Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOLOGI

‘PERUBAHAN BENTANG ALAM’

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7

ANGELA V. I. KAUNANG (18508008)


WITHA CH. A WEKES (18508011)
PEMIWATI ASBANU (18508027)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah geologi yang berjudul
perubahan bentang alam. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi
rujukan untuk mempelajari tentang perubahan bentang alam.

Dengan makalah ini kami mencoba memaparkan sedikit mengenai perubahan bentang
alam. Dalam penulisan makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam
penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak,begitupun dengan makalah ini,oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki
makalah sederhana ini.
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan,wawasan mengenai materi
perubahan bentang alam.

Sonder, NOVEMBER 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Proses - Proses Geologi dan Perubahan Bentang Alam.....................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bentuk permukaan bumi selalu mengalami perubahan, perubahan tersebut dapat terjadi secara
alami akibat adanya air, angin, dan panas. Perubahan akibat ulah manusia seperti penggunaan lahan,
serta pembangunan gedung dapat mempengaruhi kondisi permukaan suatu daerah.
Salah satu ilmu yang mempelajari tentang keadaan morfometri daerah, yaitu geomorfologi.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang
mempengaruhinya. Geomorfologi juga mempelajari bentuk-bentuk bentangalam, yaitu bagaimana
bentangalam itu terbentuk secara konstruksional yang diakibatkan oleh gaya endogen, dan bagaimana
bentangalam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar berupa gaya eksogen seperti pelapukan, erosi,
denudasi, dan sedimentasi. Air, angin, dan gletser, sebagai agen yang merubah batuan atau tanah
membentuk bentang alam yang bersifat destruksional, dan menghasilkan bentuk-bentuk alam darat
tertentu (landform). Geomorfologi dalam terapannya menekankan pada studi bagaimana
merencanakan tataguna lahan yang baik dalam arti menyesuaikan penggunaan lahan sesuai dengan
kemampuannya (Verstappen,1983 dalam Tri Wibowo, 2005 di dalam Yogi Sunarso,2008). Dan untuk
mencapai sasaran tersebut maka dapat dilakukan dengan pencegahan erosi, pengelolaan lahan kritis
dan peningkatan teknik konservasi tanah. Ada tiga faktor yang merupakan satu kesatuan dalam
mempelajari geomorfologi, yaitu: struktur, proses dan stadia.

B.RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN

A.Proses - Proses Geologi dan Perubahan Bentang Alam


Proses - proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi dibumi baik yang berasal
dar dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen
adalah gaya yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa, magmatisme
dan aktivitas vulkanisme, sedangkan gaya eksogen adalah gaya yang bekerja dipermukaan
bumi seperti pelapukan, erosi dan wass-wasting serta sedimentasi. Gaya endogen maupun
oksogen merupakan gaya-gaya yang memberi andil terhadap perubahan bentuk bentang alam
(lanscape) yang ada dipermukaan bumi. pada gambar dibawah disajikan suatu bagan yang
memperlihatkan proses-proses geologi (endogen & eksogen) sebagai agen dalam perubahan
bentuk bentang alam.

Gambar 1
Proses-proses geologi (proses endogenik dan proses eksogenik) dan perubahan bentang alam

 Gaya endogen
Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari
dalam bumi dapat berupa gempabumi, magmatisme, orogenesa dan epirogenesa.
aktivitas tektonik adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang
ada pada kerak bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat
menghasilkan gempabumi, pembentukan pegunungan (orogenesa), dan aktivitas
magmatis/aktivitas gunung api (volcanism). Aktivitas magmatis adalah segala aktivitas
magma yang berasal dari dalam bumi. Pada hakekatnya aktivitas magmatis
dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti tumbukan lempeng baik secara convergent,
divergent dan atau transform. Pembentukan material kulit bumi (batuan) yang terjadi
dipematang tengah samudera adalah salah satu contoh dari aktivitas makma,
sedangkan pembentukan gunungapi dikepulauan hawai adalah contoh lain dari
aktivitas magma yang terjadi disepanjang batas lempeng(transform). Produk dari
aktivitas magma dapat menghasilkan batuan beku, baik batuan beku intrusive dan
batuan beku ekstrusive.
 Bentangan Alam Endogen
Bentangan alam endogen adalah bentangan alam yang proses pembentukanya dikontrol oleh
gaya-gaya endogen, seperti aktivitas gunung api, aktivitas magma dan aktivitas tektonik
(perlipatan dan patahan). Bentuk bentang alam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai
bentuk bentangalam konstruksional (constructional landforms). Adapun bentuk-bentuk bentang
alam endogen antara lain adalah

a.Bentang alam struktural (structural/tektonic landforms)


Bentang alam struktural adalah bentangalam yang proses pembentukanya dikontrol oleh
gaya tektonik seperti perlipatan dan atau patahan. gambar 2 dibawah adalah blok diagram dari
suatu patahan sesar mendatar yang menghasilkan bentuk-bentuk bentang alam antara lain
gawir, bukit tertekan (pressure ridge), sag basin, shutter ridge, dan offset river.

