PENDAHULUAN
Dalam penulisan makalah ini, banyak teori-teori yang berorientasi pada model
mengembangkan pendidikan. Sehingga makalah ini di tulis dengan menggunakan referensi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Teologi (bahasa Yunani theos, "Allah, Tuhan", dan logia, "kata-kata," "ucapan," atau
"wacana") adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan
(Lih. bawah, "Teologi dan agama-agama lain di luar agama Kristen"). Dengan demikian,
teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan
beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Para teolog
berupaya menggunakan analisis dan argumen-argumen rasional untuk mendiskusikan,
menafsirkan dan mengajar dalam salah satu bidang dari topik-topik agama.
Pendidikan transformatif bisa kita ambil dari ajaran islam yang menuntut setiap orang
untuk bekerja dan berusaha menjalankan bisnis, sehingga ia dapat mencukupi kebutuhan
dirinya dan keluarganya. Tetapi tidak bisa ditampik, setinggi apapun peradaban suatu bangsa,
akan selalu ada anggota masyarakat yang tidak mampu bekerja, karena alas an-alasan
objektif, sehingga mereka tidak berpenghasilan. Ada juga yang mampu bekerja, tetapi mereka
menganggur, karena “tergusur” oleh kebijakan yang tidak memihak rakyat atau pemerintah
gagal menyiapkan lapangan kerja yang sesuai bagi mereka. Ada pula yang sebenarnya sudah
bekerja, hanya saja pemasukan mereka belum mencukupi standar yang layak, karena
sedikitnya pemasukkan (income), banyaknya keluarga yang ditanggung, atau karena sebab-
sebab yang lain.
Menghadapi situasi seperti itu, kita jangan sampai membiarkan mereka terlantar.
Maka dari itu, pendidikan transformatif tidak hanya mengajarkan kerja dan membangun
bisnis, tetapi juga kesederhanaan, kedermawanan dan kasih sayang.
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat haknya, kepada orang miskin
dan orang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang yang boros itu adalah saudara-saudara
syetan dan syetan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (Qs. Al-Isra’[17]:26-27)
Anggaran belanja keluarga muslim tidak hanya meliputi nafkah hidup untuk keluarga
inti, suami-istri dan anak-anak, tapi juga keluarga besar, seperti nafkah kedua orang tua dan
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan.
Katakanlah: “Harta apa saja yang kamu infakkan hendaknya diperuntukkan bagi :
[1] kedua orangtua, [2] kerabat, [3] anak yatim, [4] orang miskin, dan [5] ibn
sabil.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan maka sensungguhnya Allah Maha
Mengetahui. (Qs. Al-Baqarah [2]: 215)
Berikut seruan Al-Qur’an yang menjanjikan kepada orang yang berinfak di jalan
Allah di dunia dan pahala di akhirat kelak. Di bawah ini juga dikutip riwayat-riwayat dari
Rasulullah saw. tentang gambaran solidaritas Islam, sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kai keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kau nafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. Syetan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-
Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (Qs.
Al-Baqarah [2]: 268)
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik
anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang
berguna. (Qs. Al-Ma’un [107]: 1-7)
Transformasi adalah perubahan rupa yang meliputi bentuk, sifat, dan fungsi. Transformasi
mengubah secara cermat dan dramatis bentuk, penampilan, dan karakter. Untuk membayangkan
transformasi dengan mudah, kita lihat transformasi biologis yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu.
Setelah melalui serangkaian proses perubahan dalam kepompongnya, kita tidak menemukan
rupa ulat pada kupu-kupu. Penampilan dan karakter ulat berubah dramatis. Ulat menjelma menjadi
serangga bersayap cantik. Ia tidak lagi melata dan makan daun-daunan, melainkan terbang dengan
sayapnya dan hinggap di kelopak bunga dan menghisap noktar, sari madu.
Lebih dari itu, model pendidikan berbasis asrama melaksanakan pendidikan dan
pengasuhan secara komprehesif. Pendidikan berbasis pesantren tidak hanya melaksanakan
pendidikan dan pengajaran, tetapi juga menjalankan fungsi pelayanan sosial dan dakwah,
serta pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan pengembangan masyarakat
Islam.
Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya kehidupan
manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda
dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Dikatakan abad ke-21 adalah abad yang
meminta kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia. Dengan sendirinya abad ke-21
meminta sumberdaya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang
dikelola secara profesional sehingga membuahkan hasil unggulan. Tuntutan-tuntutan yang
serba baru tersebut meminta berbagai terobosan dalam berfikir, penyusunan konsep, dan
tindakan-tindakan. Dengan kata lain diperlukan suatu paradigma baru dalam menghadapi
tantangan-tantangan yang baru, tantangan yang baru menuntut proses terobosan pemikiran
(breakthrough thinking process) apabila yang diinginkan adalah output yang bermutu yang
dapat bersaing dengan hasil karya dalam dunia yang serba terbuka (Tilaar, 1998:245).
Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam era ini,
semua alternative upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis
pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan
(knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge
based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge based social empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun
berbasis pengetahuan (knowledge based industry) (Mukhadis, 2013:115)
Peter F. Ducker menegaskan bahwa asset paling berharga suatu bangsa adalah
pengetahuan (knowledge) dan pekerja terdidik (knowledge worker). Pengetahuan merupakan
modal pembangunan dan kekuatan daya saing menggantikan sumber daya alam yang dapat
terdepresi. Tidak ada pembangunan tanpa manusia yang sehat, kuat, cerdas, terampil,
inovativ, berbudaya dan bertanggung jawab.
Pendidikan holistik sendiri dipahami sebagai suatu pola pendidikan yang memposisikan
guru sebagai fasilitator, mentor maupun sahabat bagi siswa. Hal yang menonjol dalam system
pendidikan holistik adalah berkurangnya pola pengajaran guru yang identik sebagai
pengontrol serta pemimpin dalam suatu proses pembelajaran.
Abad ke-21 baru berjalan satu dekade, namun dalam dunia pendidikan sudah dirasakan
adanya pergeseran, dan bahkan perubahan yang bersifat mendasar pada tataran filsafat, arah
serta tujuannya. Tidaklah berlebihan bila dikatakan kemajuan ilmu tersebut dipicu oleh
Pendidikan di Indonesia memang tidak lepas dari pengaruh perubahan sosial. Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian pesat. Bukanlah mereka yang bermental
siap pakai yang akan dapat memanfaatkan dan berhasil ikut mengarahkan perubahan-
perubahan kontemporer melainkan mereka yang pikirannya terbuka dan antusias pada hal-hal
baru. Keadaan tersebut akan berpengaruh besar pada pendidikan. Oleh sebab itu sekolah, di
Dari sekolah dengan pandangan siap pakai tidak akan dihasilkan orang-orang muda
yang dengan kecerdasannya berhasil memperbaiki kedudukannya dalam susunan sosial
output dari sekolah semacam itu hanya dua, yaitu:
- Pertama, orang-orang muda yang terlahir berada dan akan terus menduduki strata sosial
tinggi.
- Kedua, para pemuda tak berpunya yang akan tetap menelan kecewa karena ternyata
mereka makin sulit naik ke tangga sosial yang lebih tinggi dari orang tua mereka.
10 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
3. Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya akan meningkat sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi.
Dalam menganalisis struktur ekonomi terdapat dua teori utama, yaitu teori Arthur
Lewis (teori migrasi) dan Hollins Chenery (teori transformasi struktural).
Teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan
ekonomi di suatu negara yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor
industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
11 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
1. Hukum kita perlu diperbaharui dalam hal untuk mendukung transaksi elektronik.
2. Masyarakat kita perlu untuk dididik mengenai teknologi yang baru.
3. Bisnis harus online jika mereka ingin menjadi sukses.
4. Pelayanan pemerintah harus tersedia secara elektronik.
Dengan memanfaatkan informasi dari berbagai media yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, diharapkan akan ada perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Perubahan
sosial yang terjadi dalam konteks sikap masyarakat dapat dilihat dari pola interaksi
masyarakat dan bagaimana masyarakat bersikap dengan informasi yang ada. Dengan adanya
kemudahan akses informasi dan adanya keterbukaan informasi, masyarakat diharapkan akan
semakin kritis, cerdas dan berani. Dengan kaya informasi, masyarakat akan mempunyai sikap
kritis, yaitu sikap kritis untuk mengkritisi berbagai persoalan yang ada disekitarnya mulai
dalam bidang pendidikan sampai politik. Selain itu juga berani mengungkapkan pendapat
apabila sesuatu persoalan tidak sepaham dengan pendapat yang dimilikinya.
