Anda di halaman 1dari 13

RESUME TEORI AKUTANSI

VALUE RELEVANCE OF ACCOUNTING INFORMATION

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
RANI MUSTIKA SARI 12030119410010
LAILA MUBAROKAH 12030119410012

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUTANSI


PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2019
CHAPTER 5
VALUE RELEVANCE OF ACCOUNTING INFORMATION

5.1 PENDAHULUAN
Ada pepatah bahwa “the proof of pudding is eating”. Untuk membuktikan kebenaran suatu
hal/peristiwa adalah dengan “merasakan” atau terjun di dalamnya. Jika teori pasar efisien (efficient
market theory) dan teori-teori keputusan (decision theory) yang mendasarinya adalah deskripsi yang
masuk akal pada realitas kejadian yang rata-rata (yang nyata terjadi), maka kita harus melakukan
observasi untuk mengamati nilai pasar sekuritas (market value of security) yang merespon informasi
baru dengan cara yang dapat di prediksi. Petunjuk-petunjuk tersebut mengarah untuk di lakukanya
penelitian empiris akutansi.
Meskipun terdapat kesulitan dalam merancang eksperimen untuk menguji implikasi dari
kebermanfaatan keputusan (decision usefulness) atas informasi akuntansi, dengan melihat ketika harga
saham bereaksi dengan informasi, kita dapat mengatakan bahwa informasi akuntansi memiliki
relevansi nilai (value relevance).
Pendekatan relevansi nilai mengambil sudut pandang bahwa investor ingin membuat prediksi
mereka sendiri dalam menentukan tingkat pengembalian saham di masa depan (bukan dari laporan
keuangan, sebagaimana dalam kondisi ideal), juga menyiratkan bahwa penelitian empiris dapat
membantu akuntan untuk lebih meningkatkan kebermanfaatan dengan membiarkan respon pasar
membimbing mereka mengenai informasi apa yang dianggap penting dan tidak penting bagi investor.
Meskipun investor dan akuntan dapat mengambil manfaat dari informasi yang berguna, tidak
berarti bahwa masyarakat akan mendapatkan manfaat yang sama. Informasi adalah komoditas yang
sangat kompleks, dan nilai suatu informasi secara privat dan sosial tidaklah sama. Pertimbangan sosial
ini tidak membatalkan nilai relevansi. Akuntan masih dapat berusaha untuk meningkatkan posisi
kompetitif mereka di pasar informasi dengan memberikan informasi yang lebih berguna
The Ball and
Brown Study

Value relevance – finding A Caveat: accounting Market response


the market response to information as a consistent with
accounting information public good theory

Earnings response
coefficient, earnings
persistence

5.2 OUTLINE OF THE RESEARCH PROBLEM


5.2.1 Reasons for Market Response
Pertimbangkan beberapa prediksi berikut mengenai perilaku investor dalam menanggapi
informasi laporan keuangan:
1. Investor memiliki keyakinan sebelumnya mengenai kinerja perusahaan di masa depan – yang
dapat berupa dividen, arus kas, dan/atau laba, yang memiliki pengaruh terhadap pengembalian
yang diharapkan dan risiko sekuritas perusahaan.
2. Setelah dirilisnya laba bersih periode berjalan, beberapa investor akan dengan cepat
memutuskan untuk mencari lebih banyak informasi dengan menganalisis jumlah pendapatan.
3. Investor yang telah merevisi secara positif keyakinan mereka mengenai kinerja perusahaan di
masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan pada harga pasar saat ini, dan
sebaliknya pula bagi investor yang telah merevisi keyakinan mereka secara negatif.
4. Kita dapat berekspektasi bahwa volume saham yang diperdagangkan akan meningkat ketika
perusahaan melaporkan laba bersih.

Beaver (1968), dalam penelitiannya yang terkenal, meneliti reaksi volume perdagangan. Ia
menemukan adanya peningkatan yang dramatis dalam volume perdanganan pada minggu rilisnya
pengumuman laba. Model Kim dan Verrecchia (1997) menunjukkan bahwa volume perdaganganlebih
noisydari perubahan harga sebagai ukuran kebermanfaatan keputusan informasi laporan keuangan.

