Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AL-WADI’AH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
“Matematika Keuangan Syariah”
Dosen pengampu :
Samsul Bakri, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 7 :


1. xxxxxxx (1220417)
2. xxxxxxx (1220417)
3. Anisa Nur Afdhila (1220417)

TADRIS MATEMATIKA
FAKUTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2019
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 1

A. Pengertian Al-Wadi’ah................................................................... 1
B. Jenis Al-Wadi’ah............................................................................ 2
C. Giro Wadi’ah .................................................................................. 7
D. Sarana Penarikan Giro Wadi’ah .................................................... 8
E. Tabungan Wadi’ah ........................................................................ 9
F. Sarana Penarikan Tabungan Wadi’ah ........................................... 8
G. Ketentuan Dan Persyaratan Tabungan Wadi’ah ........................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

A. Simpulan........................................................................................ 14
B. Saran .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Wadi’ah
Wadi’ah berasal dari akar kata wada’a, yang sinonimnya taraka, artinya :
meninggalkan. Sesuatu yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain
untuk dijaga dinamakan wadi’ah, karena sesuatu (barang) tersebut
ditinggalkan di sisi orang yang dititipi.1 Secara umum wadi’ah adalah suatu
akad antara dua orang (pihak) di mana pihak pertama menyerahkan tugas dan
wewenang untuk menjaga barang yang dimilikinya kepada pihak lain, tanpa
imbalan. Barang yang diserahkan tersebut merupakan amanah yang harus
dijaga dengan baik, meskipun ia tidak menerima imbalan.
Al-wadi’ah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang
menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk
dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan harus
dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini dapat
diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya.2

B. Jenis Al-Wadi’ah
1. Wadi’ah Yad Al- Amanah
Wadi’ah yad al-amanah merupakan titipan murni dari pihak yang
menitipkan barangnya kepada pihak penerima titipan. Pihak penerima
titipan harus menjaga dan memelihara barang titipan dan tidak
diperkenankan untuk memanfaatkannya. Penerima titipan akan
mengembalikan barang titipan dengan utuh kepada pihak yang menitipkan
setiap saat barang itu dibutuhkan. Dalam aplikasi perbankan syari’ah,
produk yang dapat ditawarkan dengan menggunakan akad al-wadi’ah yad
al-amanah adalah save deposit box.
Dalam produk save deposit box, bank menerima titipan barang dari
nasabah untuk ditempatkan di kotak tertentu yang disediakan oleh bank

1
455
2
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 47.

3
syari’ah. Bank syari’ah wajib menjaga dan memelihara kotak itu. Bank
syari’ah perlu tempat dan petugas untuk menjaga dan memelihara titipan
nasabah, sehingga bank syari’ah akan membebani biaya administrasi yang
besarnya sesuai dengan ukuran kotak itu. Pendapatan atas jasa save deposit
box termasuk dalam fee based income.
a. Save Deposit Box (SDB)
Bank merupakan pihak yang selalu melihat kebutuhan masyarakat
akan produk perbankan. Salah satu produk yang diharapkan adalah
produk penyimpanan dokumen penting dan/atau surat berharga.
Penyimpanan dokomen merupakan sesuatu yang sangat penting dan
resikonya banyak. Beberapa resiko yang timbul dari penyimpanan
dokumen antara lain, resiko hilang atau terselip. Bank menangkap
peluang ini dengan menawarkan produk pelayanan jasa bank, yaitu
save deposit box.
Save deposit box merupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam
penyewaan box atau kotak pengaman yang dapat digunakan untuk
menyimpan barang atau surat-surat berharga milik nasabah. Nasabah
memanfaatkan jasa tersebut untuk menyimpan surat maupun perhiasan
untuk keamanan, karena bank wajib menyimpan save deposit box di
dalam ruang dan dalam lemari besi yang tahan api. Atas pelayanan jasa
save deposit box, bank akan mendapat fee. Besar kecilnya fee
tergantung pada besar kecilnya ukuran box dan pada umumnya fee atas
sewa box ini diberikan setiap tahun.
Dokumen yang dapat disimpan dalam save deposit box:
1) Sertifikat tanah.
2) Sertifikat deposito, bilyet deposito, surat berharga.
3) Saham, obligasi.
4) Ijazah, paspor, surat nikah, dan surat-surat lainnya.
5) BPKB.
6) Perhiasan, emas, berlian, permata, dan perhiasan lainnya.
7) Uang rupiah maupun mata uang asing.
Keuntungan SDB, bagi bank syari’ah:

