PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana
dan terarah. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupan
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan / atau masyarakat.
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3. Hidup dalam lingkungan sehat dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Dengan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen yang ada
di Puskesmas Jagasatru dapat:
Puskesmas Jagasatru adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang kesehatan
dimana Puskesmas Jagasatru merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan Kota Cirebon
dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kelurahan
Jagasatru.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik yang ada di
Dinas Kesehatan Cirebon maupun kebijakan dari daerah kota Cirebon, maka UPT Puskesmas
Jagasatru pada tahun 2015 ini memiliki visi dan misi baru menyesuaikan dengan visi misi Kota
Cirebon dan Dinas Kesehatan yang baru :
VISI
UPT Puskesmas Jagasatru MITRA bagi masyarakat, menuju Kota Cirebon yang RAMAH
MITRA :
BerMutu
Inofatif
Terpercaya
Responsif
Akurat
Visi UPT Puskesmas Jagasatru harus sejalan dan mendukung Visi dari Kota Cirebon, oleh sebab
itu RAMAH yang menjadi Visi Kota Cirebon, menjadi tujuan akhir dari Visi UPT Puskesmas
Jagasatru itu sendiri.
RAMAH sesuai Visi Kota Cirebon yaitu “Terwujudnya Kota Cirebon sebagai Kota yang
Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018” :
Religius
Aman
Maju
Aspiratif
Hijau
MISI
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, dirumuskan beberapa misi sebagai berikut :
1. Memberikan Pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
2. Mendorong dan meningkatkan kemandirian individu, keluarga & masyarakat
3. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme petugas puskesmas
NILAI
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi tersebut, telah ditetapkan nilai-nilai yang dianut oleh
seluruh karyawan UPT Puskesmas Jagasatru yaitu :
Profesional
Tanggung jawab
Ramah
Ikhlas
Nilai-nilai yan sudah ditetapkan dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan tersebut
hendaknya juga melekat dengan budaya kerja Malu yang sudah disepakati bersama.
MOTTO
Dalam memberikan pelayanannya mempunyai janji pelayanan berupa motto yaitu UPT
Puskesmas Jagasatru melayani dengan CANTIK :
Cepat
Akurat
Nyaman
Terpercaya
Inovatif
Kreatif
Dengan Visi, Misi, Nilai serta Moto pelayanan yang jelas, maka diharapkan arah pembangunan
kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru dapat berjalan dengan baik, berMutu,
Inovatif, Terpercaya, Responsif dan Akurat sehingga bermanfaat secara optimal bagi
masyarakat.
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Jagasatru maka perlu
adanya suatu informasi yang dapat menggambarkan pelaksanaan fungsi Puskesmas pada
penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat
pertama diwilayah kerjanya sebagai gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas Jagasatru.
BAB. II
GAMBARAN UMUM
1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
Puskesmas Jagasatru merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kota Cirebon. Kota
Cirebon terletak di pantai utara propinsi Jawa Barat. Secara geografis Kota Cirebon terletak pada
posisi 108,33° dan 6,41° LS pada pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian 5 m dari permukaan
laut . Kota Cirebon beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 24°C − 33°C. Kota
Cirebon memiliki 5 Kecamatan, yaitu:
Kecamatan Kejaksan
Kecamatan Kesambi
Kecamatan Pekalipan
Kecamatan Lemahwungkuk
Kecamatan Harjamukti
– Sebelah Utara
: Kelurahan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan
– Sebelah
: Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk
Selatan
: Kelurahan Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk
– Sebelah Timur
: Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi
– Sebelah Barat
Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.1
Situasi Geografi RW
Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas kesehatan
yaitu Puskesmas Jagasatru relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 17 menit dan waktu
tempuh yang terdekat 5 menit ini diukur dengan menggunakan kendaraan umum. Wilayah
terjauh dari lokasi Puskesmas Jagasatru adalah RW IV yang berjarak ± 300 m dengan jarak
tempuh ± 10 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua.
1. Kependudukan / Demografi
Wilayah Kerja Puskesmas Jagasatru adalah Kelurahan Jagasatru Kecamatan Pekalipan Kota
Cirebon dengan jumlah penduduk menurut sumber data Discapil Kota Cirebon Desember 2015
sebanyak 12.231 jiwa terdiri dari 6.252 jiwa penduduk laki laki dan 5.979 jiwa perempuan
dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.642 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk
per RW di Kelurahan Jagasatru yang paling banyak adalah RW 05 Pegajahan Selatan yaitu 1.742
jiwa (14,24%), sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah RW 01 yaitu 734 Jiwa (6 %).
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru ditampilkan di Tabel 2.2
Tabel 2.2
Kepadatan
RW Luas Rata-
Jumlah Jumlah pddk Jumlah
No daerah rata
rumah KK pddk
Jagasatru (km²) jiwa/KK
(km2)
1 I 2,5 129 181 3 238 734
2 II 2,53 177 269 5 423 1243
3 III 4,92 178 268 4 223 1315
4 IV 2,46 213 239 4 502 1429
5 V 4,42 267 441 4 368 1742
6 VI 2,96 156 290 4 332 1118
7 VII 3,28 198 245 5 306 1212
8 VIII 3,96 168 276 4 276 1248
9 IX 3,64 118 193 3 206 907
10 X 3,92 159 242 6 284 1283
Jumlah 34,59 1763 2642 4 305 12.231
Berdasarkan UU No. 56/1960 tentang kategori jumlah penduduk, maka kriteria kepadatan
penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3
Klasifikasi Kepadatan Penduduk
Luas wilayah Kelurahan Jagasatru menurut data yang kami peroleh dari Kelurahan Jagasatru
adalah kurang lebih 34,595 Ha meliputi 10 RW (Rukun Warga) serta 51 RT (Rukun
Tetangga). Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat diketahui
kepadatan penduduk Kelurahan Jagasatru rata-rata 367 jiwa/km2, dengan tingkat hunian > 5
jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang padat dan potensial terhadap penularan
penyakit.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada di
Kelurahan Jagasatru dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4
No Umur
Laki-laki Perempuan Total
(th)
1 00 – 04 446 423 869
2 05 – 09 537 455 992
3 10 – 14 575 496 1071
4 15 – 19 532 536 1068
5 20 – 24 478 478 956
6 25 – 29 505 434 939
7 30 – 34 594 539 1133
8 35 – 39 618 528 1146
9 40 – 44 520 441 961
10 45 – 49 414 403 817
11 50 – 54 299 341 640
12 55 – 59 237 296 533
13 60 – 64 220 206 426
14 65 – 69 105 147 252
15 70 – 74 83 118 201
16 Ø 75 89 138 227
Jumlah 6.252 5.979 12.231
Sumber : Kelurahan Jagasatru kec Pekalipan Kota Cirebon
Jumlah penduduk Kelurahan Jagasatru yang berada pada golongan usia antara usia 15 – 64
tahun sebanyak 2.416 jiwa ( 19,75 % ) dimana golongan usia tersebut merupakan usia
produktif serta merupakan sasaran program yang paling efektif. Sedangkan Rasio Beban
Tanggungan di Kelurahan Jagasatru mencapai 80,25%, yang berarti rasio beban tanggungan di
wilayah Kelurahan Jagasatru masih cukup tinggi dan ini merupakan beban tanggungan ekonomi
penduduk usia produktif. Tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai angka 80,25%
ini merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi di Kelurahan Jagasatru, karena
sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produktif, harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.
Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan
dalam datu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki
untuk tiap 100 penduduk perempuan (Lembaga Demografi, FEUI dalam Supartini: 2005)
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang terdapat dalam
penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan yang temasuk kedalam
penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan definisi tersebut akan
mencerminkan /100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk kelurahan Jagasatru dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan (5.979 jiwa) di
Kelurahan Jagasatru lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki (6.252 jiwa) dengan Sex
Ratio 104,67 %, oleh karenanya selain perlu memberikan perhatian pada penduduk golongan
perempuan supaya lebih intensif, juga perlu dilakukan terhadap penduduk golongan laki-laki
sebagai pencari nafkah pada keluarganya.
Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di kelurahan Jagasatru dapat dilihat
pada gambar 2.2 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan Perempuan.
Gambar 2.2
Dari jumlah penduduk di kelurahan Jagasatru yaitu 12.231 jiwa, 6.950 jiwa (57,29%)
diantaranya merupakan Masyarakat Miskin ( lihat Tabel 2.5 ), tentunya ini merupakan
permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6
JENIS
LAKI –
NO PEREMPUAN JUMLAH %
LAKI
PEKERJAAN
1 PNS 129 61 190 28,27%
2 Industri Rumah tangga 18 9 27 4,02%
3 Pedagang keliling 5 2 7 1,34%
4 Montir 5 0 5 0,74%
5 Dokter Swasta 0 1 1 0,15%
6 Pembantu Rumah Tangga 0 21 21 3,13%
7 TNI 9 0 9 1,34%
8 POLRI 8 1 9 1,34%
9 Pensiun PNS/TNI/POLRI 56 96 152 22,62%
10 Notaris 0 1 1 0,15%
11 Jasa Pengobatan Alternatif 1 0 1 0,15%
12 Dosen Swasta 2 0 2 0,30%
13 Karyawan perusahaan swasta 182 64 246 36,61%
14 Karyawan perusahaan 1 0 1 0,15%
pemerintah
JUMLAH 416 256 672 100%
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Jagasatru sebagian besar adalah karyawan swasta
sebanyak 246 orang (37%) serta PNS/TNI/Polri 208 orang (31%) sedangkan yang tidak
bekerja/pensiunan pegawai sebanyak 152 orang (23%). Bila melihat Tabel 2.5 tersebut diatas
kita gabungkan golongan yang bekerja sebagai karyawan swasta ditambah dengan pensiunan dan
yang tidak bekerja serta yang bekerja sebagai buruh tidak tetap sebagai golongan yang
berpenghasilan rendah, maka jumlah penduduk yang berpenghasilan rendah ada sebanyak 431
orang (64,1%), hal ini tentunya akan mempengaruhi daya beli masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Dari gambaran Tabel 2.7 di bawah, dapat dilihat bahwa sebagian besar (76,67%) penduduk
kelurahan Jagasatru memiliki pendidikan yang baik yaitu SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
Ini berarti tingkat pendidikan masyarakat di wilayah Kelurahan Jagasatru sudah cukup baik
Tabel 2.7
NO URAIAN JUMLAH %
1 Tidak Sekolah 38 0.31%
2 Pernah SD 37 0.30%
3 Lu Lulus S.D 2337 19.11%
4 Lulus S.L.T.P. 2431 19.88%
5 Lulus S.L.T.A. 6084 49.74%
Lulus Perguruan Tinggi /
.6 1306 10.66%
Akademi
JUMLAH 12.231 100%
Melihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang masih banyak hanya lulusan SD dan bahkan
pernah SD tetapi tidak lulus sebanyak 3.720 orang (42%) hal ini tentunya sangat
mempengaruhi terhadap kualitas hidup dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Perlu adanya
antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral seperti Kelurahan, Dinas
Pendidikan dan Dinas Sosial untuk mengantisipasi tidak bertambah lagi jumlah anak yang
hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca tulis saja namun tidak lulus SD karena hal ini
akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan sosial lainnya seperti angka kesskitan
meningkat, masalah penyalahgunaan Narkoba, Penularan IMS HIV AIDS.
Sasaran Program Puskesmas tersebut di atas, kemudian di kelompokan pada kelompok sasaran
khusus / kelompok rentan. Kelompok usia rentan di wilayah kelurahan Jagasatru ada sebanyak
5.409 orang (%) ini termasuk didalamnya jumlah anak sekolah baik SD, SMP maupun SMA
sebanyak 3.131 orang. Bila dibandingkan dengan tenaga, sarana dan prasarana yang ada di
Puskesmas Jagasatru, maka hal ini merupakan suatu tantangan untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal dan prima bagi masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.8
Tahun 2016
SASARAN
BAY
N NAMA IBU
IBU IBU I BALIT
O RW NEONATU LANSI Ke
HAMI BERSALI A 12-59
MENYUSU S A t
L N 0-11 BL
I
BL
Kutagara
1 14 14 14 16 8 40 95
Utara
Kutagara
2 20 20 20 22 13 67 156
Selatan
3 Jagasatru 17 17 16 16 12 79 91
Pegajahan
4 18 18 18 18 13 79 153
Utara
Pegajahan
5 28 28 26 24 23 68 110
Selatan
Cucimana
6 20 18 17 17 9 56 239
h Timur
Cucimana
7 20 18 15 15 9 62 118
h Barat
Kra.
8 Jagasatru 20 19 19 19 9 70 162
Timur
Kra.
9 14 14 13 13 20 47 93
Jagasatru
Barat
Kra.
10 Jagasatru 19 16 15 18 8 52 178
Selatan
Jumlah 190 182 275 178 124 620 1395
Sumber: Data Sasaran Wilayah UPT Puskesmas Jagasatru 2016– Dinas Kesehatan Kota
Cirebon
Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat miskin. Di
wilayah kerja Puskesmas Jagasatru, jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan program
BPJS PBI Pusat sebanyak 3.634 jiwa dan BPJS (PBI) Jamkesda 3.316 jiwa Proporsi
penduduk miskin terhadap jumlah penduduk seluruhnya juga tinggi yaitu sebesar 61,2 % di
wilayah Kelurahan.