Gambar 2
Blok diagram yang memperlihatkan bentuk-bentuk bentang alam yang terjadi didaerah patahan khususnya
diwilayah yang terkena sesar mendatar (strike slip fault) antara lain gawir, bukir tertekan (pressure
ridge), sag basin, shutter ridge dan offset river.

1.Morfologi Escarpments (Morfologi Gawir Sesar)


Morfologi escarpments (gawir sesar) adalah bentangan alam yang berbentuk bukit dimana
salah satu lerengnya merupakan bidang sesar, morfologi gawir sesar biasanya dicirikan oleh
bukit yang memanjang dengan perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara bagian yang
datar dan bagian bukit. Pada umumnya bagian lereng yang merupakan bidang sesar
mendatar, pergeseran memungkinkan salah satu bagian bergerak ke arah atas terhadap
bagian lainya yang kemudian membentuk gawir. Pada gambar 3 dibawah diperlihatkan
salah satu bentuk gawir sesar yang ada di wilayah "ower valley" dan sesar ini terbentuk
bersamaan dengan terjadinya gempabumi pada tahun 1872. Tampak pada gambar, bagian
depan berupa dataran dan latar belakang berupa gawir dengan endapan talus yang
diendapkan didepan bidang sesar.
2. Morfologi Pressure Ridge (Morfologi Bukit Tertekan)
Morfologi "Pressure Ridge" (Bentang alam) Bukit Tertekan) adalah bentang alam yang
berbentuk bukit dan terjadi sebagai akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar
dan akibat tekanan tersebut mengakibatkan batuan yang berada disepanjang patahan
terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah atas
(gambar 4)

Gambar 3
Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) yang berupa bukit dengan lereng sebagai bidang sesar dan dicirikan oleh
perbedaan relief yang cukup ektrim antara dataran dan perbukitan.

Gambar 4
Morfologi presure ridges (bukit tertekan) yang berupa bukit hasil dari penganggkatan yang diakibatkan oleh gaya
yang bekerja disepanjang patahan
3. Morfologi "sag basin" (Morfologi cekungan kantong)
Morfologi sag basin adalah bentangan alam yang terbentuk dari hasil dari pergeseran sesar
mendatar (strike slip fault), dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan
dengan pasanganya (gambar 5) Morfologi "sag basin" merupakan pasangan dari morfologi
"pressure ridge" dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja.

4. Morfologi "Shutter Ridge" (Morfologi Bukit Terpotong


Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar
(gambar 6). Shutter ridges terjadi apabila salah satu sisi dari bidang sesar merupakan
bagian permukaan yang lebih rendah. Perbedaan relief ini disebabkan oleh pergeseran yan
terjadi disepanjang patahan mendatar dan seringkali mengakibatkan tersumbatnya aliran
sungai.

Gambar 5
Morfologi sag basin yang dicirikan oleh bentangan yang berbentuk cekungan dan merupakan bagian dari suatu
pasangan sesar mendatar.

Gambar 6.
Morfologi Shutter ridges (bukit terpotong) yang memperlihatkan bagian batuan yang terangkat kearah atas
membentuk morfologi bukit
5. Morfologi "Stream Offet" (Morfologi Sungai Sigsag)
Morfologi Stream offset adalah bentangan saungai yang arah aliranya berbelok secara tiba-
tiba mengikuti arah-arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini disebabkan oleh
pergeseran bukit disepanjang patahan mendatar (Gambar 7). Bentuk sungai yang
membelok secara sigsag terjadi karena adanya pergeseran bukit (shutter ridges) dari
pergeseran lateral suatu sesar mendatar seperti sesar yang terdapat pada sesar San Andreas
di Amerika Serikat.