4
1) Fee atas penyimpanan.
2) Dapat menarik dana nasabah dengan memberikan pelayanan yang
memuaskan.
Keuntungan SDB bagi nasabah :
1) Jaminan atas kerahasiaan barang yang disimpan, karena bank tidak
dapat mengetahui isi save deposit box.
2) Jaminan keamanan barang yang disimpan.
3) Biayanya relatf murah.
b. Karakteristik Wadi’ah Yad Al-Amanah
1. Barang yabg dititipkan oleh nasabah tidak boleh dimanfaatkan oleh
pihak penerima titipan. Penerima titipan dilarang untuk
memanfaatkan barang titipan.
2. Penerima titipan berfungsi sebagai penerima amanah yang harus
menjaga dan memelihara barang titipan. Penerima titipan akan
menjaga dan memelihara barang titipan, sehingga perlu
menyediakan tempat yang aman dan petugas yang menjaganya.
3. Penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya atas
barang yang dititipkan. Hal ini karena penerima titipan perlu
menyediakan tempat untuk menyimpan dan membayar biaya gaji
pegawai untuk menjaga barang titipan, sehingga boleh meminta
imbalan jasa.3
2. Wadi’ah Yad Dhamanah
Wadiah yad dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak
sebagai pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak
yang menerima titipan. Pihak penerima titipan dapat memanfaatkan
barang yang dititipkan. Penerima titipan wajib mengembalikan barang
yang dititipkan dalam keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan
memberikan imbalan dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan
sebelumnya.
Dalam aplikasi perbankan, akad wadi’ah yad dhamanah dapat
diterapkan dalam produk penghimpunan dana pihak ketiga antara lain

3
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 47-50.

5
biro dan tabungan. Bank syariah akan memberikan bonus kepada
nasabah atas dana yang dititipkan di bank syari’ah. Besarnya bonus
tidak boleh diperjanjikan sebelumnya, akan tetapi tergantung pada
kebijakan bank syari’ah. Bila bank syari’ah memperoleh keuntungan,
maka bank akan memberikan bonus kepada pihak nasabah.
a. Karakteristik Wadi’ah Yad-Dhamanah
1) Harta dan barang yang dititipkan boleh dimanfaatkan oleh
pihak yang menerima titipan.
2) Penerima titipan sebagai pemegang amanah. Meskipun harta
yang dititipkan boleh dimanfaatkan, namun penerima penerima
titipan harus memanfaatkan harta titipan yang dapat
menghasilkan keuntungan.
3) Bank mendapat manfaat atas harta yang dititipkan, oleh karena
itu penerima titipan boleh membarikan bonus. Bonus sifatnya
tidak mengikat, sehingga dapat diberikan atau tidak. Besarnya
bonus tergantung pada pihak penerima titipan. Bonus tidak
boleh diperjanjikan pada saat kontrak, karena bukan merupakan
kewajiban bagi penerima titipan.
4) Dalam aplikasi banj syari’ah, produk yang sesuai dengan akad
wadi’ah yad-dhamanah adalah simpanan giro dan tabungan.4
C. Giro Wadi’ah
Salah satu produk penghimpunan dana masyarakat yang ditawarkan oleh
bank syari’ah adalah giro wadi’ah. Giro wadi’ah adalah titipan pihak ketiga
pada bank syari’ah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindah bukuan. Nasabah yang memiliki simpanan giro
wadi’ah akan memperoleh nomor rekening dan disebut juga sebagai
pemegang rekening giro wadi’ah. Pemegang rekening giro, dalam hal sedang
membutuhkan dana tunai atau bila ingin memindahkan dananya ke rekening
lain, maka transaksi penarikan atau pemindah bukuan dapat dilakukan dengan
menggunakan cek dan/atau bilyet giro.

