BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda atau
tiga macam:
11
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Manuaba, 1998).
meningkatkan ekonomi dan gizi keluarga dan kegiatan lain. Secara garis
2) Konseling.
4) Pelayanan infertilitas.
7) Konsultasi genetik.
8) Test keganasan.
9) Adopsi.
(Hartanto, 2004).
(BKKBN, 2006).
informasi dan kualitas hubungan interpersonal yang baik agar klien dapat
memilih metode yang efektif, ter angkau, aman dan cocok. Program KB
1) Visi
2) Misi
berkualitas.
hak-hak reproduksi.
program KB Nasional.
tokoh, baik di dalam mau pun di luar negeri. Pada awal abad ke 19, di
modern.
Contraception.
(Wiknjosastro, 2007).
terus menerus yang merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memilih sesuatu
yang dipilih membawa konsekuensi yang berbeda, baik dengan kelebihan dan
pengambilan keputusan.
pengambilan keputusan :
1. Intelligence
Data diperoleh, diproses, dan diuji untuk mengetahui masalah yang ada.
2. Design
Tahap ini merupakan tahap dimana proses pemilihan metode atau alat
kesehatan.
Pada tahap ini merupakan tahap analisis dari kriteria pemilihan metode
atau alat kontrasepsi. Hasil dari analisis ini adalah metode atau alat
Tahap ini merupakan tahap penerapan dari ketiga fase yang telah
alat kontrasepsi.
Intelligence
(penelusuran lingkup
masalah)
Design
(perencanaan
penyelasaian masalah)
Choice
(pemilihan tindakan)
Implementation
(pelaksanaan tindakan)
beberapa pertimbangan yang berasal dari fakta dan pengalaman. Fakta yaitu
banyak pengalaman akan lebih dapat membuat keputusan dari pada pengambil
and Development) yaitu pasangan suami istri mempunyai hak dan kewajiban
serta kedudukan yang sederajat dalam menentukan cara pengaturan dan jarak
besarnya keluarga serta suami istri mendapatkan informasi dan akses terhadap
pelayanan KB yang aman, efektif dalam melakukan pemilihan yang bebas dan
tepat.
(Maryani ,2007).
dibuat oleh wanita itu sendiri atau oleh suami, tokoh masyarakat desa,
Indonesia saat ini, suami memiliki pengaruh yang kuat sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga. Lebih dari 60% penetapan jumlah anak ditentukan
oleh suami, 28% bersama isteri dan 10% ditentukan oleh isteri. Penyebab
(BKKBN,2012).
et al, 2006).
C. Kontrasepsi
1. Pengertian
telur wanita yang matang dengan sel mani pria yang mengakibatkan
matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan
dan telur tetap terpisah dan tidak pernah bertemu, dan metode yang lain
a. Kontrasepsi sederhana
yaitu:
perkawinan.
follow-up.
(g) Reversibel.
c. Kontrasepsi sistemik.
diantara masa haid, keluar flek-flek, dan tidak haid serta sakit
lapp dan Saf T-coll) dan golongan AKDR yang mengandung bahan
antara lain masa haid lebih lama dan banyak, serta terdapat
komplikasi.
e. Kontrasepsi mantap
dan efisien.
berkala, diafragma).
implant.
alat kontrasepsi.
D. Kontrasepsi Suntik
yaitu :
disuntik intramuskular.
2003).
sama sekali.
kontrasepsi kombinasi.
100.000 kelahiran).
amenorea.
1. Sikap
tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, baik yang bersifat
sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.
a. Tingkatan sikap.
1) Menerima (receiving)
2) Meresponding (responding)
3) Menghargai (valuing)
yaitu :
lain.
b. Fungsi sikap.
Sistem apa yang ada dalam diri individu. Dapat dilihat dari sikap
tertentu.
masyarakat.
