Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PENCEGAHAN KEBAKARAN

Sebagai persyaratan tugas mata kuliah


Keselamatan Pasien dan K3

Yang diampuh oleh


Ibu Aprin Rusmawati, S.Kep, Ns, M.Kep

DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK III :

1. HENDRATMO LASAKA NIM 1711L0037


2. MOCH. N. IDHAM ABBAS NIM 1711L0043
3. NI MADE SUHARTINI NIM 1711L0101
4. RISKA NIM 1711L0049
5. SALMIA NIM 1711L0056
6. SUCI PRATIWI NIM 1711L0051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga Tugas mandiri berupa makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Dalam pembuatan makalah ini, penulis bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Keselamatan Pasien dan K3.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi materi yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Kediri, November 2018

KELOMPOK 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penanggulangan kebakaran merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh setiap
orang. Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya, baik itu
dirumah maupun ditempat kerja. Penyebabnya beragam dari yang sepele sampai ke
masalah yang berat. Seperti membuang putung rokok sembarangan, kebocoran tabung
gas sampai konsleting listrik. Contoh tadi merupakan penyebab yang biasa kita jumpai..
Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat. Dikarenakan dipengaruhi
iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di Balikpapan saja sudah seringkita
jumpai kebakaran rumah, tempat kerja dll. Faktor utama penyebab terjadinya masalah
yaitu konsleting listrik. Serta ditambah banyak rumah yang terbuat dari kayu. Hal ini
merupakan “Triangle of Fire” dimana sumber api itu berada. Oleh karena itu perlu
adanya pengetahuan tentang cara menanggulangi kebakaran. Dengan dibuatnya tugas ini
agar mahasiswa mengetahui tentang penanggulangan kebakaran secara umum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penanggulangan kebakaran ?
2. Apa saja prinsip penanggulangan kebakaran ?
3. Apa saja pengenalan kelas-kelas penanggulangan kebakaran ?
4. Apa saja peralatan penanggulangan kebakaran ?
5. Bagaimana cara mencegah kebakaran ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penanggulangan kebakaran
2. Untuk mengetahui prinsip penanggulangan kebakaran
3. Untuk mengetahui pengenalan kelas-kelas penanggulangan kebakaran
4. Untuk mengetahui peralatan penanggulangan kebakaran
5. Untuk mengetahui cara mencegah kebakaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penanggulangan Kebakaran


Penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-
faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-
langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan
pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan
teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan
penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik
segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.

B. Prinsip Penanggulangan Kebakaran


Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita
hendaki,merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena
persenyawaan dari:
 Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari,
reaksi kimia dan perubahan kimia.
 Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik
dan sebagainya.
 Oksigen (tersedia di udara)

C. Pengenalan Kelas-Kelas Kebakaran


Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu,
plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering.
2. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media
pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini
karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita
menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.

3. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk
kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia
kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.

D. Peralatan Pencegahan Kebakaran


1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat
dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran
beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran
yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar
terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg
dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada
yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan dipakai di Indonesia.
2. Hydrant
Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang
disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan
dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk
memasuki pasokan air kota untuk membantu memadamkan api .
Ada 3 jenis hydran, yaitu :
a. hydran gedung,
b. hydran halaman dan
c. hydran kota.
Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada
beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil
cadangan air.
3. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada
setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus
untuk pemakaian dalam gedung.
4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan
adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat.
5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan
air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di
mana ada sprinkler tersebut.