4
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 50-52.

6
Pemegang rekening giro wadi’ah dapat mencairkan dananya berkali-kali
dalam sehari dengan catatan dana yang tersedia masih mencukupi dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Simpanan giro wadi’ah merupakan jenis
produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas terutama masyarakat pengusaha
baik pengusaha perorangan maupun badan usaha. Alasan masyarakat
menyimpan dana dalam bentuk simpanan giro wadi’ah antara lain:
1. Faktor keamanan dalam penyimpanan dana. Dalam transaksi perdagangan,
sebagian besar perdagangan dilakukan dengan menggunakan cek atau BG
(bilyet giro). Hal ini dirasakan lebih memberi rasa aman bagi kedua pihak
baik pembeli maupun penjual, karena kedua pihak tidak harus membawa
uang tunai dalam transaksi pembayaran. Pembeli cukup dengan
menuliskan sejumlah pembayaran di dalam cek atau bilyet giro, kemudian
penjual dapat mencairkannya melalui bank tertarik maupun bank lain.
2. Kemudian dalam melakukan transaksi pembayaran. Pada dasarnya,
menyimpan uang dalam bentuk simpanan giro itu tujuan utamanya ialah
untuk mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran.
Pemegang rekening giro mengharapkan mendapatkan fasilitas kemudahan
dalam semua transaksi yang diinginkan.
3. Berjaga-jaga apabila ada kebutuhan dana yang sifatnya mendadak.
Simpanan giro merupakan jenis simpanan dana pihak ketiga yang sangan
likuid, dan dapat dicairkan setiap saat. Sehingga pada saat ada kebutuhan
yang mendesak, maka pemegang rekening giro bisa dengan mudah
mencairkan dananya. 5
D. Sarana Penarikan Giro Wadi’ah

E. Tabungan Wadi’ah
F. Sarana Penarikan Tabungan Wadi’ah
1. BUKU TABUNGAN
Buku tabungan ini merupakan salah satu bukti bahwa nasabah tersebut
adalah nasabah penabung dl' bank syariah. Setiap nasabah tabungan akan

5
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 52-53.

7
diberikan buku tabungan, yaitu merupakan buku yang menggambarkan
mutasi setoran, penarikan. dan saldo atas setiap transaksi yang lerjadi.
2. Slip PENARIKAN
Slip penarikan. merupakan formulir yang disediakan oleh bank syariah
untuk kepentingan nasabah yang ingin melakukan penarikan tabungan
melalui kantor bank syariah yang menerbikkan tabungan. Di dalam slip
penarikan, nasabah perlu mengisi nama pemilik rekening. nomor rekening,
serta jumlah penarikan baik angka maupun huruf, kemudian
menandatangani slip penarikan. Setelah menyerahkan slip penarikan dan
menyerahkan buku tabungan. maka bank syariah akan membayarnya
sebesar sebagaimana jumlah yang tertera dalam slip penarikan yang telah
ditandatangani oleh nasabah dan diserahkan kepada teller.
3. ATM
Sarana lain yang dapat digunakan untuk rekening tabungan adaIah ATM.
ATM dalam perkembangan dunia modern ini merupakan sarana yang
perlu diberikan oleh setiap bank syariah untuk dapat bersaing dalam
menawarkan produk tabungan. Hampir semua bank syariah memberikan
fasililas ATM dalam menawarkan produk tabungan kepada masyarakat.
Keuntungan lain dengan adanya ATM ini ialah bank syariah
memperolehfee bulanan atas ATM yang dinikmati oleh nasabah tersebul.
Fee ATM bulanan ini beragam, tergantung pada bank syariah masing-
masing. Pada umumnya, bank syariah membebankan syariah fee alas
penggunaan ATM ini sebesar Rp 5.000,per bulan. Fee ‘ersebu‘
merupakanfee based income.
4. SARANA LAINNYA
Sarana lain yang diberikan oleh bank syariah ialah adanya formulir
transfer. Formulir transfer merupakan sarana pemindahbukuan yang
disediakan untuk nasabah dalam melakukan transfer baik ke bank syariah
sendiri maupun ke bank syariah lain. Beberapa bank syariah dapat
melayani nasabah yang ingin menarik dan/atau memindahkan dananya
dari rekening tabungan (anpa harus membawa buku tabungan. Fasilitas ini