Tabel 2.9
Masyarakat Miskin yang mendapatkan BPJS PBI dan BPJS Jamkesda (PBI)
JUMLAH BPJS
JUMLAH JUMLAH
NO RW
(PBI)
BPJS PBI PUSAT TOTAL
JAMKESDA
1 I 310 272 582
2 II 289 503 792
3 III 403 351 754
4 IV 333 294 627
5 V 564 436 1000
6 VI 467 249 716
7 VII 271 123 394
8 VIII 377 501 878
9 IX 160 331 491
10 X 460 288 748
JUMLAH 3677 3348 7025
Sumber: Data Peserta Jamkesmas/BPJS (PBI) Wilayah UPT Pusk. Jagasatru- Dinas
Kesehatan Kota Cirebon
1. HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
1. ANALISA KETENAGAAN
Puskesmas Jagasatru mempunyai tenaga 33 orang pegawai dengan rincian dapat dilihat pada
Tabel 2.10 di bawah ini :
Tabel 2.10
UPT Puskesmas Jagasatru dengan jumlah kunjungan rata-rata perhari ± 150 hingga saat ini
belum memiliki tenaga akuntansi, rekam medik dan tenaga IT sesuai akademik untuk menangani
masalah keuangan, penataan dokumen medis dan program IT, dimana saat ini masih dilakukan
oleh tenaga fungsional Perawat dan Bidan sehingga dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan pelayanan kesehatan di puskesmas
tidak hanya upaya kesehatan perorangan saja, tetapi ada upaya kesehatan masyarakat yang masih
banyak memerlukan perhatian dari semua komponen puskesmas termasuk oleh Perawat dan
Bidan fungsionalnya.
Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, yang ditandai
dengan adanya kepengurusan Kampung Siaga di seluruh RW, di Kelurahan Jagasatru.
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi masyarakat miskin di
masing masing RW yang berperan dalam menentukan sasaran masyarakat miskin yang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional. Tim tersebut
di bentuk berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh warga masyarakat kemuadian akan disahkan
oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Lurah
dan Camat.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru sudah baik
khususnya di bidang kesehatan adalah pada tahun 2015 Juara III lomba Kampung Siaga
Tingkat Kota Cirebon yang diraih oleh Kampung siaga RW 07 Kelurahan Jagasatru, Juara
II Lomba cerdas cermat tentang HIV AIDS tingkat Kota Cirebon yang diraih oleh Warga
Peduli AIDS (WAPA) Kelurahan Jagasatru, Juara II Lomba Sekolah Peduli Sanitasi Tingkat
Kota oleh SD Karang Anyar Kelurahan Jagasatru.
Kelurahan Jagasatru kembali mendapatkan prestasi tingkat kota yaitu diraihnya Juara II Lomba
Ponsyandu Tingkat Kota Tahun 2016 oleh Posyandu Cempaka RW 05 Jagasatru.
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama Puskesmas
dengan lintas sektoral, diantara yaitu :
kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
dan Departemen Agama.
Pelaksanaan Donor darah di wilayah RW 8, RW 9 dan RW 10 Kelurahan Jagasatru
bekerjasama dengan Hotel Intan.
Rapat Koordinasi bulanan dengan para kader, PKK dan PLKB di Kelurahan Jagasatru.
Forum Koordinasi Imunisasi bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK, IBI, PC
Muslimat.
kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan beberapa PAUD
(Pendidkan Anak Usia Dini) binaan DPMPKB di wilayah Kelurahan Jagasatru.
Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Jagasatru dan Kecamatan
Pekalipan.
Kegiatan RSBM (Rumah Sakit Berbasis Masyarakat) bekerja sama dengan jejaring
RSBM wilayah Kecamatan Pekalipan yaitu dokter spesialis kandungan RSPAD (Rumah
Sakit Panti Adi Dharma), dokter spelialis anak RS Ciremai dan dokter spesialis Jantung
RS Gunung Jati Cirebon.
Kegiatan LKB HIV-AIDS (Layanan Komprehensip Berkesinambungan HIV-
AIDS), screening IMS-HIV Aids pada Suscatin dan Pembinaan Kelompok Remaja di
Kecamatan Pekalipan, bekerja sama dengan BPMPPKB, KPA, Kantor KUA Kecamatan
Pekalipan, LSM Cipta Rasa, kader kesehatan, kader remaja dan seluruh RW Kelurahan
Jagasatru.
Kerjasama Puskesmas Jagasatru dengan PT Kalbe divisi Nutritional (Lovamil)
Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan indikator yang
dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas yang bersangkutan.
Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program UPT Puskesmas Jagasatru, yang terdiri dari
Program UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Program UKM
Pengembangan, Program UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium dan Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Hasil cakupan Program UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat meliputi
program :
Tabel 2.11
CAKUPAN TREND
NAMA
NO TARGET KETERANGAN
KEGIATAN 2014 2015 2016 2014-
2016
1 Cakupan (KIP/K) 5% 5,07% 5% 4% Mencapai target ↓↓
Cakupan Penyuluhan
2 Kelp.di dalam 100% 100% 100% 75% Mencapai target = ↓
gedung
Cakupan Institusi
3 100% 100% 100% 100% Mencapai target ==
Kes.ber-PHBS
Pengkajian &
4 Pembinaan PHBS di 65% 89,61% 65% 80% Mencapai target ↓↑
Tatanan RT
Penyuluhan
5 Kelompok oleh 100% 100% 100% 100% Mencapai target ==
Petugas di Masy.
Pembinaan UKBM
6 (%) Posy. Purnama 65% 100% 65% 100% Mencapai target ↓↑
& Mandiri
Pembinaan
7 Pemberd.Masy (%) 65% 100% 60% 100% Mencapai target ↓↑
RW Siaga Aktif
Cakup. Individu/
Tidak Mencapai
8 Keluarga melalui 50% 37,28% 50% 50% ↑=
target
Kunj. Rumah
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan diluar
gedung di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru secara umum telah berjalan dengan cukup baik.
Namun kegiatan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan
rumah perlu ditingkatkan lagi agar dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan
kelompok di tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di seluruh
wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.12
Tahun 2014-2016
Jumlah Sekolah
Sekolah
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Jumlah PAUD 2 2 2
Jumlah TK 2 2 2
Jumlah SD 8 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1
Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah
berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi lintas
program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPT Puskesmas Jagasatru dengan
UPT Pendidikan Kecamatan Pekalipan sudah terjalin cukup baik.
Tabel 2.13
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
1 Penjaringan TK 100 % 100 % 100 % 100 % Mencapai target =
2 Penjaringan SD 100 % 100 % 100 % 100 % Mencapai target =
Penjaringan
3 100 % 100 % 100 % 100 % Mencapai target =
SMP/MTS
Penjaringan
4 100 % 100 % 100 % 100 % Mencapai target =
SMA/MA
Pemeriksaan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
berkala
Pemberian obat
6 100 % 100 % 100 % 100 % Mencapai target =
cacing
Tabel 2.14
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
Belum mencapai
1 Klinik sanitasi 10% 11,1% 12,2 % 9,1% ↑↓
target
Pengawasan dan
2 93% 100% 100% 100% Mencapai target ==
Pembinaan TTU
Pengawasan dan
3 90% 92% 90% 93,4% Mencapai target ↓↑
Pembinaan TPM
4 Pengawasan TPS 93% 100% 100% 100% Mencapai target ==
Kunjungan Belum mencapai
5 100% 93,8% 92,6 % 80,1% ↓↓
Rumah Sehat target
Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru tahun 2016
sudah banyak mengalami peningkatan, terlihat dari trend yang meningkat dari hampir seluruh
cakupan program kesling. Hasil Cakupan Klinik Sanitasi perlu ditingkatkan lagi yaitu dengan
adanya penurunan trend sebanyak 3,1 % dari tahun sebelumnya.
