Manajemen pemasaran
Disusun Oleh :
KHAIRUNNISA(170301056)
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul " Menciptakan Ekuitas Merek " . Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Dosen Pengampu
matakuliah Manajemen Pemasaran Pogram Studi S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH RIAU.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun, penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis sangat menghargai apabila terdapat saran maupun kritik yang
membangun dari semua pihak. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan bagi para pembacanya untuk memperluas khasanah Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang terus berkembang mengikuti kemajuan zaman, khususnya untuk matakuliah
Manajemen Pemasaran, Amin.
penulis
I.1 Latar belakang
Seperti halnya konsep merek, terdapat banyak makna konsep mengenai definisi ekuitas
merek. Winters (dalam Fandy Tjiptono 2005: 39) mengilustrasikan situasi ini dengan
pernyataan “if you ask 10 people to define brand equity, you are likely to get 10 ( maybe 11)
different answers as to what it means”. Ankuntan cenderung mendefinisikan brand equity
secara berbeda dengan pemasar, dimana konsep brand equity dirumuskan berdasarkan relasi
antara pelanggan dan merek (consumer-oriented definitions) atau sebagai sesuatu yang
diperoleh pemilik merek (company oriented-definitions).
Dalam perspektif financial, brand equity bisa didefinisikan sebagai “the incremental cash
flows which accrue to branded products over and above the cash flows which would result
from the sale of unbranded products”( Simon dan Sullivan, 1993). Berdasarkan pendapat
diatas, brand equity merupakan Net Present Value dari aliran kas masa datang yang
dihasilkan oleh suatu merek. Dengan kata lain, ekuitas merek dihitung berdasarkan nilai
inkremental dia atas nilai yang diperoleh produk yang tanpa merek. Ekuitas merek
didapatkan dari posisi pasar strategik merek bersangkutan dan consumer trust terhadap merek
tersebut. Trust ini kemudiaan menciptakan jalinan relasi antara merek dan pelanggan
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko pembelian dan mendorong terciptanya
merek, loyalitas merek dan kesediaan untuk mempertimbangkan produk baru yang
ditawarkan perusahaan dengan nama merek yang sama dikemudian hari.
Ditinjau dari perspektif pemasaran, ekuitas merek dirumuskan sebagai nilai tambah yang
dimiliki sebuah produk (Furquhar, 1989). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Erdem &
Swait (dalam Fandi Tjiptono 2005:39) bahwa ekuitas merek merupakan nilai sebuah produk
yang terkirim kepada konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:350) ekuitas merek merupakan nilai suatu merek
berdasarkan seberapa kuat nilai merek tersebut memilki nilai loyalitas merek, kesadaran
konsumen akan merek tersebut, kualitas yang dipersepsikan, asosiasi merek, dan berbagai
aset lainnya seperti paten, merek dagang dan hubungan jaringan distribusi.
.
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
Dari rumusan masalah diatas dapat di ambil tujuan yaitu, untuk mengetahui tentang Mata
kuliah Manajemen Pemasaran sub-sub bab dalam Hak Pekerja (Untuk mengetahui Pengertian
Ekuitas Merek, Untuk mengetahui Membangun Ekuitas Merek, Untuk mengetahui tentang
Mengukur Ekuitas Merek, Untuk memahami Mengelola Ekuitas Merek, Untuk memahami
Strategi Penetapan Merek, Untuk mengetahui Hubungan Ekuitas Merek dengan Ekuitas
Pelanggan yang sangat berpengaruh dalam Manajemen Pemasaran.
2.1 Pengertian Ekuitas Merek
American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai ‘nama, istilah, tanda,
lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan
mereka dari para pesaing. Penetapan merek sudah ada selama berabad-abad sebagai sarana
untuk membedakan barang dari satu produsen dengan produsen lainnya.
Jadi merek adalah produk barang atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan atau
memberikan batasan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa yang lainnya
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama.
Merek juga memiliki peran tersendiri yang berharga bagi perusahaan,yaitu :
1. Merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3. Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau
aspek unik dari produk itu sendiri.
kesediaan pelanggan untuk membayar dengan harga yang lebih tinggi,bahkan sering
kali 20% atau 25% lebih tinggi dari merk pesaing.
3. Respons diferensial dari konsumen yang membentuk ekuitas merek tercermin dalam
persepsi,preferensi,dan perilaku yang berhubungan dengan semua aspek pemasaran merek.
Merek yang lebih kuat menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
Karena itu tantangan bagi pemasar dalam membangun merek yang kuat adalah
memastikan bahwa pelanggan memiliki jenis pengalaman yang tepat dengan produk,jasa,dan
program pemasaran mereka untuk menciptakan pengetahuan merek yang diinginkan.