8
diberikan oleh bank syariah kepada nasabah yang telah dikenal memiliki
loyalitas yang tinggi kepada bank syariah.

Sarana penarikan lainnya, misalnya bagi nasabah prima, nasabah yang


memiliki saldo yang besar. penarikan dana dari tabungan dapat diamar
oleh bank syariah. Nasabah tidak harus datang ke bank syariah dan
membawa buku tabungan untuk menarik dananya, akan letapi cukup
telepon ke bank syariah dan pegawai bank syariah akan mengantarkan
dana sesuai dengan penarikannya. Nasabah menandatangani slip penarikan
di rumah atau di kantor. Fasilitas ini juga hanya diberikan kepada nasabah
tenentu yang loyal kepada bank syariah dan bank syariah telah mengenal
baik.

G. Ketentuan dan Persyaratan Tabungan Wadi’ah

Untuk memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah


tabungan wadiah, maka terdapat beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh calon nasabah. Persyaratan dan ketentuan tabungan wadiah, di
samping untuk meningkatkan pelayanan, juga untuk menjaga keamanan serta
keuntungan bagi nasabah. Ketentuan tentang tabungan wadiah diatur oleh Bank
Indonesia. akan tetapi masing-masing bank syariah diberi kewenangan untuk
mengatur sendiri asalkan ketentuan yang dibuat oleh bank syariah tidak
bertentangan dengan peraturan Bl.

Dengan adanya keleluasaan yang diberikan oleh Bank Indonesia akan mendorong
masing-masing bank syariah untuk memberikan kemudahan dalam persyaratan
yang harus dipenuhi olch nasabah. Hal ini dlmaksudkan agar bank syariah dapat
bersaing.

1. PEMBUKAAN TABUNGAN WADIAH

9
Pembukaan tabungan wadiah merupakan awal nasabah akan menjadi nasabah
tabungan wadiah. Sebelum pembukaan tabungan wadiah dilaksanakan. bank
syariah akan memberikan formulir isian yang harus dilengkapi oleh calon
nasabah. Secara garis besar bemuk formulir pembukaan rekening tabungan
wadmh sama setiap bank syariah. perbedaannya hanya terletak pada tampilan
formulir masingmasing bank.

Setelah formulir diisi Iengkap oleh calon nasabah. maka pelugas bank akan
memeriksa formulir yang telah diisi kemudian memberikan tanda paraf di pojok
kiri bawah. Langkah berikutnya petugas bank tabungan wadiah dengan
mencantumkan nomor rekening tabungan wadiuh dan memberikannya kepada
calon nasabah. Calon nasabah setelah menerima formulir yang telah disetujui
segera melaksanakan seloran pertama sebagai saldo awal tabungan wadiah.

2. JUMLAH SETORAN MINIMAL

Setiap bank syariah akan mensyaratkan adanya ketenman tentang setoran minimal
pada saat pembukaan. lumlah setoran panama besarnya tergantung pada masing-
masing bank syariah. Beberapa bank syariah mensyaratkan setoran pertama
sebesar Rp 50.000,-. Bank syariah juga membuat ketentuan tentang setoran
minimal untuk setoran berikulnya. misalnya minimal setoran sebesar Rp 10.000,-.

