DISUSUN OLEH :
1. FANY ANGELYNA BR HARAHAP : 193313010040
2. FATHIN KHADIJAH BR HARAHAP : 193313010021
3. GRACE SILVANY PURBA : 193313010029
4. MARGARETHA FEBRINA BR GINTING : 193313010035
5. NELLY PURBA : 193313010039
6. NUR ASMADINAH : 193313010033
7. PRAJA DWI WICAKSANA : 193313010001
8. YOHANA MARIA PAULYNA MARPAUNG : 193313010006
9. SARAH PUTRI PURBA : 193313010013
10. SILVI HARAHAP : 193313010028
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Survei .......................................................................................................................... 1
1.2 Rancangan Sampel .................................................................................................................. 1
1.3 Kuesioner................................................................................................................................. 2
1.4 Uji Coba................................................................................................................................... 3
1.5 Pelatihan Petugas..................................................................................................................... 3
1.6 Pelaksanaan Lapangan............................................................................................................. 4
1.7 Pengolahan Data ..................................................................................................................... 4
1.8 Hasil Kunjungan...................................................................................................................... 4
BAB 2 PERKAWINAN DAN AKTIVITAS SEKSUAL
Tabel 2.1 Status perkawinan.........................................................................................................5
Tabel 2.2 Jumlah istri dari pria kawin .........................................................................................6
Tabel 2.3 Umur kawin pertama ...................................................................................................7
Tabel 2.4 Media umur kawin pertama..........................................................................................8
Tabel 2.5 Umur saat pertama melakukan hubungan seksual........................................................9
Tabel 2.6 Median umur pertama melakukan hubungan seksual..................................................10
Tabel 2.7.1 Aktivitas seksual terakhir: Wanita............................................................................11
Tabel 2.7.2 Aktivitas seksual terakhir: Pria kawin ......................................................................12
BAB 3
3.1 Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dilaksanakan bersama oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes). Pengumpulan data berlangsung dari tanggal 24 Juli hingga 30 September
2017. Pendanaan survei disediakan oleh Pemerintah Indonesia. Dalam teknis pelaksanaannya,
Pemerintah
Indonesia dibantu oleh ICF melalui proyek Demographic and Health Surveys (DHS) Program, yaitu
program
United States Agency for International Development (USAID) yang menyediakan dana dan bantuan
teknis
dalam pelaksanaan survei kependudukan dan kesehatan di banyak negara.
1.3 KUESIONER
Pelaksanaan SDKI 2017 menggunakan 4 (empat) jenis kuesioner yaitu kuesioner rumah tangga, wanita
usia
subur (WUS), pria kawin (PK), dan remaja pria (RP). Terkait perubahan cakupan sampel individu wanita
dari wanita pernah kawin (WPK) umur 15-49 dalam SDKI 2007 menjadi WUS umur 15-49, maka
kuesioner
WUS ditambahkan pertanyaan-pertanyaan untuk wanita belum pernah kawin umur 15-24. Tambahan
pertanyaan ini merupakan bagian dari kuesioner Survei Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2007.
Kuesioner rumah tangga dan wanita umur 15-49 mengacu pada kuesioner DHS (Demographic Health
Surveys) Phase 7 tahun 2015 yang sudah mengakomodasi beberapa isu terbaru sesuai keterbandingan
internasional. Namun demikian, ada beberapa pertanyaan yang tidak diadopsi dalam SDKI 2017 karena
kurang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Selain itu, penambahan pertanyaan disesuaikan dengan
muatan
lokal/spesifik Indonesia terkait program di bidang kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia dan
penyesuaian kategori jawaban.
Kuesioner rumah tangga digunakan untuk mencatat seluruh anggota rumah tangga dan tamu yang
menginap
semalam sebelum wawancara di rumah tangga terpilih, serta mencatat keadaan tempat tinggal rumah
tangga
terpilih. Pertanyaan dasar anggota rumah tangga antara lain umur, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Keterangan mengenai tempat tinggal meliputi
sumber air minum, jenis kakus, jenis lantai, jenis atap, jenis dinding, dan kepemilikan aset rumah tangga.
Informasi mengenai kepemilikan aset menggambarkan status sosial-ekonomi rumah tangga tersebut.
Kegunaan utama kuesioner rumah tangga adalah menentukan responden wanita dan pria yang memenuhi
syarat untuk diwawancarai perseorangan (eligible respondent).