Di dalam ekuitas merek juga terdapat janji merek (brand promise) adalah visi
pemasar tentang seperti apa merek seharusnya dan apa yang harus dilaksanakan merek
tersebut untuk konsumen.
2.1.3 Ekuitas Merek sebagai Jembatan
Dari perspektif ekuitas merek, pemasar harus memikirkan semua biaya pemasaran yang
dikeluarkan untuk produk dan jasa setiap tahun sebagai investasi dalam pengetahuan merek
konsumen. Pengetahuan merek yang tercipta oleh investasi pemasaran akan memberikan arah
masa depan yang tepat bagi merek. Konsumen akan memutuskan, berdasarkan apa yang
mereka pikirkan dan rasakan tentang merek, ke mana (dan bagaimana) mereka pikir merek
itu seharusnya dipersepsikan dan berkenaan (atau tidak) akan segala bentuk tindakan atau
program pemasaran. Janji merek adalah visi pemasar tentang seperti apa mereka seharusnya
dan apa yang harus dilakukan merek untuk konsumen. Nilai dan prospek masa depan merek
sebenarnya terletak pada konsumen, pengetahuan mereka tentang merek, dan kemungkinan
respons mereka terhadap kegiatan pemasaran sebagai hasil dari pengetahuan ini
3. Model Aaker.
Mantan profesor pemasaran dari Uc Berkeley David Aaker memandang ekuitas merek
sebagai kesadaran merek, loyalitas merek, dan asosiasi merek yang bersama-sama menambah
atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa. Menurut Aaker, manajemen
merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek-sekumpulan asosiasi merek yang
unik yang mewakili tujuan dan janji merek kepada para pelanggan, sebuah citra merek yang
aspirasional. Identitas merek biasanya terdiri dari 8 hingga 12 elemen yang mewakili konsep
seperti lingkup produk, atribut produk, kualitas/nilai, kegunaan, pengguna, negara asal,
atribut organisasional, kepribadian merek, dan simbol. Yang paling penting dari semua ini,
yang akan menggerakkan rogram pembangunan merek, adalah elemen identitas inti. Yang
lain, elemen identitas tambahan, memberikan tekstur dan panduan. Sebagai tambahan, esensi
merek dapat mengkomunikasikan identitas merek secara ringkas dan inspiratif.
4. Model Resonansi Merek,
Model resonansi merek juga memandang pembangunan Merek sebagai sederet langkah yang
menapak naik, dari bawah ke atas :
Ø Memastikan teridentifikasinya merek oleh pelanggan dan memastikan asosiasi merek dalam
pikiran pelanggan dengan satu kelas produk atau kebutuhanmmm pelanggan tertentu.
Ø Memastikan tertanamnya arti merek secara total dalam pikiran pelanggan dengan mengaitkan
sejumlah asosiasi merek yang nyata dan tidak nyata secara strategis.
Ø Mendapatkan respons pelanggan yang tepat dalam hubungannya dengan penilaian dan
perasaan terkait dengan merek
Ø Mengubah respons merek untuk menciptakan hubungan loyalitas yang intens dan aktif antara
pelanggan dan merek.
2. 2 Pembangunan Ekuitas Merek
Pemasar membangun ekuitas merek dengan menciptakan struktur pengetahuan merek yang
tepat untuk konsumen yang tepat. Proses ini bergantung pada semua kontak yang
berhubungan dengan merek baik dilakukan oleh pemasar maupun bukan. Meskipun demikian
dari perspektif manajemen pemasaran ada tiga kumpulan utama penggerak ekuitas merek
adalah:
1. Pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek (nama merek,
URL, logo, lambang, karakter, juru bicara, slogan, lagu, kemasan, dan papan iklan)
2. Produk dan jasa serta semua kegiatan pemasaran dan program pemasaran pendukung yang
menyertainya.
3. Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengan menghubungkan
merek tersebut dengan beberapa entitas lain (orang, tempat, atau barang)
Elemen Merek (Brand Element) adalah alat pemberi nama dagang yang
mengidentifikasikan merek. Sebagian besar merek kuat menerapkan berbagai elemen merek.
Nike mempunyai lambang ‘swoosh’ yang unik, dengan slogan ‘Just Do It’ yang
memberdayakan, dan nama ‘Nike’ diambil dari dewi kemenangan yang bersayap.
2. Integrasi
Konsep ‘bauran pemasaran’ tradisional dan konsep ‘empat P’ tidak cukup untuk
menggambarkan program pemasaran modern. Pemasaran Integrasi adalah tentang
membaurkan dan menyesuaikan kegiatan pemasaran untuk memaksimalkan efek individual
dan kolektif mereka. Kita dapat mengevaluasi semua kegiatan pemasaran terintegrasi
berdasarkan efektivitas dan efisiensi kegiatan tersebut dalam mempengaruhi kesadaran merek
dan menciptakan, mempertahankan, atau memperkuat citra merek.
