Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakanita

Vitamin adalah sekelompok senyawa organic berbobot molekul kecil yang

memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organism yang tidak diasilkan oleh

tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa latin vita yang berarti hidup

yang mengacu pada gugus organic yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada

awalnya vitamin dianggap demikian.kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang

sama sekali tidak memiliki atom N.vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang

dikatalisasi oleh enzim.

Istilah vitamine pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashmir Funk

di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu

menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut

disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat ini

dibnutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab

itu diberi nama vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa

jenis vitamine yang ternyata tidak merupakan amine (Winda, 2013).

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar,

yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya

terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya,

yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam

lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin
ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.

Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,

sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh

(Edy.s, 2018).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara untuk mengetahui daya pelindung Asam Askorbin terhadap

Oksidasi ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui daya pelindung Asam Askorbin terhadap Oksidasi ?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Vitamin

Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil

untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh

sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah

vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air.

Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam

lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai

sebagai dasar klasifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi

symbol anggota B kompleks kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak

yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin yang

larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena

kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin (Vivi, 2010).

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar,

yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya

terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya,

yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam

lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin

ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.

Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh

(Candra, 2018).

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air

hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama

aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas

akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila

tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena

hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus

(Yuniastuti, Ari. 2009).

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh

dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K,

dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12,

dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat

memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.

Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang

kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang

tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat

diperoleh melalui suplemen makanan (Anonim, 2013).

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula

memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh

dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah

sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita

akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila

kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,

asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan

metabolisme pada tubuh (Anonim, 2013).

B. Jenis – jenis Vitamin

1. Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang

semuanya adalahderivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam

jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Vitamin- vitamin yang

larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut

dapat diabsorbsi secara efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut

dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang

merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A,D, E, dan K (vivi,

2010).

a. Vitamin A

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang

berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari,

dan sebagai salah satukomponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu,

vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas

tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan

udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu,

ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-
buahan terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel,

pisang, dan papaya (yudha, 2018).

b. Vitamin D

Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.

Vitamin D ini dapat membantu metabolism kalsium dan mineralisasi tulang. Sel

kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar

ultraviolet). Sumber vitamin D banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain

ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju (yudha, 2018).

c. Vitamin E

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam

tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu,

vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai

kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa

antioksidan alami. Sumber vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning

telur, kecambah, ragi, havermut dan minyak tumbuh-tumbuhan (yudha, 2018).

d. Vitamin K

Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang

baik dan penutupan luka. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim

untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu,

penting untuk banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K yang

baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh. Sel darah merah, terbentuk

sempurna oleh kontribusi vitamin B, C, dan E, serta asam para- aminobenzoat.


Sumber vitamin K antara lain susu, kuning telur, dan sayuran segar. Vitamin yang

larut dalam air. Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok (yudha, 2018).

vitamin K adalah naftokuinon tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K ),

yaitu senyawa induk 3 seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi

jika diberikan, secara in vivo senyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu

menakuinon (K ). Filokuinon ( K ) merupakan bentuk utama 21 vitamin K yang ada

dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak

jenuh polirenoid dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan

disintesis oleh bakteri dalam intestinum. Penyerapan vitamin K memerlukan

penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling

sering timbulnya defisiensi vitamin K. Derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya

diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan

dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut

dalam air , diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu,

dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati ( vivi, 2010).

2. Vitamin yang larut dalam Air

Tidak adanya vitamin atau defisiensi relative vitamin dalam diet akan

menimbulkan berbagai keadaan defisiensi dan penyakit yang khas. Defisiensi

vitamin tunggal dari kelompok B kompleks jarang terjadi ,karena diet yang jelek

paling sering disertai dengan keadaan defisiensi multiple.Diantara vitamin-vitamin

yang larut dalam air (Vivi, 2009).

a. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di

dalam tubuh terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait

dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat

meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.

Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan

dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari

susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau (Yudha, 2018).

b. Vitamin B1

Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen

(amine). Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam

keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya

tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1

mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan

bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yangdigunakan dan dibuang.

