Anda di halaman 1dari 1

RESUME PENGANTAR UNTUK STRESS OXIDATIF DALAM PENELITIAN BIOMEDIK

DAN BIOLOGIS
Halaman 1169-1171

Stress pertama kali digunakan dalam literatur biomedis sebagai deskripsi peningkatan aktivitas
dalam sistem hormon, khususnya mengenai kortikosteroid dari korteks adrenal. Stress merupakan
faktor utama penyebab penyakit sesuai dengan penelitian terbaru stress berkaitan dengan
patomekanisme penyakit fmanusia. Istilah "stres oksidatif" diciptakan 30 tahun yang lalu. Konsep stress
oksidatif sering dihubungkan dengan masalah penuaan, metabolisme oksigen radikal dalam sistem
biologis dan ketidakseimbangan redoks dalam sel dan organisme. Ketidakseimbangan redoks menurut
salah satu definisi adalah nama lain untuk stres oksidatif yang didasarkan pada persamaan Nernst
dengan mempertimbangkan semua pasangan redoks yang ada di dalam sel atau di subkomponen seluler
yang berbeda. Dalam perkembangannya, stress oksidatif juga dihubungkan dengan peran mitokondria
karena mitokondria merupakan sumber utama produksi Reactive Oxygen Species (ROS). Menurut
Lushchak, Stres oksidatif adalah situasi ketika konsentrasi ROS steady-state meningkat secara transien
atau kronis, mengganggu metabolisme sel dan pengaturannya serta merusak konstituen seluler.
Sistem genetic molecular sangat ideal untuk mempelajari hubungan antara berbagai jenis stress
(stres panas, stres oksidatif oleh oksidan yang berbeda seperti H2O2, paraquat, dan diamide, stres
osmotik, stres garam, dll) dengan mempelajari reaksi dari sel-sel untuk menurunkan kondisi stres
dengan metode transcriptomic dan proteomic. Sistem reaktivitas silang yang rumit dan adaptasi silang
juga ada dalam sel yang lebih tinggi. Namun, ini tidak pernah diuji secara rinci karena kesulitan teknis
yang lebih besar dalam sistem sel yang lebih tinggi. Dalam hal stress oksidatif, reaksi silang terjadi pada
sel dalam tubuh akibat radikal bebas yang sangat reaktif dan dengan mudah menjurus ke reaksi yang
tidak terkontrol.
Ilmu mengenai pemahaman stress oksidatif terus berkembang, dalam dua tahun terakhir saja,
59 buku muncul berurusan dengan stres oksidatif. Sebagian besar buku-buku ini berhubungan dengan
medis, mengobati stres oksidatif sehubungan dengan sejumlah besar penyakit spesifik yang berbeda
(misalnya: kanker, neurodegenerasi pada penyakit Alzheimer atau Parkinson, arteriosklerosis, dll.),
sumber antioksidan untuk mencegah penyakit, pro-okasidan actions dari antioksidan dan obat anti
penuaan, dan sebagainya. Namun, beberapa kasus konsep-konsep yang dideskripsikan untuk publik
dalam buku-buku tersebut tidak memiliki pendirian yang kuat dalam sains. Seperti contoh, terdapat
buku dan artikel tentang efek anti-penuaan dari banyak senyawa yang berasal dari tumbuhan, meskipun
uji klinis pada umumnya tidak menunjukkan penyembuhan yang dijanjikan atau peremajaan yang
menjanjikan.
Ketepatan penelitian dalam biologi redoks sangat tergantung pada keandalan metode anlalisis
yang digunakan dan progres di lapangan yang sering dipengaruhi oleh pengembangan metode analitis
baru. Pertama, metode modern dalam spektrometri massa protein telah memungkinkan untuk
mempelajari oksidasi residu sistein individu seperti yang ditunjukkan dalam bab oleh Verrastro et al.
Siklus redoks grup SH dalam protein dapat mengaktifkan atau menonaktifkan grup SH katalitik atau
menyempurnakan aktivitas katalitik. Ketika kelompok SH yang bersangkutan bertindak sebagai sensor
redoks mereka menjalani siklus redoks dimulai dengan pembentukan asam sulfenic seperti yang
dijelaskan juga dalam bab oleh Breitenbach et al. Menganalisis keadaan oksidasi kelompok SH pada
protein spesifik di seluruh "cysteine proteome" menggunakan metode spektrometri massa throughput
tinggi membuka bidang penelitian lebih besar ke dalam jaringan regulator sel.

Anda mungkin juga menyukai