5.2.2 Finding the Market Response


1. Teori pasar efisien menyiratkan bahwa pasar akan bereaksi dengan cepat terhadap informasi
baru.
Jika pasar akan bereaksi, hal tersebut harus terjadi pada beberapa hari sekitar tanggal
pengumuman.
2. Kabar baik atau kabar buruk dalam laporan laba bersih biasanya dievaluasi relatif terhadap apa
yang diharapkan investor. Peneliti harus mendapatkan proxy atas laba bersih yang diharapkan
oleh investor akan terjadi. Proxy ini biasanya didasarkan pada pendapatan sebelumnya atau
prediksi laba dari analis.
3. Ada banyak peristiwa yang terjadi yang akan mempengaruhi volume dan harga saham
perusahaan. Ini berarti bahwa respon pasar terhadap laba bersih yang dilaporkan dapat sulit
untuk diketahui. Perlu untuk memisahkan dampak dari faktor pasar (market-wide) dan dan
faktor spesifik perusahaan (specific-firm) terhadap tingkat pengembalian saham.

5.2.3 Separating Market-Wide and Firm-Specific Factors


Model pasar secara luas digunakan untuk memisahkan faktor pasar dan spesifik perusahaan yang
mempengaruhi pengembalian sekuritas. Gambar 5.2 memberikan ilustrasi grafis dari model pasar untuk
perusahaan j untuk periode t, di mana kita lamanya periode adalah satu hari. Angka ini menunjukkan
hubungan antara pengembalian saham perusahaan j dan pengembalian portofolio pasar (diproksi,
misalnya, dengan indeks Dow Jones Industrial Average atau Indeks Komposit S&P/TSX).

Gambar 5.2

Perhatikan persamaan dari model pasar berikut:


𝑅𝑗𝑡 = 𝛼𝑗 + 𝛽𝑗 𝑅𝑀𝑡 + 𝜖𝑗𝑡
Misalkan dalam hal ini dihasilkan nilai αj = 0,0001 dan βj = 0.80, seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Dengan perkiraan dari model pasar untuk perusahaan j ini, peneliti dapat
mengkonsultasikannyake media keuangan untuk menemukan hari diumumkannya laba perusahaan
periode ini. Sebut saja "hari 0". Misalkan untuk hari 0 pengembalian indeks industri Dow Jones adalah
0,001. Maka model pasar yang diperkirakan untuk perusahaan j digunakan untuk memprediksi laba atas
saham perusahaan j untuk hari ini. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2, hasil yang diharapkan adalah
0,0009. Sekarang asumsikan bahwa pengembalian aktual atas saham perusahaan j untuk hari 0 adalah
0,0015. Maka perbedaan antara pengembalian aktual dan yang diharapkan adalah 0,0006 (yaitu, Єjt =
0,0006 untuk hari ini). Angka 0,0006 ini adalah perkiraan yang abnormal, atau perusahaan-spesifik,
atas pengembalian saham perusahaan j untuk hari itu. Pengembalian abnormal ini juga diartikan sebagai
tingkat pengembalian saham perusahaan j untuk hari 0 setelah dihapusnya pengaruh faktor pasar.