E. Transformasi Institusi
Pendidikan Islam telah berlangsung kurang lebih 14 abad yang lalu, yakni sejak nabi
Muhammad SAW diutus mejadi rasul, Pada awalnya berlangsung secara sederhana, dengan
masjid sebagai proses pembelajaran, “Al-qur’an dan Hadits”, dan Rasululloh sendiri berperan
sebagai guru dalam proses pendidikan tersebut, tetapi setelah Rosululloh wafat Islam terus
berkembang sampai keluar zajirah Arab, sehingga pendidikan Islampun mengalami banyak
perkembangan. Perbedaan kultur antar masyarakat di luar zajirah Arab menjadikan ilmu-ilmu
baru yang perlu dicarikan pemecahan dan solusi dalam pengembangan pendidikan Islam.
Di zaman yang modern pendidikan merupakan pilar utama untuk mengimbangi laju
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita tidak hanya dituntut mahir dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi saja akan tetapi juga perlu diimbangi dengan nilai-nilai spiritual
agar tidak terjadi kesenjangan dalam berkepribadian.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang hidup dari, oleh, dan untuk
masyarakat belum mendapat sentuhan pikiran dan tangan kita semua. Peningkatan mutu tidak
12 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
akan terealisir tanpa andil semua pihak, untuk itu demi peningkatan mutunya maka madrasah
perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. Prioritas utama pembangunan madrasah adalah
menciptakan citra dimasyarakat bahwa madrasah yang bersangkutan memiliki kualitas
pendidikan yang cukup baik. Hal ini penting karena citra ini akan mempengaruhi pilihan
masyarakat apakah akan mengirimkan anaknya ke madrasah tersebut atau tidak? Citra ini
dapat diciptakan dengan cara antara lain penampilan gedung yang menarik, tim olah raga atau
kesenian yang sering menang dalam lomba, seragam sekolah yang menarik, guru-guru yang
berkualitas, disiplin sekolah yang diterapkan, dan hasil ujian nasional yang baik.
Pengertian Madrasah
Madrasah merupakan sebuah kata dalam bahasa arab yang artinya sekolah. Asal
katanya darasa (baca: darosa) yang artinya mengajar. Di Indonesia, madrasah dikhususkan
sebagai sekolah (umum) yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs)
setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
13 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
telekomunikasi dan transportasi dalam era globalisasi membawa dampak positif dan negative
bagi kepentingan bangsa dan negara. Dampak positif, misalnya kita semakin mudah
memperoleh informasi dari luar dan dapat membantu kita menemukan alternative baru dalam
usaha memecahkan masalah yang kita hadapi. Dampak negatifnya adalah masuknya
informasi-informasi yang tidak kita perlukan atau bahkan dapat merusak tatanan nilai yang
selama ini kita anut.
Pendidikan Islam di Madrasah adalah pendidikan yang mempunyai ciri khas tidak
hanya sekedar penyajian mata pelajaran agama saja, artinya ciri khas tersebut bukan hanya
sekedar menyajikan mata pelajaran agama Islam dilembaga madrasah, tetapi yang lebih
penting ialah perwujudan dari nilai keislaman di dalam totalitas kehidupan madrasah.
Madrasah mempunyai ciri khas yang tidak hanya sekedar penyajian mata pelajaran agama
saja, artinya ciri khas tersebut bukan hanya sekedar menyajikan mata pelajaran agama Islam
dilembaga madrasah, tetapi yang lebih penting ialah perwujudan dari nilai keislaman di
dalam totalitas kehidupan madrasah.
Secara historis, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) khususnya IAIN, lahir dari
peleburan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) yang berkedudukan di
Yogyakarta dan mengacu PP. No. 34/ 1950 dan ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) Jakarta
14 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
berdasarkan Penetapan Menteri Agama No. 1 tahun 1957 Tgl. 1 Januari 1957. Unifikasi
kedua lembaga pendidikan tersebut menjadi IAIN didasarkan atas Peraturan Presiden No. 77
tahun 1960 tanggal 9 Mei 1960, dengan sebutan lain “al-Jami’ah al-Islamiah al-Hukumiyah.”