Tiamin tahan suhu beku dan berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme

energi (Purwati, 2013).

c. Vitamin B2

Riboflavin (vitamain B2 larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak
tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak
banyak yang rusak dan berfungsi sebagai koenzim. Niasin adalah istilah generic
untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah nikotinamida (niasin amida). Niasin
merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan
terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh
pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang
dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Biotin adalah
suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cincin
tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut air dan
alkohol serta mudah dioksidasi (Arif, 2013).
d. Vitamin B3

Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting

dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan

protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar

gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis

senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk

salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi,

hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan

lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum

dan kentang manis (Yudha, 2018)

e. Vitamin B6

Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal, dan

piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai

obat.Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa

piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi.

Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi lain. Folasin dan folat adalah

nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam

folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-

pecahan karbon tunggal dalam metabolism asam amino dan sintesis asam nukleat

(Yudistira, 2013).
f. Vitamin B12

Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena

kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya,

dan bahanbahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70%

vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dank

arena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri. Vitamin B12 berperan

penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga

memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong

pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme

sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat

membantu pembentukan sel-sel darah merah (Yazid, 2009).

g. Vitamin C

Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan

tubuh. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen

yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan

penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat

menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait

dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu

menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit

degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam

menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot.

Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan

memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui


mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran t ubuh dan

membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Sumber vitamin C antara lain buah

jeruk, tomat, n anas, arbei, kangkung, kentang, cabai hijau, selada hijau, jambu biji

(Yudha, 2018).

C. Daya pelindung Asam Askorbin terhadap oksidasi

Asam askorbat adalah antioksidan yang dapat dihasilkan secara sintetik. Asam

askorbat atau vitamin C ini bisa ditambahkan ke dalam daging sebagai antioksidan,

tetapi tidak akan menambah nilai vitaminnya karena asam askorbat akan rusak oleh

pemanasan. Asam askorbat merupakan salah satusenyawa yang penting dalam proses

selular temasuk pembelahan dan pembesaran sel serta menghambat prosespen

coklatan pada buah. Menetralisir racun melindungi sel dari senyawa oksigen reaktif

dan radikal bebas sertamencegah kematian sel (Conklin and Barth. 2014).

1. Asam Askorbat

Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbatitu sendiri dimana fungsinya

sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam

askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat, yang dengan sendirinya dapat

bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi

dengan potensialhy drogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk

mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c

(Vivi, 2009).

2. Oksidasi

3. Hubungan anatara Asam Askorbat dengan Oksidasi


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya pratikum ini pada hari selasa, 28

Oktober 2019 pukul 02:00-04:00 WITA di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitucawan petri,

tabungreaksi, raktabung, pipet tetes, pipet skala, sendok.

2. Bahan A

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Alkohol,

Aquades, Buah Apel, Buah Pisang, Tissue, dan Vitamin C (uc 1000).

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:

1. Menyatakan adanya laktoflavin dalam mulut susu.

a. Menyiapkan tabung reaksikemudianmemasukanbubuksususetinggi 1 cm

padapermukaantabung.

b. Menambahkanalkoholsebanyak 10 ml kedalamtabungreaksi.

c. Mengamatitabungsebelumdikocok.

d. Mengocoksecarakuatlarutansusu yang ditambahkanalkohol

e. Menuangkanpadacawan petri, kemudianmenyinarinyadengansianarmatahari.


f. Setelahdisinariselama 1 jam makadiamatikembali.

2. Daya pelindung asam aksorbin terhadap oksidasi dengan reagens benedict.

1) Padabuahapel yang ditambahkandenganlarutan you C (larutan vitamin c).

a. Memotong-motongbuahaplemenjadi 6 bagian.

b. Kemudianbuahapel, ada yang dilumatkandengankulitdanada yang

dikupasterlebihdahulu.

c. Setelahdipotongkemudiandiletakkanmasing-masingpadacawang petri.

d. Cawang petri masing-masing yang berisibuahapeldiberikanmasing-masinglarutan

vitamin c

e. Mengamatisetiapcawang petri.

