seksual mempengaruhi kemungkinan seorang wanita terpapar risiko kehamilan. Wanita yang
kawin pertama pada umur muda/dini cenderung untuk mulai mempunyai anak pada umur yang muda pula dan
mempunyai fertilitas yang tinggi. Waktu dan kondisi perkawinan​ ​dan aktivitas seksual juga memiliki konsekuensi
terhadap kehidupan wanita dan pria.

2.1 S​TATUS​ P​ERKAWINAN

Status kawin

Wanita dan pria yang menyatakan sedang dalam status kawin atau hidup ​bersama dengan
pasangannya pada saat survei dilaksanakan.

​ anita umur 15-49 dan pria kawin umur 15-54


Sampel: W

Di ​Indonesia, 72 persen wanita umur 15-49 berstatus kawin, 23 persen berstatus belum kawin, 3 persen
berstatus cerai hidup, dan 2 persen berstatus cerai mati (​Gambar 2.1)​. Kurang dari 1 persen wanita umur
15-49 berstatus hidup bersama. Terdapat 9 persen wanita umur 15-19 berstatus kawin/hidup bersama. Proporsi
tertinggi wanita yang berstatus kawin atau hidup bersama terdapat pada kelompok umur 35-39 tahun (92%)
(​Tabel 2.1)

Perkawinan dan Aktivitas Seksual •​


Proporsi wanita yang berstatus cerai hidup/ Gambar 2.1 ​Status kawin
pisah/cerai mati pada kelompok umur 35-39 lebih
Distribusi persentase wanita umur 15-49
tinggi yaitu sebesar 6 persen dibandingkan pada

Cerai Cerai
kelompok umur 15-19 yaitu sebesar 1 persen.
hidup/pisah mati 2%

(​Tabel 2.1​.) 3%

Tren: ​Persentase wanita umur 15-49 berstatus

kawin/hidup bersama (72%) hampir sama dengan Belum

kawin
persentase pada SDKI 2012 (73%). Proporsi wanita
23%
kawin umur 15-19 turun dari 13 persen pada SDKI

Kawin/hidup
2012 menjadi 9 persen pada SDKI 2017.
bersama

72%

​2.2 P​OLIGAMI

Poligini

Pria kawin yang

menyatakan memiliki lebih dari satu istri/pasangan disebut ​sebagai poligini.

​ ria kawin umur 15-54


Sampel: P

Kurang dari 1 persen pria kawin di Indonesia yang mempunyai istri lebih dari satu (​Tabel 2.2​). Tidak ada perbedaan
yang berarti pada persentase pria kawin yang memiliki lebih dari satu istri menurut karakteristik latar
belakang, kecuali diantara pria kawin umur 50-54 dan mereka yang berpendidikan kurang dari sekolah
dasar.

Tren​: ​Proporsi pria yang memiliki lebih dari satu istri pada SDKI 2012 dan SDKI 2017 sama, yaitu kurang ​dari 1
persen​.
Lampiran Tabel A-2.1 ​menyajian distribusi persentase pria kawin umur 15-54 menurut jumlah istri dan​ ​provinsi.

2.3 M​EDIAN​ U​MUR​ K​AWIN​ P​ERTAMA


Median umur

kawin pertama

Umur di mana 50 persen dari semua wanita dan pria dalam kelompok umur ​sudah kawin.

​ anita umur 20-49 dan 25-49, wanita kawin umur 20-49 dan 25-49,​ ​dan pria kawin umur 25-54.
Sampel: W

Median umur kawin pertama semua wanita umur 25-49 adalah 20,8 tahun. Pada wanita kawin umur 25-49 adalah
21,8 tahun dan pria kawin umur 25-49 adalah 24,6 tahun (​Tabel 1.4​).

Tren: ​Median umur kawin pertama wanita pernah kawin 25-49 terus meningkat dari 17,1 tahun pada SDKI​ ​1991
menjadi 21,8 tahun pada SDKI 2017​.

