NAMA KELOMPOK IX :
2019/2020
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama
dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum
2.4.2 Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan
zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh
beberapa faktor:
a. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
b. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
c. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
d. Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara
umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk
makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur
dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan
berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.
2.4.3 Gastrities
Gastritiesadalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit
lambung bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan
berdasarkan kehendak pasien.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat
makanan yang halus (soluble dietary fiber).Makanan tidak boleh mengandung bahan yang
merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau
dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam,
alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa
minuman ringan (soft drinks), dan coklat.
c. Syarat
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
3. Lemak sedang yaitu 25 – 30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari
lemak jenuh dan 10 – 15% lemak tak jenuh.
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi.
d. Cara pemberian
Diet Jantung I
Diet Jantung I dibrikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti myocard
infarct (MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1 – 1,5
liter cairan/hari selama 1 – 2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet
ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan
selama 1 – 3 hari.
Diet Jantung II
Diet Jantung II di berikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet di
berikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung I atau setelah fase akut dapat
diatasi. Jika disertai hipertensi dan atau edema, diberikan Diet Jnatung II Garam
Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin.
Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan
kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan atau edema diberikan
sebagai Diet Jantung III Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium tetapi
cukup zat gizi lain.
Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diebrikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai hipertensi dan atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung
IV Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
2. Diet pada Pembuluh Darah
a. Gambaran umum
Stroke atau penyakit pembuluh darah otak adalah kerusakan pada bagian otak
yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke
bagian otak tersumbat atau pecah. Akibatnya dapat terjadi kelainan yang
berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi
b. Tujuan
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
2. Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia,pnemonia, kelainan ginjal dan
dekubitus
3. Mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit
c. Syarat
1. Energi cukup, yaitu 25-45 kkal. Pada fase akut energi diberikan 1100-1500
kkal/hari
2. Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 gram/kg BB. Apabila pasien berada dalam
keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 gram/kg BB. Apabila penyakit
disertai komplikasi gagal ginjal kronik ( GGK ), protein diberikan rendah yaitu
0,6 gram/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebtuhan energi total. Utamakan sumber
lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak yaitu kurang dari 10% dari
kebutuhan energi total. Kolestrol dibatasi <300 mg.
4. Karbohidrat cukup yaitu 60-70% kebutuhan energi total, untuk pasien
kebutuhan diabetes militus diutamakan karbohidrat komplek.
5. Vitamin cukup,terutama vitamin A, riboflafin, B6, asam folat, B12, C, dan
vitamin E
6. Mineral cukup terutama kalsium magnesium dan kalium. Penggunaan
natrium dibatasi dengan beri garam dapur maksimal 1½ sendok teh /hari
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolestrol darah dan
mencegah konstipasi
8. Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari kecuali pada keadaan edema dan asintes,
cairan dibatasi. Minum hendaknya diberikan setelah selsai mkan agar porsi
makanan dapat dihabiskan untuk pasien disfagia cairan diberikan secara hati-
hati.
9. Bentuk makan disesuaikan dengan keadaan pasien
10. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
d. Cara pemberian
Berdasarkan tahapannya, diet Stroke dibagi menjadi dua fase, yaitu:
1. Fase akut(24-48 jam), fase ini adalah keadaan tidak sadarkan diri atau
keasadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parental (nothing per
oral/NPO) dan dilanjutkan dengan makanan eternal (naso gastric tube/NGT).
Pemberian makanan parenterasl total perlu monitor dengan baik. Kelebihan
cairan dapat menimbulkan edema serebral. Kebutuhan energi NPO total
adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 g/kg BB; lemak maksimal 2,5 g/kg BB;
dekatrosa maksimal 7 g/kg BB.
2. Fase pemulihan, adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak
mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberkan per oral
secara bertahap dalam bentuk cair, makanan saring, makanan lunak, dan
makanan biasa.
3. Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap sebagai gabungan
makan NPO, peroral dan NGT sebagai berikut:
a) NPO
b) Seperempat bagian per oral (bentuk semi padat) dan tiga per empat
bagian melalui NGT
c) Setengah bagian peroral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air
melalui NGT
d) Diet per oral
4. Apabila makanan diberikan melalui NGT secara betahap selama 6 minggu,
perlu pertimbangan kemungkinan pertimbangan pemberian makanan melalui
gastrostomi atau jejunostomi.
5. Bila ada tukak lambung akibat sekresi asam lambung dan gastrin meningkat
(terutama pada stroke hemoragik), makanan diberikan secara bertahap
dengan syarat:
a) Diberikan makanan eternal bila tidak ada perdarahan lambung dan cairan
maag slang (CMS) <200ml
b) Bila ada perdarahan diberikan makanan parental sampai perdarahan
berhenti dan CMS <200ml dalam 6 jam
c) Bila CMS sudah jernih, makanan parental dapat diubah menjadi makanan
eternal
d. Cara pemberian
1) Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk
formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan tambahan suplemen
asam folat, vitamin B6, C, A dan K.
2) Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk
formula, enteral atau parenteral. Bila diperlukan tambahan suplemen
terutama vitamin larut air seperti asam folat, vitamin B6 dan C
5. Diet pada Penyakit Diabetes Melitus
a. Gambaran umum
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang ternasuk dalam golongan
hiperglikemia atau gula darah lebih dari normal(gula darah normal = 80-120
mg/dl) oleh karenanya disebut juga penyakit gula atau kencing manis.
b. Tujuan
Menurut ADA (2015), terdapat beberapa tujuan dari adanya penatalaksanaan
diet bagi pasien DM, antara lain:
1) Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan secara khusus untuk
mempertahankan kadar glukosa darah dan tekanan darah mendekati
normal, mempertahankan berat badan normal, serta mencegah adanya
komplikasi diabetes.
2) Mengatasi kebutuhan gizi pasien DM berdasarkan preferensi, akses
ketersediaan makanan, serta kemampuan dan kemauan mengubah
perilaku.
3) Memberikan pesan positif tentang pilihan makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dan tidak dianjurkan.
4) Pasien DM dapat praktis menjalankan perencanaan makan untuk sehari-
hari.
c. Syarat
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita.
2) Mengarahkan ke berat badan normal.
3) Mempertahankan glukosa darah sekitar normal.
4) Memberikan modifikasi diet sesuai keadaan penderita (hamil, TBC,
penyakit hati, dll).
5) Menarik dan mudah diterima penderita.
d. Cara pemberian
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari bagi penderita DM:
1) Kurus : BB X 40-60 kal
2) Normal : BB X 30 kal
3) Gemuk : BB X 20 kal
4) Obesitas : BB X 10-15 kal
Diet Dm diberikan dengan interval waktu 3 jam:
1) Pukul 06.30 = makan pagi
2) Pukul 09.30 = snack atau buah
3) Pukul 12.30 = makan siang
4) Pukul 15.30 = snack atau buah
5) Pukul 21.30 = snack atau buah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat
3 klasifikasi dari diet, yaitu diet untuk:
1. Menurunkan Berat Badan
2. Meningkatkan Berat Badan
3. Pantang Terhadap Makanan Tertentu
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities
dan tipoid
3.2 Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian
gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat.
Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran
cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal
memberikan hasil