Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN DASAR II

Intervensi pada Klien dengan Gangguan


Kebutuhan Spiritual

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Ramadhani Wahyuningtyas (131611133110)
Ardina Nadya Wahyuhermanto (131611133120)
Handini Indah Rahmawati (131611133122)
Cici Kurniatil Farhanah (131611133124)
Mitha Mulia Virdianty (131611133135)

Dosen Pembimbing :
Ira Suarilah, S.Kp., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Intervensi
Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi;
meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter dan Perry, 1997). Menurut Kozier
(1995), perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara sistem mendalam,
tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan
dalam hasil yang diharapkan. (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua
tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi
yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif. (McCloskey &
Bulechek, 1994).
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan orang
terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah
yang dialami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis yang
menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien
sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan. Tahap perencanaan
dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab perencanaan
merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang
akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan
keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien,
keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal. Tahap perencanaan ini
memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat komunikasi antara sesama
perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan
bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang
ingin dicapai. Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas
urutan diagnosis keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan
merumuskan intervensi keperawatan.

B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia
menurut Abraham Maslow dalam teori Hierarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga
diri, dan aktualisasi diri (Potter & Patricia, 2005). Dalam mengaplikasikan kebutuhan
dasar manusia yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar
manusia pada saat memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih
mendasar daripada kebutuhan lainnya. oleh karena itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi
sebelum kebutuhan lainnya. kebutuhan dasar manusia seperti makan, air, keamanan, dan
cinta merupakan hal yang penting bagi manusia. Dalam pengaplikasian kebutuhan dasar
manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar
manusia dalam pengaplikasian ilmu keperawatan di dunia kesehatan. Walaupun setiap
orang memunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang memunyai kebutuhan
dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat
kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat utuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebihh
daripada kebutuhan lainnya. oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan yang lainnya. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada
melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:
1. Penyakit
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan,
baik secara fisiologis mauun psikologis karena beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya
2. Hubungan Keluarga
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar
karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dll.
3. Konsep Diri
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri
yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat
menghasilkan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang
dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara
hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Tahap Perkembangan
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap
perkembangan tsb memiliki kebutuhan yang berbeda baik kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual mengingat berbagai fungsi organ tubuh
mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda untuk setiap tahap
perkembangan.

C. Hierarki Kebutuhan Dasar Menurut Abraham Maslow


Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut abraham maslow adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Seorang
yang beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Misalnya, seorang
yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan
terlebih dahulu daripada mencari cinta. Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk
bertahan hidup. Manusia memiliki 8 macam kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan
oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi,
kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan tempat
tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk
mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa
aman dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas
dari rasa takut dan cemas serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologis pada
pengalaman yag baru atau tidak dikenal.
3. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki
dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan persahabatan, serta mendapat
tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, dan lingkungan social.
4. Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta
penghargaan terhadap diri sendiri dan orag lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik
(mengenal dan memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri, tidak
emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi, dsb.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami
bahwa:
a. Manusia senantiasa berkembang
b. Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik ampai
kebutuhan dibawahnya terpenuhi
c. Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi pada akhirnya akan muncul
sesuatu kondisi patologis
d. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama
e. Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas
f. Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi tetapi beberapa kebutuhan
sifatnya dapat ditunda
g. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan
homeostatis
h. Kebutuhan dapat meyebabkan seseorang berpikir dan bergerak memenuhinya
i. Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui
bebagai cara
j. Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan.
Untuk beralih ketingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar dibawahnya
harus terpenuhi dulu. Artinya terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang lebih penting yang
harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dsb belum terpenuhi tidak mungkin baginya
untuk memenuhi kebutuhan harga diri.

D. Hierarki Kebutuhan Dasar Menurut Jean Watson

Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979, 1985, 1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner – Tomey, 1994). Tindakan
keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan sehat – sakit dan perilaku
manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengambalikan kesehatan serta
pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien
dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia
membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah
kesehatan yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
merespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan
keluarganya, sekaligus pemahaman terhadap diri sendiri. Selain itu, perawat memberikan
kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan keluarganya. Asuhan keperawatan
tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian
pelayanan keperawatan pada klien (Watson,1987).