•​ ​Perkawinan dan Aktivitas Seksual


Pola menurut karakteristik latar belakang

Median umur kawin pertama wanita kawin umur Gambar 2.2 Median umur
25-49 yang tinggal di perkotaan lebih tinggi kawin pertama
(22,9 tahun) dibandingkan yang tinggal di
perdesaan (20,9 tahun) (​Gambar 2.2​). menurut tempat tinggal

Median umur kawin pertama


Median umur kawin pertama wanita kawin umur
25-49 meningkat menurut tingkat pendidikan. wanita kawin umur 25-49
Sebagai contoh, median umur kawin pertama
wanita yang tidak sekolah 18,2 tahun dan yang
tamat SLTA 23,5 tahun. Terdapat pola yang 22,9
sama pada pria kawin umur 25-49.

20,9 21,8

▪​
Median umur kawin pertama wanita
Perkotaan Perdesaan Total

kawin umur 25-49 dan pria kawin


umur 25-49 meningkat menurut tingkat kekayaan. Sebagai contoh, median umur kawin pertama wanita
kawin umur 25-49 tahun pada kuintil kekayaan terbawah adalah 20,6 tahun dan pada kuintil kekayaan
teratas 23,8 tahun (​Tabel 2.4).

Lampiran Tabel A-2.2​menyajikan distribusi median umur kawin pertama wanita 15-49 menurut provinsi.

2.4. U​MUR​ P​ERTAMA​ M​ELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL

Median
umur
pertama

melakukan hubungan seksual


​Umur di mana 50 persen dari semua wanita, wanita kawin, dan pria kawin dalam ​kelompok umur
sudah melakukan hubungan seksual.
Sampel: ​Wanita umur 20-49 dan 25-49, wanita kawin umur 20-49 dan 25-49,​ ​dan pria
kawin umur 25-54.

Wanita kawin umur 25-49 melakukan hubungan seksual pertama kali lebih dini (21,8 tahun) dibandingkan
dengan pria kawin umur 25-49 (24,2 tahun) (​Tabel 4.6​ dan ​Gambar 4.3​).
Median umur pertama kali melakukan hubungan seksual pada wanita kawin umur 25-49 sama dengan
median umur kawin pertamanya (21,8 tahun). Hal ini mengindikasikan umumnya wanita kawin umur 25-49
melakukan hubungan seksual pertama kali setelah perkawinan (​Gambar 4.3​).

Median umur pertama kali melakukan hubungan seksual pada pria umur 25-54 (24,2 tahun) sedikit lebih
rendah dari median umur kawin pertama (24,6 tahun). Kondisi ini mengindikasikan sebagian pria umur
25-54 tahun melakukan hubungan seksual yang pertama kali sebelum perkawinan (​Gambar 4.3)
Perkawinan dan Aktivitas Seksual ​•​ 6
​ 3
Jawaban yang diperoleh dari pertanyaan
tentang hubungan seksual pertama perlu digunakan
secara hati-hati, karena dalam masyarakat yang Gambar 2.3 ​Median umur pertama melakukan

konservatif seperti Indonesia, responden hubungan seksual dan umur kawin pertama
yang telah melakukan hubungan seksual pranikah
mungkin tidak melaporkan dengan tepat umur ketika
melakukan hubungan seksual pertama kali. Median umur dalam tahun

Tren: ​Median umur melakukan ​hubungan


seksual pertama kali pada wanita dan pria pada SDKI
2017 lebih tinggi dibandingkan pada SDKI 2012.

Pola menurut karakteristik latar


belakang

Median umur pertama Median umur kawin pertama


melakukan hubungan seksual

Wanita kawin umur 25-49 Pria kawin umur 25-54

D​AFTAR​ T​ABEL

Informasi lebih lanjut tentang perkawinan dan aktivitas seksual dapat dilihat pada daftar tabel berikut:

Tabel 2.1 Status perkawinan

Tabel 2.2 Jumlah istri dari pria kawin

Tabel 2.3 Umur kawin pertama

Tabel 2.4 Median umur kawin pertama

Tabel 2.5 Umur saat pertama melakukan hubungan seksual

Tabel 2.6 Median umur pertama melakukan hubungan seksual

Tabel 2.7.1 Aktivitas seksual terakhir: Wanita


Tabel 2.7.2 Aktivitas seksual terakhir: Pria kawin
Tabel 2.1 Status perkawinan

Distribusi persentase wanita umur 15-49 menurut status perkawinan dan kelompok umur, Indonesia 2017