E. Pencegahan Kebakaran
Pencegahan kebakaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk
menanggulangi kebakaran sejak sedini mungkin. Berikut ini beberapa langkah-
langkahnya :
1. Pencegahan
1) Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat
dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak
tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak
ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas
detector.
2) Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum
tidur.
3) Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman.
Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
4) Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar
daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran
rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai
adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban dan
jebes kabel yang dipakai.
5) Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel
panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan
penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6) Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga
waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil
(tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan
menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
7) Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8) Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki.
Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
9) Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem
pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi
beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik
yang ada.
2. Penanggulangan
1) Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap
lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk
memastikan selalu dalam kondisi baik.
2) Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa
membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan
kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam
kebakaran jenis bubuk (powder).
3) Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam
kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick
connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda, terutama
apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa
memasang selang anda dengan cepat.
4) Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang
terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk
memadamkan api.
5) Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat
telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa
mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar
lebih besar.
3. Penyelamatan diri
Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila
penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan
seksama.
1) Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan
sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun
jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini.
Buatlah denah penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga.
2) Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3) Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak
dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup
mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
4) Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman.
Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian
pula jika harus melalui jendela.
5) Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang
dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain
kecuali menerobos kobaran api.
4. Lingkungan yang aman
Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar
terlalu padat. Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan
sumber air sulit didapatkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga
lingkungan harus mempersiapkan diri jika terjadi kebakaran. Lingkungan sekitar
perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi darurat dengan mudah dicapai oleh
mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi pemadam kebakaran terdekat dan apabila
ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan yang aman
bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan.

F. Contoh Kasus Pencegahan Kebakaran


1. Kasus 1 (Kebakaran Indo Glove Medan)
Kebakaran pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove di KIM Mabar yang
menewaskan 4 karyawan dan melukai 5 lainnya harus dipertanggungjawabkan oleh
manajemen PT Indo Glove. “Hal ini sudah dipastikan merupakan akibat lalainya
perusahaan sarung tangan Indo Glove dalam menerapkan standar keselamatan kerja
dipabrik,”ujar Direktur LBH Medan Suryadinata dalam rilisnya. Pemilik pabrik telah
menunjukan kelalaian kriminal dan pelanggaran aturan keselamatan kerja. Menurut
aturan setiap pabrik harus menyediakan alat pemadam api, adanya alarm kebakaran
kemudian dilatihnya buruh dalam cara penggunaan alat pemadam kebakaran, jikalau
semua hal tersebut terpenuhi maka kemungkinan besar korban jiwa dapat
diminimalisir.
Diduga disekitar pabrik tidak ada ditemukan hidrant air padahal merupakan
suatu kewajiban pemilik pabrik untuk menyediakan hidrant air apalagi pabrik tersebut
bahan baku dan bahan jadinya adalah karet yang resiko kebakaran sangat tinggi.
Perbuatan pemilik pabrik yang tidak menyediakan hidrant air disekitar pabrik dapat
dikualifisir sebagai bentuk kelalaian pemilik pabrik yang dapat dipidana.
Dikatakannya, para keluarga korban maupun keluarga korban yang telah meninggal
dunia dapat menuntut pertanggungjawaban perusahaan secara pidana maupun secara
perdata dan pemerintah dapat mengenakan denda terhadap perusahaan.
LBH Medan meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk memulai
proses pidana dan mengusut tuntas kejadian ini serta menangkap pemilik pabrik.
Sudah semestinya semua orang yang bertanggung jawab harus dibawa kepengadilan.
Kemudian meminta kepada pemerintah agar melakukan pemantauan dan pengawasan
yang efektif dï tempat kerja khususnya pabrik-pabrik agar insiden serupa tidak terjadi
kembali dimasa yang akan datang.

