Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

TENTANG
LOKAKARYA MINI BULANAN PUSKESMAS MANDIANGIN TAHUN 2018

I. Pendahuluan
A. Umum / Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan
dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5
(lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai
siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 (lima) tahunan maupun
rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota harus
juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu (evidence based) dan prediksi kedepan
yang mungkin terjadi. Proses selanjutnya adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kegiatan/program yang disusun.
Pemahaman akan pentingnya manajemen Puskesmas, telah diperkenalkan sejak tahun
1980, dengan disusunnya buku-buku pedoman manajemen Puskesmas, yang terdiri atas Paket
Lokakarya Mini Puskesmas (tahun 1982), Pedoman Stratifikasi Puskesmas (tahun 1984) dan
Pedoman Microplanning Puskesmas (tahun 1986). Paket Lokakarya Mini Puskesmas menjadi
pedoman Puskesmas dalam melaksanakan lokakarya Puskesmas dan rapat bulanan Puskesmas.
Pada tahun 1988, Paket Lokakarya Mini Puskesmas direvisi menjadi Pedoman Lokakarya Mini
Puskesmas dengan penambahan materi penggalangan kerjasama tim Puskesmas dan lintas sektor,
serta rapat bulanan Puskesmas dan triwulanan lintas sektor. Pada tahun 1993, Pedoman Lokakarya
Mini dilengkapi cara pemantauan pelaksanaan dan hasil-hasil kegiatan dengan menggunakan
instrument Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Pedoman Stratifikasi Puskesmas (tahun 1984),
digunakan sebagai acuan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota, untuk dapat
meningkatan peran dan fungsinya dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
B. Landasan Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas.
C. Maksud dan Tujuan
Kegiatan lokakarya mini Merupakan pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya.
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan:
1) Tujuan umum : terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas.
2) Tujuan khusus
a) Diketahuinya hasil kegiatan puskemas bulan lalu
b) Disampaikanya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai kebijakan serta
program
c) Diketahuinya hambatan / masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu
d) Dirumuskannya cara pemecahan masalah
e) Disusunnya rencana kerja bulan baru.
II. Kegiatan yang dilaksanakan
Hari / Tanggal : Sabtu / 29 September 2018
Pukul : 09.00 wib s/d selesai
Tempat : Puskesmas Mandiangin
Penanggungjawab : Kepala Puskesmas : dr. Sat Joga Agus Widi Nugroho
Notulen : Meri Sandi, S. Farm, Apt
Moderator : Rena Nelly, AM. Kep
Rincian Kegiatan:
a. Pembukaan oleh moderator
b. Arahan dan kata sambutan dari kepala puskesmas
c. Penyampaian capaian dari pemegang program
d. Penyampaian dari perwakilan PL- KB
e. Diskusi
f. Penutup

III. Hasil Kegiatan

1. Arahan dari kepala puskesmas


 Pencapaian program sampai triwulan III Tahun 2018 masih banyak yang belum tercapai
 Diharapkan kepada seluruh staf puskesmas mandiangin dan bidan desa untuk bekerja sama
dalam pencapaian tiap- tiap program
 Kedisplinan harus ditingkatkan: cara berpakaian, jam kerja, pelaksanaan apel, dll
 Hasil supervisi ke tiap poskesdes sudah dilaporkan oleh penanggung jawab supervisi
kepada kepala puskesmas. Diharapkan kepada bidan desa untuk dapat menindaklanjuti
hasil supervisi tersebut dan memperbaiki hal- hal yang masih kurang.
 Bidan desa diharapkan untuk berkoordinasi dengan pihak desa, agar kebutuhan yang masih
kurang di pustu/poskesdes dapat diusulkan untuk dapat dimasukkan ke rencana belanja
desa (belanja alat kesehatan, pemberian makan tambahan/vitamin, pembangunan
posyandu,dll ).
 Kelengkapan saran dan prasarana di pustu/poskesdes untuk dapat dilengkapi, yaitu: alur
pelayanan, jenis pelayanan, plang merk, dll
 Rekam medis di poskesdes dan pustu harus dilengkapi dan disimpan selama 2 tahun dan
setelah 5 tahun baru boleh dimusnahkan jika pasien tidak berkunjung lagi.
 Kebersihan di pustu dan poskesdes harus ditingkatkan lagi; sampah harus dibuang dan
dimusnahkan. Halaman poskesdes dibersihkan, di dalam gedung jangan sampai berdebu.
 Jika ada KLB di desa harap segera laporkan ke puskesmas, agar pihak puskesmas segera
melaporkannya ke dinas kesehatan untuk dapat ditindaklanjuti (pengambilan sampel).
2. Penyampaian dari pemegang program
a. Program KIA-KB
 Capaian PWS KIA Triwulan III:
 K1 : 65,4 %
 K4 : 53,9%
 Persalinan nakes : 56,6 %
 Kunjungan nifas : 60,5%
 Deteksi resti oleh masyarakat : 49,2 %
 Penanganan komplikasi maternal : 40,2 %
 Penanganan komplikasi neonatal : 40,2 %
 KNI : 65,67%
 KN lengkap : 70,7 %
 Kunjungan bayi : 72,9 %
 Kunjungan balita : 36,8 %
 MTBS : 31 %
 Capaian KB sudah bagus, harap untuk tetap dipertahankan
 Peta dan grafik KB harap dinaikkan
b. Program Gizi

Pencapaian program gizi triwulan III:

 % Balita gizi buruk mendapatkan perawatan : 100 %


 Balita yang ditimbang berat badannya : 38,7 %
 Bayi mendapatkan ASI eksklusif : 87,2 %
 % Bayi mendapatkan Vitamin A : 95,7 %
 % Ibu hamil mendapatkan Fe : 51 %
 % Bumil KEK mendapatkan PMT : 76,9 %
 % Balita kurus mendapatkan makanan tambahan : 90,9 %
 % Remaja putri mendapat Tablet tambah darah :-
 % Bufas mendapatkan Vitamin A : 34,3 %
 % Bayi baru lahir mendapatkan IMD : 44 %
 % BBLR : 9,4 %
 % Balita mempunyai KMS : 44,8 %
 % Balita ditimbang naik BB : 86,4 %
 % Balita ditimbang tidak naik BB : 86,4 %
 % BGM : 0,9 %
 % Bumil anemia : 3,2 %
c. Program P2P
 Kasus diare : 565
 Kasus rabies : 11 kasus ( 2 divaksinasi ), hewan penggigit terbanyak anjing
 ISPA : 1.946
 Pneumonia : 14 Kasus
 Campak :-
 TB Paru : 21 kasus
 Leaflet tatalaksana kasus akan dibagikan kepada bidan desa : untuk tatalaksana diare
ditaruh di pojok LROA
 Bidan desa diharapkan untuk memotivasi kader dalam membantu pihak puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan pendataan keluarga sehat
3. Penyampaian dari
 Diharapkan kepada bidan desa untuk memotivasi masyarakat menggunakan MKJP/AKDR
 Kegiatan bina lansia sudah dilaksanakan di desa Taman Dewa dan Mandiangin, diharapkan
kerjasama dari pihak puskesmas untuk dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut, seperti
melaksanakan kegiatan penyuluhan, melakukan pemeriksaan kesehatan, dll.
4. Diskusi

Anda mungkin juga menyukai