Persentase
Status kawin
wanita

berstatus

Belum Hidup Cerai Cerai kawin/hidup Jumlah

Umur kawin Kawin bersama hidup Pisah mati Jumlah bersama responden

WANITA

Umur

15-19 90,0 9,1 0,3 0,6 0,1 0,0 100.0 9,3 7.501

20-24 48,0 48,5 0,8 2,1 0,4 0,1 100,0 49,4 6.716

25-29 13,0 82,5 0,7 3,0 0,3 0,4 100,0 83,3 6.643

30-34 3,6 91,7 0,4 3,1 0,2 0,9 100,0 92,1 7.154

35-39 2,2 92,0 0,3 3,6 0,2 1,7 100,0 92,3 7.865

40-44 2,4 90,5 0,2 3,5 0,2 3,3 100,0 90,6 7.093

45-49 2,2 87,8 0,2 3,4 0,2 6,1 100,0 88,0 6.655

Total 23,3 71,5 0,4 2,8 0,2 1,8 100,0 71,9 49.627

PRIA KAWIN

Umur

15-19 (0,0) (85,7) (14,3) (0,0) (0,0) (0,0) 100,0 (100,0) 29

20-24 0,0 98,5 1,5 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 329

25-29 0,0 99,7 0,3 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.016

30-34 0,0 99,5 0,5 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.593

35-39 0,0 99,7 0,3 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.837

40-44 0,0 99,7 0,3 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.860

45-49 0,0 99,8 0,2 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.824

50-54 0,0 99,9 0,1 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.521

Total 0,0 99,6 0,4 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 10.009

Catatan: Angka dalam kurung berdasarkan 25-49 kasus tidak tertimbang.


​•​ ​Perkawinan dan Aktivitas Seksual
Tabel 2.2 Jumlah istri dari pria kawin

Distribusi persentase pria kawin umur 15-54 menurut jumlah istri dan karakteristik latar belakang, Indonesia 2017

Jumlah istri

Karakteristik Jumlah pria

latar belakang 1 2+ Jumlah kawin

Umur

15-19 (100,0) (0,0) 100,0 29

20-24 100,0 0,0 100,0 329

25-29 99,9 0,1 100,0 1.016

30-34 99,9 0,1 100,0 1.593

35-39 99,8 0,2 100,0 1.837

40-44 99,8 0,2 100,0 1.860

45-49 99,3 0,7 100,0 1.824

50-54 98,7 1,3 100,0 1.521

Daerah tempat tinggal

Perkotaan 99,6 0,4 100,0 4.901

Perdesaan 99,6 0,4 100,0 5.108

Pendidikan

Tidak sekolah 99,0 1,0 100,0 186

Tidak tamat SD 98,9 1,1 100,0 1.205

Tamat SD 99,6 0,4 100,0 2.206

Tidak tamat SLTA 99,7 0,3 100,0 2.154

Tamat SLTA 99,6 0,4 100,0 2.978

Perguruan tinggi 99,8 0,2 100,0 1.279

Kuintil kekayaan

Terbawah 99,3 0,7 100,0 1.757

Menengah bawah 99,5 0,5 100,0 2.002

Menengah 99,7 0,3 100,0 2.094

Menengah atas 99,7 0,3 100,0 2.058

Teratas 99,6 0,4 100,0 2.097

Jumlah 99,6 0,4 100,0 10.009

Catatan: Angka dalam kurung berdasarkan 25-49 kasus tidak tertimbang.


