Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah nya kepada kita semua,sehinga berkat
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang”SYARIAH,IBADAH,DAN MUAMALAH”

Dalam penyusunan makalah ini,kami tidak lupa mengucapkan terimakasih


kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehinga kami dapat menyelesaikan penyusunan maklah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memeberikan


wawasan yang lebih luas bagi pembacanya khususnya ibu dosen kami
Dr.Sarinah,M.Pd.I. penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
terdapat kelebihan dan kekurangan nya sehinga kami mengharap kritik dan
saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya,akhir kata
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.semoga allah SWT
senantiasa meridhoi setiap usaha kita amin.

Terimakasih

Bangko,18 November 2017

1
SYARIAH,IBADAH,DAN MUAMALAH

DOSEN PENGAMPU:

Dr.SARINAH,M.Pd.I.

DISUSUN OLEH:

1.ISMA NONIA

2.ROMI JULIZA

3.MUHAMMAD NASA’I

PROGRAM SETUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP YPM BANGKO

TAHUN AJARAN 2017-2018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A.Latar Belakang........................................................................................1

B.Rumusan Masalah..................................................................................1

C.Tujuan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A.Arti dan hikmah zakat............................................................................2

B.Arti dan hikmah ibadah haji...................................................................3

C.Muamalah dalam islam.........................................................................4

D.Sistem dan kewarisan islam..................................................................6

E.Kerja sama antar umat beragama.........................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A.Kesimpulan..........................................................................................11

B.Saran...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Pemikiran Islam ialah kegiatan manusia dalam mencari hubungan sebab


akibat ataupun asal mula dari sesuatu materi ataupun esensi serta renungan
terhadap sesuatu wujud, baik materinya maupun esensinya, maka dapat
diungkapkan hubungan sebab akibat dari sesuatu materi ataupun esensi, asal
mula kejadiannya, serta substansi dari wujud/eksistensi sesuatu yang menjadi
objek pemikiran. Selama pemikiran yang diupayakan setiap pemikir muslim,
dalam bidang apa pun, berada dalam batas-batas yang tidak bertentangan
dengan ajaran Al-Qur’an dan sunah Nabi, maka pemikiran tersebuat dapat
disebut pemikiran Islam. Jadi pemikiran Islam meliputi berbagai aspek
kehidupan.

Dari aspek-aspek yang dikaji dalam pemikiran Islam, salah satunya


adalah aspek ibadah. Aspek ibadah dalam Islam menjadi suatu hal yang
penting, ia sebagai sarana interaksi antara hamba dengan sang pencipta
(Hablumminallah), meskipun pada praktiknya hanya berupa gerakan-gerakan
atau perbuatan dengan manusia lainnya, namun ada sentuhan nilai Tuhan
didalamnya, baik ibadah itu berupa kewajiban ataupun sunnah.

Aspek ini merupakan pendidikan jasmani yang bertujuan sebagai


pengembangan daya-daya rohani seseorang. Sedangkan aspek muamalah
merupakan aspek pemikiran Islam yang berorientasi pada interaksi sesama
manusia (Hablumminannas). Baik interaksi itu berupa jual beli, tukar-menukar
barang, penggadaian, masalah riba dan lain-lain.Meskipun kedua aspek
tersebut masih dalam batas-batas koridor yang tidak bertentangan dengan Al-
Qur’an dan Sunah Nabi.

4
B.Rumusan Masalah

1.apa perbedaan zakat fitrah dan zakat mal?

2.bagaimana kerja sama antar umat beragama?