6. Morfologi "Folding Mountain" (Morfologi Berbukitan Lipatan)


Morfologi Perbukitan Lipatan adalah bentuk bentang alam yang tersusun oleh batuan sedimen
yang terlipat membentuk struktur antiklin dan sinklin. Morfologi perbukitan lipatan dicirikan oleh
susunan perbukitan dan lembah-lembah yang berpola sejajar. Genesa pembentukan morfologi
perbukitan lipatan adalah gaya tektonik yang terjadi pada suatu cekungan sedimen.

Gambar 8
Morfologi berbukitan lipatan
b. Bentang Alam Gunung Api
Bentang alam gunung api (Volcanic Land forms) adalah bentangalam yang
merupakan produk dari aktivitas gunung api. Bagian-bagian dari morfologi gunung api
sebagai berikut :

1. Volcanic Landforms (Morfologi Gunungapi)


Morfologi gunung api adalah bentang alam gunung api yang proses terbentukanya dikontrol
oleh aktivitas gunung api. Bentuk-bentuk bentang alam gunung api dapat dikelompokan
berdasarkan pada tipe/jenis magmanya (magma basa, magma intermediate, magma asam)
serta jenis maerial yang dikeluarkanya (lava atau piroklastik)

Morfologi gunung api strato adalah bentang alam gunung api yang berbentuk kerucut dan
disusun oleh perulangan dari material piroklastik dan lava. Adapun jenis magma yang
membentuk gunung api strato pada umumnya berupa magma yang berkomposisi intermedier.

Morfologi Gunung api perisai adalah bentang alam gunung api yang bentuknya menyerupai
perisai dan biasanya tersusun oleh lava yang berkomposisi basaltis. Karena magma basa
yang bersifat encer maka ketika magma tersebut keluar melaui pusat erupsinya akan tersebar
kesegala arah membentuk bentuk menyerupai perisai. Gunung api tipe perisai banyak
dijumpai dikepulauan Hawaii, Amerika dan saat erupsi aliran lavanya bisa mencapai hingga
puluhan kilometer.

Gambar 18
Morfologi Gunung api Strato / Strato volcano (kiri), Morfologi Gununapi Perisai / Shield Volcano
(kanan)

2. Volcanic Footslope landforms (Morfologi kaki gunung api)


Morfologi kaki gunungapi adalah bentang alam gunungapi yang merupakan bagian kaki dari
suatu tubuh gunungapi. pada umumnya suatu tubuh gunung api dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu kepundan gunungapi, badan/kerucut gunungapi, dan kaki gunungapi

3. Crater Landforms (Kawah gunungapi)


Morfologi kawah adalah bentang alam gunungapi yang berupa lubang tempat keluarnya
material gunungapi ketika terjadi erupsi.
Gambar 19
Morfologi kaki gunungapi (kiri), Morfologi kawah gunungapi (kanan)

4. Caldera Landforms (Morfologi Kaldera Gunungapi)


Morfologi Kaldera adalah bentang alam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi tipe
explosive yang mengakibatkan bagian kepundanya runtuh sehingga membentuk bentuk
kawah yang sangat luas. Kadang kala bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau.
Contoh uang paling klasik kaldera di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatera Utara.

5. Volcanic-neck Landforms (Morfologi jenjang gunungapi)


Morfologi jenjang gunungapi adalah bentang alam yang berbentuk seperti leher atau tiang
merupakan sisa dari proses denudasi gunungapi.

Gambar 20
Morfologi Kaldera /Kaldera Landform (Kiri), Morfologi Jenjang Gunungapi (kanan)

6. Parasitic Cone Landforms (Morfologi Gunung Parasit)


Morfologi gunung parasit (parasic cones) adalah bentang alam yang berbentuk kerucut yang
keberadaanya menumpang pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut sebagai
anak gunungapi.
7. Lava Plug Landforms (Morfologi Sumbat Lava)
Sumbat lava (lavaplug) adalah bentang alam yang berbentuk pipa atau bantal berupa lava
yang membeku pada lubang kepundan.

Gambar 21
Morfologi kerucut gunungapi (kiri), Morfologi sumbat lava (kanan)

8. Morfologi Maar
Morfologi maar adalah bentang alam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi
hasil erupsi preatomatik, letusanya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak dengan
magma. Ciri dari morfologi maar pada umumnya diisi oleh air membentuk suatu danau
kawah yang dangkal.

9. Volcanik Remant Landforms (Morfologi sisa Gunungapi)


Sisa gunung api (Volcanic remant) adalah sisa-sisa dari suatu gunung api yang telah
mengalami proses denudasi.

Gambar 22
Morfologi maar (kiri), Morfologi sisa gunungapi (kanan)

Anda mungkin juga menyukai