Pada awalnya, pendirian IAIN hanya dimaksudkan sebagai kelanjutan dari program
“memodernisasi” pendidikan Islam tradisional dan mempersiapkan tenaga-tenaga yang dapat
mengisi tugas-tugas di bidang keagamaan. Namun, kini tujuan tersebut telah mengalami
pergeseran dan perluasan misi, sejalan dengan perkembangan IAIN itu sendiri dalam
menjawab tuntutan zaman. Bahkan secara institusional, selain terdapat 14 IAIN di Indonesia,
hampir semua IAIN cabang yang ada selama ini telah diubah menjadi STAIN (Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri). Kendatipun demikian, tampaknya pengembangan kelembagaan
tersebut belum menjamin lembaga pendidikan tinggi itu untuk dapat menjadi tempat belajar
dengan predikat academic excellence.
Sementara itu perguruan Tinggi Islam yang terpisah dari PTAI bermula sejak
dirintisnya Sekolah Tinggi Islam oleh Mohammad Hatta dan M. Natsir pada bulan Juni 1945,
yang kini menjadi UII di Yogyakarta. Perintisan itu sungguh memberikan arti mendalam bagi
perintisan intelektualitas muslim di Indonesia hingga detik ini. Pesatnya perkembangan
jaman yang membawa begitu banyak problematika hidup dapat diusahakan untuk
mendapatkan ilmunya melalui lembaga-lembaga pendidikan khususnya Perguruan Tinggi
Islam. Karena ditempat itulah, pengkajian terhadap suatu masalah mendapatkan porsi yang
jauh lebih banyak dibanding jenjang pendidikan lainnya.
Namun demikian, fakta juga menyebutkan bahwa tak sedikit dari PTAI yang justru
hanya menjadi beban bagi umat. Ia tidak melahirkan kader dan tidak memberikan
sumbangsih bagi kehidupan umat. Untuk itu, harus ada pemikiran visioner yang memiliki visi
yang berlandaskan nilai-nilai ke-Islaman, sehingga diharapkan antara umat dan mahasiswa
muslim secara berkesinambungan saling memberikan kontribusinya. Dalam hal ini, aspek
15 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
dakwah kian menjadi sorotan tajam sejumlah lembaga pendidikan Islam untuk terus
dikembangkan menjadi media utama gerak langkah perguruan tinggi.
Menghadapi peradaban modern dewasa ini, yang perlu diselesaikan adalah persoalan-
persoalan internal pendidikan Islam yaitu (1) persoalan dikotomik, (2) tujuan dan fungsi
lembaga pendidikan Islam, (3) persoalan kurikulum atau materi. Ketiganya saling terkait satu
sama lain yang harus diselesaikan secara simultan agar bentuk baru organisasi (lembaga)
pendidikan Islam menuju pada integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dalam konsep
Islam segenap alam semesta dan jagad raya ini beserta isinya termasuk ilmu pengetahuan
(fenomena alam dan sosial adalah satu yaitu berasal dari, milik dan kuasa Allah SWT).
Secara makro persoalan yang dihadapi lembaga PTAI negeri dan swasta ketika itu
adalah bagaimana sistem pendidikan Islam mampu “membaca” dan relevan dengan dinamika
perubahan masyarakat. Untuk itu diperlukan rancangan atau disain yang relevan dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Kemudian disain pendidikan Islam tersebut dapat
dan mampu ditransformasikan atau diproses secara sistematis dalam masyarakat. Persoalan
pertama ini lebih bersifat filosofis, yang kedua lebih bersifat metodologis. Pendidikan Islam
perlu menghadirkan konstruksi pada dataran wacana filosofis dan metodologis.
PTAI cukup lama “terjebak” dalam tataran dikotomik seperti paparan di atas, tidak
semua PTAI siap menerima integrasi keilmuan. Sehingga sebagian PTAI baik negeri maupun
swasta masih tetap bertahan sebagai lembaga pendidikan Islam (IAIN-STAIN) yang para
16 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
lulusannya diharapkan mampu mengisi bidang-bidang keagamaan secara lebih baik. Dengan
demikian konsentrasi atau fokus lembaga pendidikan Islam ini pada” ilmu keislaman”
semata.