C.Tujuan Penulsan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa


tentang sariah,ibadah dan muamalah sehingga nantinya dapat membedakan
mana yang benar dan mana yang salah menurut syariah islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Arti dan Hikmah zakat

1. zakat
Pengertian Zakat
Zakat adalah kata bahasa Arab “az-zakāh”. Ia adalah masdar dari fi’il
māḍi“zakā”, yang berarti bertambah, tumbuh dan berkembang. Ia juga
bermakna suci. Allah berfirman:
َ ‫قَ ْد أ َ ْفلَ َح َه‬
﴾٩ ‫ازكَّا َمن‬
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang mensucikan hati”. (QS.As-
syams[91]:9)

Disebut zakat karena harta yang telah dikeluarkan zakatnya dapat


berkembang lantaran barakah doa orang-orang yang menerimanya. Juga
karena harta yang dikeluarkan akan membersihkan harta seluruhnya dari
syubhat dan mensucikannya dari hak-hak orang lain di dalamnya.
Zakat menurut istilah (syara’) artinya sesuatu yang hukumnya wajib
dikeluarkan dari sekumpulan harta benda tertentu, menurut sifat dan ukuran
tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya. Hukum
mengeluarkan zakat adalah farḍu ‘ain.
Zakat berfungsi menjaga kepemilikan pribadi agar menghindari ketidakadilan
dan kesenjangan sosial yang menjadi pemicu utama lunturnya ukhuwah,
hilangnya kehormatan dan integritas bangsa.

6
2. macam-macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah menurut istilah syara’ adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh
setiap muslim setahun sekali berupa makanan pokok sesuai kadar yang telah
ditentukan oleh syara’. Mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki sebagai
penyucian diri bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk
memberi makan kepada orang-orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada
Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa agar kebutuhan mereka
tercukupi pada hari raya.
Hukum zakat fitrah adalah farḍu’ain yaitu wajib dilaksanakan setiap umat
Islam yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarga yang
dinafkahi, baik tua atau muda dan anak-anak yang baru dilahirkan ibunya,
termasuk orang-orang yang menjadi tanggungan orang yang wajib membayar
zakat.

syarat syarat wajib zakat fitrah yaitu:


1. Islam
2. Mendapatkan akhir hari penghabisan bulan Ramadhan dan awal malam
Idul Fitri, meskipun sebentar
3. Memiliki kelebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri
dan untuk yang wajib dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada
malam hari raya dan siang harinya.

Waktu dan hukum membayar zakat fitrah antara lain:


1. Waktu yang dibolehkan yaitu dari awal Ramadhan sampai hari
penghabisan Ramadhan
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan Ramadhan
3 .Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh

7
sebelum pergi shalat hari raya
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya.
5 Waktu haram, yaitu apabila sengaja dibayar sesudah terbenam matahari
pada hari raya.

b. Zakat Māl
Menurut bahasa (etimilogi), māl (harta) ialah segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk dimilikinya, memanfaatkan dan menyimpannya.
Menurut syara’ (terminologi), maal (harta) ialah segala sesuatu yang dimiliki
(dikuasai) dan dapat dipergunakan.
Jadi zakat māl juga disebut zakat harta yaitu kewajiban umat Islam yang
memiliki harta benda tertentu untuk diberikan kepada yang berhak sesuai
dengan ketentuan niṣāb (ukuran banyaknya) dan dalam jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan daripada zakat māl adalah untuk membersihkan dan
mensucikan harta benda mereka dari hak-hak kaum miskin di antara umat
Islam.

Hikmah Disyariatkan Zakat


1. Membersihkan jiwa seorang mukmin dari bahaya yang ditimbulkan dosa dan
kesalahan-kesalahan serta dampak buruk di dalam hati.
2. Menyediakan perbekalan bagi mereka yang berperang di jalan Allah Swt.
3. Membantu musafir yang muslim ketika kehabisan bekal, dan tidak
memperoleh sesuatu yang mencukupi tanggungan selama dalam
perjalanannya.
4. Meringankan beban orang muslim yang memiliki hutang, dengan cara
menutup hutang serta kewajiban yang mesti ditunaikan dari hutang.
5. Menghimpun hati yang tercerai berai di atas keimanan Islam.

