Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan

zaman adalah Gaya hidup yang tidak sehat yang dapat memicu

munculnya penyakit degeneratif, yang salah satunya adalah hipertensi ini

dikarenakan Gaya Hidup menggambarkan pola prilaku sehari-hari yang

mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial yang

meliputi, mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, merokok, atau

bahkan minum-minuman yang beralkohol yang dapat menyebabkan

hipertensi (lisnawati, 2013)

Hipertensi sering kali ditemukan pada lansia yang dapat

menyebabkan masalah pada kualitas hidup, sehingga kualitas hidup

lansia akan terganggu. Lansia dapat dinyatakan memiliki kualitas hidup

yang baik, apabila suatu kondisi yang menyatakan tingkat kepuasan

secara batin, fisik, sosial, serta mendapat pelayanan dan pengobatan

kesehatan yang layak (Yusuf, 2014)

Penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu mengobati

berbagai penyakit infeksi, berhasil menurunkan angka kematian bayi dan

anak, memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga

kualitas dan umur harapan hidup meningkat. Akibatnya jumlah penduduk

lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan

pesat (Nugroho, 2012).

1
2

Pada saat ini, jumlah lanjut usia di seluruh dunia diperkirakan lebih

dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan

pada tahun 2025, lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho, 2012).

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2015 jumlah penduduk

Indonesia tercatat sebanyak 237.641.326 jiwa dimana sebanyak 24 juta

atau 9,8% adalah penduduk berusia lanjut (Kemenkes,2015).

Begitu pula dengan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) jumlah

penduduk Usia lanjut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Menurut data penduduk sasaran pembangunan kesehatan pada Pusat

data dan informasi Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa pada

tahun 2013 jumlah penduduk usia lanjut di NTB adalah 329.734(7,25%).

Selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu sebanyak

334.155 (7,26%), dan meningkat lagi di tahun 2015 yaitu menjadi 338.613

(7,28%) dari jumlah penduduk di Provinsi NTB (Kemenkes RI, 2015-2016).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara

Barat mengenai kasus Lansia Hipertensi, jumlah kasus Hipertensi tertinggi

berada di Kabupaten Lombok Barat dengan jumlah 3.586 dan terendah

berada di Kabupaten Lombok Utara dengan jumlah 2.087 (DIKES PROV

NTB, 2016)

Pada saat ini prevalensi penyakit hipertensi pada kelompok lansia

masih tergolong tinggi. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten

Lombok Tengah yang dihimpun dari laporan 17 Puskesmas jumlah kasus

hipertensi pada lansia terus mengalami peningkatan, bahkan selama

triwulan pertama, kedua, dan ketiga tahun 2018, penyakit hipertensi


3

berada pada urutan teratas untuk 10 besar penyakit yang diderita oleh

lansia. Sebagai gambaran pada triwulan pertama prevalesi kasus

hipertensi pada lansia tercatat sebanyak 3.188. Selanjutnya di triwulan

kedua jumlah kasus mengalami peningkatan yaitu 3.483. Demikian pula

pada triwulan ketiga jumlah kasus hipertensi pada lansia meningkat lagi

menjadi 3.586 (DIKES Lombok Tengah, 2018).

Puskesmas Mangkung membina 5 desa yang merupakan wilayah

kerjanya. Berdasarkan data kasus hipertensi di Puskesmas Mangkung

terdapat 135 kasus hipertensi (Puskesmas Mangkung, 2018).

Tingginya angka kejadian hipertensi dapat di sebabkan oleh gaya

hidup. Ini dikarenakan gaya hidup menggambarkan pola prilaku sehari-

hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan

sosial yang meliputi kebiasaan berolahraga, mengkonsumsi makanan

yang tidak sehat seperti makanan yang mengandung banyak garam,

istirahat yang cukup, kebiasaan merokok, atau bahkan minum-minuman

beralkohol (Buckman, 2010).

Pada saat ini gambaran gaya hidup sehat pada lansia masih

tergolong rendah. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa pada lansia

yang menderita hipertensi ditemukan (42,3%) dengan nutrisi yang baik

dalam mengkonsumsi makanan, (35,7%) mempunyai aktifitas yang baik,

(22,1%) tidak terpapar rokok, (40,7%) melakukan kontroling atau cek

kesehatan secara teratur (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan di Desa

Mangkung terhadap 10 orang Lansia yang mengalami Hipertensi,


4

diperoleh bahwa 7 orang diantaranya memiliki gaya hidup yang tidak

teratur dalam mengatur pola makan, responden mengatakan tidak bisa

membatasi makanan yang terlalu banyak mengandung garam disebabkan

karena klien merasa makanan hambar jika tidak diberi garam. Pada

aktifitas fisik juga 8 dari 10 klien tersebut tidak tahu bahwa aktivitas

tertentu (olahraga) mampu menurunkan tekanan darah, jadi klien hanya

dirumah, takut melakukan hal-hal yang agak berat.

Dalam hal ini penting untuk diketahui informasi mengenai tingkat

kesehatan dan tingkat ketergantungan lansia di masyarakat. Salah satu

pelayanan kesehatan di masyarakat adalah posyandu lansia. Tujuan

program posyandu lansia adalah memberdayakan kelompok lansia

sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri dalam mengatasai

masalah kesehatan. Kegjatan-kegiatan dalam posyandu lansia lebih

bersifat mempertahankan derajat kesehatan lansia, meningkatkan rasa

percaya diri dan kebugaran lansia.

Atas dasar uraian tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian

tentang Gaya Hidup lansia hipertensi di Desa Mangkung wilayah kerja

Puskesmas Mangkung Kabupaten Lombok Tengah

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Gaya Hidup lansia dengan hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Mangkung kabupaten Lombok tengah Tahun

2018?”
5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Gaya Hidup lansia dengan hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Mangkung kabupaten Lombok tengah

2. Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi kebiasaan pola makan pada lansia hipertensi.

b) Mengidentifikasi kebiasaan merokok pada lansia hipertensi.

c) Mengidentifikasi kebiasaan berolah raga pada lansia hipertensi.

d) Mengidentifikasi kebiasaan mengelola stress pada lansia

hipertensi.

e) Mengidentifikasi kebiasaan mengontrol berat badan pada lansia

hipertensi.

f) Mengidentifikasi kebiasaan minum-minuman beralkohol pada

lansia hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

tengah dan Puskesmas mangkung didalam meningkatkan

pembinaan lansia di wilayah kerja Puskesmas mangkung.

2. Bagi masyarakat

Dapat memberikan informasi mengenai gambaran gaya hidup

sehat yang dianjurkan bagi para lansia khususnya yang menderita

penyakit hipertensi.
6

3. Bagi Institusi Pendidikan

Merupakan bahan informasi dan masukan yang bisa menjadi

sumber refrensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam

bidang keperawatan gerontik dan geriatrik.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti dalam menerapkan dan

mengembangkan ilmu yang telah diperoleh melalui kegiatan

penelitian, khususnya mengenai gaya hidup sehat yang

mendukung bagi para lansia. .


1

Anda mungkin juga menyukai