5.2.4 Comparing Returns and Income


Peneliti empiris sekarang dapat membandingkan abnormal return atas saham pada hari 0
sebagaimana dihitung di atas dengan komponen yang tak terduga dari laba bersih perusahaan saat ini.
Untuk meningkatkan kekuatan penyelidikan, peneliti mungkin ingin juga memeriksa beberapa hari di
sebelum dan sesudah hari 0. Jika return abnormal positif dan negatif seputar berita penghasilan yang
baik atau buruk ditemukan pada seluruh sampel perusahaan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
prediksi yang didasarkan atas teori keputusan dan teori pasar sekuritas efisien benar terbukti. Hal ini
pada gilirannya akan mendukung pendekatan kebermanfaatan dalam pengembilan keputusan (decision
usefulness) pada akuntansi dan pelaporan keuangan, karena, jika investor tidak menganggap bahwa
informasi laba bersih bermanfaat, maka respon pasar akan sulit diamati.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi komplikasi, misalnya, dimungkinkan
adanya "opini kedua (second opinion)" pada beta dengan memperkirakannya dari informasi laporan
keuangan dan bukan dari data pasar. Atau, beta dapat diperkirakan dari periode setelah pengumuman
laba dan dibandingkan dengan estimasi dari periode sebelum pengumuman laba.
Selain itu, terdapat cara untuk memisahkan return pasar dan spesifik perusahaan yang
mengabaikan beta. Atau alternatif lainnya, seperti dijelaskan dalam Easton dan Harris (1991), kita juga
dapat menggunakan total return saham saja dan tanpa mempertimbangkan faktor return pasar sama
sekali. Sepanjang model pasar tidak sepenuhnya mengungkap realita, penggunaannya dapat lebih
menghasilkan kesalahan dalam memperkirakan beta dan abnormal return daripada mengurangi dengan
menghapus return pasar dan pengendalian risiko.

5.3 THE BALL AND BROWN STUDY


5.3.1 Methodology and Findings
Jenis penelitian disebut studi peristiwa (event study), karena mempelajari reaksi pasar sekuritas
dalam ruang lingkup yang sempit atas peristiwa tertentu, dalam hal ini, rilis laba bersih perusahaan.
Tinjauan atas penelitian BB ini baik dilakukan karena metodologi dasar, termasuk adaptasi dan
pengembangan metodenya, masih terus digunakan. Tugas pertama BB adalah untuk mengukur
kandungan informasi dari laba - yaitu, apakah laba yang dilaporkan lebih besar dari apa yang diharapkan
oleh pasar (GN) atau kurang dari yang diharapkan (BN). Tentu saja, diperlukan proxy untuk ekspektasi
pasar. Adapun proxy yang mereka gunakan adalah laba aktual tahun lalu, dan bahwa pendapatan tak
terduga pada tahun ini dianggap sebagai perubahan laba. Dengan demikian, perusahaan dengan
pendapatan lebih tinggi dari tahun lalu diklasifikasikan sebagai BN.
Tugas berikutnya adalah untuk mengevaluasi return pasar pada saham perusahaan sampel pada
waktu yang dekat dengan setiap pengumuman laba. Hal ini dilakukan sesuai dengan prosedur abnormal
return. Aspek yang menarik dan penting dalam penelitian BB adalah bahwa mereka mengulangi
perhitungan abnormal return pasar untuk jangka waktu yang lebih luas, yang terdiri dari masing-masing
11 bulan sebelum dan enam bulan setelah bulan informasi laba dirilis (bulan 0). BB menghitung
abnormal return rata-rata untuk setiap bulan dalam jangka waktu 18bulan ini.

Bagian atas dari Gambar 5.3 menunjukkan rata-rata kumulatif abnormal return untuk
pengumuma laba GN perusahaan dalam sampel; bagian bawah menunjukkan hal yang sama untuk
pengumuman BN perusahaan. Seperti dapat dilihat, perusahaan GN secara keseluruhan mengungguli
total sampel (total sampel mewakili aspek pasar yang luas), dan perusahaan BN sangat underperformed,
selama periode 11bulan menjelang bulan dirilisnya laba perusahaan.