6. Membantu dan menutupi kebutuhan serta kesusahan orang-orang miskin

8
yang terhimpit hutang.
7. Meminimalkan bertumpuknya harta yang hanya pada orang-orang kaya.
8. Membersihkan harta dan mengembangkan serta menjaga dan
melindunginya dari berbagai musibah dengan berkah ketaatan kepada Allah
Swt.
9. Meneguhkan hati berdasarkan iman dan Islam.
10. Menegakan kemaslahatan

B.Arti dan hikmah ibadah haji


1. Pengertian Haji

Haji berasal dari Bahasa Arab : ‫( حج‬Hajj) adalah rukun (tiang agama) Islam
yang kelima setelah mengucap dua kalimat syahadat, salat 5 waktu,
mengeluarkan zakat dan puasa di bulan Ramadhon. Menunaikan ibadah haji
adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang
mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan
beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang
dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah
umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

2. Hukum Haji

Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim yang
mampu dan berkewajiban itu hanya sekali seumur hidup. Apabila melakukannya
lebih dari satu kali, maka haji yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah.

9
● Hikmah Haji Secara Umum

1) Pernyataan ketaatan seorang kepada Tuhannya.

2) Ibadah haji merupakan sarana untuk menunjukkan kebesaran Allah.

3) Ibadah haji merupakan ujian iman

4) Ibadah haji merupakan kongres akbar

5) Ibadah haji memberikan jaminan yang besar dari Allah berupa ampunan dari

dosa dan surga.

6) Mempererat ukuwah Islamiyah antarsesama muslim dari berbagai penjuru

dunia.

7) Perwujudan solidaritas Islam yang tidak terbatas oleh suku, bangsa, ras,

kulit, dan negara.

● Hikmah Haji Bagi Pelakunya

1) Memperteguh iman dan takwa kepada Allah swt.

2) Dapat mengambil pelajaran dari segal penderitaan yang dirasakan selama

mengerjakan ibadah haji.

3) Memperkuat fisik dan mental

4) Menumbuhkan semangat berkorban karena ibadah haji memerlukan

pengorbanan yang besar, baik tenaga, waktu, maupun biaya.

5) Mengenal tempat – tempat bersejarah, seperti Ka’bah, Bukit Safa dan


Marwah, sumur zam-zam, dan Hajar Aswad

10
C. Muamalah dalam islam
Pengertian Mu’amalah

Muamalah berasal dari bahasa arab, dari kata aamala, yuamilu,


muamala yang mempunyai arti Saling bertindak, saling berbuat, saling
mengamalkan. Contoh hukum Islam yang termasuk muamalah, seperti jual beli,
sewa menyewa, serta usaha dan asuransi yang islami.

Pengertian secara luas

Muamalah merupakan Aturan-aturan Allah untuk mengatur manusia dalam


kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan social.

Pengertian muamalah lebih banyak di pahami sebagai aturan-aturan allah


yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan
mengembangkan harta benda atau lebih tepatnya dapat di katakan sebagai
aturan islam tentang kegiatan ekonomi yang di lakukan manusia.

Ruang lingkup

Ruang lingkup fiqih muamalah mencakup segala aspek kehidupan


manusia,seperti sosial ekonomi,politik hukum dan sebagainya.aspek ekonomi
dalam kajian fiqih siring disebut dalam bahasa arab dengan istilah
iqtishady,yang artinya adalah suatu cara bagaiman manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara berbagai pemakaian
atas alat pemuas kebutuhan yang ada sehinga kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dapat di penuhi oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

11
Sumber-sumber:

● Al-quran

Al-quran adalah kitab allah yang di turunkan kepada nabi muhammad saw
dengan bahasa arab yang memiliki tujuan kebaikan dan perbaiakan manusia
yang berlaku di dunia dan akhirat.sebagai sumber hukum yang utama,al-quran
di jadikan patokan pertama oleh umat islam dalam menemukan dan menariki
hukum suatu perkara dalam kehidupan.

● Al-hadist

Al-hadist adalah segala yang di sandarkan kepada rasululoh saw,baik berupa


perkataan perbuatan maupun ketetapan.al-hadist merupakan sumber fiqih
kedua setelah al-quran yang berlaku dan mengikat bagi umat islam.

