Anda di halaman 1dari 4

Resusitasi Jantung Paru

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Dwi Lestari Effriana
Halaman :

Klinik Medistira 4

Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk


PENGERTIAN mengaktifkan jantung kembali dengan cara mengembalikan segera
proses pengiriman O2 kejaringan dan membunag CO2 .
Memperbaiki jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi pada pasien yang
TUJUAN
mengalami gangguan fungsi paru dan jantung.

Sebagai acuan bagi perawat dalam pelaksanaan penerapan langkah-


KEBIJAKAN
langkah asuhan keperawatan dalam menjalankan tindakan resusitasi
jantung paru
1. Persiapan alat
a. Emergency trolley berisi
a) Laringoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b) Magil forceps
c) Pipa trakea berbagai ukuran
d) Trakea tube berbagai ukuran
e) Gudel berbagai ukuran
f) CVP set
g) Infus set/Blood set
h) Papan resusitasi
i) Gunting verban
j) Ambubag Lengkap
k) Spuit 10cc dan jarum LD No.1
b. Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai
PROSEDUR c. Set penghisap sekresi lengkap (suction) dan siap pakai
d. EKG record
e. EKG monitor bila memungkinkan
f. DC shock lengkap
2. Persiapan pasien
a. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
b. Posisi pasien diatur terlentang datar
c. Baju bagian atas pasien dibuka
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Tentukan kesadaran pasien dengan cara
a) Memanggil nama pasien
b) Menanyakan keadaannya
c) Menggoncangkan tubuhnya / memberi rangsang nyeri
Resusitasi Jantung Paru
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Dwi Lestari Effriana
Halaman :

Klinik Medistira 4

c. Bila pasien sadar pertahankan jalan nafas tetap terbuka .


d. Mengecek henti nafas
 Melihat pergerakan dada atu perut
 Mendengar suara keluar/masuk udar dari hidung
 Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan
pipi atau punggung tangan
e. Bila pasien tak sadar, segera panggil bantuan dan bebaskan
jalan nafas dengan cara:
a) Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan
menghisap sekresi
b) Triple manuver
1. Head tilt (ekstensi kepala) : Dengan satu telapak
tangan menopang leher bagian belakang sedangkan
tangan yang lain menahan dahi, kemudian putar
kepala kebelakang sehingga posisi kepala tengadah.
2. Chin lift ( Mempertahankan posisi rahang
bawah/Tengadahkan dahi – angkat dagu ) : Dengan
satu tangan menahan kepala, sedang tangan yang lain
dengan menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah)
menahan dagu dan mengangkat atau mendorong
keatas sehingga kepala tengadah.
3. Jaw thrust (Manuver rahang) :Raih sudut rahang
bawah pasien dan dengan kedua tangan mengangkat
mandibula keatas (pegang pada kedua angulus
mandibula)
4. Bila tersedia, pasang jalan nafas oral (airway).
f. Bila pasien masih bernafas cari suara nafas tambahan:
a) Snoring : pangkal lidah, benda padat.
b) Gargling : cairan ( muntah, darah )
c) Crowing : edema laring / spasme plica vocalis.
g. Bila pasien tidak bernafas beri nafas buatan , dengan cara :
a) Mouth to mouth :
 Dewasa : pencet hidung korban dan tutup mulut korban
dengan mulut anda. Tiupkan 2 nafas penuh ke dalam
mulut korban (tiap nafas harus berlangsung 1,5 – 2,0
detik).
 Biarkan korban menghembuskan nafas antara
pernafasan, lanjutkan 10 – 12 x/menit.
Resusitasi Jantung Paru
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Dwi Lestari Effriana
Halaman :

Klinik Medistira 4

 Anak – anak : tempatkan mulut anda di atas hidung dan


mulut anak. Berikan 2 nafas perlahan selama 1 – 1,5 detik
dengan perhentian diantaranya. Lanjutkan sampai 20
x/menit.
h. Ambu (bagging) :
Dewasa dan anak – anak : untuk ambu gunakan masker
yang tepat dan pasang di bawah dagu, menutupi mulut dan
hidung korban.
i. Menilai denyut jantung pasien/memeriksa sirkulasi dengan
cara meraba denyut nadi carotis.

j. Bila nadi teraba lanjutkan nafas buatan dan periksa sirkulasi


tiap menit.
k. Bila nadi tidak teraba segera lakukan RJP ABC kombinasi
Dengan cara :
1. Baringkan pasien pada permukaan yang keras dengan alas
papan kompres.
2. Penolong harus pada posisi yang benar.
3. Penolong dua orang : satu orang menghadap korban,
berlutut sejajar pada kepala korban. Orang kedua pindah
PROSEDUR
ke sisi yang berlawanan dan menghadap korban, berlutut
sejajar pada sternum korban.
4. Tentukan posisi tangan yang benar
a) Dewasa : tempatkan tangan 1 – 2 cm di atas
prosesus xifoideus. Pertahankan tangan sejajar dada
dan jari di atas dada. Jari – jari saling mengunci.
Luruskan lengan dan kunci siku – siku. Pertahankan
lengan lurus dan bahu tepat di atas sternum korban.
b) Anak – anak : letakkan punggung satu tangan 1 – 2
cm di atas prosesus xipoid (px).
c) Bayi : letakkan jari telunjuk dan jari tengah satu
tangan di atas sternum di atas prosesus xipoid (px).
Jari harus 1 cm di bawah garis puting.
5. Tekan sternum sampai kedalaman yang sesuai dari bahu.
Jangan mengguncang, namun pindahkan berat badan secara
vertikal dan kemudian lepaskan.
a) Dewasa dan remaja : 4 - 5 cm.
b) Anak besar : 3 - 4 cm.
c) Usia bermain dan pra sekolah : 2 - 4 cm.
d) Bayi : 1- 2 cm.
Resusitasi Jantung Paru
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Dwi Lestari Effriana
Halaman :

Klinik Medistira 4

6. Pertahankan ketepatan frekuensi kompresi.


 Dewasa dan remaja : 80 x/menit
 Anak lebih besar : 100 x/menit.
 Bayi dan usia bermain : 100 – 200 x/menit.
7. Lanjutkan ventilasi mouth to mouth/ Ambu
 Dewasa dan remaja : tiap 5 detik (12/menit).
 Anak lebih besar : tiap 4 detik (15/menit).
 Bayi dan usia bermain : tiap 3 detik (20/menit).
PROSEDUR 8. Bila pasien belum terpasang intubasi rasio pijat jantung dan
nafas buatan 30 : 2 ( 2 atau 1 penolong tidak dibedakan ).
9. Bila pasien sudah ter-intubasi pijat jantung 100 kali/menit,
nafas buatan 8 – 10 kali/menit ( tidak perlu sinkronisasi ).
10. Lanjutkan RJP sampai teratasi atau sampai korban teraba
kembali nadinya dan bernafas spontan.
11. RJP dihentikan bila selama 1 jam korban tidak ada reaksi /
respon (nadi tidak teraba, dan tidak ada nafas).
12. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU

Anda mungkin juga menyukai