Peningkatan kerjasama yang baik antara kader, binwil, lintas program serta dengan dokter
pemeriksa di BP Umum perlu tetap dilakukan agar kasus-kasus penyakit bersumber dari
linkungan atau binatang dapat dengan segera di informasikan /konsulkan/dirujuk ke klinik
sanitasi agar petugas surveilans bersama-samapetugas sanitasi bisa mendapatkan data untuk
memecahkan/mencari akar permasalahan di lapangan sehingga kasus-kasus tersebut tidak
menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah sehat, masih
perlu ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya
wilayah kelurahan jagasatru yang bersih dan sehat dengan demikian diharapkan derajat
kesehatan masyarakat Kelurahan Jagasatru pun akan meningkat.
Tabel 2.15
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
1 K1 95 % 96,19% 104 % 96,84% Melebihi target ↑↓
2 K4 90 % 90% 93,5% 95,26% Mencapai target ↑↑
3 Deteksi Risti 20 % 34,76% 31,5% 43,15% Melebihi target ↓↑
Persalinan Kurang dari
4 90 % 85,64% 90,67% 93,40% ↑↑
Nakes target
Kurang dari
5 KN1 90 % 88,60% 101,74% 98,26% ↑↓
target
Kurang dari
6 N2 90 % 88,08% 100,56% 93,64% ↑↓
target
Kurang dari
7 N3 90 % 87,04% 96,51% 93,64% ↑↓
target
8 B2 90 % 90,95% 95,93% 86,52% Melebihi target ↑↓
Kurang dari
9 B5 90 % 78,19% 90,11% 96,62% ↑↑
target
Kurang dari
10 B8 90% 76,59% 98,25% 91,01% ↑↓
target
11 B12 90 % 91,49% 89,53% 94,94% Melebihi target ↓↑
PELAYANAN
12 75% 78,73% 78,97% 70,48% Melebihi target ↑↓
KB
Hasil Cakupan Program KIA / KB UPT Puskesmas Jagasatru Tahun 2016 sudah banyak
peningkatan dibandingkan pada tahun 2013, tetapi masih perlu ada peningkatan yang lebih baik
lagi pada beberapa cakupan, oleh karena beberapacakupan kegiatan yang belum memenuhi
target, diantaranya yaitu kegiatan Linakes, KN1, N2, N3, B5, B8.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan (petugas proram KIA, Binwil, Lintas
Program) , petugas kesehatan dengan kader kesehatan melalui kunjungan rumah dalam
penemuan dan pemantauan ibu hamil serta neonatal sehingga penanganan kasus resti baik pada
ibu hamil atau pun neonatal dapat dilakukan sedini mungkin dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu dan kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan sehingga dapat
menghitung cakupandengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil cakupan yaitu
dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib administrasi KIA serta
meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas dan
seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil cakupan
program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2014 –2016 menunjukan peningkatan dari
tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini sudah lebih baik, oleh karena akseptor KB kurang
mantap (Suntik, pil) sudah mulai mau beralih ke kontrasepsi yang lebih mantap seperti IUD dan
WOW.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas, kader,
lintar sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat masihperlu lagi
digalakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya
sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru
memiliki satu anak mau untuk menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa
balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
khususnya di Kelurahan Jagasatru sehingga kepadatan penduduk dapat berkurang.
Tabel 2.16
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
1 MTBS (2bl-5th)
· Balita 10% 25,17 75,6% 100% Melebihi target ↑↑
2 MTBM (0-2bl)
·
Neonatus (0- 100 % 100% 100% 100% Mencapai target ==
28 hr)
· Bayi 100 % 100% 100% 100% Mencapai target ==
(0- 2 bl)
Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPT Puskesmas Jagasatru Tahun 2014–2016 sudah cukup baik.
Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah seperti
campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat
seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar cakupan
program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program
dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
Tabel 2.17
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
1 Jumlah balita ( S ) 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
Balita Yg
2 mempunyai kartu 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
(K)
Balita yg ditimbang
Kurang dari
3 naik berat 74% 74,60% 66,85% 75,85% ↓↑
target
badannya ( N/D )
Balita dgn berat
Kurang dari
badankurang
4 5% 0% 0,096% 0,9% target (Jumlah ↑↓
(BGM ) / KEP
BGM berkurang)
nyata
Cakupan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
Penimbangan (K/S)
Tingkat partisipasi
6 84% 86,76% 88,06% 88,14% Mencapai target ↑↑
masyarakat (D/S)
Pencapaian
7 45% 57,10% 58,87% 64,56% Mencapai target ↑↑
program (N/S)
Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2016 di Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, hampir
seluruhnya mencapai target. Tetapi masih ada beberapa yang trend nya menurun yaitu cakupan
D/S dan N/S.Cakupan N/D masih belum mencapai target, tetapi trendnya mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2015. Peran serta masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat dalam pelaksanaan posyandu oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut
dapat dilihat dari pencapaian cakupan D/S 88,14% dengan demikian ada peningkatan trend
dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali penimbangan
oleh karena masih ada sebanyak 25,4% balita yang tidak mengalami peningkatan berat badan
pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor
dalam pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan penurunan ini diikuti pula dengan
adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup
ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat
tumbuh dengan sehat.
Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat tidak ada lagi balita gizi
buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
1. Program Imunisasi
Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai target
sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah 100% dilakukan, hal ini
pun terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya meskipun ada beberapa pencapaian yang
trendnya mengalami peningkatan.
Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini disebabkan karena
jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru berdasarkan proyeksi terlalu
besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.18
NAMA
NO TARGET CAKUPAN KET TREND
KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Imunisasi BCG 95% 72,87% 100,58% 84,3% Target ↑↓
Imunisasi DPT
2 95% 78,19% 96,51% 91% Target ↑↓
Hb1
3 Imunisasi DPT 95% 85,11% 95,35% 96,6% Target ↑↑
Hb2
Imunisasi DPT Kurang
4 95% 85,11% 92,4% 92,7% ↑↑
Hb3 dari target
5 Imunisasi Polio1 95% 72,87% 100,58% 84,3% Target ↑↓
6 Imunisasi Polio2 95% 78,19% 96,51% 91% Target ↑↓
7 Imunisasi Polio3 95% 85,11% 95,35% 96,6% Target ↑↑
Kurang
8 Imunisasi Polio4 95% 86,70% 92,4% 92,7% ↑↑
dari target
Imunisasi
9 90% 88,30% 84,3% 98,3% Target ↓↑
Campak
Imunisasi Kurang
10 98% 85,11% 95,35% 96,1% ↑↑
Hepatitis unijek dari target
Kurang
11 Imunisasi TT 1 90% 42,38% 86,50% 32,63% ↑↓
dari target
Kurang
12 Imunisasi TT 2 85% 35,24% 79% 24,21% ↑↓
dari target
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran riil, hasil
cakupan imunisasi di beberapa RW rendah karena adanya pemahaman dari keyakinan beberapa
masyarakat bahwa bahan baku untuk pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak halal
sehingga masyarakat tidak mau membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari
kelompok rentan perlu dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun
kelompok agar program imunisasi dapat berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di
wilayah Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tabel 2.19
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
1 DT 95% 91,06% 94,96% 83,1% Kurang dari target ↑↓
2 TD 95% 94,64% 95,62% 88,6% Kurang dari target ↑↓
3 Campak 95% 91,28% 94,6% 97,6% Kurang dari target ↑↑
Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2016 di sekolah-sekolah pada
umumnya sudah Mengalami Peningkatan, karena ada beberapa murid yang tidak diijinkan
dilakukan imunisasi di sekolah oleh orang tuanya, sehingga pihak sekolah pun tidak mengijinkan
anak tersebut untuk diimunisasi.