● Ijma dan qiyas

ijma adalah kesepakatan kesepakatan mujtahid terhadap suatu hukum syar’i


dalam suatu masa setelah wafatnya rasululah saw.

Qiyas adalah kilat untuk menetapkan hukum pada kasus baru yang tidak
terdapat dalam nash(al-quran maupun al-hadist) dengan cara menyamakan
pada kasus baru yang sudah terdapat dalam nash.

12
D. Sistem dan kewarisn islam

Agama islam mengatur cara pewarisan berasakan keadilan antara


kepentingan anggota keluarga,kepentingan agama dan kepentingan
maysarakat.hukum islam tidak hanya memeberi warisan kepada pihak suami
atau istri saja,tetapi juga memberi warisan kepada keturunan kedua suami istri
itu,baik laki-laki ataupun perempuan.

Ashab Furudh yang berhak mendapatkan setengah (1/2) dari harta waris
peninggalan pewaris ada lima, satu dari golongan laki-laki dan empat lainnya
dari golongan perempuan. Kelima Ashab Furudh tersebut adalah:

1. Seorang suami yang ditinggalkan istrinya (duda ), suami tersebut berhak


untuk mendapatkan setengah harta warisan, dengan syarat apabila
istrinya tidak mempunyai anak, baik anak laki-laki maupun anak
perempuan, baik anak keturunan itu dari duda tersebut ataupun dari
bekas dudanyayang terdahulu.
2. Anak perempuan kandung (bukan anak tiri ataupun anak angkat)
mendapat bagian setengah dengan dua syarat :
a.Anak perempuan itu adalah anak tunggal.
b.Pewaris tidak mempunyai anak laki-laki, baik yang berasal dari ibu anak
perempuan tersebut maupun dari janda pewaris yang lain. Dengan kata
lain anak perempuan tersebut tidak mempunyai saudara laki-laki satu pun.
Dasar Hukum : QS. An-Nisa Ayat 11
3. Seorang cucu perempuan dari anak laki-laki dan akan mendapat separuh,
dari harta pewaris dengan tiga syarat :
a.Apabila ia tidak mempunyai saudara laki-laki (cucu laki-laki dari anak
laki-laki).
b.Apabila hanya seorang (tidak ada cucu perempuan dari keturunan laki-
laki lain).
c.Apabila pewaris tidak meninggalkan anak perempuan maupun anak laki-
laki.

13
Cucu perempuan dari anak laki-laki sama kedudukannya dengan anak
kandung.perempuan bila anak perempuan tidak ada.
4. Saudara perempuan sekandung akan mendapat separuh harta warisan
dengan tiga syarat:
a.Pewaris tidak meninggalkan anak laki-laki, atau cucu laki-laki dari
pancar laki-laki
b.ia hanya seorang diri (tidak mempunyai saudara)
c.Pewaris tidak meninggalkan ayah atau kakek.

Saudara perempuan seayah memperoleh setengah harta warisan dengan


lima syarat :
A .Apabila ia hanya seorang diri.
B .Ia tidak mempunyai saudara laki-laki.
C .Pewaris tidak meninggalkan saudara perempuan sekandung.
D .Pewaris tidak meninggalkan ayah atau kakek.
E .Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakek, dan tidak pula mempunyai
keturunan(anak, cucu, cicit, dan seterusnya), baik keturunan laki-laki
ataupun keturunan perempuan, dengan syrat tidak bercampur unsure
perempuan di dalamnya.

● Ashabul Furudh Yang Berhak Mendapat Seperempat


Ashab Furudh yang berhak mendapat seperempat (1/4) bagian dari harta
peninggalan pewaris hanya ada dua, yaitu duda dan janda.
1. Seorang duda berhak memperoleh seperempat warisan istrinya apabila
almarhumah istrinya meninggalkan anak atau cucu, baikma anak itu dari darah
daginganya atau berasal dari suami sebelumnya. Hal ini berdasarkan QS. An-
Nisa Ayat : 12
“.jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari
harta yang ditinggalkannya..”