Tabel 2.3 Umur kawin pertama

Persentase wanita kawin umur 15-49 dan pria kawin umur 15-54 menurut umur kawin pertama dan median umur kawin pertama, menurut umur,

Indonesia 2017

Umur kawin pertama:

Median umur

Umur 15 18 20 22 25 Jumlah kawin pertama

WANITA KAWIN

15-19 10,5 na na na na 700 a

20-24 3,7 30,8 63,7 na na 3.317 19,2

25-29 2,7 20,2 41,3 63,7 87,2 5.531 20,7

30-34 4,7 23,4 40,7 58,5 79,7 6.588 21,0

35-39 5,8 25,9 44,3 61,8 79,2 7.259 20,6

40-44 8,5 29,4 46,8 62,3 80,1 6.428 20,4

45-49 12,3 33,6 51,2 66,2 81,0 5.858 19,9

20-49 6,5 26,9 46,6 na na 34.981 a

25-49 6,8 26,5 44,8 62,4 81,2 31.664 20,6

PRIA KAWIN

15-19 0,0 na na na na 29 a

20-24 0,0 6,0 30,4 na na 329 a

25-29 0,0 3,1 12,7 32,2 68,4 1.016 23,6

30-34 0,0 3,1 9,6 23,5 52,9 1.593 24,7

35-39 0,0 3,8 11,4 26,4 50,6 1.837 24,9

40-44 0,0 4,6 11,6 24,7 52,4 1.860 24,7

45-49 0,0 5,9 13,4 27,8 50,2 1.824 25,0

50-54 0,0 8,1 18,7 33,7 57,3 1.521 24,2

20-49 0,0 4,3 12,4 na na 8.459 a

25-49 0,0 4,2 11,7 26,5 53,6 8.130 24,6

20-54 0,0 4,9 13,4 na na 9.980 a

25-54 0,0 4,8 12,8 27,6 54,2 9.651 24,6

Catatan: Umur kawin pertama adalah umur pada saat responden mulai hidup dengan pasangan pertamanya.

na = Tidak berlaku karena karena proses sensor/eliminasi.

a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden mulai hidup dengan pasangannya sebelum mencapai umur awal dari kelompok
umur tersebut.
​Perkawinan dan Aktivitas Seksual
Tabel 2.4 Median umur kawin pertama

Median umur kawin pertama wanita umur 20-49 dan umur 25-49, median umur kawin pertama di antara wanita kawin umur

20-49 dan umur 25-49, dan median umur kawin pertama di antara pria kawin umur 25-54, menurut
karakteristik latar belakang, Indonesia 2017

Pria kawin

Wanita umur Wanita kawin umur umur


Karakteristik

latar belakang 20-49 25-49 20-49 25-49 25-54

Daerah tempat tinggal

Perkotaan a 21,9 a 22,9 a

Perdesaan 19,8 19,7 19,6 20,9 23,7

Pendidikan

Tidak sekolah 17,7 17,6 17,6 18,2 21,4

Tidak tamat SD 17,8 17,8 18,0 19,3 21,9

Tamat SD 18,6 18,6 18,7 19,8 23,3

Tidak tamat SLTA 19,6 19,8 19,6 20,8 24,0

Tamat SLTA a 22,6 a 23,5 a

Kuintil kekayaan

Terbawah 19,5 19,5 19,3 20,6 23,5

Menengah bawah 19,8 19,7 19,6 20,9 23,7

Menengah a 20,3 a 21,4 24,2

Menengah atas a 21,1 a 22,1 24,9

Teratas a 23,1 a 23,8 a

Jumlah a 20,8 a 21,8 24,6

Catatan: Definisi umur kawin pertama adalah umur pertama kali responden hidup dengan pasangannya.

a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden mulai hidup dengan
pasangannya sebelum mencapai umur awal dari kelompok umur tersebut.
Tabel 2.5 Umur saat pertama melakukan hubungan seksual

Persentase wanita kawin umur 15-49 dan pria kawin umur 15-54 yang pertama kali melakukan hubungan seksual pada umur tertentu, persentase yang

tidak pernah melakukan hubungan seksual, dan median umur pertama melakukan hubungan seksual menurut kelompok umur, Indonesia
2017

