Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Lokasi


Perencanaan Lokasi (Dr. Manahan P. Tampubolon,MM) adalah kegiatan penentuan
lokasi perusahaan yang terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan peninjauan situasi
lokasi yang akan dipilih oleh perusahaan. Sebelum suatu perusahaan mendirikan pabrik,
biasanya direncanakan letaknya sebaik mungkin. Sebab letak ini berpengaruh terhadap biaya
operasi atau produksi, harga jual, serta kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar. Hal
ini sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Apabila pabrik sudah terlanjur berdiri
ternyata baru diketahui kesalahan letaknya dan jika dipindah akan memakan biaya yag sangat
mahal. Ada perusahaan yang meletakkan pabriknya di dekat pasar, ada yang dekat dengan
bahan baku, dan sebagainya. Masing-masing memiiki alasan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, toko emas biasanya terletak berdekatan tetapi pegadaian selalu
terletak berjauhan. Alasan toko emas karena konsumen selalu membandingkan, baik
mengenai harga maupun kualitas di beberapa toko sehingga mereka biasanya terletak
berdekatan. Sedangkan pegadaian alasannya karena pegadaian yang satu dengan yang lain
tidak boleh bersaing dan kalau di suatu wilayah terdapat dua pegadaian atau lebih, kiat
mereka kurang efisien. Contoh lain adalah perusahaan gula pasir biasanya diletakkan di dekat
lahan penanaman tebu. Alasannya karena bahan baku gula adalah tebu, yang beratnya sepuluh
kali daripada gula yang dihasilkan, dan tebu mudah rusak atau menurun kadar gulanya jika
tidak segera diproses.
Menurut Dr. Manahan P.Tampubolon, MM. dalam bukunya Manajemen Operasional,
strategi lokasi tersebut menggambarkan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
menciptakan efisiensi dan pelayanan pasar (pelanggan) yang lebih cepat dan efisien, sebagai
salah satu strategi menghadapai persaingan. Strategi ini dapat menjadi keunggulan bagi
perusahaan untuk dapat menentukan lokasi yang strategis dari segi persaingan dalam merebut
pasar, sehingga pelanggan tidak kecewa untuk memperoleh produk ataupun pelayanan yang
cepat sesuai dengan keinginan konsumen.
Di saat manajemen memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya
menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Sebagai contoh jika sebuah lokasi pabrik baru berada
pada satu daerah dengan biaya energi yang tinggi, bahkan manajemen yang baik dengan
strategi penekanan biaya energi yang luar biasapun akan memulai dengan kerugian. Hal yang
sama terjadi dengan manajemen yang memiliki strategi sumber daya manusia yang baik
namun tenaga kerja pada lokasi yang dipilih mahal, kurang terlatih, dan memiliki etos kerja
yang buruk. Dengan demikian kerja keras yang dilakukan manajemen untuk menetapkan
lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering
bergantung kepada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri strategi yang biasa digunakan
adalah strategi yang digunakan untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran
dan jasa profesional strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan
pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang dapat ditentukan oleh
kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah
untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Keputusan lokasi tidak sering
dilakukan oleh perusahaan biasanya karena permintaan telah melebihi kapasitas pabrik yang
ada, atau karena adanya perubahan produktifitas tenaga kerja, valuta asing, biaya-biaya, dan
sikap masyarakat sekitar. Perusahaan juga dapat memindahkan fasilitas manufaktur atau jasa
mereka, karena adanya pergeseran demografi dan permintaan pelanggan.
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perencanaan Lokasi
Pemilihan letak pabrik dipengaruhi oleh beberapa hal atau factor. Ada yang membagi
faktor-faktor itu kedalam faktor primer dan faktor sekunder, ada pula yang membaginya ke
dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor primer adalah suatu faktor yang harus
dipenuhi jika tidak dipenuhi proses produksi atau operasi tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya, sedangkan faktor sekunder adalah faktor yang sebaiknya ada, jika tidak dipenuhi
masih bisa diatasi meskipun disertai dengan biaya yang relatif lebih mahal. Macam faktor
primer serta sekunder ini berbeda antara pabrik yang satu dengan yang lain. Dalam bagian ini
tidak mungkin disebutkan pembagian faktor-faktor itu kedalam primer dan faktor sekunder
karena keadaan perusahaan yang berbeda-beda.
1. Letak Konsumen atau Pasar
2. Letak Sumber Bahan Baku
3. Sumber Tenaga Kerja
4. Tersedianya Air
5. Suhu Udara
6. Tenaga Listrik
7. Fasilitas Transportasi

