Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN MODEL SISTEM PENELUSURAN DWELLING

TIME TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR


PT PELABUHAN INDONESA IV (PERSERO)

Andi Muhammad Fadli1), Adi Chandra Syarif2)


1,2
Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Atma Jaya Makassar
Alamat e-mail :fadlylazy@gmail.com

ABSTRACT
This research are focused on designing systems that can perform data collection and the
search report container.PT Pelabuhan Indonesa IV (Persero) Container Terminal Unit is a
service company that is engaged in loading and unloading activities include stevedoring,
cargodoring, and receiving / delivery.One of the causes of his old dwelling time at PT
Pelabuhan Indonesa IV (Persero) Unit Container Terminal is inaccurate planning laying
containers. This research uses a method of designing Rapid Application Development (RAD).
Result of the research is a model system that can provide transparent information on the
placement of the container in order to tracking the dwelling time.

Keywords: container, dwelling time, PT Pelabuhan Indonesa IV (Persero), RAD, TPM.

1. PENDAHULUAN Dwelling time di Terminal Petikemas


Makassar (TPM) mencapai rata – rata 5 hari.
Jasa pengiriman laut dicari karena
Hal itu lebih lama jika dibandingkan dengan
pertimbangan biaya yang murah, tentunya
negara-negara lain seperti Singapura yang
dapat menguntungkan perusahaan dalam
memiliki dwelling time 1,5 hari, Hong Kong
masalah efisiensi biaya jasa pengiriman.
2 hari, Perancis 3 hari, Los Angeles,
Jasa petikemas laut adalah jasa pengiriman
Amerika Serikat 4 hari, Australia 3 hari, Port
barang atau ekspedisi pengiriman barang
Klang,dan Malaysia 4 hari[1]. Secara garis
melalui jalur laut dan model transportasi
besar faktor – faktor utama yang
yang digunakan adalah kapal kargo baik
menentukan dwelling time petikemas impor
jenis pinisi ataupun jenis tugboat dan
di pelabuhan yaitu proses pre clearance,
tongkang.
custom clearance dan post clearance pada
PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
jalur dokumen. Berdasarkan UU 17 Tahun
merupakan salah satu Badan Usaha Milik
2008 tentang Pelayaran dwelling time
Negara (BUMN) yang bergerak di sektor
merupakan masalah nasional yang mengikat
perhubungan yang diberikan tugas,
beberapa instansi pemerintah lainnya seperti
wewenang dan tanggung jawab mengelola
Kantor Kesehatan Pelabuhan, Imigrasi,
semua Pelabuhan Umum di Kawasan
Karantina, Bea Cukai dan 18 Kementerian
Indonesia Timur. Dengan berkantor pusat di
mengenai perizinan produk yang
Kota Makassar, PT. Pelabuhan Indonesia IV
diimport[8].
(Persero) memiliki 20 kantor cabang dan 3
Semakin lama dwelling time maka
unit pelayanan pelabuhan[4]. Terminal
biaya logistik dari barang tersebut akan
Petikemas Makassar merupakah salah satu
semakin mahal. Hal ini tentunya dapat
inti segmen usaha yang ada di PT.
merugikan berbagai pihak. Untuk pihak
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang
terminal petikemas, semakin lama dwelling
melayani proses bongkar muat Petikemas
time maka akan semakin tinggi yard
yang meliputi kegiatan stevedoring,
occupancy ratio, dan itu akan
cargodoring, receiving dan delivery[6].
mengakibatkan tidak adanya lahan untuk
Selain 4 layanan tersebut, ada pula hal yang
petikemas bongkaran dari kapal yang akan
perlu diperhatikan dalam kegiatan
sandar serta akan mengakibatkan terjadinya
operasional yaitu dwelling time.
shifting yaitu kegiatan akibat mengangkat
petikemas yang tidak sesuai dengan