Menurut (Purwanto & Heri 1998) sikap dapat pula bersifat positif
2009) adalah :
1) Pengalaman pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Sesuatu yang telah dan sedang kita
2) Kebudayaan
kita, sesorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang
tua, orang yang statusnya lebih tinggi, suami, teman dekat, teman
4) Media massa
media seperti tyang berisi televisi, radio, surat kabar, majalah dan
buruk, garis pemisah antar sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh
serta ajaran-ajarannya.
dapat pula merupakan sikap yang lebih persiten dan bertahan lama.
mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan
individu yang satu dengan yang lain terjadi hubungan timbal balik
berurutan. Pertama adalah pendidikan yang wajib bagi setiap orang demi
3. Umur Ibu
mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur,
berfikir dan menerima informasi. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
reproduksi.
kontrasepsi. Memilih alat kontrasepsi yang cocok dan baik merupakan hal
yang tidak mudah. Semuanya harus disesuaikan dengan umur dan tujuan
dari wanita pasangan usia subur (Murbawani, 2008). Semakin tua umur
sifatnya sementara.
yaitu:
Masa ini ditandai oleh PUS dengan umur istri kurang dari 20
Masa ini ditandai oleh PUS dengan umur istri 20-30 tahun. Ciri–
cukup tinggi dapat dipakai 2-4 tahun dan tidak menghambat ASI.
KB.
dan suntikan.
Tabel 2.1 Matriks Paritas Umur
Umur
s/d 20 35 thn ke
20-24 thn 25-29 thn 30-34 thn
thn atas
Jumlah anak
Pil
Pil
AKDR Tanpa Tanpa Resiko
AKDR Mini
0 Mini kontrasepsi kontraseps tinggi *
Cara
Cara
Sederhana
Sederhana
AKDR AKDR
AKDR AKDR
Suntikan Suntikan
Pil Pil Resiko
Implant Implant
1 Suntikan Suntikan tinggi *
Pil Pil
Cara Cara
Cara Cara
Sederhana Sederhana
Sederhana sederhana
AKDR AKDR
Kontap Kontap Kontap
Suntikan Suntikan
Implant Implant AKDR
Implant Implant
2 AKDR AKDR Implant
Pil Pil
Suntikan Suntikan Cara
Cara Cara
Pil Pil sederhana
Sederhana Sederhana
Kontap Kontap Kontap Kontap Kontap
Implant Implant AKDR AKDR AKDR
AKDR AKDR Implant Implant Implant
Suntikan Suntikan Suntikan Suntikan Suntikan
3.
Pil Pil Cara Cara Cara
Cara Cara sederhana sederhana sederhana
Sederhana Sederhana Pil Pil Pil
Sumber: (Manuaba, 2002).
menikah (Turner & Helms, 1995). (Woolet, Phoenix, dan Lloyd 1991)
menjelaskan nilai anak bagi orang tua antara lain sebagai berikut:
orangtua.
c. Expansion of Self
Kuasa serta pengaruh orangtua atas anak dan prestige dari hal yang
telah dicapai anak merupakan hal yang berarti bagi orang tua.
Memiliki anak membantu orang tua untuk menjadi tidak egois, dan
KB. Semakin tinggi tanggung jawab keluarga terhadap nilai anak maka
F. Kerangka Teori.
Kerangka teori pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai
berikut:
1. Tingkat
pendidikan Karakteristik Pengambilan
2. Umur ibu
keputusan
3. Jumlah anak penggunaan
KB:
Non suntik
suntik
1. Pengalaman Sikap ibu
pribadi akseptor KB
2. Pengaruh orang
lain
3. Pengaruh
kebudayaan 1. Komponen
4. Media masa kognitif
5. Lembaga 2. Komponen
pendidikan afektif
6. Lembaga agama 3. Komponen
7. Factor emosional konatif
Gambar 2.2 Kerangka Teori penelitian modifikasi dari Azwar (2009), Hartanto (2004),
Mathieu & Zajac (1990), Purwanto, H (1998).
Kerangka konsep pada penelitian ini diambil dari kerangka teori yaitu dengan
variabel bebasnya adalah karakteristik yaitu terdiri dari (pendidikan ibu, umur
H. Hipotesis