Kuesioner WUS digunakan untuk mengumpulkan informasi dari wanita umur 15-49. Topik yang
ditanyakan
kepada wanita tersebut adalah:
Latar belakang (termasuk umur, pendidikan, dan keterpaparan media)
Riwayat kelahiran
Kontrasepsi
Kehamilan dan pemeriksaan sesudah melahirkan
Imunisasi anak (kelahiran terakhir dan kelahiran sebelum anak terakhir)
Kesehatan dan gizi anak
Perkawinan dan kegiatan seksual
Preferensi fertilitas
Latar belakang suami/pasangan dan pekerjaan responden
HIV AIDS
Isu kesehatan lainnya
Khusus untuk wanita umur 15-24 yang belum pernah kawin, ditanyakan:
Latar belakang tambahan responden
Pengetahuan dan pengalaman mengenai sistem reproduksi manusia
Perkawinan dan anak
Peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan media
Rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
Pacaran dan perilaku seksual
Pendahuluan dan Metodologi Survei • 3
Kuesioner PK digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pria berstatus kawin umur 15-54 pada 8
dari
25 sampel rumah tangga SDKI 2017 di setiap blok sensus terpilih. Informasi yang dikumpulkan
mencakup:
Latar belakang (termasuk umur, pendidikan, dan keterpaparan media)
Riwayat kelahiran
Kontrasepsi
Perkawinan dan kegiatan seksual
Preferensi fertilitas
Pekerjaan danisu gender
HIV AIDS
Isu kesehatan lainnya
Kuesioner RP mencakup pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang diajukan pada remaja wanita
belum
pernah kawin umur 15-24 dalam kuesioner WUS.
Status kawin
Wanita dan pria yang menyatakan sedang dalam status kawin atau hidup bersama dengan
pasangannya pada saat survei dilaksanakan.
Di Indonesia, 72 persen wanita umur 15-49 berstatus kawin, 23 persen berstatus belum kawin, 3 persen
berstatus cerai hidup, dan 2 persen berstatus cerai mati (Gambar 2.1). Kurang dari 1 persen wanita umur
15-49 berstatus hidup bersama. Terdapat 9 persen wanita umur 15-19 berstatus kawin/hidup bersama. Proporsi
tertinggi wanita yang berstatus kawin atau hidup bersama terdapat pada kelompok umur 35-39 tahun (92%)
(Tabel 2.1)
Cerai Cerai
kelompok umur 15-19 yaitu sebesar 1 persen.
hidup/pisah mati 2%
(Tabel 2.1.) 3%
kawin
persentase pada SDKI 2012 (73%). Proporsi wanita
23%
kawin umur 15-19 turun dari 13 persen pada SDKI
Kawin/hidup
2012 menjadi 9 persen pada SDKI 2017.
bersama
72%
2.2 POLIGAMI
Poligini
Kurang dari 1 persen pria kawin di Indonesia yang mempunyai istri lebih dari satu (Tabel 2.2). Tidak ada perbedaan
yang berarti pada persentase pria kawin yang memiliki lebih dari satu istri menurut karakteristik latar
belakang, kecuali diantara pria kawin umur 50-54 dan mereka yang berpendidikan kurang dari sekolah
dasar.
Tren: Proporsi pria yang memiliki lebih dari satu istri pada SDKI 2012 dan SDKI 2017 sama, yaitu kurang dari 1
persen.
Lampiran Tabel A-2.1 menyajian distribusi persentase pria kawin umur 15-54 menurut jumlah istri dan provinsi.
kawin pertama
Umur di mana 50 persen dari semua wanita dan pria dalam kelompok umur sudah kawin.
anita umur 20-49 dan 25-49, wanita kawin umur 20-49 dan 25-49, dan pria kawin umur 25-54.
Sampel: W
Median umur kawin pertama semua wanita umur 25-49 adalah 20,8 tahun. Pada wanita kawin umur 25-49 adalah
21,8 tahun dan pria kawin umur 25-49 adalah 24,6 tahun (Tabel 1.4).
Tren: Median umur kawin pertama wanita pernah kawin 25-49 terus meningkat dari 17,1 tahun pada SDKI 1991
menjadi 21,8 tahun pada SDKI 2017.
Median umur kawin pertama wanita kawin umur Gambar 2.2 Median umur
25-49 yang tinggal di perkotaan lebih tinggi kawin pertama
(22,9 tahun) dibandingkan yang tinggal di
perdesaan (20,9 tahun) (Gambar 2.2). menurut tempat tinggal
20,9 21,8
▪
Median umur kawin pertama wanita
Perkotaan Perdesaan Total
Lampiran Tabel A-2.2menyajikan distribusi median umur kawin pertama wanita 15-49 menurut provinsi.