5.3.2 Causation Versus Association


Jika reaksi pasar sekuritas terhadap informasi akuntansi diamati selama jangka waktu beberapa
hari (atau, dalam kasus BB, sebulan) sekitar pengumuman laba, dapat dikatakan bahwa informasi
akuntansi adalah penyebab dari reaksi pasar. Alasannya adalah bahwa selama jangka waktu yang sempit
tersebut hanya ada relatif sedikit peristiwa spesifik perusahaan yang terjadi selain laba bersih yang
mempengaruhi pengembalian saham. Dengan demikian, hubungan dalam jangka waktu yang sempit
antara return sekuritas dan informasi akuntansi menunjukkan bahwa pengungkapan akuntansi adalah
sumber informasi baru bagi investor.
Evaluasi terhadap return saham pada jangka waktu yang lebih lebar, ternyata, membuka
hubungan reaksi kepada sejumlah peristiwa lain yang berpengaruh terhadap harga saham. Misalnya,
sebuah perusahaan mungkin menemukan cadangan minyak dan gas baru, terlibat dalam proyek R&D
yang menjanjikan, atau mengalami peningkatan penjualan dan kenaikan pangsa pasar. Seiring pasar
menyerap informasi ini dari sumber-sumber yang lebih tepat waktu, seperti artikel media, pengumuman
perusahaan, kondisi ekonomi dan industri, laporan triwulanan, dan insider buying(untuk GN) dan
selling (BN), harga saham akan mulai naik. Hal ini mencerminkan sebagian sifat informatif harga saham
mengingat, di pasar yang efisien, harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, bukan
hanya informasi akuntansi. Dengan demikian, perusahaan yang dianggap berjalan baik harus
mengantisipasi efek informasi akuntansi terhadap harga saham mereka sebelum GN muncul dalam
laporan keuangan. Artinya, karena adanya jeda pengakuan (recognition lag) ini, harga menyebabkan
laba. Sehingga argumen yang bisa diungkapkan dalam lingkup jangka waktu yang panjang adalah
bahwa laba bersih dan return saham berhubungan. Bahwa hal tersebutlah yang mendasari kinerja
ekonomi riil dari perusahaan yang menghasilkan asosiasi, karena baik harga saham dan laba bersih
(dengan lag) yang mencerminkan kinerja nyata.
Sebagian besar informasi laba bersih telah diantisipasi sebelum bulan 0. Bahkan, BB
memperkirakan bahwa, rata-rata, 85%-90% dari informasi dalam pendapatan tahunan telah ikut
membangun harga saham pada saat pendapatan tahunan diumumkan. Namun demikian, hasil penelitian
dalam jengka waktu yang sempit tersebut tetap; pasar tidak mengantisipasi semua informasi laba bersih,
sehingga mendukung baik teori keputusan maupun teori pasar efisien serta relevansi nilai informasi
akuntansi.

5.3.3 Outcomes of the BB Study


Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian BB adalah membuka sejumlah issue
tambahan terkait kebermanfaatan (decision usefulness). Langkah logis berikutnya adalah untuk
menanyakan apakah besarnya laba tak terduga terkait dengan besarnya respon pasar sekuritas - ingat
bahwa analisis BB hanya didasarkan pada pertanda laba tak terduga. Artinya, kandungan informasi dari
laba dalam penelitian BB diklasifikasikan hanya ke GN atau BN, ukuran yang cukup kasar.
Setelah perbandingan perubahan laba tak terduga dengan abnormal return saham, Beaver, Clarke,
dan Wright (BCW) menemukan bahwa semakin besar perubahan laba tak terduga, semakin besar respon
pasar saham. Hasil ini konsisten dengan CAPM dan kebermanfaatan keputusan (decision usefulness),
karena semakin besar perubahan laba tak terduga, semakin banyak rata-rata investor yang akan merevisi
perkiraan mereka atas kinerja perusahaan di masa depan dan return investasi yang mereka harapkan,
hal-hal lain yang tetapsama.
Selain itu, para peneliti akuntansi telah mempelajari respon pasar sekuritas dengan laba bersih di
bursa saham lainnya, di negara-negara lain, dan untuk laporan pendapatan kuartalan, dengan hasil yang
mirip. Pendekatan ini telah diterapkan untuk mempelajari respon pasar terhadap informasi yang
terkandung dalam standar akuntansi baru, perubahan auditor, dll.

5.4 EARNINGS RESPONSE COEFFICIENTS


Mengingat bahwa abnormal return pasar sekuritas yang diidentifikasi oleh BB adalah nilai rata-
rata – menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan GN menikmati abnormal return positif, dan perusahaan
BN mereka menunjukkan abnormal return yang negatif. Salah satu arah yang paling penting dalam
penelitian akuntansi keuangan empiris setelah penelitian BB adalah identifikasi dan penjelasan tentang
respon pasar diferensial terhadap informasi laba. Hal ini disebut penelitian koefisien respon laba (ERC).