Median umur

pertama

Persentase yang pertama kali melakukan Persentase tidak melakukan

hubungan seksual pada umur: pernah melakukan hubungan

Umur 15 18 20 22 25 hubungan seksual Jumlah seksual

WANITA KAWIN

15-19 10,4 na na na na 0,5 700 a

20-24 3,9 30,2 62,6 na na 0,1 3.317 19,3

25-29 2,8 20,1 40,2 61,6 84,6 0,1 5.531 20,8

30-34 4,7 22,6 39,4 56,6 76,5 0,0 6.588 21,2

35-39 5,6 25,5 43,9 60,5 77,1 0,0 7.259 20,7

40-44 8,1 28,6 45,7 60,5 76,7 0,0 6.428 20,5

45-49 11,3 32,5 49,5 63,9 77,8 0,0 5.858 20,1

20-49 6,2 26,3 45,5 na na 0,0 34.981 a

25-49 6,5 25,9 43,7 60,5 78,4 0,0 31.664 20,7

15-24 5,0 na na na na 0,2 4.017 a

PRIA KAWIN

15-19 5,0 na na na na 0,0 29 a

20-24 0,8 13,3 37,9 na na 0,0 329 a

25-29 0,5 6,4 18,4 38,2 69,8 0,0 1.016 23,2

30-34 0,4 6,7 15,4 29,6 55,8 0,0 1.593 24,3

35-39 0,3 6,5 15,9 31,4 53,7 0,0 1.837 24,5

40-44 0,2 6,9 16,0 30,0 54,0 0,0 1.860 24,4

45-49 0,4 7,9 16,8 31,5 51,5 0,0 1.824 24,8

50-54 0,6 10,2 22,1 37,0 59,0 0,0 1.521 23,8

20-49 0,4 7,2 17,2 na na 0,0 8.459 a

25-49 0,3 6,9 16,3 31,6 55,7 0,0 8.130 24,3

15-24 1,1 na na na na 0,0 358 a

20-54 0,4 7,7 17,9 na na 0,0 9.980 a

25-54 0,4 7,5 17,2 32,5 56,2 0,0 9.651 24,2

na = Tidak berlaku karena karena proses sensor/eliminasi.


a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden melakukan hubungan seksual pertama sebelum mencapai umur awal dari kelompok
umur tersebut.

•​ ​Perkawinan dan Aktivitas Seksual


Tabel 2.6 Median umur pertama melakukan hubungan seksual

Median umur pertama melakukan hubungan seksual wanita umur 20-49 dan umur 25-49, median umur pertama melakukan hubungan

seksual di antara wanita kawin umur 20-49 dan umur 25-49, dan median umur pertama melakukan hubungan seksual di
antara pria kawin umur 25-54, menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2017

Pria kawin
Karakteristik Wanita umur Wanita kawin umur umur
latar belakang 20-49 25-49 20-49 25-49 25-54

Daerah tempat tinggal


Perkotaan a 22,1 a 22,9 a
Perdesaan 19,9 19,8 19,7 20,8 23,3

Pendidikan
Tidak sekolah 17,7 17,7 17,7 18,2 20,7
Tidak tamat SD 18,0 17,9 18,1 19,3 21,7
Tamat SD 18,7 18,7 18,7 19,8 23,0
Tidak tamat SLTA 19,7 19,9 19,7 20,7 23,5
Tamat SLTA a 22,8 a 23,4 a

Kuintil kekayaan
Terbawah 19,6 19,6 19,4 20,4 22,8
Menengah bawah 20,0 19,9 19,7 20,9 23,4
Menengah a 20,5 a 21,4 23,9
Menengah atas a 21,2 a 22,1 24,7
Teratas a 23,3 a 23,8 a

Jumlah a 20,9 a 21,8 24,2

a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden melakukan hubungan seksual pertama sebelum mencapai umur awal
dari kelompok umur tersebut.
Tabel 2.7.1 Aktivitas seksual terakhir: Wanita

Distribusi persentase wanita umur 15-49 yang melakukan hubungan seksual terakhir menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2017

Terakhir melakukan hubungan seksual Tidak pernah

Karakteristik Dalam 4 minggu Dalam 1 tahun 1 tahun atau Tidak melakukan Jumlah
1
latar belakang yang lalu yang lalu​ lebih terjawab hubungan seksual Jumlah wanita

