Sejarah Pasar Modal
Sejarah Pasar Modal
disusun oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PATTIMURA
2019
A. TENTANG PASAR MODAL
Pasar modal secara teori adalah sebuah pasar tempat terjadinya perdagangan instrumen
keuangan atau sekuritas jangka panjang. Instrumen keuangan ini bisa dalam bentuk modal sendiri
(saham) atau juga dalam bentuk utang (obligasi) yang diterbitkan pemerintah maupun pihak swasta.
Dijelaskan dalam Keputusan Presiden No. 60 Tahun 1988, pasar modal dipahami sebagai
bursa, yaitu sarana yang mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang (lebih dari satu
tahun) dalam bentuk efek.
Hal ini dipertegas dengan disahkannya Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di Pasar Modal
Indonesia adalah saham, surat utang (obligasi), reksa dana, Exchange Traded Fund (EFT), dan derivatif.
Di pasar modal, pemodal atau investor bisa melakukan berbagai macam jenis investasi. Jenis
investasi atau yang biasa dikenal instrumen investasi yang tersedia di pasar modal cukup bervariasi.
Peranan pasar modal bertindak sebagai penghubung antara investor dan instrumen investasi lainnya.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor), dan (2) sebagai sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan.
Menurut Tjiptono (2006), Pasar Modal banyak memberikan manfaat yang antara lain :
Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi
Menyediakan indikator utama bagi tren ekonomi negara
Sebagai alokasi sumber dana secara optimal
Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa
diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi
Menurut Sunariyah (2011), jenis-jenis Pasar Modal adalah sebagai berikut :
Pasar Perdana (primary market); penawaran saham oleh emiten dilakukan sebelum
diperdagangkan di pasar sekunder
Pasar Sekunder (secondary market); merupakan perdagangan saham yang telah melewati masa
penawaran pada pasar perdana. Saham pada pasar ini telah dijual luas setelah melalui masa
penjualan di pasar perdana
Pasar Ketiga (third market); merupakan tempat perdagangan saham di luar bursa. Biasanya
dikoordinir oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek serta diawasi dan dibina oleh lembaga
keuangan
Pasar Keempat (fourth market); merupakan bentuk perdagangan efek antar pemegang saham,
atau proses pemindahan saham atar pemegang saham yang biasanya memiliki nominal besar
B. SEJARAH PASAR MODAL DI DUNIA
Sejarah awal munculnya perdagangan saham atau pasar modal di dunia internasional tercatat
dimulai dari abad ke-3 SM. Pada masa ini, pemikiran tentang pembagian penyertaan modal atau saham
sesungguhnya telah dikenal sejak zaman kekaisaran Romawi Kuno, zaman di saat sistem pembagian
keuntungan telah dikenal luas di sana. Kala itu, pemerintah pusat di Roma memutuskan untuk menyewa
jasa sekelompok pengusaha swasta yang dikenal dengan kaum Publican.
Kaum Publican ini pada umumnya merupakan para kontraktor umum. Pekerjaan lain mereka
adalah menjadi penyedia jasa bagi kekaisaran. Misalnya, mengurus persediaan bhan logistik militer,
mengelola dan mengumpulkan pajak dari suatu wilayah atau pelabuhan, serta mengerjakan proyek
pembangunan fasilitas-fasilitas umum. Biasanya, pihak kekaisaran melakukan sistem tender dalam
membagikan pekerjaan atau proyek kepada kaum Publican ini. Kaum Publican akan memberikan
penawaran harga terlebih dahulu sebelum akhirnya kekaisaran menyetujui dan memberikan tender
tersebut kepada mereka.
Hal ini dilakukan oleh kekaisaran karena mereka ingin mendelegasikan tugas yang sebagian
besar timbul karena semakin bertambah luasnya wilayah jajahan kekaisaran Romawi. Sehingga, hal ini
mengakibatkan kekaisaran harus fokus dalam mengurus wilayah jajahan mereka dan memaksimalkan
kekuatan pasukan militer mereka.
Di samping itu, kekaisaran Romawi juga membutuhkan pemasukan dari pajak. Tetapi, mereka
kekurangan tenaga untuk memungut pajak ke seluruh daerah jajahan. Akhirnya, mereka menyerahkan
urusan pemungutan pajak ini kepada pihak swasta. Nantinya, pihak kekaisaran Romawi akan
melakukan bagi hasil dengan perusahaan swasta dari total hasil pajak yang didapat.