E. Kebutuhan Spiritual Klien


Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan
keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson,
1989).
Maka dapat disimpulkan kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti
dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan dan
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf.
Adapun adaptasi spiritual adalah proses penyesuaian diri dengan melakukan
perubahan perilaku yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai
dengan agama yang dianutnya (Asmadi, 2008: 258).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual antara lain :
1. Perkembangan
Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena
setiap tahap perkembangan memeliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.
2. Keluarga
Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual,
karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Ras/suku
Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan
kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
4. Agama yang dianut
Keyakina pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti
pentingnya kebutuhan spiritual.
5. Kegiatan keagamaan
Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan
Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada Penciptanya (Asmadi, 2008: 254-257).

Beberapa orang yang membutuhkan bantuan spiritual antara lain :


a. Pasien kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan
spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak
ada yang menyertainya selain Tuhan.
b. Pasien ketakutan dan cemas
Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan perasaan kacau, yang dapat
membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya dan ketenangan yang paling
besar adalah bersama Tuhan (Asmadi, 2008: 26).
INTERVENSI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN SPIRITUAL
No Dx. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Distress Setelah dilakukan Fasilitasi Pengembangan
Spiritual tindakan keperawatan Spiritual
Distress spiritual selama 3x24 jam, 1. Dukung
berhubungan diharapkan kemampuan pembicaraan yang
dengan untuk mampu mengalami membantu pasien
ketidakmampuan makna hidup melalui untuk menyeleksi
berdoa hubungan diri sendiri , apa yang menjadi
dunia atau kekuatan yang perhatian secara
lebih tinggi dengan spiritual.
kriteria hasil: 2. Dukung partisipasi
NOC label : dalam layanan
kebaktian, layanan
Kesehatan spiritual pengasingan diri,
Kualitas harapan tidak dan program
terganggu khusus berdoa/
Kemampuan berdoa belajar.
tidak terganggu 3. Dukung pasien
Kemampuan beribadah untuk memeriksa
tidak terganggu komitmen
spiritualnya
Harapan didasarkan pada
Mengungkapkan harapan kepercayaan dan
masa depan yang positif nilai.
secara konsisten 4. Bantu pasien untuk
Mengungkapkan mengeksplorasi
keinginan untuk hidup kepercayaan terkait
secara konsisten dengan
Menunjukkan semangat penyembuhan
hidup secara konsisten
tubuh, pikiran, dan
Keinginan untuk hidup jiwa.
Menggunakan strategi
untuk memperpanjang Inspirasi Harapan
kehidupan tidak 1. Bantu pasien dan
terganggu keluarga untuk
Pikiran bunuh diri tidak mengidentifikasi
ada area dari harapan
Pikiran pesimis tidak ada dalam hidup
2. Demonstrasikan
harapan dengan
menunjukkan
bahwa sesuatu
dalam diri pasien
adalah sesuatu
yang berjharga dan
memandang bahwa
penyakit pasien
hanya satu segi dari
indivudu.
3. Ajarkan
pengenalan realitas
dengan mensurvey
situasi dan
membuat rencana
kedepan
4. Kembangkan
rencana
keperawatan yang
melibatkan tujuan
bertingkat dari
yang ingin dicapai,
dari tujuan
sederhana sampai
pada tujuan yang
kompleks.