Umur
15-19 7,6 2,3 0,8 0,2 89,1 100,0 7.501
20-24 39,9 10,1 3,2 0,1 46,7 100,0 6.716
25-29 68,5 14,1 4,6 0,1 12,6 100,0 6.643
30-34 77,4 13,6 5,3 0,2 3,5 100,0 7.154
35-39 77,7 13,5 6,5 0,2 2,1 100,0 7.865
40-44 74,7 14,2 8,7 0,1 2,3 100,0 7.093
45-49 64,3 20,2 13,2 0,3 2,1 100,0 6.655

Status kawin
Belum kawin 0,3 0,6 0,9 0,2 98,0 100,0 11.582
Kawin/hidup bersama 81,2 16,4 2,2 0,2 0,0 100,0 35.681
Cerai hidup/pisah/cerai mati 0,9 10,7 87,4 0,5 0,6 100,0 2.365
2
Lama kawin​
0-4 tahun 79,7 18,4 1,6 0,1 0,2 100,0 5.535
5-9 tahun 83,4 14,7 1,8 0,1 0,0 100,0 6.189
10-14 tahun 85,3 13,1 1,4 0,2 0,0 100,0 5.573
15-19 tahun 85,2 12,9 1,7 0,1 0,0 100,0 5.480
20-24 tahun 81,2 16,1 2,5 0,2 0,0 100,0 4.693
25+ tahun 71,8 23,7 4,2 0,2 0,0 100,0 4.611
Kawin lebih dari satu kali 79,5 17,4 2,9 0,3 0,0 100,0 3.600

Daerah tempat tinggal


Perkotaan 56,0 11,0 6,0 0,2 26,8 100,0 25.543
Perdesaan 61,2 13,9 5,9 0,2 18,8 100,0 24.084

Pendidikan
Tidak sekolah 48,8 24,6 17,0 0,8 8,8 100,0 823
Tidak tamat SD 63,2 19,4 11,9 0,3 5,2 100,0 3.968
Tamat SD 72,4 17,0 6,9 0,1 3,6 100,0 9.595
Tidak tamat SLTA 51,7 9,8 4,6 0,2 33,6 100,0 14.925
Tamat SLTA 61,8 11,4 5,4 0,1 21,4 100,0 12.575
Perguruan tinggi 47,7 8,5 4,1 0,2 39,5 100,0 7.741

Kuintil kekayaan
Terbawah 57,3 15,3 8,7 0,2 18,6 100,0 8.464
Menengah bawah 59,4 13,8 6,1 0,2 20,5 100,0 9.507
Menengah 59,6 13,2 5,2 0,2 21,9 100,0 10.089
Menengah atas 59,8 11,2 5,6 0,1 23,2 100,0 10.583
Teratas 56,4 9,5 4,9 0,2 29,1 100,0 10.984

Jumlah 58,5 12,4 6,0 0,2 22,9 100,0 49.627


1.
Tidak termasuk wanita yang melakukan hubungan seksual dalam 4 minggu yang lalu.
2.
Tidak termasuk wanita yang saat wawancara belum kawin/menikah.
​Perkawinan dan Aktivitas Seksual
Tabel 2.7.2 Aktivitas seksual terakhir: Pria kawin

Distribusi persentase pria kawin umur 15-54 waktu melakukan hubungan seksual yang terakhir, menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2017

Waktu melakukan hubungan seksual yang terakhir


Karakteristik Dalam 4 minggu Dalam 1 tahun 1 tahun Tidak Jumlah
1
latar belakang yang lalu yang lalu​ atau lebih terjawab Jumlah pria kawin

Umur
15-19 (88,5) (11,5) (0,0) (0,0) 100,0 29
20-24 84,6 14,2 1,0 0,2 100,0 329
25-29 84,9 14,3 0,4 0,3 100,0 1.016
30-34 85,1 13,4 1,1 0,4 100,0 1.593
35-39 86,0 12,2 1,4 0,4 100,0 1.837
40-44 84,2 13,3 2,1 0,4 100,0 1.860
45-49 79,9 18,3 1,1 0,7 100,0 1.824
50-54 70,1 22,9 6,4 0,6 100,0 1.521
2
Lama kawin​
0-4 tahun * * * * 100,0 22
5-9 tahun 88,8 10,4 0,8 0,0 100,0 101
10-14 tahun 85,2 12,1 1,3 1,4 100,0 116
15-19 tahun 81,3 16,8 1,9 0,0 100,0 197
20-24 tahun 79,6 16,1 4,4 0,0 100,0 181
25+ tahun 71,6 24,9 2,6 0,8 100,0 321
Kawin lebih dari 1 kali 82,1 15,4 2,1 0,5 100,0 9.070