Median
umur
pertama
Wanita kawin umur 25-49 melakukan hubungan seksual pertama kali lebih dini (21,8 tahun) dibandingkan
dengan pria kawin umur 25-49 (24,2 tahun) (Tabel 4.6 dan Gambar 4.3).
Median umur pertama kali melakukan hubungan seksual pada wanita kawin umur 25-49 sama dengan
median umur kawin pertamanya (21,8 tahun). Hal ini mengindikasikan umumnya wanita kawin umur 25-49
melakukan hubungan seksual pertama kali setelah perkawinan (Gambar 4.3).
Median umur pertama kali melakukan hubungan seksual pada pria umur 25-54 (24,2 tahun) sedikit lebih
rendah dari median umur kawin pertama (24,6 tahun). Kondisi ini mengindikasikan sebagian pria umur
25-54 tahun melakukan hubungan seksual yang pertama kali sebelum perkawinan (Gambar 4.3)
Perkawinan dan Aktivitas Seksual • 6
3
Jawaban yang diperoleh dari pertanyaan
tentang hubungan seksual pertama perlu digunakan
secara hati-hati, karena dalam masyarakat yang Gambar 2.3 Median umur pertama melakukan
konservatif seperti Indonesia, responden hubungan seksual dan umur kawin pertama
yang telah melakukan hubungan seksual pranikah
mungkin tidak melaporkan dengan tepat umur ketika
melakukan hubungan seksual pertama kali. Median umur dalam tahun
DAFTAR TABEL
Informasi lebih lanjut tentang perkawinan dan aktivitas seksual dapat dilihat pada daftar tabel berikut:
Distribusi persentase wanita umur 15-49 menurut status perkawinan dan kelompok umur, Indonesia 2017
Persentase
Status kawin
wanita
berstatus
Umur kawin Kawin bersama hidup Pisah mati Jumlah bersama responden
WANITA
Umur
15-19 90,0 9,1 0,3 0,6 0,1 0,0 100.0 9,3 7.501
20-24 48,0 48,5 0,8 2,1 0,4 0,1 100,0 49,4 6.716
25-29 13,0 82,5 0,7 3,0 0,3 0,4 100,0 83,3 6.643
30-34 3,6 91,7 0,4 3,1 0,2 0,9 100,0 92,1 7.154
35-39 2,2 92,0 0,3 3,6 0,2 1,7 100,0 92,3 7.865
40-44 2,4 90,5 0,2 3,5 0,2 3,3 100,0 90,6 7.093
45-49 2,2 87,8 0,2 3,4 0,2 6,1 100,0 88,0 6.655
Total 23,3 71,5 0,4 2,8 0,2 1,8 100,0 71,9 49.627
PRIA KAWIN
Umur
20-24 0,0 98,5 1,5 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 329
25-29 0,0 99,7 0,3 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.016
30-34 0,0 99,5 0,5 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.593
35-39 0,0 99,7 0,3 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.837
40-44 0,0 99,7 0,3 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.860
45-49 0,0 99,8 0,2 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.824
50-54 0,0 99,9 0,1 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 1.521
Total 0,0 99,6 0,4 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 10.009
Distribusi persentase pria kawin umur 15-54 menurut jumlah istri dan karakteristik latar belakang, Indonesia 2017
Jumlah istri
Umur
Pendidikan
Kuintil kekayaan
Persentase wanita kawin umur 15-49 dan pria kawin umur 15-54 menurut umur kawin pertama dan median umur kawin pertama, menurut umur,
Indonesia 2017
Median umur
WANITA KAWIN
PRIA KAWIN
15-19 0,0 na na na na 29 a
Catatan: Umur kawin pertama adalah umur pada saat responden mulai hidup dengan pasangan pertamanya.
a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden mulai hidup dengan pasangannya sebelum mencapai umur awal dari kelompok
umur tersebut.
Perkawinan dan Aktivitas Seksual
Tabel 2.4 Median umur kawin pertama
Median umur kawin pertama wanita umur 20-49 dan umur 25-49, median umur kawin pertama di antara wanita kawin umur
20-49 dan umur 25-49, dan median umur kawin pertama di antara pria kawin umur 25-54, menurut
karakteristik latar belakang, Indonesia 2017
Pria kawin
Pendidikan
Kuintil kekayaan
Catatan: Definisi umur kawin pertama adalah umur pertama kali responden hidup dengan pasangannya.
a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden mulai hidup dengan
pasangannya sebelum mencapai umur awal dari kelompok umur tersebut.