Koefisien respon laba mengukur sejauh mana respon abnormal return pasar sekuritas
dalam merespon komponen tak terduga dari laba yang di laporkan (reported earnings)
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

Artinya, untuk menghitung ERC, bagi abnormal return saham (untuk jangka waktu seputar
tanggal rilis laba) dengan pendapatan tak terduga untuk periode tersebut. Ini akan mengukur abnormal
return per dolar dari pendapatan abnormal, yang memungkinkan perbandingan ERC di berbagai
perusahaan dan dari waktu ke waktu.

5.4.1 Reasons for Differential Market Response


Sejumlah alasan dapat diajukanmengenai respon pasar diferensial untuk laba yang dilaporkan.
Kita akan meninjaunya satu persatu.

Beta Semakin berisiko urutan pengembalian yang diharapkan di masa depan atas suatu perusahaan,
semakin rendah nilainya bagi investor yang menghindari risiko, hal-hal lain yang sama. Untuk investor
yang terdiversifikasi, ukuran risiko yang relevan atas saham adalah beta. Karena investor mengacu ke
laba saat ini sebagai indikator kinerja masa depan dan return saham, semakin berisiko pengembalian
tersebut di masa depan, semakin rendah reaksi investor terhadap besaran laba tak terduga, yang akan
mengarah ke biaya modal yang lebih tinggi.
Jika saham ini memiliki beta yang tinggi, hal tersebut akan meningkatkan risiko portofolio.
Karena investor melakukan tradeoff antara risiko dan return, beta yang tinggi bertindak sebagai rem
pada permintaan investor untuk saham GN. Bukti empiris dari ERC yang lebih rendah untuk beta yang
lebih tinggi ditemukan oleh Collins dan Kothari (1989) dan Easton dan Zmijewski (1989).
Capital Structure, Untuk perusahaan yang dengan leverage yang tinggi, peningkatan, katakanlah, pada
laba (sebelum bunga) menambah kekuatan dan keamanan atas obligasi dan hutang lainnya, sehingga
banyak kabar baik mengenai laba lebih ditujukan ke debtholders daripada pemegang saham. Oleh
karena itu, ERC untuk sebuah perusahaan yang memiliki leverageyan tingi harus lebih rendah dari
perusahaan yang memiliki sedikit atau tidak ada utang, hal-hal lain sama.
Bukti empiris mengenai ERC yang lebih rendah bagi perusahaan dengan leverage yang tinggi
dilaporkan oleh Dhaliwal, Lee, dan Fargher (1991).

Kualitas Laba, Kita menentukan kualitas (yaitu, keinformatifan) atas laba dari besarnya probabilitas
diagonal utama pada sistem informasi yang terkait. Semakin tinggi probabilitas ini, semakin tinggi ERC
yang kita harapkan, karena investor akan lebih mampu untuk menyimpulkan kinerja perusahaan di masa
depan dari kinerja saat ini.
Pertama adalah persistensi laba. Kita berharap bahwa ERC akan semakin tinggi seiring dengan
kabar baik atau buruk pada usaha tahun berjalan diperkirakan akan bertahan di masa depan, karena
penghasilan saat ini dianggap memberikan indikasi yang lebih baik mengenai kinerja perusahaan di
masa depan. Bukti bahwa ERC lebih tinggi seiring persistensi perubahan pendapatan tak terduga
disampaikan oleh Kormendi dan Lipe (1987), yang mengukur persistensi dari sejauh mana perubahan
laba dalam dua tahun terakhir terus berlanjut hingga tahun ini – semakin besar pengaruh perubahan laba
dua tahun terakhir dengan perubahan laba tahun berjalan, semakin besar persistensi penghasilan
sebelumnya.
Li (2011) mengusulkan pendekatan yang terkait untuk mengukur persistensi. Dia berargumen
bahwa keputusan mengenai investasi modal dan tenaga kerja perusahaan mencerminkan informasi
internal manajemen tentang prospek laba jangka panjang perusahaan. Artinya, seorang manajer yang
rasional hanya akan menginvestasikan modal dan tenaga kerja pada proyek yang diharapkan akan
bernilai positif.
Persistensi adalah sebuah konsep yang menantang dan bermanfaat. Salah satu alasannya,
dikemukakan oleh Ramakrishnan dan Thomas (RT, 1991), adalah bahwa komponen yang berbeda dari
laba bersih mungkin memiliki persistensi yang berbeda. RT membedakan tiga jenis peristiwa laba:
 Permanen, diharapkan bertahan tanpa batas waktu
 Transitoris, mempengaruhi laba pada tahun berjalan tapi tidak tahun depan
 Harga tidak relevan, persistensi nol