Daerah tempat tinggal


Perkotaan 83,0 14,7 1,8 0,6 100,0 4.901
Perdesaan 80,8 16,5 2,4 0,3 100,0 5.108

Pendidikan
Tidak sekolah 60,9 27,7 11,3 0,0 100,0 186
Tidak tamat SD 72,7 22,3 4,4 0,5 100,0 1.205
Tamat SD 81,2 15,9 2,4 0,5 100,0 2.206
Tidak tamat SLTA 82,6 15,6 1,5 0,3 100,0 2.154
Tamat SLTA 84,9 13,6 1,1 0,3 100,0 2.978
Perguruan tinggi 86,2 11,7 1,2 0,9 100,0 1.279

Kuintil kekayaan
Terbawah 76,2 19,8 3,4 0,6 100,0 1.757
Menengah bawah 80,5 16,8 2,5 0,3 100,0 2.002
Menengah 81,8 15,9 2,1 0,3 100,0 2.094
Menengah atas 83,3 14,7 1,5 0,5 100,0 2.058
Teratas 86,5 11,6 1,3 0,7 100,0 2.097

Jumlah 81,9 15,6 2,1 0,5 100,0 10.009

Tidak termasuk pria yang melakukan hubungan seksual dalam waktu 4 bulan yang lalu.

Tidak termasuk pria yang belum kawin.


Tanda bintang (*) menunjukkan bahwa angka berdasarkan pada kurang dari 25 kasus tidak tertimbang dan tidak ditampilkan.
Angka dalam kurung berdasarkan pada 25-49 kasus tidak tertimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019.” Jakarta. Tersedia dalam: https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-
utama/dokumen-perencanaan-dan-pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-nasional/rpjp-2005-
2025/rpjmn-2015-2019/
Campbell, Oona MR, and Wendy J. Graham. 2006. “Strategies for Reducing Maternal Mortality: Getting on with
What Works.” Lancet 368(9543): 1284–99.

Kementerian Kesehatan. 2015a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015
Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan. 2015b. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. 2018. “Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan


Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018
Tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, Dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.” Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Kesterton, Amy J, John Cleland, Andy Sloggett, and Carine Ronsmans. 2010. “Institutional Delivery in Rural
India: The Relative Importance of Accessibility and Economic Status.” BMC Pregnancy and Childbirth 10 (1): 30.
doi:10.1186/1471-2393-10-30.

Lawn, Joy E, Simon Cousens, Jelka Zupan, and Lancet Neonatal Survival Steering Team. 2005. “4 Million
Neonatal Deaths: When? Where? Why?” The Lancet 365 (9462). Elsevier: 891–900.

Presiden Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.

Robson, Michael S. 2001. Classification of Caesarean Sections. Fetal and Maternal Medicine Review 12 (1).
Cambridge University Press: 23–39.

Sekretariat Kabinet RI. 2017. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Simkhada, Bibha, Edwin R. Van Teijlingen, Maureen Porter, and Padam Simkhada. 2008. “Factors Affecting the
Utilization of Antenatal Care in Developing Countries: Systematic Review of the Literature.” Journal of
Advanced Nursing 61(3): 244–60.

Titaley, Christiana R, Michael J Dibley, Kingsley Agho, Christine L Roberts, and John Hall. 2008. “Determinants
of Neonatal Mortality in Indonesia.” BMC Public Health 8 (1): 232.
http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/232.

World Health Organization. 2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy
Experience. Geneva, Switzerland: WHO Press.

WHO. 2017. Guideline: Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity
and newborn services. Who. Retrieved from http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259386/
9789241550086-eng.pdf;jsessionid=8060A65B979756A6CBE752A434EE3ACA?sequence=1%0A
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259386/9789241550086eng.pdf?sequence=1%0Ahttp://ww
w.who.int/elena/titles/f

Anda mungkin juga menyukai