Tabel 2.5 Umur saat pertama melakukan hubungan seksual
Persentase wanita kawin umur 15-49 dan pria kawin umur 15-54 yang pertama kali melakukan hubungan seksual pada umur tertentu, persentase yang
tidak pernah melakukan hubungan seksual, dan median umur pertama melakukan hubungan seksual menurut kelompok umur, Indonesia
2017
Median umur
pertama
WANITA KAWIN
PRIA KAWIN
Median umur pertama melakukan hubungan seksual wanita umur 20-49 dan umur 25-49, median umur pertama melakukan hubungan
seksual di antara wanita kawin umur 20-49 dan umur 25-49, dan median umur pertama melakukan hubungan seksual di
antara pria kawin umur 25-54, menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2017
Pria kawin
Karakteristik Wanita umur Wanita kawin umur umur
latar belakang 20-49 25-49 20-49 25-49 25-54
Pendidikan
Tidak sekolah 17,7 17,7 17,7 18,2 20,7
Tidak tamat SD 18,0 17,9 18,1 19,3 21,7
Tamat SD 18,7 18,7 18,7 19,8 23,0
Tidak tamat SLTA 19,7 19,9 19,7 20,7 23,5
Tamat SLTA a 22,8 a 23,4 a
Kuintil kekayaan
Terbawah 19,6 19,6 19,4 20,4 22,8
Menengah bawah 20,0 19,9 19,7 20,9 23,4
Menengah a 20,5 a 21,4 23,9
Menengah atas a 21,2 a 22,1 24,7
Teratas a 23,3 a 23,8 a
a = Median tidak dihitung karena kurang dari 50 persen responden melakukan hubungan seksual pertama sebelum mencapai umur awal
dari kelompok umur tersebut.
Tabel 2.7.1 Aktivitas seksual terakhir: Wanita
Distribusi persentase wanita umur 15-49 yang melakukan hubungan seksual terakhir menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2017
Karakteristik Dalam 4 minggu Dalam 1 tahun 1 tahun atau Tidak melakukan Jumlah
1
latar belakang yang lalu yang lalu lebih terjawab hubungan seksual Jumlah wanita
Umur
15-19 7,6 2,3 0,8 0,2 89,1 100,0 7.501
20-24 39,9 10,1 3,2 0,1 46,7 100,0 6.716
25-29 68,5 14,1 4,6 0,1 12,6 100,0 6.643
30-34 77,4 13,6 5,3 0,2 3,5 100,0 7.154
35-39 77,7 13,5 6,5 0,2 2,1 100,0 7.865
40-44 74,7 14,2 8,7 0,1 2,3 100,0 7.093
45-49 64,3 20,2 13,2 0,3 2,1 100,0 6.655
Status kawin
Belum kawin 0,3 0,6 0,9 0,2 98,0 100,0 11.582
Kawin/hidup bersama 81,2 16,4 2,2 0,2 0,0 100,0 35.681
Cerai hidup/pisah/cerai mati 0,9 10,7 87,4 0,5 0,6 100,0 2.365
2
Lama kawin
0-4 tahun 79,7 18,4 1,6 0,1 0,2 100,0 5.535
5-9 tahun 83,4 14,7 1,8 0,1 0,0 100,0 6.189
10-14 tahun 85,3 13,1 1,4 0,2 0,0 100,0 5.573
15-19 tahun 85,2 12,9 1,7 0,1 0,0 100,0 5.480
20-24 tahun 81,2 16,1 2,5 0,2 0,0 100,0 4.693
25+ tahun 71,8 23,7 4,2 0,2 0,0 100,0 4.611
Kawin lebih dari satu kali 79,5 17,4 2,9 0,3 0,0 100,0 3.600
Pendidikan
Tidak sekolah 48,8 24,6 17,0 0,8 8,8 100,0 823
Tidak tamat SD 63,2 19,4 11,9 0,3 5,2 100,0 3.968
Tamat SD 72,4 17,0 6,9 0,1 3,6 100,0 9.595
Tidak tamat SLTA 51,7 9,8 4,6 0,2 33,6 100,0 14.925
Tamat SLTA 61,8 11,4 5,4 0,1 21,4 100,0 12.575
Perguruan tinggi 47,7 8,5 4,1 0,2 39,5 100,0 7.741
Kuintil kekayaan
Terbawah 57,3 15,3 8,7 0,2 18,6 100,0 8.464
Menengah bawah 59,4 13,8 6,1 0,2 20,5 100,0 9.507
Menengah 59,6 13,2 5,2 0,2 21,9 100,0 10.089
Menengah atas 59,8 11,2 5,6 0,1 23,2 100,0 10.583
Teratas 56,4 9,5 4,9 0,2 29,1 100,0 10.984
Distribusi persentase pria kawin umur 15-54 waktu melakukan hubungan seksual yang terakhir, menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2017
Umur
15-19 (88,5) (11,5) (0,0) (0,0) 100,0 29
20-24 84,6 14,2 1,0 0,2 100,0 329
25-29 84,9 14,3 0,4 0,3 100,0 1.016
30-34 85,1 13,4 1,1 0,4 100,0 1.593