2. Kasus 2 (Human Error Pemicu Kebakaran Pabrik Swallow)


"Saat mesin dinyalakan, tiba-tiba keluar lidah api yang mengenai bahan kimia dan
karet."
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta mensinyalir
penyebab kebakaran pabrik sandal Swallow di Jalan Kamal Raya No 34, Kalideres,
Jakarta Barat akibat human error.
Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI
Jakarta Paimin Napitupulu, berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dan keterangan
korban luka, kebakaran diakibatkan forklip yang terbakar.
"Saat mesin dinyalakan, tiba-tiba keluar lidah api yang mengenai bahan kimia dan
karet di dekatnya," ujarnya di Jakarta, Selasa, 16 Maret 2010.
Sementara itu, kemarin, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana DKI yang melakukan penyisiran di lokasi kembali menemukan tubuh yang
telah menempel dengan bahan plastik dan karet.
Setelah diidentifikasi, ternyata itu adalah bagian tubuh jenazah Parngat, petugas
keamanan yang telah ditemukan sebelumnya. "Indikatornya dari cincin, kunci motor
dan kunci loker. Mungkin tubuhnya terbelah saat proses evakuasi menggunakan
esvakator, ujar Paimin.
Dijelaskan Paimin, hingga kini jenazah yang ditemukan di lokasi kebakaran berjumlah
empat orang. Keempat korban masing-masing bernama Andrew Anggrayani (29) yang
diketahui tengah hamil lima bulan, Liana yang merupakan staf administrasi, Rusli (70)
kepala gudang, dan Parngat (60) petugas keamanan.
Petugas sampai sekarang masih melakukan pendingin di lokasi, karena masih adanya
beberapa titik api. Petugas juga masih menyiagakan alat berat untuk mempermudah
proses evakuasi. Dalam kesempatan yang sama, Paimin menyesalkan kurangnya
sistem pemadaman kurang baik. Hal itu, diperparah sikap manajemen perusahaan
yang kurang kooperatif, termasuk pendataan jumlah karyawan. Kepala Bidang Humas
Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar menuturkan, penyelidikan yang
rencananya dilakukan Puslabfor Mabes Polri akan dilakukan setelah pemadaman api
ataupun bara di lokasi dinyatakan telah selesai.
Anton, Manajer HRD PT Sinar Jaya Prakarsa mengakui adanya keteledoran. Pasalnya,
pada waktu kebakaran pintu darurat yang seharusnya digunakan untuk menyelamatkan
diri saat itu, dalam kondisi terkunci sehingga menyulitkan karyawan keluar.
"Keteledoran itu kami akui, tapi soal penyebab kebakaran akan dilakukan
penyelidikan,” katanya.
Dia juga minta maaf kepada keluarga korban karena sampai hari ini belum dapat
mengevakuasi seluruh korban yang tewas. Dia mengungkapkan perusahaan bukan
tidak peduli, tapi terbentur dengan kebijakan direksi.
"Bukannya kami menghindar, tapi kami belum mendapat kejelasan tentang identitas
korban," katanya.
Terkait sistem keamanan kerja dan penanggulangan kebakaran, Anton mengatakan
pabriknya memiliki 20 titik hidran di lahan seluas 2 hektar persegi, dan 216 alat
pemadam ringan (apar). Bahkan, ada sejumlah tenaga kerja yang ditarik berasal dari
petugas pemadam.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penanggulangan kebakaran adalah langkah pencegahan supaya tidak terjadi
kebakaran. Ada peralatan untuk menanggulangi kebakaran seperti Apar, Sprinkle dll.
Serta ada kelas-kelas pengelompokan jenis penyebab kebakaran. Bahkan cara bagaimana
langkah-langkah penanggulangan kebakaran. Untuk itu marilah teman-teman kita semua
berperilaku teliti dan tidak ceroboh dalam menanggapi masalah kebakaran ini. Karena
masalah ini jika disepelekan akan berakibat fatal. Api kecil memerah, Api besar musibah.

B. SARAN
Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan tugas ini adalah:
1. Jangan lupa menyediakan peralatan pencegah kebakaran dirumah dan ditempat kerja.
2. Jangan lupa untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran.
3. Copotlah colokan listrik bila sesudah digunakan.
4. Bila terjadi kebocoran gas, langsung copot selang dengan tabung gasnya dan letakkan
ditempat terbuka. Dan jangan menyalakan api.
5. Bersifatlah teliti, hati-hati untuk keselamatan Anda.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/kebakarani

http://rita-susanti.blogspot.com/2012/01/penanggulangan-kebakaran.html

Anda mungkin juga menyukai