Jenis Loads yang dihadapi oleh sebuah sistem perpipaan, dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Primary Load
Tipe Load ini merupakan tipe sustained load, seperti internal fluid pressure, external pressure, gaya gravitasi yang bekerja pada
pipa seperti berat fluida dan pipa, gaya pada reliev valve, water hamer, dll. Gaya pada relief valve dan water hammer sebenarnya
bukan merupakan sustained load. Namun keduagayatersebut masuk ke dalam primary load, karena adagayayang dihasilkan oleh
fenomena tersebut. Pada kenyataannya, primary load biasanya diakibatkan oleh adanya gaya yang bekerja pada pipa yang
menyebabkan pipa mengalami tension, compression, dll yang mengakibatkan terjadinya tegangan normal dan tegangan geser
(shear stress) pada pipa. Primary load “tidak self limiting”. Artinya bahwa selama adagayayang mengenai pipa, tegangan (stress)
akan terus ada dan stress tersebut tidak akan hilang seiring berjalannya waktu atau dengan adanya deformasi pada pipa. Jenis
kegagalan akibat load jenis primary adalah adanya deformasi yang terus menerus, yang akan membawa kepada rupture.
2. Secondary Load
Jenis Load ini disebabkan oleh adanya displacement pada pipa. Jenis Load ini adalah “self limiting”. Artinya bahwa tegangan
(stress) yang muncul akibat secondary load, akan berkurang dan lama kelamaan hilang, seiring dengan terjadinya local yielding
pada pipa. Contoh daripada secondary stress adalah bending pada elbow seperti pada gambar di bawah ini :
Ketika sistem perpipaan mencapai temperatur operatingnya, bending strain (stress) di elbow akan mencapai nilai maksimum dan
kemudian strain (stress) tersebut akan di redam dengan terjadinya local yielding atau deformasi di elbow. Sehingga lama
kelamaan stress itu akan hilang. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa secondary stress berhubungan dengan kondisi cyclic seperti
adanya penurunan dan kenaikan temperatur. Jenis kegagalan akibat secondary load ini adalah terjadinya crack akibat fatique,
yang kemudian akan menyebar ke sepanjang permukaan pipa, sehingga dapat menyebabkan kebocoran pada pipa.
1. Axial Load
Sistem perpipaan dapat mengalami Axial Force seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gaya yang terjadi dapat berupa tensile atau compression. Pada gambar di atas ditunjukkan tensile load. Tensile Load ini akan
menyebabkan Normal Stress pada arah axial. Stress itu dapat dihitung :
d o = Diameter Luar Pipa
t = Thickness PipaÂ
FL = Axial Load
2. Internal Pressure
Internal Pressure dapat menyebabkan terjadinya Longitudinal Stress ( S L ) maupun Hoop Stress ( SH), seperti ditunjukkan pada
gambar di atas.
P = Internal Pressure
Besarnya Radial Stress sama dengan nol pada bagian terluar dari pipa, dimana bending stress mencapai nilai maksimumnya. Oleh
3. Bending Load
1. Uniform Load
Untuk menghitung maksimum bending moment yang disebabkan oleh Uniform Load, digunakan formula :
M= w L2 / 10
Sedangkan untuk menghitung maksimum bending moment yang disebabkan oleh Concentrated Weight Load :
Ketika pipa mengalami bending moment, maka dinding pipa juga akan mengalami tensile dan compressive stress pada arah axial
Stress pada arah axial pada satu sisi mengalami maksimum tensile, sedangkan pada sisi yang lain mengalami maksimum
compressive stress. Sehingga akan ada neutral axis, di mana bending moment tidak menghasilkan stress pada arah axial.
Tensile stress pada titik berjarak c dari neutral axis, dapat dihitung sbb :
SL = M c / I
Shear Load dapat menyebabkan shear stress. Salah satu shear load yang paling umum adalah Shear Force (V), yang bekerja
Shear stress ini berada pada nilai maksimum sepanjang sumbu tengah pipa, dan minimum sepanjang diameter terluar dari pipa.
Shear stress ini biasanya diabaikan, karena nilainya kecil. Shear stress ini dapat dihitung dengan :
Tmax = V Q / Am
5. Torsional Load
Tmax = MT / 2Z
Semua load yang diketahui bekerja pada pipa, harus dimasukkan dalam perhitungan stress guna menghitung PRINCIPAL
STRESS dan SHEAR STRESS. Kemudian stress hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan TEORI KEGAGALAN