Anak-anak yang belum diimunisasi pada saat kegiatan BIAS oleh karena sakit atau ijin,
dilakukan diimunisasi pada saat kegiatan sweeping oleh petugas.
Pada tahun 2016 ini ada peningkatan penemuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi
7 orang, dimana pada tahun-tahun sebelumnya hanya ditemukan 6 kasus pertahun.
Penanganan penderita pasca penemuan kasus melalui pemeriksaan epidemiologi oleh petugas
DBD dan SE sudah berjalan dengan baik dengan demikian rantai penularan dapat diputus sedini
mungkin. Selain itu juga berkat koordinasi dan kerjasama yang baik antara pihak puskesmas
dengan Kecamatan, Kelurahan, RW serta para kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru kasus DBD ini dapat ditekan sampai akhir tahun 2016 melalui gerakan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui kegiatan 3M (menguras, menutup, mengubur).
Adapan hasil cakupan program DBD dapat dilihat pada tabel 2.18, sebagai berikut:
Tabel 2.20
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring pelaksanaan jentik
berkala oleh petugas tetap dilakukan sebagai upaya preventif dalam penanggulanagn kasus
DBD ini.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPT Puskesmas sudah cukup baik karena
ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang berpotensi menjadi wabah cepat
dan lengkap oleh petugas. Dengan adanya data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan
penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat sehingga kejadian KLB
serta perluasan wilayah KLB dapat dicegah.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokoh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem pengamatan
penyakit serta faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit
menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.21
1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di wilayah
UPT Puskesmas Jagasatru hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena
kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi lingkungan menjadi kurang baik,
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.
Tabel 2.22
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2014 2015 2016
Penemuan
1 kasus (semua 10% 100% 100% 100% Lebih dari target =
umur)
2 Diare Balita 20% 100% 100% 100% Lebih dari target =
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama yang paling
penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare. Peran serta
masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui kegiatan
rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Jagasatru telah berjalan cukup baik, hal ini ditandai
dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia yang memerlukan
penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan dilakukan pemantauan pasca
perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah kematian bayi/balita akibat
Pneumonia.
Tabel 2.23
Hasil Cakupan Program ISPA
NAMA HASIL
NO TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN CAKUPAN
Kurang dari
2014 85 86 77
Penemuan target
1 kasus ISPA Kurang dari ↓↑
2015 85 85 69
pneumonia target
2016 981 99 137 Lebih dari target
Penemuan kasus Ispa Pneumonia di perlukan kerjasama yang baik antara petugas ISPA, MTBS,
dokter pemeriksa serta kader kesehatan.
Tabel 2.24
PENCAPAIAN
NAMA 2014 2015 2016
NO TARGET
KEGIATAN
SASARAN ABSOLUT CAKUPAN SASARAN ABSOLUT CAKUPAN SASA
Penemuan
1 100% 11 17 155% 13 15 115% 12
kasus
Perkiraan
2 68% 110 129 117% 123 15 8,2% 91
Suspek
Angka
3 85% 11 11 100% 10 9 90% 18
konversi
Angka
4 100% 10 9 90% 16 15 93,7% 17
kesembuhan
Angka
5 kesalahan < 5% 129 0 0 63 1 1,5% 100
laborat
6 TB Anak > 10% 12 2 16% 17 1 5,8% 26
RO (+)
7 < 10% 11 0 0 15 1 6,6% 26
BTA (-)
Pelaksanaan program TB Paru di UPT Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, penemuan kasus
serta penemuan suspek sudah melampaui target yang seharusnya dicapai. Angka konversi belum
mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita yang ditemukan pada tahun tsb ada
beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif), beberapa penderita ada
yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA selalu hasilnya –
(negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan beberapa gejala yang mengarah
pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ + (positif) maka penderita diberikan
pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru pada orang-orang
sekitarnya.
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang penderita
pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif (kuman BTA sudah
tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).
Laboratorium UPT Puskesmas Jagasatru mulai tahun 2012 sudah diberikan kewenangan oleh
Dinas Kesehatan Kota Cirebon sebagai Laboratorium yang dapat dan mampu memeriksa dan
membaca hasil pemeriksaan apus sputumnya sendiri. Dengan demikian sejak awal tahun 2012
UPT Puskesmas Jagasatru tidak perlu lagi merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke
Laboratorium Prn yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Hal ini ditunjang
dengan adanya tenaga analis serta sarana prasanana yang telah memenuhi persyaratan sebagai
laboratorium pembaca sendiri hasil pemeriksaan TB paru. Dalam menjaga mutu darihasil
pemeriksaan mikroskopik sputum tersebut, sediaan-sediaan pemeriksaan sputum pasien
(preparat) di laboratorium UPT Puskesmas Jagasatru selalu di lakukan pemeriksaan ulang
mikrokopik oleh Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai standar prosedur tetap yang harus
dilaksanakan dalam penemuan dan penatalaksanaan program TB. Dalam pemeriksaan kroscek
ini Laboratorium UPT Puskesmas Jagasatru telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup baik
karena angka kesalahan dalam pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama/sesuai
dengan hasil pembacaan Laboratorium Kesehatan Daerah.
Dengan adanya fasilitas laboratorium seperti tersebut di atas, sangat memberikan kemudahan
tidak hanya bagi dokter pemeriksa, petugas TB, petugas Laboratorium tapi juga bagi
penderita TB yang ada di wilayah UPT Puskesmas Jagasatru dapat dengan lebih cepat
mendapatkan hasil pemeriksaannya sehingga dapat dengan cepat pula ditentukan
penatalaksanaan selanjutnya.
Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi karena mungkin saja suspek/penderita
yang ada di wilayah UPT puskesmas Jagasatru yang sebenarnya adalah lebih dari angka
proyeksi yang telah ditentukan atau juga mungkin karena over diagnosis dari petugas. Untuk
mengurangi kemungkinan yang kedua (over diagnosis) petugas UPT Puskesmas selalu
diupayakan untuk selalu memperhatikan SOP penatalaksanaan TB pada anak (termasuk
didalamnya sistem skoring).