2.2 Strategi Lay out


Tata Letak/ Lay Out (James M. Apple) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri
manufaktur. Lay out merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Lay out memiliki banyak dampak strategis karena lay out
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta
kualitas lingkungan kerja, kontrak pelanggan dan citra perusahaan. Lay out yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah,
atau respon cepat.
Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian lay out fasilitas
operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi. Pengaruh layout yang tepat bagi
perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus
barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk ke dalam pemrosesan sampai menjadi
produk akhir dapat berjalan dengan lancar. Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat di
dalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan kemungkinan terjadi kecelakaan,
sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman. Karena alasan tersebut di atas, maka
diperlukan perencanaan layout yang seksama. Pentingnya perencanaan layout disebabkan
beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
Untuk manufaktur
 Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat produk baru.
 Kemungkinan penggantian fasilitas yang selalu baru (up to date).
 Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak selalu
menciptakan kepuasan atau pelayanan yang cepat dan baik.
Untuk usaha jasa
 Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan di dalam
usaha memenuhi kepuasan pelanggan.
 Perubahan layout dapat menciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan memperhatikan
pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.
 Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi, sehingga
layout harus mendukung sistem layanan tersebut.
 Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan perubahan
layout secara berkelanjutan (continous improvement).
2.2.1 Pertimbangan dalam Desain Lay out
Dalam semua kasus, bahwa desain lay out harus mempertimbangkan bagaimana untuk
mencapai beberapa hal dibawah ini misalnya :
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi lay out yang ada sekarang, lay out tersebut akan perlu
di ubah.
Sehingga dengan melakukan pertimbangan tersebut suatu perusahaan dapat mewujudkan
tujuannya dengan semaksimal mungkin.
2.2.2 Manfaat Lay out Perusahaan yang Tepat
 Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas
pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
 Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang
satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam
proses, dan waktu tunggu.
 Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu
dengan yang berikutnya.
 Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara
masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak
dibutuhkan.
 Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan
yang lain.
 Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin,
dan peralatan.
 Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan
kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi,
mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi
lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
 Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang
tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).

2.2.3 Tipe-Tipe Lay out


1. Lay Out dengan Posisi Tetap (Fixed Position Layout)
Dalam lay out dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada pada
satu tempat sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe
proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur
minyak bumi.
2. Lay Out Berorientasi Proses (Process Oriented Layout)
Dalam lay out berorientasi proses (process oriented layout) dapat menangani beragam barang
atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi
difrensiasi produk. Lay out ini sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki
persyaratan berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan
yang berbeda. Contoh: rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang masuk, masing-masing
dengan kebutuhan yang berbeda, membutuhkan rute yang berbeda melalui pendaftaran,
laboratorium, kamar operasi, radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya.
Peralatan,keahlian, dan pengawasan diatur disekitar proses ini.
3. Lay Out Kantor ( Office Layout)
Lay out kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar
selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efesien agar dapat
bekerja secara produktif atau efektif, baik di dalam melakukan tugas maupun di dalam
pengelolaan informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya.
Contoh: Posisi fasilitas karyawan di dalam suatu ruangan.
4. Lay Out Ritel (Retail Layout)
Lay out ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi
tergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer
operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak
mungkin. Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat oleh
pelanggan maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan
semakin tinggi. Contoh: supermarket.
5. Lay Out Gudang dan Penyimpanan (warehouse Layout)
Lay out gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat penting diperhatikan dengan
tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga
tidak ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. Lay out gudang disesuaikan
dengan sistem persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO
(first in First out) artinya barang yang pertama diterima harus siap dikeluarkan pertama
sekali. Contoh: Penyusunan barang yang rapi untuk mempermudah keluar masuk barang.
6. Lay Out Berorientasi Produk (Product Oriented Layout)
Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk
dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai
urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam lay out produk pusat-pusat
kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk mempersiapkan
urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Contoh: Produksi makanan.

2.2.4 Tanda-Tanda Lay out yang Baik


1. Keterkaitan kegiatan yang terencana.
2. Pola aliran barang terencana.
3. Aliran produksi yang lurus.
4. Langkah balik (kembali ke tempat yang telah dilalui) minimum.
5. Gang yang lurus.
6. Pemindahan antar operasi minimum.
7. Jarak pemindahan minimum.
8. Pemrosesan di gabung dengan pemindahan bahan.
9. Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman.
10. Operasi pertama dekat dengan penerimaan.
11. Operasi terakhir dekat dengan pengiriman.
12. Lay out yang dapat disesuaikan dengan perubahan.
13. Direncanakan perluasan yang terencana.
14. Barang setengah jadi minimum.
15. Pemakaian seluruh lantai pabrik maksimum.
16. Ruang penyimpanan cukup.
17. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.
18. Bangunan di didirikan di sekeliling lay out.
19. Bahan diantar ke pekerja dan diambil dari tempat kerja.
20. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi.
21. Alat pemindah mekanis di pasang pada tempat yang sesuai.
22. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembapan yang cukup.
23. Sesedikit mungkin pemindahan barang.
24. Pemisah tidak menggangu aliran barang.
25. Pembuangan barang sisa sekecil mungkin.
26. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan dan pengiriman.

3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan hasil pembahasan yang telah kami lakukan dari judul makalah seminar
“Perencanaan Lay out Perusahaan”. Maka dapat dibuat kesimpulan, bahwa perencanaan
lokasi dan strategi lay out yang tepat dan baik, akan memberikan dampak positif bagi
perusahan karena strategi lay out yang tepat menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra
perusahaan.
Perencanaan lokasi dan strategi lay out yang tepat akan mendukung sebuah perusahaan di
dalam pencapaian tujuan (goal) yang mengarah pada peningkatan profitabilitas perusahaan
yang didasari dengan adanya efisiensi dan produktifitas kerja yang baik.
3.2 Saran
Penulis menyarankan jika ingin membangun suatu usaha, haruslah merencanakan
lokasi dan lay out perusahaan yang baik. Karena strategi lay out yang tepat dapat memberikan
keunggulan bagi perusahaan dalam persaingan.
Referensi:
 https://moryaritonang.wordpress.com/2010/04/04/seminar-manajemen/
 https://obiand.wordpress.com/2012/06/02/manajemen-operasional-tentang-lay-out-produksi/
 http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/prinsip-dasar-tujuan-dan-manfaat.html

Anda mungkin juga menyukai