ERCs per dolar dari pendapatan tak terduga untuk ini adalah (1 + Rf)/Rf (di mana Rf adalah tingkat
bunga bebas risiko), 1, dan 0, masing-masing.
Sebagai akibatnya, terdapat tiga ERC, masing-masing mungkin ada di laporan laba rugi yang
sama. RT menyarankan bahwa alih-alih mencoba untuk memperkirakan ERC rata-rata, investor harus
berusaha untuk mengidentifikasi tiga jenis ERC tersebut secara terpisah dan menetapkan ERC yang
berbeda untuk masing-masing.
Dimensi kedua dari kualitas laba adalah kualitas akrual. Pendekatan ini diusulkan oleh Dechow
dan Dichev (DD; 2002). Mereka menunjukkan bahwa laba bersih terdiri dari
Batas pemasukan = arus kas dari operasi +- akrual net

di mana akrual bersih termasuk perubahan non-tunai bekerja rekening modal seperti piutang,
penyisihan piutang tak tertagih, persediaan, hutang, dll, serta beban amortisasi. Manajer memiliki
kendali besar atas jumlah dan waktu akrual. Jika manajer menggunakan kontrol berlebihan pada pos
akrual untuk mempengaruhi jumlah laba bersih yang dilaporkan, disebut Discrecionary Accruals. DD,
pada dasarnya, berpendapat bahwa semakin besar discretionary accrual yang relatif terhadap arus kas,
semakin besar kemungkinan pos akrual tersebut mengandung komponen diskresioner yang substansial,
yang mengarah ke kualitas laba yang lebih rendah.
Peluang Pertumbuhan GN atau BN untuk laba saat ini dapat mengisyaratkan prospek pertumbuhan
masa depan perusahaan, dan karenanya ERC yang lebih tinggi. Seseorang dapat berpikir bahwa karena
laporan keuangan masih mengandung komponen biaya historis yang cukup besar, laba bersih tidak bisa
benar-benar menginformasikan pertumbuhan masa depan perusahaan.
Kesamaan Harapan Investor Investor yang berbeda akan memiliki harapan yang berbeda mengenai
laba perusahaan periode berikutnya, tergantung dari informasi awal yang mereka miliki dan sejauh
mana kemampuan mereka untuk mengevaluasi informasi tersebut.
Keinformatifan Harga bagaimana harga saham secara parsial menginformasikan tentang nilai masa
depan perusahaan. Konsekwensinya adalah bahwa harga menyebabkan laba, karena harga pasar
merupakan agregat dari semua informasi perusahaan yang diketahui publik, banyak di antaranya yang
oleh sistem akuntansi terdapat lag. Semakin informatif laba tersebut, semakin sedikit kandungan
informasi dari laba akuntansi saat ini, hal-hal lain sama, sehingga semakin rendah ERC.

5.4.2 Implications of ERC Research


Bukti empiris dari hubungan positif antara ERC dan kualitas laba menunjukkan bahwa kualitas
laba yang lebih tinggi dihargai oleh investor. Selain itu, hasil penelitian bahwa ERC akan lebih rendah
untuk perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi mendukung argumen untuk memperluas
pengungkapan sifat dan besarnya instrumen keuangan, termasuk informasi yang off balance sheet. Jika
ukuran relatif kewajiban suatu perusahaan mempengaruhi respon pasar terhadap laba bersih, maka
diharapkan bahwa semua kewajiban untuk diungkapkan.
Akhirnya, pentingnya persistensi laba terhadap ERC berarti bahwa pengungkapan komponen
laba bersih berguna bagi investor. Banyak detail dalam laporan laba rugi, neraca, dan informasi
tambahan yang membantu investor menafsirkan persistensi jumlah pendapatan saat ini.