1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2014 – 2016 tidak ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.25
HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
CAKUPAN
2014 0 0 0 –
2015 0 0 0 –
2016 0 0 0 –
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
di wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.26
HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
CAKUPAN
2014 0 0 0 –
2015 0 0 0 –
2016 0 0 0 –
1. Malaria
Tidak ditemukan kasus/penderita Malaria pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 di wilayah
kerja UPT Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.27
Hasil Cakupan Program Malaria
HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
CAKUPAN
2014 0 0 0 –
2015 0 0 0 –
2016 0 0 0 –
1. Penyakit Kelamin
LKB HIV-IMS
Untuk kegiatan LKB HIV-IMS Puskesmas Jagasatru tetap melaksanakan kegiatan tersebut, dan
telah diperluas kegiatannya diluar wilayah Puskesmas Jagasatru seperti terdapat pada tabel 2.28
Tabel 2.28
Tahun 2014-2016
Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai dibina adalah
23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perwatan kesehatan masyarakat di UPT
Puskesmas Jagasatru beberapa tidak mencapai target. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi
yang lebih intensive untuk pencapaian cakupan perkesmas selanjutnya.
Tabel 2.30
Perlu adanya refresing ataupun pelatihan lagi untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan
jiwa dalam melakukan deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus
gangguan kesehatan jiwa, karena dokter dan petugas di UPT Puskesmas Jagasatru belum pernah
mendapatkan pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil dan kader kesehatan di wilayah kerja untuk
penemuan/deteksi dini gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan kesehatan jiwa
bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Tabel 2.31
N NAMA TARG Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Keteran TRE
O KEGIAT ET SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAKUP gan ND
AN AN AN AN AN AN AN
Pembinaa
n
Kesehatan Target
1 60% 10 100% 10 100% 10 100% ==
Gigi di tercapai
Masyarak
at
Pembinaa
n
Target
2 Kesehatan 80% 2 100% 2 100% 2 100% ==
tercapai
Gigi di
TK
Pembinaa
n
Kesehatan Target
3 80% 8 100% 8 100% 7 100% ==
Gigi dan tercapai
Mulut di
SD/ MI
Pemeriksa
an
Tidak
Kesehatan
4 80% 87 93,1% 47 74,47% 71 100% mencapa ↓ ↑
Gigi dan
i target
Mulut
Siswa TK
Pemeriksa
an
Kesehatan Target
5 80% 295 95,59% 1501 62,23% 845 100% ↓↑
Gigi dan tercapai
Mulut
Siswa SD
Penangan
an Siswa
TK yang
Membutu Target
6 100% 35 100% 62 100% ==
hkan tercapai
Perawatan
Kesehatan
Gigi
Penangan
an Siswa
SD yang Target
7 100% 934 100% 813 100% ==
Membutu tercapai
hkan
Perawatan
Kesehatan
Gigi
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik, trend
menunjukan adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015.
Pelayanan tersebut dilakukan di dalam dan di luar gedung Puskesmas. Selain itu juga
dilaksanakan secara khusus untuk penjaringan pasien dan Posyandu di masyarakat baik oleh
dokter, petugas.
Tabel 2.32
Tabel 2.33
Pelayanan Kesehatan Olah Raga di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik, trend
menunjukan adanya peningkatan pembinaan pelayanan pada tahun 2016. Pelayanan Pembinaan
Upaya Kesehatan Olag Raga perlu ditingkatkan lagi pembinaannya.
Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik
trendnya meningkat antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Pelayanan lansia resti belum
terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia yaitu sekitar ± 1.494 orang, lansia
yang secara aktif datang ke posbindu dan puskesmas hanya 879 orang lansia saja. Meskipun
demikian, lansia resti yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di lapangan maupun
pelayanan di dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas, binwil dan kader
kesehatan.
Tabel 2.34
Tabel 2.35
Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik, trend menunjukan
adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015. Pelayanan tersebut
dilakukan di dalam dan di luar gedung Puskesmas. Selain itu juga dilaksanakan secara khusus
untuk penjaringan pasien penderita penyakit katarak senillis di masyarakat baik oleh dokter,
petugas ataupun oleh kader kesehatan.
Tabel 2.36
N NAMA TARG Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Keteran TRE
O KEGIAT ET SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAKUP gan ND
AN AN AN AN AN AN AN
Hasil
Pembinaa cakupan
1 n Pos 20% – – – – 5 28,57% masih =↑
UKK sangat
rendah
Penangan
an
Penyakit
Akibat
Kerja
(PAK) Target
2 100% – – – – 2 50% =↑
dan tercapai
Panyakit
Akibat
Hubunga
n Kerja
(AHK)
Pelayanan Kesehatan Kerja di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik, dan menunjukan
adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2016. Pelayanan tersebut dilakukan di dalam dan di
luar gedung Puskesmas. Namun kegiatan tersebut masih perlu ditingkatkan lagi.
Pelayanan Rawat Inap untuk Puskesmas yang Menyediakan Pelayanan Rawat Inap
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Tabel 2.39
Kunjungan baru BP Umum tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada peningkatan
661 kunjungan (17,66%).
1. Lama
Tabel 2.40
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Kunjungan lama BP Umum tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada penurunan
2.869 kunjungan (11,56%).
1. Baru
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Tabel 2.45
Kunjungan baru BP Gigi tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada penurunan 462
kunjungan (29,35%).
1. Lama
Tabel 2.46
Tabel 2.47
Kunjungan lama BP Gigi tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada penurunan 345
kunjungan (31,19%)
1. Baru
Tabel 2.49
Tabel 2.50
Tabel 2.51
Kunjungan baru KIA tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada penurunan 266
kunjungan (112,71%).
1. Lama
Tabel 2.52
Tabel 2.53
Tabel 2.54
Kunjungan lama KIA tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada penurunan 389
kunjungan (21,55%).
Tabel 2.55
NAMA HASIL
NO TH SASARAN TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN CAKUPAN
Pelayanan 2014 – – 40
1 Gawat 2015 – – 44
Darurat 2016 – – 52
Pelayanan gawat darurat yang dilakukan Puskesmas Jagasatru adalah pelayanan kasus kejang,
sesak, penurunan kesadaran, trauma, muntah hebat, demam tinggi, sakit kepala berat, nyeri dada
dan kecelakaan lalu lintas tahun 2016 dibanding tahun 2015 ada peningkatan 8 kasus (85%)
Tabel 2.56
NAMA HASIL
NO TH SASARAN TARGET KET TREND
KEGIATAN CAKUPAN
2014 – – –
Pelayanan
1 2015 – 18 18
Klinik Gizi
2016 – 24 24
Pelayanan gizi didalam gedung yang dilakukan Puskesmas Jagasatru adalah pelayanan rujukan
dari pelayanan BP Anak maupun pelayanan BP Umum dan konsultasi gizi. Adapun jenis
pelayanan yang dilakukan berupa konsultasi Hipertensi, Diabetus millitus dan konsultasi gizi
kurang dan buruk. Kegiatan klinik gizi dilakukan setiap hari sebelum kegiatan posyandu dan
dilanjutkan setelah kegiatan posyandu sampai selesai pelayanan.