2) Padabuahapel yang ditambahkandenganlarutanalkohol.

a. Memotong-motongbuahapelmenjadi 6 bagian.

b. Kemudianbuahapel, ada yang dilumatkandengankulitdanada yang

dikupasterlebihdahulu.

c. Setelahdipotongkemudiandiletakkanmasing-masingpadacawang petri.

d. Cawang petri masing-masing yang berisibuahapeldiberikanmasing-

masinglarutanalkohol.

e. Mengamatisetiapcawang petri.

3) Padabuahpisang yang ditambahkandenganlarutan you c (larutan vitamin c)

a. Memotong-motongbuahpisangmenjadi 6 bagian.
b. Kemudianbuahpisang, ada yang dilumatkandengankulitdanada yang

dikupasterlebihdahulu.

c. Setelahdipotongkemudiandiletakkanmasing-masingpadacawang petri.

d. Cawang petri masing-masing yang berisibuahpisangdiberikanmasing-

masinglarutan you c secukupnya.

e. Mengamatisetiapcawang petri.

4) Padapisangbuahpisang yang ditambahkandenganlarutanaquadest

a. Memotong-motongbuahpisangmenjadi 6 bagian.

b. Kemudianbuahpisang, ada yang dilumatkandengankulitdanada yang

dikupasterlebihdahulu.

c. Setelahdipotongkemudiandiletakkanmasing-masingpadacawang petri.

d. Cawang petri masing-masing yang berisibuahpisangdiberikanmasing-

masinglarutanaquadestsecukupnya.

e. Mengamatisetiapcawang petri.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


Gambar Keterangan

1. Menyatakanadanyalaktoflavindalammulu
tsusu
a.setelahpenambahanalkohol
a. Setelahpenambahanalkohol
Larutan putihpekat

b. setelahpenyaringan
b. setelahpenyaringan
warnalarutanputih
2. Dayapelindungasamaskorbinterhadapoks
idasi. a. Buahapel + uc 1000 (larutan
a. Buahapel + uc 1000 (larutan vitamin. vitamin.
 Tanpakulit  Tanpakulit
1. Berwarna orange
2. Terdapatgelembung

 Dengankulit
 Dengankulit
1. Berwarna orange
2. Terdapatgelembung

b. Buahapel + aquadest
 Tanpakulit b. Buahapel + aquadest
 Tanpakulit
1. Putihkecoklatan
2. Terdapatgelembung

 Dengankulit
 Dengankulit
1. Putihkecoklatan
2. Terdapatgelembung

c. Buahpisang + uc 1000 (larutan vitamin


c). c. Buahpisang + uc 1000 (larutan
 Tanpakulit vitamin c).
 Tanpakulit
1. Larutan orange berlendir
2. Terdapatgelembung

 Dengankulit
 Dengankulit
1. Larutan orange
berlendir
2. Terdapatgelembung

d. Buahpisang + aquadest
 Tanpakulit
d.Buahpisang + aquadest
 Tanpakulit
1. Larutanputihberlendir
2. Terdapatgelembung

 Dengankulit

 Dengankulit
1. Larutanputihberlendir
2. Terdapatgelembung

Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Makassar, 2014.
B. Pembahasan

Adapun pembahasan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan Adanya Laktoflavin dalam Mulut Susu

Pada percobaan ini, larutan yang diuji adalah susu. Susu pada awalnya

berwarna putihpekat, setelah dicampur dengan alkohol, warnanya tetap putih. Setelah

disaring dengan kertas saring dan kemudian filtratnya diperiksa, tidak menandakan

adanya fluoresensi hijau. Seharusnya setelah disaring, filtrat dari susu tersebut akan

berwarna kehijauan tetapi pada percobaan yang dilakukan, warna dari filtrat susu

tersebut tetap berwarna putih. Sesuai dengan referensi di bawahini bahwa laktoflavin

dapat mempertahankan setruktur suatu jaringan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2004), menyatakan bahwa dalam

proses pengujian terhadap susu banyak hal-hal utama yang harus dilakukan seperti

mengetahui bahan yang akan dicampurkan dalam susu agar proses perubahan warna

yang terjadi secara spesifik dan dalam proses pengujian terhadap susu harus

memperhatikan tingkat pemanasan yang akan dilakukan karena pengaruh panas yang

terjadi pada susu maka akan mempercepat proses perubahannya.