14
2.Janda mendapat bagian seperempat dari harta peninggalan suaminya, jika
almarhum tidak meninggalkan anak atau cucu, baik anak itu lahir dari rahimnya,
atau dari rahim istri lainnya. Hal ini berdasarkan QS. An-Nisa Ayat : 12
“…Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu
tidak mempunyai anak…”
● Ashabul Furudh Yang Berhak Mendapat Seperdelapan
Ahli waris yang memperoleh bagian seperdelapan dari harta peninggalan
hanya istri (seorang istri ataupun lebih) apabila almarhum suaminya
meninggalkan anak atau cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya atau dari
rahim istri yang lain. QS. An-Nisa Ayat 12
“….jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
sesudah dibayar hutang-hutangmu…”
● Ashab Furudh Yang Berhak Mendapat Dua Per Tiga
Ahli waris yang berhak mendapat 2/3 bagian dari harta peninggalan ada
empat, yang terdiri dari perempuan, yaitu :
1. Dua orang atau lebih anak perempuan (kandung).
2. Dua orang atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki, dengan syarat :
a.Pewaris tidak meninggalkan anak baik laki-laki maupun perempuan.
b.Pewaris tidak mempunyai dua orang anak perempuan
c.Dua atau lebih cucu perempuan tersebut tidak memiliki saudara laki-
laki dari anak laki-laki pewaris.
3. Dua orang atau lebih saudara perempuan sekandung,
4. Dua orang atau lebih saudara perempuan seayah,dengan syarat :
a.Pewaris tidak meninggalkan anak, laki-laki maupun perempuan, atau
cucu, baik laki-laki maupun perempuan dari pancar laki-laki.
b.Pewaris tidak pula meninggalkan ayah atau kakek shahih.
c.Dua saudara perempuan seayah itu tidak bersama dengan saudara laki-
laki seayah pula.
d.Pewaris tidak meninggalkan saudara kandung (laki-laki maupun
perempuan)

15
● Ashab Furudh Yang Berhak Mendapat Sepertiga
Ahli waris Ashab Al-furud yang berhak mendapat bagian sepertiga hanya dua
orang, yaitu ibu, dan dua saudara (baik laki-laki atau perempuan) yang seibu.
a. Seorang ibu berhak memperoleh sepertiga bagian dari harta
dengan syarat :
b. Pewaris tidak meninggalkan anak atau cucu laki-laki dari pancar
laki-laki
c. Pewaris tidak meninggalkan pula dua saudara atau labih (laki-laki
atau perempuan)
1.baik saudara sekandung, atau seayah, atau seibu.
2.Saudara seribu (baik laki-laki maupun perempuan) berhak memperoleh
sepertiga dengan syarat :
a.Bila pewaris tidak meninggalkan anak (baik laki-laki ataupun perempuan),
atau cucu dari pancar laki-laki, juga tidak mempunyai ayah atau kakek.
b. Jumlah saudara seibu itu dua orang atau lebih.

● Ashab Furudh Yang Berhak Mendapat Seperenam


Adapun Ashab al-Furudh yang berhak mendapat seperenam bagian dari harta
peninggalan ada tujuh orang, yaitu : ayah, kakek (bapak dari ayah), ibu, cucu
perempuan pancar laki-laki, saudara perempuan seayah, saudara seibu, dan
nenek shahih.

E.Kerja sama antar umat beragama


1. Pengertian kerjasama antar umat beragama
Kerjasama umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama
dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.

16
Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi,
maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta
instansi pemerinth lainnya.Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk
memfalisitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, menumbuh kembangkan
keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara
umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah.

Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat
beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa
dan bernegara.

2. Kerjasama Sesama Muslim


Ukhuwah umat Islam adalah persaudaraan dan kerja sama yang bersifat
universal, yang juga bisa diterapkan atas seluruh umat manusia secara luas.
Secara luas, ada tiga tingkatan ukhuwah: Pertama, Ukhuwah Insaniah: yaitu
persaudaraan di antara sesama manusia, secara menyeluruh. Kedua, Ukhuwah
Rabbaniah: yaitu ikatan di antara mereka yang percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Ketiga, yang lebih khusus, Ukhuwah Islamiah: berarti ikatan
persaudaraan sesama umat Islam.
Kerja sama akan menimbulkan asimilasi yaitu suatu proses yang ditandai
dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat pada perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan juga berusaha untuk mempertinggi
kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan:
1. Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan
Negara atau Pemerintah.