Tabel 2.57
Cakupan pelayanan farmasi yang dilakukan Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik semua
dilayani. Adapun selisih resep dengan jumlah kunjungan karena Rujukan, KIR, Konsultasi,
Tindakan Gigi tanpa Obat, Imunisasi, Posbindu
III. 9. Pelayanan Laboratorium
Tabel 2.58
Cakupan pelayanan laboratorium yang dilakukan Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik.
Pelayanan laboratorium melayani rujukan dalam gedung seperti BP KIA, BP Umum BP anak
maupun pemeriksaan langsung. Adapun jenis layanan laboratorium yang dilakukan seperti
tersebut diatas.
Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPT Puskesmas Jagasatu dari tahun 2014 dan
tahun 2016.
Tabel 2.59
Jumlah Kunjungan
Tabel 2.60
Jumlah Kunjungan
Tabel 2.61
Jumlah Kunjungan
Jumlah total kunjungan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada penurunan
sekitar 1.634 (4,91%) pengunjung, ini diharapkan karena kesehatan masyarakat meningkat dan
pelayanan Puskesmas yang baik.
Tabel 2.62
Tahun 2014
No Diagnosa
Jumlah %
Kunjungan
1 ISPA 8.200 30,29
2 Hipertensi 1.955 7,22
3 Cefalgia 1.439 5,32
4 Myalgia 1.355 5,00
5 Diare 865 3,19
6 Febris 386 1,43
7 Commond cold 178 0,66
8 Dermatitis 78 0,29
9 Gastritis 44 0,16
10 Penyakit lain 12.574 46,44
Jumlah 27.074 100
Tabel 2.63
Tahun 2015
No Diagnosa Jumlah
%
Kunjungan
1 ISPA 8.528 31.2
2 Hipertensi 1.932 7
3 Cefalgia 1.428 5.2
4 Myalgia 1.390 5.1
5 Diare 965 3.5
6 Febris 537 2.0
7 Commond cold 158 0.6
8 Dermatitis 72 0.3
9 Gastritis 64 0.2
10 Penyakit lain 12.216 44.8
Jumlah 27.290 100
Tabel 2.64
Dari data kunjungan pasien di UPT Puskesmas Jagasatru Tahun 2016, didapat informasi
mengenai 10 penyakit terbanyak di UPT Puskesmas Jagasatru. Dari data tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (28,96) masih merupakan penyakit terbanyak di wilayah
kerja UPT Puskesmas Jagasatru, sedangkan Diare (7,60%) kasus penyakit Pencernaan (5,86%)
meningkat menggeser kasus penyakit Hipertensi (7%), Cefalgia (5,2%). Kasus ISPA masih
sangat tinggi di wilayah Jagasatru, hal ini terjadi karena wilayah Kelurahan Jagasatru merupakan
wilayah yang tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi rata-rata 367 jiwa/Km2, dengan
tingkat hunian >5 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang cukup padat dan potensial
terhadap penularan penyakit.
Sedangkan pergeseran pola penyakit dari infeksi ke penyakit degeneratif dan penyakit kronik
salah satu penyebabnya adalah karena 1. Jumlah penduduk usia 45 – 64 th tinggi di wilayah
Jagasatru yaitu sekitar 2.416 orang, 2.Tingkat pendidikan penduduk Jagasatru yang masih rendah
yaitu 64,92% Penduduk di Kelurahan Jagasatru adalah mayarakat miskin, tentunya ini erat
kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Jagasatru yang akan berdampak baik
langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan individu serta masyarakat di kelurahan
Jagasatru.
1. Puskesmas Pembantu
2. 2. Puskesmas Keliling
KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPT Puskesmas bearasal dari Dinas
Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon
ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yaitu dari BOK dan JKN.
Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPT Puskesmas Jagasatru dapat di lihat pada
Tabel 2.65.
Tabel 2.65
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN APBD
(Rp) (Rp)
Pengembalian
1. 0 22.568.250,- 22.568.250,- 0
Retribusi
2. UKS 0 – 0
Wabah, Bencana
3. 0 – 0
dan Kesling
4. KIA & KB 0 20.973.000,- 20.973.000,- 0
5. Gizi 0 44.700.000,- 44.700.000,- 0
6. P2P 0 1.815.500,- 1.815.500,- 0
7. JKN 0 788.524.061,- 663.846.653,- 124.677.408,-
8. BOK 183.551.000- 183.551.000- 0
BAB. III
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Cirebon serta
Tugas pokok UPT Puskesmas Jagasatru, sasaran yang ingin dicapai pemerintah Kota Cirebon
pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan adalah “Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah kebijakan “Menyediakan Jaminan Pelayanan
Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota Cirebon dan menyediakan biaya Operasional
Pelayanan Kesehatan Rujukan.
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di UPT
Puskesmas Jagasatru, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah sampai
dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jagasatru dengan cermat, diharapkan UPT Puskesmas Jagasatru dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi secara efektif dan
efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan
di wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
2. UPAYA KESEHATAN WAJIB
Tabel 3.1
Promosi Kesehatan :
1 Trend = dibanding th.2015
1. Cakupan Individu/ Keluarga
50 % 50%
melalui Kunjungan rumah
Trend ↑ dibandingkan
Kesehatan Ibu dan Anak termasuk th.2015
Keluarga Berencana :
1. Persalinan Nakes
2 90 % 93,41 %
(+) 3,41 % ↑
2. N1 s/d N3
90 % 93.64%
(+) 3,64 % ↑
3. B5 s/d B8
90 % 94,94 %
(+) 4,94 % ↑
3 Kesehatan Lingkungan :
100 % 63,87 % (-) 36,13 dengan trend ↓
1. Kunjungan Rumah
Perbaikan Gizi Masyarakat :
66,85 %
80 % (-) 13,15 % dengan trend ↓
1. Balita yg ditimbang naik berat
4
badannya ( N/D )
58,87 %
2. Pencapaian program (N/S)
45 % (+)13,87 %dengan trend ↑
1. Imunisasi
Trend ↓
1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPT Puskesmas Jagasatru baik dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka, didapatlah 4 (empat)
masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan Individu/ Keluarga melalui Kunjunganrumah
2. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak
3. Rendahnya Cakupan Balita yang berat badannya naik saat penimbangan
4. Rendahnya Cakupan Pelayanan Imunisasi pada Balita
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Tabel 3.2
1. PERUMUSAN MASALAH
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang terkena
dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi
masalah tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.