Berbeda dengan di beberapa tempat lain, STAIN Malang yang kini telah berubah
menjadi Universitas Islam Negeri Malang berusaha memformat diri menjadi lembaga
pendidikan tinggi Islam ideal. Pikiran-pikiran yang pijakan selama ini adalah bahwa
perguruan tinggi Islam seharusnya mampu mengantarkan mahasiswa memiliki empat
kekuatan, yaitu: (1) kedalaman spiritual, (2) keagungan akhlaq, (3) keluasan ilmu dan (4)
kematangan professional. Selama ini perguruan tinggi lebih menekankan aspek akademik,
sedangkan pesantren lebih mengedepankan akhlak dan spiritual lewat kultur yang
dikembangkan. Jika kedua kekuatan ini (tradisi kampus dan pesantren) dipadukan maka
diharapkan melahirkan sosok pendidikan yang lebih mendekati ideal sebagaimana yang
ditunggu-tunggu kehadirannya oleh umat Islam di Indonesia.
Kebijakan pemerintah berupa pemberian otonomi pendidikan dan otonomi daerah yang
segera diberlakukan, mau tidak mau menuntut lembaga pendidikan, termasuk perguruan
tinggi agama Islam, memiliki kemandirian, terbuka dan peduli dengan tuntutan zaman, dan
mampu berkompetisi dengan lembaga pendidikan lainnya. Kemandirian harus ditempuh dan
tidak boleh lagi bersikap menunggu dari atas. Mereka seharusnya tidak patut sekedar
melakukan peran-peran sebagai pelaksana sebagaimana yang terjadi pada masa lalu.
Menghadapi suasana yang serba terbuka di alam demokratis, orang akan melakukan
pilihan-pilihan rasional. Orang tidak akan hanya melakukan pilihan atas dasar hubungan
paternalistik maupun juga atas dasar loyalitas kelompok atau paham/ideologi tertentu. Selain
itu bahwa penghargaan terhadap perguruan tinggi oleh masyarakat tidak lagi semata-mata
didasarkan pada tingkat status yang diberikan oleh pemerintah seperti berstatus negeri dan
swasta; berakreditasi A, B atau C. Masyarakat akan semakin realistis dalam memilih
perguruan tinggi. Tentu, perguruan tinggi yang dipilih adalah yang benar-benar mampu
memberi bekal hidup dan nilai tambah bagi lulusannya. Oleh karena itu, perguruan tinggi
yang ingin berdiri tegak harus lebih terbuka dan mampu melihat tuntutan riil masyarakat.
Di sisi lain mahasiswa dan alumni PTAI umumnya cenderung berfikir normatif,
kurang mampu memahami konteks dan substansi empiris dari persoalan agama, sehingga
berakibat pada kekurangmampuan mereka mengemukakan alternatif penyelesaian masalah
yang sifatnya realistik. Pada bagian lain, materi pengajaran yang berkaitan dengan
17 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
pandangan-pandangan keagamaan, hendaknya juga berorientasi pada situasi nyata yang
dihadapi oleh umat dewasa ini.
18 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah tersebut dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
19 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n
DAFTAR PUSTAKA
Fadlullah, Pujiastuti, H., Darman, D. R., Zidny, R. 2016. Profesi Tenaga Pendidik dan
Kependidikan. Jakarta : Hartomo Media Pustaka.
Arif Arifudin. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kultura GP Press Group
Usman & Ida Inayawati. 2011. Ayo Mengkaji Akidah Akhlak Untuk Madrasah Aliyah Kelas
XI. Jakarta : Erlangga.
Asih Eka Putri. 2014. Paham Transformasi Jaminan Sosial Indonesia. Jakarta : CV.
Komunitas Pejaten Mediatama.
Tambunan, Tulus T.H. 2001. Perekonomian Indonesia. Teori Dan Temuan Empiris. Jakarta :
Indonesia.
Azra, Azyumardi. 2016. Pendidikan Islam, Tradisi, dan Modernisasi Menuju Milenium Baru.
Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu.
Etistika Yuni Wijaya., Dwi Agus Sudjimat., Amat Nyoto. 2016. TRANSFORMASI
PENDIDIKAN ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL. Jurnal UNM.
Vol. 1. No. 1. hlm. 264-265.
Wilson, T. C. 1977. The Larges Goals Of Education. Newport Harbor High School in
Newport Beach California. Vol. 61. No. 407. hlm. 95.
https://www.kompasiana.com/myabdulmujib/transformasi-perguruan-tinggi-di-
indonesia_5721d1af0d97735a11003f2f
20 | P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o – E t i k a P r o f e s i K e p e n d i d i k a n