Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah nya kepada kita semua,sehinga berkat
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang”SYARIAH,IBADAH,DAN MUAMALAH”
Terimakasih
1
SYARIAH,IBADAH,DAN MUAMALAH
DOSEN PENGAMPU:
Dr.SARINAH,M.Pd.I.
DISUSUN OLEH:
1.ISMA NONIA
2.ROMI JULIZA
3.MUHAMMAD NASA’I
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang........................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................1
C.Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A.Kesimpulan..........................................................................................11
B.Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
4
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulsan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. zakat
Pengertian Zakat
Zakat adalah kata bahasa Arab “az-zakāh”. Ia adalah masdar dari fi’il
māḍi“zakā”, yang berarti bertambah, tumbuh dan berkembang. Ia juga
bermakna suci. Allah berfirman:
َ قَ ْد أ َ ْفلَ َح َه
﴾٩ ازكَّا َمن
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang mensucikan hati”. (QS.As-
syams[91]:9)
6
2. macam-macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah menurut istilah syara’ adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh
setiap muslim setahun sekali berupa makanan pokok sesuai kadar yang telah
ditentukan oleh syara’. Mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki sebagai
penyucian diri bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk
memberi makan kepada orang-orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada
Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa agar kebutuhan mereka
tercukupi pada hari raya.
Hukum zakat fitrah adalah farḍu’ain yaitu wajib dilaksanakan setiap umat
Islam yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarga yang
dinafkahi, baik tua atau muda dan anak-anak yang baru dilahirkan ibunya,
termasuk orang-orang yang menjadi tanggungan orang yang wajib membayar
zakat.
7
sebelum pergi shalat hari raya
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya.
5 Waktu haram, yaitu apabila sengaja dibayar sesudah terbenam matahari
pada hari raya.
b. Zakat Māl
Menurut bahasa (etimilogi), māl (harta) ialah segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk dimilikinya, memanfaatkan dan menyimpannya.
Menurut syara’ (terminologi), maal (harta) ialah segala sesuatu yang dimiliki
(dikuasai) dan dapat dipergunakan.
Jadi zakat māl juga disebut zakat harta yaitu kewajiban umat Islam yang
memiliki harta benda tertentu untuk diberikan kepada yang berhak sesuai
dengan ketentuan niṣāb (ukuran banyaknya) dan dalam jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan daripada zakat māl adalah untuk membersihkan dan
mensucikan harta benda mereka dari hak-hak kaum miskin di antara umat
Islam.
8
yang terhimpit hutang.
7. Meminimalkan bertumpuknya harta yang hanya pada orang-orang kaya.
8. Membersihkan harta dan mengembangkan serta menjaga dan
melindunginya dari berbagai musibah dengan berkah ketaatan kepada Allah
Swt.
9. Meneguhkan hati berdasarkan iman dan Islam.
10. Menegakan kemaslahatan
Haji berasal dari Bahasa Arab : ( حجHajj) adalah rukun (tiang agama) Islam
yang kelima setelah mengucap dua kalimat syahadat, salat 5 waktu,
mengeluarkan zakat dan puasa di bulan Ramadhon. Menunaikan ibadah haji
adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang
mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan
beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang
dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah
umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
2. Hukum Haji
Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim yang
mampu dan berkewajiban itu hanya sekali seumur hidup. Apabila melakukannya
lebih dari satu kali, maka haji yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah.
9
● Hikmah Haji Secara Umum
5) Ibadah haji memberikan jaminan yang besar dari Allah berupa ampunan dari
dunia.
7) Perwujudan solidaritas Islam yang tidak terbatas oleh suku, bangsa, ras,
10
C. Muamalah dalam islam
Pengertian Mu’amalah
Ruang lingkup
11
Sumber-sumber:
● Al-quran
Al-quran adalah kitab allah yang di turunkan kepada nabi muhammad saw
dengan bahasa arab yang memiliki tujuan kebaikan dan perbaiakan manusia
yang berlaku di dunia dan akhirat.sebagai sumber hukum yang utama,al-quran
di jadikan patokan pertama oleh umat islam dalam menemukan dan menariki
hukum suatu perkara dalam kehidupan.
● Al-hadist
Qiyas adalah kilat untuk menetapkan hukum pada kasus baru yang tidak
terdapat dalam nash(al-quran maupun al-hadist) dengan cara menyamakan
pada kasus baru yang sudah terdapat dalam nash.
12
D. Sistem dan kewarisn islam
Ashab Furudh yang berhak mendapatkan setengah (1/2) dari harta waris
peninggalan pewaris ada lima, satu dari golongan laki-laki dan empat lainnya
dari golongan perempuan. Kelima Ashab Furudh tersebut adalah:
13
Cucu perempuan dari anak laki-laki sama kedudukannya dengan anak
kandung.perempuan bila anak perempuan tidak ada.