Pengurangan
Kecemasan
1. Nyatakan dengan
jeas harapan
terhadap perilaku
klien
2. Berada di sisi klien
untuk
meningkatkan rasa
aman dan
mengurangi
ketakutan
3. Ciptakan atmosfer
rasa aman untuk
meningkatkan
kepercayaan
4. Identifikasi pada
saat terjadi
perubahan tingkat
kecamasan
5. Instruksikan klien
untuk
menggunakan
teknik relaksasi
6. Kaji untuk tanda
verbal dan non
verbal kecemasan.
2. Kesiapan Setelah dilakukan Peningkatan kesadaran
meningkatkan tindakan keperawatan diri
kesejahteraan selama 3x24 jam, 1. Bantu pasien
spiritual diharapkan kemampuan umtuk merubah
Kesiapan untuk mengalami dan pandangan
meningkatkan mengintegrasikan makna mengenai diri
kesejahteraan dan tujuan hidup lebih sebagai korban
spiritual besar dengan kriteria dengan
berhubungan hasil: mendefinisikan
dengan NOC label : hak nya dengan
menyatakan cara yang tepat
keinginan Keseimbangan gaya 2. Dukung pasien
meningkatkan hidup untuk mengenal
ketentraman/ Klien mengenali dan mendiskusikan
ketenangan kebutuhan untuk pikiran dan
(mis., menyeimbangkan perasaannya
kedamaian) aktivitas-aktivitas hidup 3. Bantu pasien untuk
Mencari informasi mengidentifikasi
tentang strategi untuk nilai yang
aktivitas hidup yang berkontribusi pada
seimbang yang dilakukan konsep diri
secara konsisten 4. Fasilitasi pasien
Mempertimbangkan untuk
kebutuhan dan nilai mengidentifikasi
personal ketika memilih pola respon yang
aktivitas hidup yang biasa dilakukan
dilakukan secara untuk situasi yang
konsisten bervariasi
Klien mengevaluasi area- 5. Bantu pasien untuk
area yang dipresepsikan mengidentivikasi
sebagai prioritas hidup
ketidakseimbangan dalam
gaya hidup Peningkatan harga diri
Menyesuaikan aktivitas 1. Monitor
harian dengan ritme pernyataan pasien
biologis yang dilakukan mengenai harga
secara konsisten diri
2. Tentukan
Kualitas hidup kepercayaan diri
Status kesehatan pasien dalam hal
sepenuhnya puas penilaian diri
Kondisi sosial terpenuhi 3. Bantu untuk
Kondisi lingkungan mengatur tujuan
sepenuhnya puas yang realistic
Status ekonomi dalam rangka
sepenuhnya puas mencapai harga
Pekerjaan terpenuhi dirri yang lebih
Tingkat pendidikan tinggi
sepenuhnya puas 4. Eksplorasi
Kemandirian dalam pencapaian
melakukan aktivitas keberhasilan
hidup sehari-hari sebelumnya
sepenuhnya puas 5. Fasilitasi
lingkungan dan
Kesejahteraan pribadi aktivitas-aktivitas
Kesehatan psikologis yang akan
sepenuhnya puas meningkatkan
Kehidupan spiritual harga diri
sepenuhnya puas
Kesehatan fisik Klarifikasi nilai
sepenuhnya puas 1. Pertimbangkan
Klien mampu untuk aspek etik dan legal
mengatasi masalah dari pilihan bebas,
Tingkat kebahagiaan berikan situasi
sepenuhnya puas tertentu sebelum
memulai intervensi
2. Ciptakan atmosfer
yang menerima dan
tidak menghakimi
3. Dorong klien untuk
membuat daftar
nilai-nilai yang
memandu perilaku
dalam berbagai
situasi
4. Berikan penguatan
atas tindakan
terkait dengan
rencana yang
mendukung nilai-
nilai klien
5. Bantu klien
menentukan
pilihan alternative
beserta keunggulan
dan kelemahannya
3. Hambatan Setelah dilakukan Peningkatan
Religiositas tindakan keperawatan keselamatan
Hambatan selama 3x24 jam, 1. Sediakan
religiositas diharapkan kemampuan lingkungan yang
berhubungan untuk melatih tidak mengancam
dengan riwayat ketergantungan pada 2. Luangkan waktu
manipulasi keyakinan dan/atau bersama pasien
religiositas. berpartisipasi dalam ritual 3. Jangan timbulkan
tradisi kepercayaan situasi emosi yang
tertentu meningkat kuat
dengan kriteria hasil: 4. Fasilitasi untuk
