Uprak Gadar
Uprak Gadar
Airway Management
Penyebab Sumbatan Jalan Nafas:
- Lidah (karena tidak sadarkan diri)
- Sekret, edema, Sumbatan benda asing, Kanker tenggorokan
- Trauma (fraktur wajah: perdarahan, evulsi gigi, fraktur ramus mandibula: lidah
jatuhh ke belakang, perlukaan daerah leher: risak laring dan trakea, perdarahan
jaringan lunak)
Sumbatan total menyebabkan:
- Dalam 1,5 menit oksigen dalam paru habis
- Dalam 6-8 menit tidak ada oksigen menyebabkan kerusakan otak permanen
1. Pastikan 3A (aman pasien, diri, lingkungan) → pakai handscoon, masker, APD
2. Cek kesadaran pasien → AVPU
- Jika pasien bisa berbicara maka → jalan nafas bebas
3. Pengkajian airway dengan look listen and feel
- Pergerakan dada
- Suara nafas tambahan:
a. Snoring (kayak suara orang ngorok) → benda padat
b. Gargling (kayak orang berkumur) → benda cair
c. Stridor/krowing (suara melengking) → edema diarea laring/spasme
4. Pastikan airway + C.Spine control
Tanda trauma servikal: jejas di atas klavikula, jatuh dari ketinggian (2x dari tinggi
pasien), multiple trauma, adanya penurunan kesadaran pasca trauma.
Jika ada trauma servikal:
- Leher harus di imobilasi
- Pasang colar neck.
Cara memasang colar neck yaitu:
a. Di ukur menggunakan telapak tangan
b. Memasang dengan sapuan dada
c. Jika menggunakan transportasi dipasang head block
d. Jika tidak ada head block, pakai bantalan pasir
Catatan :
- Ada suara tambahan → sumbatan partial
- Tidak ada napas, sianosis → sumbatan total
Tanpa Alat
Triple Airway Manuver (suara nafas snoring):
1. Head till → jika pasien tidak ada trauma servikal
2. Chin lift → jika pasien tidak ada trauma servikal
3. Jaw Trust (mengangkat mandibula) → pada pasien dengan trauma servikal. Jaw
thrust maneuver digunakan untuk membuka jalan nafas pada pasien tidak sadar
dengan kecurigaan trauma pada kepala, leher, atau spinal.
4. Fingerswab → Jika ada sumbatan cairan (suara nafas gargling). Caranya:
- Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher) kemudian
buka mulut dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas
(maneuver emaresi)
- Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus
dengan sarung tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengan
gerakan menyapu
Dengan Alat :
1. Benda padat → suara nafas snoring (pangkal lidah)
a. Oropharingeal Tube (OPA):
- Tujuan: Membebaskan jalan nafas, Mencegah lidah jatuh atau melekat
pada dinding posterior pharing, Memudahkan penghisapan lender
- Indikasi : Untuk pasien tidak sadar, GCS < 8, Memfasilitasi suction pada
jalan nafas,
- Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar
ataupun semi sadar, Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral, pasien
yang memiliki reflek muntah
Alat-alat: Kassa streril 2 buah, plester & gunting, tongue spatel, handscoon,
Oropharingeal tube sesuai kebutuhan
Cara memasang: (teknik bersih, tidak pakai gel/pelumas)
a) Diukur dari sudut bibir sampai tragus telinga (jika ukuran terlalu
panjang maka akan → obstruksi)
b) Perawat memakai handscoon
c) Membuka mulut pasien, kemudian bersihkan mulut dengan kassa steril
d) Kemudian masukkan sampai palatum mole lalu putar 1800 (pada anak
memakai tongue spatel)
e) Tidak perlu difiksaasi
2. Nasofaringeal Airway (NPA) → Suara nafas Snoring
- Tujuan: digunakan apabila oropharyngeal airway tidak mungkin dilakukan
pada pasien yang mengalami trauma berat di sekitar mulut yang dapat
menimbulkan perdarahan masif atau pada kondisi trauma mulut dengan
gigi mengatup rapat.
- Indikasi: Mengurangi trauma jaringan lunak pada daerah nasotracheal,
Insersi dengan menggunakan oropharyngeal airway yang tidak efektif
- Kontraindikasi → pasien dengan fraktur basis cranii, trauma wajah berat
- Tanda-tanda: bloody orthorea (telinga), bloodyrinorea (hidung), bettle sign
(belakang telinga), rakum eyes (mata panda).
Cara memasang:
a) Di ukur dari hidung sampai tragus telinga, diameter mengguakan jari
kelingking pasien
b) Kemudian diberi gel
c) Lalu masukkan kelubang hidung (perhatikan arah irisan melewati
septum kemudian diputar)
3. Laring Mask Airway (LMA). Sumbatan karena edema → suara nafas
crowing/stridor.
- Indikasi: Operasi yang waktunya pendek, Situasi jalan nafas yang sulit
- Kontraindikasi: Resiko meningkatnya regurgitasi isi lambung (tidak
puasa), Kelainan pada oropharyng, Ventilasi satu paru, Compliance paru
yang rendah.
Cara memasang :
a) Ukuran dengan melihat BB pasien
b) Lalu diberi gel di bagian belakang masker
c) Kemudian kembangkan cuff (untuk mengembangkan cuff lihat di LMA
jumlah udara yang dimasukkan)
d) Kemudian masukkan secara perlahan
Contoh soal:
1. Seorang pasien datang ke IGD tidak sadar, dan terdengar suara melengking.
Jawab: menggunakan LMA
Bu Ninuk Breathing Manajement
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian primer
Perlu IA (Initial Assessment) A-I
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exsposure, Folleycateter, Gastrictube,
Hardmonitor, Imaging
Mengkaji AMPLE (Pengkajian sekunder)
A → Alergi
M → Medication
P → Post illnes
L → Last meal
E → Event pre injury untuk menentukan MOI
Tindakan Crichotiroidotomi
- Untuk pasien Crichotiroidotomi → aliran oksigen tinggi 8 lpm → memberi
kesempatan untuk inspirasi dan ekspirasi → inspirasi 1 hitungan, ekspresi 4 hitungan.
- Cricotiroidotomi → maksimal diberikan 30 menit jet insflasi, jika terlalu lama maka
bisa keracunan O2
- Cara menghitung jet inflasi: 1 1000 tutup
1 1000
2 1000
3 1000
4 1000
1 1000 tutup
1 1000
2 1000 dan seterusnya
- Ciri Cricotiroidotomi: sumbatan total, tidak ada nafas, sianosis
- Alat-alat: jet insuflasi, sarung tangan bersih, alkohol swab, needle/jarum, oksigen
- Langkah-langkah:
Firemans Carry
Packstrap
Piggyback: Unconscious Victim
Piggyback: Positioning
Piggyback: Consious Victim
Carry By Extremities
Three Man Carry
Hammock 1
Hammock 2
Four Man Carry
Shoulder Drag
Fireman Drag
Blanket Drag