4. Saudara perempuan sekandung akan mendapat separuh harta warisan
dengan tiga syarat:
a.Pewaris tidak meninggalkan anak laki-laki, atau cucu laki-laki dari
pancar laki-laki
b.ia hanya seorang diri (tidak mempunyai saudara)
c.Pewaris tidak meninggalkan ayah atau kakek.
14
2.Janda mendapat bagian seperempat dari harta peninggalan suaminya, jika
almarhum tidak meninggalkan anak atau cucu, baik anak itu lahir dari rahimnya,
atau dari rahim istri lainnya. Hal ini berdasarkan QS. An-Nisa Ayat : 12
“…Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu
tidak mempunyai anak…”
● Ashabul Furudh Yang Berhak Mendapat Seperdelapan
Ahli waris yang memperoleh bagian seperdelapan dari harta peninggalan
hanya istri (seorang istri ataupun lebih) apabila almarhum suaminya
meninggalkan anak atau cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya atau dari
rahim istri yang lain. QS. An-Nisa Ayat 12
“….jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
sesudah dibayar hutang-hutangmu…”
● Ashab Furudh Yang Berhak Mendapat Dua Per Tiga
Ahli waris yang berhak mendapat 2/3 bagian dari harta peninggalan ada
empat, yang terdiri dari perempuan, yaitu :
1. Dua orang atau lebih anak perempuan (kandung).
2. Dua orang atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki, dengan syarat :
a.Pewaris tidak meninggalkan anak baik laki-laki maupun perempuan.
b.Pewaris tidak mempunyai dua orang anak perempuan
c.Dua atau lebih cucu perempuan tersebut tidak memiliki saudara laki-
laki dari anak laki-laki pewaris.
3. Dua orang atau lebih saudara perempuan sekandung,
4. Dua orang atau lebih saudara perempuan seayah,dengan syarat :
a.Pewaris tidak meninggalkan anak, laki-laki maupun perempuan, atau
cucu, baik laki-laki maupun perempuan dari pancar laki-laki.
b.Pewaris tidak pula meninggalkan ayah atau kakek shahih.
c.Dua saudara perempuan seayah itu tidak bersama dengan saudara laki-
laki seayah pula.
d.Pewaris tidak meninggalkan saudara kandung (laki-laki maupun
perempuan)
15
● Ashab Furudh Yang Berhak Mendapat Sepertiga
Ahli waris Ashab Al-furud yang berhak mendapat bagian sepertiga hanya dua
orang, yaitu ibu, dan dua saudara (baik laki-laki atau perempuan) yang seibu.
a. Seorang ibu berhak memperoleh sepertiga bagian dari harta
dengan syarat :
b. Pewaris tidak meninggalkan anak atau cucu laki-laki dari pancar
laki-laki
c. Pewaris tidak meninggalkan pula dua saudara atau labih (laki-laki
atau perempuan)
1.baik saudara sekandung, atau seayah, atau seibu.
2.Saudara seribu (baik laki-laki maupun perempuan) berhak memperoleh
sepertiga dengan syarat :
a.Bila pewaris tidak meninggalkan anak (baik laki-laki ataupun perempuan),
atau cucu dari pancar laki-laki, juga tidak mempunyai ayah atau kakek.
b. Jumlah saudara seibu itu dua orang atau lebih.
16
Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi,
maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta
instansi pemerinth lainnya.Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk
memfalisitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, menumbuh kembangkan
keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara
umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat
beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa
dan bernegara.
17
3. Kerjasama Umat islam dengan penganut agama lain.
Ruang lingkup kerja sama dalam masyarakat yang biasa disebut
tasamuh.Tasamuh, yaitu kerjasama antara masyarakat muslim dan masyarakat
non muslim yang bertujuan memelihara kerukunan hidup dan kerja sama yang
baik dalam masyarakat. Tasamuh berfungsi sebagai penertib, pengaman,
pendamai, dan pemersatu dalam komunikasi dan interaksi sehingga terpelihara
kelestarian lingkungan hidup dan terwujudnya hubungan baik antara sesama
anggota masyarakatnya. Namun, tasamuf diantara sesama muslim didasari oleh
rasa kasih sayang, sesuai kedudukan seorang mukmin dengan mukmin lainnya,
yaitu bersaudara sehingga berfungsi untuk saling meneguhkan atau menguatkan
sebagai suatu bangunan yang kokoh dan kuat.
masing- masing
18
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
2017
Drs. H. Rifa’i Ilmu islam lengkap PT. Karya Toha Putra Semarang, 5 Mei 1978.
hukum-sunah-jenis-tata-cara-dan-manfaat-haji.
KH. Basyir Ahmad Azhar, MA, Asas-asas hukum muamalat(hukum perdata
20
21