2. Daya Pelindung Asam Aksorbin Terhadap Oksidasi

a. Padapercobaanbuahapel

Pada percobaan ini, bahan yang digunakan adalah sebuah apel. Apel yang

dibagi menjadi 4 potongan, 2 bagian dikupas dan 2 bagian dibiarkan tetap bersama

kulitnya.Apel tersebut dicampur dengan vitamin C dan warnanya menjadi orange

danterdapatgumpalan, apel yang dicampur dengan aquadestwarnanya menjadi

putihkecoklatandanterdapatgumpalan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2004), menyatakan bahwa apel

yang dicampurdenganaquadesakanberwarnacoklatkarenatelahmengalami proses

oksidasidenganudara, sedangkanpisang yang dicampurdengan vitamin C

tetapberwarnakuning, halinikarenaapel yang dicampur vitamin C tidakmengalami

proses oksidasidenganudaradan vitamin C yang

dicampurdengantersebutberfungsisebagai anti oksidant yang

dapatmencegahataumemperlambat proses oksidasi.

b. Padapercobaanbuahpisang

Pada percobaan ini, bahan yang digunakan adalah sebuah pisang. Pisang

yang dibagi menjadi 4 potongan, 2 bagian dikupas dan 2 bagian dibiarkan tetap

bersama kulitnya.Pisang tersebut dicampur dengan vitamin C dan warnanya menjadi

orange danterdapatgumpalan, apel yang dicampur dengan aquadestwarnanya menjadi

putihkecoklatandanterdapatgumpalan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2004), menyatakan bahwa apel

yang dicampurdenganaquadesakanberwarnacoklatkarenatelahmengalami proses

oksidasidenganudara, sedangkanpisang yang dicampurdengan vitamin C

tetapberwarnakuning, halinikarenapisang yang dicampur vitamin C tidakmengalami

proses oksidasidenganudaradan vitamin C yang

dicampurdenganpisangtersebutberfungsisebagai anti oksidant yang

dapatmencegahataumemperlambat proses oksidasi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah

1. Sifat-sifat vitamin yang dapat diketahui dalam praktikum ini yaitu diantaranya

vitamin dapat menghambat pross terjadinya oksidasi. Karena vitanin memiliki

gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N) sehingga tidak mendukung untuk

terjadinya proses oksidasi.

2. Adanya vitamin dalam suatu bahan dapat dibuktikan dengan adanya laktoflafin

pada mulut susu yang menjadikan adanya penolakan terjadinya oksidasi dengan

adanya cincin pada larutan.

B. Saran

Adapun saran dari praktikum ini adalah

sebaiknyadalammelakukanpraktikumuji vitamin

inisebaiknyadilakukandengantelitiagarmenghidarikesalahanpengamatan yang

sesuaidiharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Pengertiandandefinisi vitamin
fungsigunasumberakibatkekuranganmacamdanjenis
vitamin.http://organisasi.org/pengertian_dan_definisi_vitamin_fungsi_guna_s
umber_akibat_kekurangan_macam_dan_jenis_vitamin. Diakses pada 19
Desember 2014.

Anonim, 2013. Jenis-jenis vitamin.http://www jenis-jenis vitamin- com.html.


Diakses pada 19 Desember 2014.

Anonim, 2013. Fungsi vitamin.http://www.unjabisnis.net/2013/07/fungsi-


vitamin.html.Diakses pada 19 Desember 2014.

Anonim.2013.Vitamin.http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vitamins.html. Diakses
pada 19 Desember 2014.

Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Syahruddin, Kasim, dkk. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas


Hasanuddin.

Tim Dosen. 2014. PenuntunBiokim. Makassar: Universitas Islam negeriAluddin


Makassar.

Vitahealth. 2006. Seluk-beluk Food Suplement. Jakarta : Gramedia Saifuddin

Anda mungkin juga menyukai