Tabel 3.3
Dimana Kapan
Masalah Yang
Terjadinya Masalah
No terkena Besarnya Masalah
tersebut
Kesehatan Masalah
Masalah Terjadi
· Anak/balita
tidak mempunyai
Imunisasi:
kekebalan terhadap
Wilayah Kerja
beberapa penyakit
Semua Antigen / UPT Puskesmas
Kurun waktu 1
1 Jenis imunisasi Balita Jagasatru
· Anak/balita tahun
dasar
dapat mudah
terserang penyakit
· Timbul wabah
· Tidak terpantau
Kesehatan Ibu dan · Ibu Wilayah Kerja
nya resti bumil
Anak: Hamil UPT Puskesmas
Kurun waktu 1
2 Jagasatru
· Terjadi penyulit tahun
Persalinan Nakes · Bayi
pada bumil yang
tidak diketahui oleh
N1 s/d N3 petugas kesehatan
· Bayi · Tidak
terpantaunya
· Balita keluarga rawan
Promkes &
Kesling : Wilayah Kerja
· Remaja · Tidak
UPT Puskesmas
terpantaunya Kurun waktu 1
3 Rendahnya Jagasatru
· Ibu bumil, bayi dan tahun
Cakupan Individu /
Hamil balita resti
Keluarga melalui
Kunjungan Rumah
· Lansia · Tidak
terpantaunya kasus
kronis dan lansia
1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok masalah
tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.
Tabel 3.4
– Perencanaan
kurang
sempurna
Kesehatan Ibu dan – Masih – Sebagian – Promosi – Sebagian
Anak: rendahnya besar masyarakat Kesehatan status sosial
perhatian masih menganut kurang ekonomi masih
2
– Persalinan masyarakat thd Paradigma sakit rendah
Nakes kesehatan ibu & – Penemuan /
anak – Kurangnya pencarian kasus – Jumlah
– N1 s/d N3 pengetahuan ttg kurang penduduk
– Pengambilan pentingnya miskin sgt tinggi
– B5 s/d B8 keputusan masih memeriksakan – Kurangnya
banyak kehamilan Koordinasi – Sasaran
dilakukan oleh lintas program estimasi terlalu
kepala keluarga – Kesadaran dan lintas tinggi
masyarakat sektoral
masih rendah – Mobilisasi
dalam menjaga – Kompetensi masyarakat yang
kesehatan ibu petugas tinggi
hamil & balita kesehatan
kurang optimal
– Kesadaran
masyarakat – Tugas
masih rendah rangkap
dalam petugas
pencegahan kesehatan
penyakit thd
bumil & balita – Perencanaan
kurang
sempurna
– Kunjungan
rumah rumah
– Sebagian yang kurang
besar masyarakat dilakukan oleh
masih menganut petugas
Paradigma sakit kesehatan
– Mobilisasi
– Beberapa
Promkes & masyarakat yang
orang – Kesadaran – Tugas
Kesling : tinggi
masyarakat masih rendah rangkap
merasa kurang tentang petugas
3 Rendahnya – Sasaran
senang pencegahan
Cakupan Individu / estimasi terlalu
dikunjungi oleh penyakit – Kurangnya
Keluarga melalui tinggi
petugas Koordinasi
Kunjungan Rumah
kesehatan – Beberapa lintas program
Masyarakat lebih & lintas sektor
suka
menyembunyikan – Kompetensi
penyakitnya petugas
kesehatn belum
optimal
Gambar 3.1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI
Sebab
2D
2B
2C
2A
SASARAN ESTIMASI BALITA TERLALU TINGGI DIBANDINGKAN SASARAN RIIL
BALITA
ADA SEBAGIAN KECIL MASYARAKAT YANG MENOLAK ANAKNYA DI IMUNISASI
Keterangan :
Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Imunisasi)
Penyebab Pokok Dominan 2D (Adanya Sebagian Kecil Masyarakat Yang Menolak
anaknya di imunisasi).
Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurangnya Pengetahuan Masyarakat tentang
Pentingnya Imunisasi)
Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko
yang dominan
Tabel 3.5
Gambar 3.2
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
Akibat
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Masalah Utama
1
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS KESEHATAN IBU DAN ANAK
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
3D
3C
3B
3A
KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK
Keterangan :
Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)
Penyebab Pokok Dominan 2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan tidak sesuai
dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurangnya Sempurnanya Perencanaan Kegiatan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)
Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
ILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Tabel 3.6
Gambar 3.3
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN INDIVIDU/KELUARGA MELALUI
KUNJUNGAN RUMAH
Sebab
2D
2B
2C
2A
BEBERAPA MASYARAKAT KURANG SENANG DIKUNJUNGI OLEH PETUGAS
KESEHATAN
KUNJUNGAN RUMAH OLEH PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3C
3B
3A
3D
ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS PROMKES DAN KESLING
KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
DUKUNGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL BELUM OPTIMAL
Keterangan :
Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Pelayanan Individu/Keluarga melalui Kunjungan Rumah)
Penyebab Pokok Dominan 2D (Kunjungan Rumah Oleh Petugas Kesehatan Belum
Optimal).
Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurang Sempurnanya Perencanaan Kegiatan
Kunjungan Rumah)
Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Promosi dan Kesehatan
Lingkungan Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Tabel 3.7
– Mobilisasi penduduk
tinggi
– Perencanaan kurang
sempurna
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Tabel 3.8
CAKUPAN IMUNISASI
NO MASALAH POKOK U S G TOTAL
1 Fokus Grup Diskusi tentang Imunisasi 4 4 4 12
Penyuluhan tentang Pentingnya Imunisasi
2 5 3 3 11
bagi balita di Posyandu
Meningkatkan Pemantauan Wilayah Setempat
3 3 3 3 9
Imunisasi oleh petugas imunisasi
Evaluasi Pemantauan Wilayah Setempat
4 2 2 2 6
Imunisasi oleh petugas imunisasi
Alternatif pemecahan masalah Imunisasi adalah Fokus Grup Diskusi tentang Imunisasi
ANALISIS USG
Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Tabel 3.9
Alternatif pemecahan masalah Kesehatan Ibu dan Anak adalah Peningkatan Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Tabel 3.10
– Penemuan / pencarian
kasus kurang
– Kunjungan rumah rumah – Meningkatkan kunjungan
Promosi oleh petugas kesehatan rumah petugas
Kesehatan & belum Optimal
Kesling : – Meningkatkan Pemantauan
– Kurang sempurnanya Wilayah Setempat oleh petugas
3
Rendahnya perencanaan kegiatan
Cakupan Individu / kunjungan rumah – Evaluasi Pemantauan wilayah
Keluarga melalui setempat
Kunjungan Rumah – Beberapa Masyarakat
sengaja menyembunyikan – Refresing/pelatihan kader ttg
penyakitnya materi PHBS
BAB. IV
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2018.
Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan JKN dan BOK.
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPT Puskesmas Jagasatru tahun 2018 ini, meliputi upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yaitu berupa :
1. Kegiatan tahunan yang akan datang meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan program hasil analisis masalah
2. Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun
2015
3. Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam
Format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPT Puskesmas Jagasatru tahun 2018, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPT Puskesmas Jagasatru tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel
4.1 sebagai berikut :
BAB V.
PENUTUP
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan untuk kebutuhan satu
tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPT Puskesmas Jagasatru tahun 2018 ini,
semoga di tahun mendatang UPT Puskesmas Jagasatru dapat melaksanakan fungsinya sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga dapat tercipta
Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di kelurahan Jagasatru.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPT Puskesmas Jagasatru, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPT Puskesmas Jagasatru tahun 2018
ini.