NOC label : mempertahankan
Perilaku penghentian kebiasaan tidur
penyalahgunaan alcohol pasien
Klien mampu 5. Jelaskan semua
mengekspresikan prosedur pada
keinginan untuk berhenti pasien/keluarga
mengonsumsi alcohol 6. Jawablah semua
Mengekspresikan pertayaan
keyakinan akan mengenai status
kemampuan untuk kesehatan dengan
berhenti mengkonsumsi perilaku jujur
alcohol yang dilakukan 7. Batu pasien untuk
secara konsisten. mengidentifikasi
Berkomitmen untuk respon koping yang
melakukan strategi biasanya
pengurangan konsumsi 8. Bantu pasien untuk
alcohol yang dilakukan menggunakan
secara konsisten. koping respon yang
Klien mengikuti strategi- telah menunjukkan
strategi pengurangan keberhasilan
konsumsi alcohol yang sebelumya
dipilih.
Klien menggunakan Manajemen lingkungan
strategi untuk beradaptasi 1. Ciptakan
dengan gejala putus lingkungan yang
alcohol (withdrawal). aman bagi pasien
Klien menggunakan 2. Identifikasi
terapi alternative kebutuhan
Menyesuaikan gaya bidup keselamatan pasien
untuk meningktkan berdasarkan fungsi
penghentia konsumsi fisik dan kognitif
alcohol yang dilakukan serta riwayat
secara konsisten perilaku di masa
lalu
3. Dampigi pasien
selama tidak ada
Perilaku penghentian kegiatan bangsal,
penyalahgunaan obat dengan tepat
terlarang 4. Berikan kamar
Klien mengekspresikan terpisah, seperti
untuk mampu diindikasikan
menghentikan 5. Pertimbangkan
penggunaan obat estetika lingkungan
terlarang ketika memilih
Klien berkomitmen teman sekamar
terhadap strategi yang 6. Sediakan tempat
dipilih untuk tidur dan
menyingkirkan lingkungan yang
penggunaan obat bersih dan nyaman.
terlarang
Klien menggunakan Dukungan spiritual
strategi untuk mengatasi 1. Gunakan alat untuk
gejala putus obat memantau dan
Mendapatkan bantuan mengevaluasi
dari ahli kesehatan secara kesejahteraan
konsisten spiritual klien
Klien menggunakan dengan baik
terapi alternative secara 2. Dorong individu
konsisten untuk meninjau
Klien menyesuaikan gaya ulang masa lalu dan
hidup untuk berfokus pada
meningkatkan kejadian dan
pengurangan obat hubungan yang
Klien menggunakan memberikan
pengobatan yang dukungan dan
diresepkan sesuai kekuatan spiritual
rekomendasi
3. Berikan privasi dan
Pengaturan psikososial: waktu-waktu yang
perubahan kehidupan tenang untuk
Klien mampu dilakukannya
menetapkan tujuan yang kegiatan spiritual
realistis 4. Ajarkan metode
Klien mempertahankan relaksasi, meditasi
produktivitas secara dan imajinasi
konsisten terbimbing/ guided
Klien menggunakan imagery
strategi manajemen 5. Tunjukkan empati
financial yang efektif terhadap ekspresi
secara konsisten perasaan klien
Klien mengekspresikan 6. Pastikan pada
kepuasan dengan individu bahwa
pengaturan hidup yang perawat selalu ada
dilakukan secara untukk mendukung
konsisten individu melewati
masa yang
menyakitkan
7. Bantu individu
untuk
mengekspresikan
dan menyalurkan
perasaan marah
dengan cara yang
baik dan pantas
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika,
Jakarta.
Wahyudi, AS & Wahid, Abd 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Potter, PA & Perry, AG 1997, Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice,
Fourth Edition, Mosby Year Book, St.Louis
Kozier, et al 1995, Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice, Addison-
Wesley Publishing Company, Inc, Calofornia.
(Gordon, 1994)
(McCloskey & Bulechek, 1994).
(Potter & Patricia, 2005).
(Watson,1987).
(Carson, 1989).
NANDA
NIC
NOC

Anda mungkin juga menyukai