35-39 86,0 12,2 1,4 0,4 100,0 1.837
40-44 84,2 13,3 2,1 0,4 100,0 1.860
45-49 79,9 18,3 1,1 0,7 100,0 1.824
50-54 70,1 22,9 6,4 0,6 100,0 1.521
2
Lama kawin
0-4 tahun * * * * 100,0 22
5-9 tahun 88,8 10,4 0,8 0,0 100,0 101
10-14 tahun 85,2 12,1 1,3 1,4 100,0 116
15-19 tahun 81,3 16,8 1,9 0,0 100,0 197
20-24 tahun 79,6 16,1 4,4 0,0 100,0 181
25+ tahun 71,6 24,9 2,6 0,8 100,0 321
Kawin lebih dari 1 kali 82,1 15,4 2,1 0,5 100,0 9.070
Pendidikan
Tidak sekolah 60,9 27,7 11,3 0,0 100,0 186
Tidak tamat SD 72,7 22,3 4,4 0,5 100,0 1.205
Tamat SD 81,2 15,9 2,4 0,5 100,0 2.206
Tidak tamat SLTA 82,6 15,6 1,5 0,3 100,0 2.154
Tamat SLTA 84,9 13,6 1,1 0,3 100,0 2.978
Perguruan tinggi 86,2 11,7 1,2 0,9 100,0 1.279
Kuintil kekayaan
Terbawah 76,2 19,8 3,4 0,6 100,0 1.757
Menengah bawah 80,5 16,8 2,5 0,3 100,0 2.002
Menengah 81,8 15,9 2,1 0,3 100,0 2.094
Menengah atas 83,3 14,7 1,5 0,5 100,0 2.058
Teratas 86,5 11,6 1,3 0,7 100,0 2.097
Tidak termasuk pria yang melakukan hubungan seksual dalam waktu 4 bulan yang lalu.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019.” Jakarta. Tersedia dalam: https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-
utama/dokumen-perencanaan-dan-pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-nasional/rpjp-2005-
2025/rpjmn-2015-2019/
Campbell, Oona MR, and Wendy J. Graham. 2006. “Strategies for Reducing Maternal Mortality: Getting on with
What Works.” Lancet 368(9543): 1284–99.
Kementerian Kesehatan. 2015a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015
Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan. 2015b. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
Kesterton, Amy J, John Cleland, Andy Sloggett, and Carine Ronsmans. 2010. “Institutional Delivery in Rural
India: The Relative Importance of Accessibility and Economic Status.” BMC Pregnancy and Childbirth 10 (1): 30.
doi:10.1186/1471-2393-10-30.
Lawn, Joy E, Simon Cousens, Jelka Zupan, and Lancet Neonatal Survival Steering Team. 2005. “4 Million
Neonatal Deaths: When? Where? Why?” The Lancet 365 (9462). Elsevier: 891–900.
Presiden Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Robson, Michael S. 2001. Classification of Caesarean Sections. Fetal and Maternal Medicine Review 12 (1).
Cambridge University Press: 23–39.
Sekretariat Kabinet RI. 2017. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Simkhada, Bibha, Edwin R. Van Teijlingen, Maureen Porter, and Padam Simkhada. 2008. “Factors Affecting the
Utilization of Antenatal Care in Developing Countries: Systematic Review of the Literature.” Journal of
Advanced Nursing 61(3): 244–60.
Titaley, Christiana R, Michael J Dibley, Kingsley Agho, Christine L Roberts, and John Hall. 2008. “Determinants
of Neonatal Mortality in Indonesia.” BMC Public Health 8 (1): 232.
http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/232.
World Health Organization. 2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy
Experience. Geneva, Switzerland: WHO Press.
WHO. 2017. Guideline: Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity
and newborn services. Who. Retrieved from http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259386/
9789241550086-eng.pdf;jsessionid=8060A65B979756A6CBE752A434EE3ACA?sequence=1%0A
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259386/9789241550086eng.pdf?sequence=1%0Ahttp://ww
w.who.int/elena/titles/f