3. Internalisasi
Penetapan merek internal (internal branding) adalah kegiatan dan proses yang
membantu memberi informasi dan menginspirasi karyawan. Penting bagi perusahaan jasa dan
pengecer bahwa semua karyawan mempunyai pemahaman yang mendalam dan terkini
tentang merek dan janjinya. Pemasar holistik bahkan harus melangkah lebih jauh dan melatih
serta mendorong distributor dan penyalur untuk melayani pelanggan mereka dengan baik.
Penyalur yang tidak terlatih dapat menghancurkan usaha terbaik untuk membangun citra
merek yang kuat.
Beberapa prinsip untuk penting untuk menetapkan merek internal,adalah:
1. Memilih saat yang tepat. Titik balik adalah peluang ideal untuk menangkap perhatian dan
imanjinasi karyawan. BP menemukan bahwa setelah mereka menjalankan kampanye
penetapan merek internal untuk menyertai reposisi eksternalnya.
2. Menghubungkan Pemasaran Internal dan Eksternal. Pesan internal dan eksternal harus
sesuai. Kampanye e-bisnis IBM tidak hanya membantu mengubah persepsi publik tentang
perusahaan di pasar, kampanye ini juga mengirimkan sinyal kepada para karyawan bahwa
IBM bertekad untuk menjadi pemimpin dalam penggunaan teknologi internet.
3. Menghidupkan Merek Bagi Karyawan. Kampanye penetapan merek yang profesional harus
didasarkan pada riset pemasaran dan disupervisi oleh departemen pemasaran. Komunikasi
internal harus informatif dan memberi semangat.
Cara ketiga dan terakhir untuk untuk membangun ekuitas merek, sebenarnya adalah
meminjamnya. Maksud dari kata meminjam disini adalah menciptakan ekuitas merek ke
informasi lain dalam ingatan yang memperlihatkan arti bagi para konsumen.
Asosiasi merek sekunder ini dapat menghubungkan merek dengan sumber-
sumber,seperti perusahaan itu sendiri (melalui strategi penetapan merek), dengan negara atau
wilayah geografis lain (melalui identifikasi asal produk), dan dengan saluran distribusi
(melalui strategi saluran); begitu pula dengan merek lain (melalui bahan atau pemerekan
bersama), karakter (melalui lisensi), juru bicara (melalui pensponsoran), acara olahraga atau
budaya, atau beberapa sumber pihak ketiga lain (melalui penghargaan atau ulasan).
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah kami uraikan diatas maka kami dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
Dari pembahasan materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ekuitas merek (brand
equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat
tercermin dalam cara konsumen berpikir,merasa,dan bertindak dalam hubungannya dengan
merek dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
Ekuitas merek berbasis pelanggan (customer-based brand equity) adalah pengaruh diferensial
yang dimiliki pengetahuan merek atas respons konsumen terhadap pemasaran merek tersebut.
Sebuah merek mempunyai ekuitas merek berbasis pelanggan yang positif ketika konsumen
bereaksi lebih positif terhadap produk dan cara produk itu dipasarkan ketika merek tersebut
teridentifikasi.
Merek juga memiliki peran tersendiri yang berharga bagi perusahaan, yaitu : 1) Merek
menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk; 2) Merek membantu mengatur
catatan persediaan dan catatan akuntansi; 3) Merek juga menawarkan perlindungan hukum
kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik dari produk itu sendiri.
Selain peran merek bagi perusahaan dapat pula disimpulkan bahwa ada keunggulan dan
kekurangan darai perluasan merek yaitu :
1. Keunggulan perluasan merek : mereka dapat memfasilitasi penerimaan produk baru dan
memberikan umpan balik positif kepada merek induk dan perusahaan
2. Kekurangan dari perluasan merek : perluasan lini dapat menyebabkan nama merek tidak
terlalu kuat terindentifikasi dengan produk manapun.
DAFTAR PUSTAKA
Philip Ketler, Kevin Lane Keller. Manajemen Pemesaran Edisi Ke Tiga Belas Jilid 1,
Penerbit Erlangga. Jakarta , 2008
Demikian Makalah Manajemen Pemasaran, kami susun untuk lebih memahami
tentang makalah yang berjudul “ Menciptakan Ekuitas Merek” . Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Pemesaran yang dibina
oleh SAID MUHD RAHIMIN, S.Ag. MM selaku Dosen Pengampu matakuliah Manajemen
Pemasaran Pogram Studi S1 Ekonomi Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Natuna.
Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya Amin,