PENDAHULUAN
dan familial yang ditandai oleh makula hipopigmentasi pada kulit yang
atau usia dewasa muda, dengan puncak onsetnya (50% kasus) pada usia 10-
30 tahun, tetapi kelainan ini dapat terjadi pada semua usia. Tidak dipengaruhi
oleh ras, dengan perbandingan laki-laki sama dengan perempuan. (Halder &
Taliaferro, 2008).
(Soepardiman, 2005).
Prinsip pengobatan vitiligo adalah pembentukan cadangan baru
1.2. Tujuan
1.3 Manfaat
Sebagai sumber informasi dan sumber wawasan untuk pembaca
mengenaivitiligo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
atau usia dewasa muda, dengan puncak onsetnya (50% kasus) pada usia 10-30
tahun, tetapi kelainan ini dapat terjadi pada semua usia. Tidak dipengaruhi
dilaporkan bahwa vitiligo yang terjadi pada perempuan lebih berat daripada
laki-laki, tetapi perbedaan ini dianggap berasal dari banyaknya laporan dari
3
a. Fase metabolisme pigmen
substrat menjadi melanin yang dikatalisasi oleh enzim-enzim yang ada. Suatu
5,6 dihidroksi indol indol 5,6 kuinonmelanin. Enzim yang berperan yaitu
4
Distribusi melanosit pada seluruh tubuh dipengarui genetik (proses
migrasi melanosit) dan stimuli eksterna. Kepadatan yang rendah akan terjadi
2.4 PATOGENESIS
patofisiologi penyakit ini masih menjadi teka-teki. Sampai saat ini terdapat 5
1) Hipotesis autositotoksik
berbagai indol dan radikal bebas. Melanosit pada lesi vitiligo dirusak oleh
2005).
2) Hipotesis neurohumoral
5
beberapa lesi ada gangguan keringat dan pembuluh darah terhadap respons
3) Hipotesis autoimun
5) Genetik hipotesis
2.5 KLASIFIKASI
membagi menjadi :
6
1) Tipe lokalisata, yang terdiri atas:
a) Bentuk fokal : terdapat satu atau lebih makula pada satu daerah
dan mulut).
2) Tipe generalisata
dan muka.
seluruh tubuh.
2.6 DIAGNOSIS
vitiligo dapat dibuat dengan mudah pada pemeriksaan klinis pasien, dengan
7
ditemukannya gambaran bercak “kapur putih”, bilateral (biasanya simetris),
makula berbatas tajam pada lokasi yang khas. Pada pemeriksaan dengan
lampu wood, lesi vitiligo tampak putih berkilau dan hal ini berbeda dengan
Kelainan kulit pada vitiligo juga dapat kita temukan pada pemeriksaan dengan
2.7 PENATALAKSANAAN
8
Memberikan keterangan mengenai penyakit, pengobatan yang
(Koebner phenomen).
hari dan menggunakan tabir surya yang dapat melindungi dari sinar
Camouflage Cosmetik
9
Tujuan penggunaan kosmetik yaitu menyamarkan bercak putih
lain:
- Pseudokatalase
10
bebas. Katalase dilaporkan memiliki kadar yang rendah pada
- Topikal 5-Fluorourasil
dengan
(Majid, 2010)
- Topikal steroid
11
pada anak adalah yang potensinya rendah. Respon pengobatan
- Topikal Immunomodulator
yang baik pada daerah wajah dan memiliki efek samping yang
yaitu adanya rasa panas atau terbakar dan rasa gatal, namun
2008).
- Topikal PUVA
dengan vitiligo tipe lokalisata atau pada lesi yang luasnya kurang
12
dari 20% permukaan tubuh. Digunakan cream atau solution
selama 15-30 menit. Pengobatan diberikan satu atau dua kali dalam
- Sistemik PUVA
13
dengan UV-A. Dosis yang diberikan 0,2-0,4 mg/kgBB/oral,
- Terapi NarrowBand-UVB
terapi pilihan pertama pada penyakit ini karena aman dan efektif
14
repigmentasi dari bercak vitiligo setidaknya dua kali lipat dengan
cara:
melanosit membunuh
melanosit.
- Terapi Laser
skar yang minimal oleh karena bagian dermis tetap intak baik pada
16
daerah donor maupun resipien. Akan tetapi, kebanyakan dokter
2008).
c. Tattoo (mikropigmentation)
memberikan respon yang terbaik pada daerah bibir dan pada orang
3) Depigmentation
agen depigmentasi yang ada untuk depigmentasi sisa kulit yang normal pada
dalam bentuk cream 20% dan dapat diformulasikan pada konsentrasi hingga
langsung dengan orang lain selama 1 jam setelah pemberian terapi, oleh
17
karena kontak langsung dapat menyebabkan terjadinya depigmentasi pada
kulit yang tersentuh. Monobenzon juga bisa jadi mengiritasi dan menimbulkan
2.8 PROGNOSIS
bertahap, dan bercak depigmentasi akan menetap seumur hidup kecuali diberi
akan berhenti dalam beberapa bulan dan menetap dalam beberapa tahun.
BAB III
KESIMPULAN
18
Vitiligo merupakan penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya
secara pasti. Namun, beberapa faktor diduga bisa menjadi pencetus untuk
penyakit ini.Tidak adanya melanosit pada lapisan kulit, merupakan tanda khas
Terapi vitiligo sendiri sampai saat ini masih kurang memuaskan. Tabir
surya dan kosmetik covermask bisa menjadi pilihan terapi yang murah dan mudah
serta dapat digunakan oleh pasien sendiri dibanding dengan terapi lainnya.
Kortikosteroid topikal juga dapat menjadi terapi inisial untuk vitiligo. Tindakan
pembedahan padavitiligo dapat menjadi pilihan terapi apabila terapi lain memang
tidak berhasil. Khusus untuk vitiligo dengan luas permukaanya lebih dari 50% dan
pengobatan psoralen tidak berhasil, dapat dipilih terapi depigmentasi agar seluruh
kulit memiliki warna yang seragam. Prognosis vitiligo masih meragukan dan
yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
19
Czajkowski. 2007 Vitiligo Treatment With Autologous Cultured Melanocytes.
Diakses pada tanggal 15 November 2011 dari http://www.medline.co.id.
Fitrie, A.A. 2004 Histologi Melanosit. Diakses pada tanggal 17 November 2011
dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1929/1/histologi-
alya2.pdf
Halder, R.M., & Taliaferro,S.J. 2008 Vitiligo dalam Wolff, K., Goldsmith, L.A.,
Katz, S.I.,dkk (ed) Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed,
Mc Graw Hill, New York
Lamerson, C. Vitiligo dalam Harper, J., Oranje, A., Prose,N (ed). 2000 Textbook
of Pediatric Dermatology,Vol 1. Blackwell Science.
Lubis, R.D. 2008 Vitiligo. Diakses pada tanggal 16 November 2011 dari USU e-
Repository
Soepardiman, L. 2005 Kelainan Pigmen dalam Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah,
S.,dkk (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 4th ed, Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
20
21