5.4.3 Measuring Investors’ Earnings Expectations


Memperoleh perkiraan yang wajar dari ekspektasi laba adalah komponen penting dari penelitian
relevansi nilai. Ketika kondisi tidak ideal, ekspektasi laba akan lebih kompleks. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah memproyeksikan time series yang dibentuk oleh laporan pendapatan
bersih masa lalu perusahaan – yaitu, untuk mendasarkan harapan masa depan pada kinerja masa lalu.
 Jika penghasilan 100% persisten, pendapatan yang diharapkan untuk tahun berjalan adalah laba
aktual tahun lalu. Dan pendapatan tak terduga untuk tahun berjalan dianggap sebagai perubahan
dari tahun lalu.
 Jika penghasilan 0% persisten, maka tidak ada informasi laba tahun lalu tentang laba masa
depan, dan semua penghasilan saat ini tak terduga. Artinya, pendapatan tak terduga akan sama
dengan tingkat pendapatan tahun berjalan.
Pada pembahasan sebelumnya, kita hanya berfokus pada pendekatan time series. Sumber lain
ekspektasi laba adalah perkiraan analis. Sumber ini sekarang tersedia secara luas untuk hampir seluruh
perusahaan besar. Jika perkiraan analis lebih akurat daripada perkiraan time series, maka dapat
memberikan perkiraan yang lebih baik dari ekspektasi laba, karena investor yang rasional akan
menggunakan perkiraan yang paling akurat. Bukti oleh Brown, Hagerman, Griffin, dan Zmijewski
(1987), yang mempelajari kinerja perkiraan triwulanan satu organisasi forecasting (Value Line),
menunjukkan bahwa analisis mengungguli model time series dalam hal keakurasian. O'Brien (1988)
juga menemukan bahwa perkiraan laba triwulanan analis lebih akurat dibandingkan perkiraan time
series. Meskipun bukti bahwa analis prakiraan cenderung lebih akurat daripada perkiraan berdasarkan
time series, bukti lain (Easton dan Sommers, 2007) menunjukkan bahwa perkiraan analis memiliki
kecenderungan bias untuk optimis, terutama untuk perusahaan-perusahaan kecil. Meskipun demikian,
penelitian terbaru mengenai nilai isi informasi dari laba cenderung mendasarkan ekspektasi laba pada
perkiraan analis.

5.5 A CAVEAT ABOUT THE “BEST” ACCOUNTING POLICY


Informasi memiliki karakteristik barang publik. Sebuah barang publik adalah barang yang ketika
dikonsumsi oleh satu orang tidak menghilangkan atau mengurangi kebermanfaatannya ketika
digunakan oleh yang lain. Investor dapat menggunakan informasi dalam laporan tahunan tanpa
menghilangkan kegunaannya untuk investor lain. Konsekuensinya, penyedia barang publik mungkin
mengalami kesulitan dalam membebankan biaya untuk produk tsb (barang publik), sehingga kita sering
menyaksikan barang publik disediakan oleh lembaga pemerintah. Jika suatu perusahaan mencoba untuk
membebankan biaya kepada investor untuk laporan tahunannya, mungkin tidak akan ada banyak
pelanggan/pengguna yang tertarik, karena sebuah laporan tahunan, setelah dibuat, dapat diunduh oleh
banyak pengguna.
Nilai sosial dari informasi tergantung dari manfaat untuk potensial investor dan kompetitor juga
bergantung pada pengorbanan/biaya yang harus ditanggung manajer dan pemegang saham.
Pengorbanan biaya-manfaat tersebut sangat sulit untuk dibuat, Karena aspek barang publik dari
informasi, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan permintaan dan penawaran untuk menghasilkan
angka yang "benar" atau terbaik, sebagaimana yang kita dapat lakukan untuk barang privat yang
diproduksi dalam pasar yang kompetitif. Alasan utamanya adalah bahwa sistem harga tidak, dan
mungkin tidak akan bisa, beroperasi untuk membebankan biaya kepada investor atas informasi yang
mereka gunakan. Akibatnya, dari perspektif sosial, kita tidak bisa bergantung pada sejauh mana respon
pasar untuk memberitahu kita kebijakan akuntansi yang mana yang harus digunakan. Argumen formal
untuk mendukung kesimpulan ini diberikan oleh Gonedes dan Dopuch (1974).
Kegagalan pasar yang terjadi pada 2007-2008 muncul argumen bahwa akuntansi nilai wajar
adalah pro-cyclical; yaitu, meningkatkan besarnya booms dan busts. Argumennya adalah bahwa, di
masa yang baik, akuntansi nilai wajar mengembangkan laba. Dengan berkonsentrasi pada penyediaan
informasi nilai wajar yang berguna untuk investor, pembuat standar rentan terhadap tuduhan bahwa
mereka mengabaikan dampak sosial yang lebih luas ini. Untuk saat ini, yang menjadi poin penting
adalah benar bahwa akuntan dapat dipandu oleh respon pasar untuk mempertahankan dan
meningkatkan posisi kompetitif mereka sebagai pemasok ke pasar untuk informasi. Juga benar bahwa
pasar sekuritas akan bekerja lebih baik sepanjang harga saham memberikan indikasi yang baik dari
peluang investasi riil yang mendasarinya.