3. JUMLAH PENARIKAN

Penarikan tabungan wadiah merupakan pengambilan dana yang dilakukan oleh


nasabah tabungan wadiah. Bank syariah memiliki kebijakan yang berbeda lentang
penarikan dana dari rekening labungan wadiah. baik dilihal dari segi jumlah
penarikan maupun frekuensi penarikan dalam sehari. Jumlah penarikan secara
langsung, yaitu nasabah datang membawa buku tabungan. biasanya tidak dibatasi
oleh bank. Penarikan uang dengan nominal bcsar, meskipun tidak dibatasi, akan
tetapi nasabah perlu memberitahukan sebelumnya. Persediaan uang di bank
jumlahnya terbatas, sehingga penarikan dengan jumlah besar perlu
memberitahukan lerlebih dahulu kepada bank.

10
4. SALDO TABUNGAN WADIAH

Setiap bank syariah menentukan kebijakan tentang saldo minimal tabungan


wadiah. Besarnya saldo minimal labungan wadiah terganrung pada bank syariah
masing-masing. Kebijakan tentang saldo minimal tabungan wadiah diperlukan
untuk membayar biaya administrasi atas penutupan rekening tabungan apabila
nasabah ingin menutupnya.

5. BONUS TABUNGAN WADIAH

Sebagai balas jnsa yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah pemegang
rekening tabungan wadiah. bank syariahmmemberikan balas jasa berupa bonus.
Penentuan besarnya bonus tabungan wadiah dan cam perhitungannya terganlung
masing~masing bank syariah. Perhitungan bonus tabungan wadiah sama halnya
dengan perhitungan bonus untuk giro wadiah. Namun pada umumnya bank
syariah memberikan bonus untuk tabungan lebih tinggi dibandingkan dcngan
bonus untuk giro wadiah. Hal ini disebabkan karena slabililas dana giro lebih labil
dibanding dengan tabungan. sehiingga bonusnya lebih kecil.

Giro wadiah dapat dicairkan melalui bank mana pun dengan menggunakan cek
atau bilyet giro. sehingga sangat labil. Tabungan wadiah. meskipun dapal ditarik
di mesin ATM bank lain, atau ATM bersama, namun jumlah penarikannya
dibatasi. Bonus untuk tabungan wadiah tidak diperjanjikan sebelumnya. akan
tetapi tergantung pada kinerja bank syariah. Pemberian bonus kepada nasabah
tabungan wadiah diakui sebagai beban pada saal terjadinya.

6. PENUTUPAN
Penutupan tabungan wadiah merupakan berhentinya nasabah menjadi
nasabah penabung di bank syariah. Penutupan tabungan wadiah dapat
disebabkan antara lain :
a. Penutupan Tabungan Alas Permintaan Nasabah

Nasabah tidak ingin meneruskan menjadi nasabah Tabungan wadiah di bank


syariah, sehingga nasabah menutup rekening tabungan wadiah-nya.

11
b. Penutupan Tabungan Karena Tidal: Aktif

Mutasi tabungan nasabah tidak aktif, artinya tidak ada mutasi labungan. dan saldo
tabungan telah berada di bawah ketentuan saldo minimal. Dalam hal saldo
tabungan wadiah nasabah berada di bawah saldo minimal yang ditentukan oleh
bank syariah dan lebih dari tiga bulan. bank syariah akan menutup rekening
labungan wadiah.

c. Penumpan Tabungan Karena Faktor Lain


 Perubahan Nama Tabungan
Nama produk tabungan berubah, sehingga dilakukan penutupan
kemudian dibuka tabungan dengan jenis tabungan baru.
 Bank Merger
Bila bank merger bank lainnya atau dakuisisis oleh bank lain,
maka penutupan tabungan dilakukan kemudian dibuka kembali
dengan nama baru.
 Bank Konversi
Saat ini banyak bank yang konversi dari bank konvensional ke
bank syariah. Konversi ini berakibat pada penutupan tabungan,
karena adanya perbedaan sistem pembayaran imbalan
misalnya.

12

Anda mungkin juga menyukai