17
3. Kerjasama Umat islam dengan penganut agama lain.
Ruang lingkup kerja sama dalam masyarakat yang biasa disebut
tasamuh.Tasamuh, yaitu kerjasama antara masyarakat muslim dan masyarakat
non muslim yang bertujuan memelihara kerukunan hidup dan kerja sama yang
baik dalam masyarakat. Tasamuh berfungsi sebagai penertib, pengaman,
pendamai, dan pemersatu dalam komunikasi dan interaksi sehingga terpelihara
kelestarian lingkungan hidup dan terwujudnya hubungan baik antara sesama
anggota masyarakatnya. Namun, tasamuf diantara sesama muslim didasari oleh
rasa kasih sayang, sesuai kedudukan seorang mukmin dengan mukmin lainnya,
yaitu bersaudara sehingga berfungsi untuk saling meneguhkan atau menguatkan
sebagai suatu bangunan yang kokoh dan kuat.

Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


semakin berkembang sehingga terbina hidup rukun dan kerjasama di antara
sesama umat beragama dan penganut aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Kerjasama ini akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara. Di dalam hubungan kerjasama sesuai dengan norma dan nilai-nilai
yang tersurat dan tersirat di dalam Pancasila, khususnya sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, yaitu kerjasama yang didasari:
a.Toleransi hidup beragama, kepercayaan dan keyakinannya masing-masing.
b.Menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah.
c.Bekerja sama dan tolong menolong tanpa membeda-bedakan agama.
d.Tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.

Bentuk kerjasama antar umat beragama di antaranya sebagai berikut:


a. Adanya dialog antar pemimpin agama

b.Adanya kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya

masing- masing

c.Saling memberikan bantuan bila terkena musibah bencana alam.

18
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa Zakat


menurut istilah (syara’) artinya sesuatu yang hukumnya wajib dikeluarkan dari
sekumpulan harta benda tertentu, menurut sifat dan ukuran tertentu kepada
golongan tertentu yang berhak menerimanya. Hukum mengeluarkan zakat
adalah farḍu ‘ain. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang
dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan)
dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat
di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan
Zulhijah).

B.Saran

Perlunya kita memahami tentang apa itu zakat,haji,muamalah dalam


islam,sistem dan kewarisan islam,kerja sama antar umat beragama agar kita
dapat memahami dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah
menurut syariah islam.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shabuni,Muhammad Ali, 1995.Pembagian Waris Menurut Islam. Jakarta :


Gema Insani Press.
Ash-Shiddieqy,Teungku Muhammad Hasbi , 2010.Fiqh Mawaris. Semarang
:PT. Pustaka Rizki putra.
Dr.Sarinah,M.Pd.I pendidikan agama islam.yogyakarta:deepublish,september

2017

Drs. H. Rifa’i Ilmu islam lengkap PT. Karya Toha Putra Semarang, 5 Mei 1978.

Hasbiyallah , 2007.Belajar Mudah Ilmu Waris. Bandung : PT Remaja Rosda


Karya.
http://amirzalmuttaqin.files.wordpress.com/2017/05/bab-3-zakat-dan-
hikmahnya.pdf.
https://elfworldshinminrhil160598.wordsprees.com/2013/12/07/pengertian-

hukum-sunah-jenis-tata-cara-dan-manfaat-haji.
KH. Basyir Ahmad Azhar, MA, Asas-asas hukum muamalat(hukum perdata

islam), yogyakarta: UII pres, 2000,2004.

Syafi’i karim, fiqih dan ushul fiqih. Bandung Al-ma’arif thn 1

20
21

Anda mungkin juga menyukai