5.6 THE VALUE RELEVANCE OF OTHER FINANCIAL STATEMENT INFORMATION


Keandalan yang rendah adalah salah satu penjelasan yang mungkin untuk hasil yang beragam
ini. Kemungkinan lainnya adalah bahwa RRA didahului oleh sumber informasi cadangan lain yang
lebih tepat waktu, seperti pengumuman penemuan baru, dan perkiraan analis. Selain itu, titik waktu di
mana pasar pertama kali mengetahui informasi RRA sering tidak jelas. Untuk laba bersih, publikasi
media mengenai pengumuman laba memberikan tanggal yang wajar. Untuk menggambarkannya,
misalkan sebuah perusahaan minyak melaporkan laba yang tinggi tahun ini, tetapi informasi tambahan
mengenai cadangan minyak dan gas menunjukkan bahwa cadangan telah menurun secara substansial
selama setahun. Interpretasi dari informasi ini adalah bahwa perusahaan telah menggunakan cadangan
untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek. Jika demikian, kualitas laba saat ini akan
berkurang, karena mengandung komponen non-persistent yang akan menghilang jika cadangan baru
tidak ditemukan.
MD&A ini adalah sebuah bagian dari Laporan Tahunan Perusahaan yang berisi berbagai aspek
penjelasan dari sudut pandang manajer mengenai perusahaan itu sendiri, berisi tentang kinerja, laporan
keuangan, tahun sebelumnya maupun tahun sekarang, dan rencana kedepan serta pendekatan terhadap
proyek-proyek baru disertai analisis resiko yang ada.

5.7 CONCLUSIONS OF VALUE RELEVANCE


Sejauh mana respon yang kuat untuk informasi lainnya ini adalah karena kesulitan metodologi,
rendahnya reliabilitas, ketersediaan sumber informasi alternatif, atau kegagalan teori pasar efisien yang
tidak sepenuhnya dipahami, meskipun mungkin juga bahwa investor mengantisipasi neraca dan
informasi tambahan untuk menyempurnakan ERC, dan bukannya menggunakan informasi tersebut
secara langsung.
Terlepas dari berbagai pertimbangan tersebut, akuntan harus berhati-hati dalam menyimpulkan
bahwa kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang menghasilkan respon pasar terbesar adalah yang
terbaik bagi masyarakat. Pertimbangan ini membatasi kemampuan penelitian mengenai
kebermanfaatan keputusan (decision usefulness) untuk memandu pembuat standar akuntansi. Meskipun
demikian, hingga saat ini, pendekatan informasi mendominasi teori akuntansi keuangan dan penelitian,
dimulai dengan penelitian Ball and Brown pada tahun 1968. Penelitian tersebut telah mengarahkan ke
banyak penelitian empiris lainnya yang memperkaya pemahaman kita tentang kebermanfaatan
keputusan (decision usefulness) informasi akuntansi bagi investor.

Anda mungkin juga menyukai