Fadli, Syarif, Perancangan Model Sistem Penelusuran Dwelling Time Terminal Petikemas Makassar 47
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
permintaan, dikarenakan petikemas yang sementara di pelabuhan dan penyiapan
dimaksud berada di bawahnya. dokumen pemberitahuan impor barang
Untuk pihak penyewa kontainer (PIB). Adapun tahap dari Pre Clearance
semakin lama dwelling time maka semakin sebagai berikut:
sulit pihak penyewa untuk mengetahui
keberadaan kontainernya, dan itu akan
mengakibatkan makin banyaknya biaya
yang dikeluarkan. Hal ini tentunya sangat
merugikan bagi pihak penyewa kontainer.
Jadi peneliti menawarkan sistem
penelusuran karena dwelling time banyak
melibatkan instansi-instansi lain dan
memiliki sistem tersendiri. Hasil
penelusuran wajib diinformasikan secara
terbuka agar mudah diketahui dan dipahami
masyarakat, baik diminta maupun tidak
diminta.
Dengan adanya sistem penelusuran ini
konsumen dapat mengetahui prosedur akan Gambar 2. Proses Pre Clearance
letak konteinernya berada.
b. Custom Clearance
2. TINJAUAN PUSTAKA Customs Clearance adalah proses
2.1 Dwelling Time pemeriksaan fisik petikemas (khusus
Dwelling time adalah waktu yang untuk jalur merah), lalu verifikasi
dihitung mulai dari suatu peti kemas dokumen-dokumen oleh Bea Cukai dan
(kontainer) dibongkar dan diangkat pengeluaran surat persetujuan
(unloading) dari kapal sampai peti kemas pengeluaran barang (SPPB). Adapun
tersebut meninggalkan terminal melalui tahap dari customs clearance sebagai
pintu utama [7]. Dwelling time memegang berikut:
peranan penting karena berhubungan dengan
lama waktu yang harus dilalui oleh peti
kemas saat masih berada di dalam terminal
untuk menunggu proses dokumen,
pembayaran, dan pemeriksaan Bea Cukai
selesai.

Gambar 3. Proses Customs Clearance

c. Post Clearance
Post Clearance adalah saat petikemas
diangkut ke luar kawasan pelabuhan dan
Gambar 1. Proses Import Petikemas pihak pemilik petikemas melakukan
pembayaran ke operator pelabuhan.
Dari gambar 1 bisa dilihat Beberapa faktor
–faktor utama yang menentukan dwelling 2.2 Enterprise Resource Planning (ERP)
time petikemas impor di pelabuhan yaitu Enterprise Resource Planning [9]
proses pre clearance, custom clearance dan merupakan suatu metode bagi industri dalam
post clearance[5] pada jalur dokumen. mengupayakan proses bisnis yang lebih
a. Pre Clearance efisien dengan membagi informasi di dalam
Pre Clearance adalah proses peletakan dan antar bisnis proses dan menjalankan
petikemas di tempat penimbunan bisnis secara elektronik. Enterprise

48 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 1, MARET 2017, ISSN: 2303 3878


Resource Planning juga dapat diartikan sebaliknya untuk barang ekspor
sebagai sistem informasi yang dinaikkan dari tepi dermaga atau kade
mengintegrasikan dan mengotomisasikan keatas kapal.
proses bisnis yang berhubungan dengan b. Kegiatan Cargodoring adalah proses
aspek operasi, produksi maupun distribusi dibawanya barang-barang muatan kapal
perusahaan. yang sudah ada di pinggir pelabuhan
(cade) menuju ke gudang penyimpanan
2.3 Pelabuhan Indonesia IV (Persero) pelabuhan untuk disimpan/ ditimbun, dan
sebaliknya untuk barang ekspor
PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
dikeluarkan dari gudang dan dibawa ke
merupakan salah satu Badan Usaha Milik
kade/ dermaga di pinggir kapal untuk
Negara (BUMN) yang bergerak di sector
siap dimuat keatas kapal.
perhubungan yang di berikan tugas,
c. Kegiatan Deliverydoring adalah proses
wewenang dan tanggung jawab mengelolah
pengiriman barang-barang muatan kapal
semua Pelabuhan Umum di Kawasan
yang sudah ada digudang penyimpanan
Indonesia Timur[4].
pelabuhan menuju keluar lingkungan
pelabuhan untuk disimpan.
2.4 Terminal Petikemas Makassar
d. Kegiatan Receivedoring adalah proses
Terminal Petikemas Makassar pengangkutan kembali barang yang ada
merupakan salah satu inti segmen usaha di pabrik atau perusahaan atau industri
yang ada di PT. Pelabuhan Indonesa IV untuk dikirim kembali ke gudang
(Persero). Pada tanggal 1 Agustus 2007, penyimpanan pelabuhan.
Terminal Petikemas dideklarasikan sebagai
cabang yang berdiri sendri setelah 3. METODOLOGI PENELITIAN
sebelumnya mengalami tranformasi seiring
Jenis penelitian dengan judul
pertumbuhan kontainerisasi yang melalui
“Perancangan Model Sistem Penelusuran
Pelabuhan Makassar.
Dwelling Time Terminal Petikemas
Mulai dari berbentuk Dinas Bongkar
Makassar PT Pelabuhan Indonesia IV
Muat Petikemas yang berada dibawah
(PERSERO)” ini termasuk dalam penelitian
kendali dari Divisi Usaha Terminal pada
studi kasus. Penelitian ini merancang sebuah
saat awal pelayanan petikemas berubah-
model sistem yang bisa menelusuri masalah
menjadi Divisi Pelayanan Petikemas pada
dwelling time.
tahun 1999 pada PT. Pelabuhan Indonesa IV
Penelitian ini akan dikerjakan dengan
(Persero) Cabang Makassar.
menggunakan metode RAD. tahap-tahap
Struktur organisasi Unit Terminal
utama dari metode ini [2] yaitu:
Petikemas Makassar PT. Pelabuhan
a. Requirements Planning (Perencanaan
Indonesa (Persero) menurut peraturan
Direksi Nomor 34 tahun 2011 adalah Syarat-Syarat)
sebagai berikut[6]: b. RAD Design Workshop
c. Implementation (Implementasi)