Pemerintah kekaisaran Romawi melakukan lelang pada waktu-waktu yang telah ditentukan setiap
beberapa tahun sekali. Lelang ini bertujuan untuk pengumpulan pajak di daerah-daerah wilayah jajahan
Romawi. Siapa yang dapat memberikan penawaran tertinggi pajak yang dapat dikumpulkan dari daerah
tersebut, maka dialah pemenangnya.
Hal pemungutan pajak di wilayah tersebut diberikan kepada pemenang lelang. Nantinya, dia
harus menyetorkan pajak yang telah dikumpulkan sesuai nominal yang diajukan pada saat penawaran
kepada kekaisaran pada akhir tenggang waktu yang telah ditentukan. Mereka yang melakukan
pengumpulan pajak akan mendapatkan komisi dari pajak tersebut. Inilah yang dilakukan oleh Kaum
Publican.
Kaum Publican akan mendapat keuntungan dari setiap kelebihan yang mereka peroleh dari
pengumpulan pajak untuk rakyat. Namun, mereka akan merugi bila hasil pengumpulan pajak ternyata
lebih kecil daripada target. Mereka pun berkewajiban menutupi kekurangan tersebut.
Akibatnya, kaum Publican pun tak mau menanggung rugi. Mereka lalu membentuk kerja sama
tim. Mereka sesama pemilik modal besar bekerja sama dalam melakukan pengumpulan pajak. Sistem
kerja tersebut jelas memberikan risiko yang besar kepada kaum Publican. Oleh karena itu, kaum
Publican kebanyakan didominasi oleh kaum Kapitalis yang memiliki modal. Selain itu, mereka sering
membentuk sejenis kerja sama dalam melakukan pengumpulan pajak. Sehingga, reisiko yang
ditanggung oleh masing-masing orang yang menjadi lebih kecil. Perjanjian kerja sama mereka ini
disebut socii jika kerja samanya melibatkan banyak pihak, dan disebut pariculae jika kerja samanya
hanya melibatkan sedikit pihak.
Venice 1262
Pada tahun 1262 di Venice, pemerintah Venice mengalami kesulitan keuangan. Hal ini terjadi
karena mereka mempunyai sejumlah besar utang yang harus segera dilunasi. Sebagai jalan keluarnya,
pemerintah Vinice kemudian mengubah utang-utang mereka menjadi bebrbentuk bonds atau surat-surat
utang. Bonds tersebut kemudian secara bebas. Siasat ini menjadi sebuah kiat yang jitu karena berhasil
mengatasi masalah kesulitan keuangan di Venice.
Kesuksesan yang dialami Venice ini kemudian juga diikuti oleh sejumlah kota dan pemerintah
lain, termasuk di Inggris. Saat itu, pemerintah Inggris di bawah pimpinan raja William III membentuk
sebuah lembaga yang disebut The English National Debt pada tahun 1693.
Lembaga The English National Debt ini merupakan sebuah lembaga Utang Nasional Inggris.
Tugas lembaga ini adalah menerbitkan surat-surat berharga. Surat-surat berharga tersbeut mirip dengan
obligasi yang diperdagangkan dipasar modal pada masa saat sekarang. Hal ini pun juga kemudian
diikuti oleh serikat dagang-serikat dagang besar lain di seluruh dunia. Mereka mulai turut menerbitkan
surat-surat berharga untuk diperdagangkan.
Pada saat itu, sudah ada semacam agen yang bertindak sebagai orang ketiga. Tugas agen
tersebut adalah mempertemukan penjual dan pembeli surat-surat berharga. transaksi ini sering
dilakukan di sebuah kedai kopi bernama Jonathan, sebuah kedai kopi yang sangat terkenal pada saat
itu. kedai kopi Jonathan kemudian berubah nama menjadi The Stock Exchange yang bermakna tempat
menukar saham pada tahun 1733.
Meskipun demikian, para pelaku pasar saham pada saat itu hanyalah orang-orang tertentu saja.
Mereka adalah orang-orang kaya bermodal besar. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, pialang
atau orang ketiga kala itu bertindak mewakili diri mereka sendiri. Dalam hal ini, mereka membeli atau
menjual saham semata untuk kepentingan sendiri atau dengan menjadi wakil atau dikenal juga dengan
nama proxy untuk para bangsawan pemilik modal, serta orang kaya lainnya. Pasar modal ini pun terus
berkembang hingga mencapai ke seluruh Benua Eropa, Amerika, hingga ke Asia termasuk Indonesia.
Setiyawan, Dani. 2017. Pengertian Pasar Modal: Definisi, Jenis, Manfaat, dan Instrumen Pasar Modal
di http://www.contohsurat.co.id/2017/02/pasar-modal.html