Gambar 5. Metode RAD


Gambar 4. Struktur organisasi Unit
Terminal Petikemas Makassar Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ada 4 (empat) jenis kegiatan bongkar a. Metode Observasi
muat di TPM, yaitu: Metode ini digunakan penulis untuk
a. Kegiatan Stevedoring adalah proses melakukan observasi langsung ke
diturunkannya barang-barang muatan Terminal Petikemas Makassar sehingga
dari dek kapal menuju ke pinggir penulis juga dapat lebih memahami
pelabuhan (cade) dengan menggunakan
alat-alat berat bongkar muat, dan

Fadli, Syarif, Perancangan Model Sistem Penelusuran Dwelling Time Terminal Petikemas Makassar 49
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
terhadap sistem yang akan dibuat kontainer, agen, alat, kapal dan transaksi.
nantinya Sedangkan entitas agen menginput data agen
b. Metode Literatur dan data kontainer untuk melakukan
Studi literatur adalah metode yang pencarian.
digunakan untuk pencarian informasi Dari kedua entitas ini maka akan
tentang materi. Tahap ini dilakukan menghasilkan kumpulan database pada
untuk mencari dan mempelajari sumber- sistem adalah Agen, Kontainer, Kapal, Alat,
sumber informasi dari beberapa artikel Transaksi dan Laporan
dan jurnal yang berkaitan dengan
Dwelling Time. Tahap ini sangat penting
untuk membangun pengertian yang benar
dan memadai untuk melakukan
penelitian.
c. Metode Wawancara
Melakukan wawancara pada beberapa
stakeholder sebagai pengambil
keputusan, pengguna ditingkat
operasional, staf teknologi informasi, dan
Gambar 7. Entity Relationship Diagram
staf-staf lain yang diperlukan.
4.3 Implementasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Model Sistem Penelusuran Dwelling
4.1 Hasil Pengumpulan Data
Time Terminal Petikemas Makassar PT
Berdasarkan hasil observasi, Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dirancang
wawancara dan studi literature dapat dalam dua tampilan antar muka yaitu
disimpulkan bahwa faktor atau indikator tampilan untuk Pelindodan Agen. Berikut
yang mempengaruhi dwelling time pada akan ditunjukkan beberapa tampilan dari
Terminal Petikemas Makasssar yaitu adalah layanan sistem sebagai berikut :
a. Penetapan letak kontainer tergantung 4.3.1 Tampilan Pelindo
posisi kapal sandar.yang dilakukan. Pada tampilan Pelindo terdiri dari 5
b. Jenis atau isi kontainer. menu utama yaitu Kontainer, Agen, Alat,
c. Kesediaan alat. Kapal dan Transaksi. Pada Agen akan
d. Status kontainer. menampilkan daftar agen yang sudah
e. Waktu. bekerja sama dengan Terminal Petikemas
Berdasarkan kelima faktor tersebut Makassar.
maka disini peneliti ingin membuat sistem
yang fokus ketransparansi agar importer atau
agen dapat mengetahui keberadaan
kontainernya, status kontainernya, dan
tanggal kapan status kontainernya berubah.

4.2 Perancangan Sistem


Laporan

Gambar 8 . Tampilan daftar agen

Pada gambar 8 data yang ditampilkan yaitu


Data Agen 0

PELINDO
Data Kontainer
Data Alat Data Agen
id agen, nama agen dan alama agent.
AGEN
Data Kapal SISTEM Data Kontainer
Data Transaksi PENELUSURAN

Laporan

Gambar 6. Diagram Konteks

Gambar 6 merupakan diagram konteks dari


sistem yang dibuat. Sistem inimelibatkan 2
entitaspelindo yang bertugas menginput data Gambar 9 . Tampilan daftar Alat

50 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 1, MARET 2017, ISSN: 2303 3878


Pada gambar 9 data yang ditampilkan yaitu k) Nama Alat yang digunakan kontainer
id alat, nama alat dan status alat. adalah nama alat yang digunakan untuk
memindahkan kontainer terkait.
l) Status Alat yang digunakan kontainer
adalah keadaan fisik dari alat yang akan
digunakan dalam memindahkan
kontainer.
m) Tanggal dimana tanggal tersebut berubah
berdasarkan status kontainer.
Gambar 10 . Tampilan daftar Kapal Selain itu pada menu ini terdapat 4 tombol.4
tombol tersebut adalah sebagai berikut:
Pada gambar 10 data yang ditampilkan yaitu i. Tombol yang berlogo pencil berguna
id kapal dan namakapal. untuk mengedit data transaksi kontainer.
ii. Tombol yang berlogo tempat sampah
berguna untuk menghapus data transaksi
kontainer.
iii. Tombol yang berlogo susunan garis
berguna untuk melihat secara detail
perubahan status setiap kontainer.
iv. Tombol yang berlogo tanda tambah
Gambar 11 . Tampilan daftar Kontainer
berguna untuk menambah data transaksi
kontainer.
Pada gambar 11 data yang ditampilkan yaitu
id kontainer, jenis kontainer, ukuran
4.3.2 Tampilan Untuk Agen
kontainer dan id agent kontainer.
Pada tampilan agen akan muncul
menu pencarian.

Gambar 12 . Tampilan daftar Transaksi


Gambar 13 . Tampilan HasilPencarian
Pada gambar 12 ini data yang ditampilkan
seperti sebagai berikut:
a) Idkontainer adalah nomor kontainer. 4.4 Pengujian
b) Status kontainer adalah keberadaan Setelah menyelesaikan tahap
kontainer. perancangan dan pembuatan aplikasi
c) Blok Tempat Penyimpanan kontainer. dilakukan uji coba yang bertujuan untuk
d) Baris Tempat Penyimpanan kontainer menguji kesahihan dari Model Sistem
adalah dibaris berapa kontainer berada. Penelusuran Dwelling Time Terminal
e) Celah Tempat Penyimpanan kontainer Petikemas Makassar PT Pelabuhan
adalah dikolom berapa kontainer berada. Indonesia IV (Persero). Dilakukan pengujian
f) Ketinggian Tempat Penyimpanan fungsi-fungsi Sistem Penelusuran Dwelling
kontainer adalah ditumpukan berapa Time.
kontainer berada. Pada pengujian ini dijalan seluruh
g) Tipe atau jenis kontainer. fungsi dari layanan sistem dan hasilnya
h) Ukuran kontainer ada 3 yaitu 40, 80 dan seluruh layanan dalam Sistem Penelusuran
kostum(lebih dari 80). Dwelling Time ini dapat berjalan dengan
i) Nama Kapal yang mengangkut kontainer semestinya tanpa ada yang error atau pun
adalah nama kapal yang mengangkut keliru.
kontainer terkait.
j) Nama Agen kontainer adalah agen dari
kontainer terkait.

Fadli, Syarif, Perancangan Model Sistem Penelusuran Dwelling Time Terminal Petikemas Makassar 51
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
5. KESIMPULAN [5] Rizkikurniadi, Murdjito 2015. Studi
Berdasarkan dari hasil penelitian Pengurangan Dwelling Time Petikemas
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Impor Dengan Pendekatan Simulasi
antara lain sebagai berikut: (Studi Kasus : Terminal Petikemas
1. Rancangan Model Sistem yang baru Surabaya).
dapat melakukan pendataan kontainer.
2. Rancangan Model Sistem yang baru [6] Terminal Petikemas Makassar.2015.
dapat menghasilkan laporan penelusuran Struktur Organisasi Terminal
kontainer. Petikemas Makassar. (Online).
(http://tpk-
6. DAFTAR PUSTAKA
mks.co.id/ctos/index.php?utama=pfo,d
[1] Artakusuma A .2012 Analisis Import iakses tanggal 15 Desember 2015).
Container Dwelling Time Di Pelabuhan
Petikemas Jakarta International [7] World Bank. 2011. Why Cargo Dwell
Container Terminal (JICT) Tanjung Time Matters in Trade. Washington D.
Priok. Bandung: ITB. C.

[2] Kendall, J.E. & Kendall, K.E. [8] Undang-Undang Republik Indonesia
2010. Systems analysis and design 8th No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

[3] Nicoll, J. 2007. Innovative Approaches [9] Zang, Z., Lee, M.K.O., Huang, P.,
to Port Challenges. Zhang, L., Huang, X., “A framework
ofERP systems implementation success
[4] PT Pelabuhan Indonesia IV in China: An empirical
(PERSERO). 2015. Struktur Organisasi study”,International Journal Production
PT Pelabuhan Indonesia IV Economics 98 pp. 56-80.
(PERSERO). (Online).
(http://inaport4.co.id/?p=32,diakses
tanggal 15 Desember 2015

52 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 1, MARET 2017, ISSN: 2303 3878

Anda mungkin juga menyukai