Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Fiqih muamalah merupakan salah satu dari bagian persoalan hukum Islam seperti yang
lainnya yaitu tentang hukum ibadah, hukum pidana, hukum peradilan, hukum perdata, hukum
jihad, hukum perang, hukum damai, hukum politik, hukum penggunaan harta, dan hukum
pemerintahan

Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan
hokum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti
wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum fiqih terdiri dari hokum-hukum yang
menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertikal antara manusia dengan
Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Ruang linkup fiqh muamalah terdiri dari
dua yaitu fiqh muamalah yang bersifat adabiyahdan adiniyah
Kaidah fiqih muamalah adalah “al ashlu fil mua’malati al ibahah hatta yadullu ad daliilu ala
tahrimiha” (hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang
mengharamkannya). Ini berarti bahwa semua hal yang berhubungan dengan muamalah yang
tidak ada ketentuan baik larangan maupun anjuran yang ada di dalam dalil Islam (Al-Qur’an
maupun Al-Hadist), maka hal tersebut adalah diperbolehkan dalam Islam.
Dalam Islam, transaksi utama dalam kegiatan usaha adalah transaksi riil yang menyangkut
suatu obyek tertentu, baik obyek berupa barang ataupun jasa. kegiatan usaha jasa yang timbul
karena manusia menginginkan sesuatu yang tidak bisa atau tidak mau dilakukannya sesuai
dengan fitrahnya manusia harus berusaha mengadakan kerjasama di antara mereka

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara ciptaan-NYA dan juga sebagai
pemimpin dimuka bumi ini. Dari pengertian ini biasanya disalah artikan oleh manusia itu sendiri,
dengan cara bertindak

semaunya sendiriatauseenaknya sendiri tanpa melihat apa ada yang dirugikan disekeliling
mereka. Artinya hanya peduli dengan kepentingannya sendiri tanpa peduli pada kepentingan
orang lain. Seperti contoh bermasyarakat khususnya dengan tetangga, jika kita menyalakan radio
selayaknya sesuai aturan jangan sampai mengganggu tetangga kita, yang mana dari itu
ketahuanlah bahwa kita punya rasa tenggang rasa atau tidak. Jadi secara tidak lain kita sebagai
warga Negara yang baik harus taat pada aturan tertulis maupun yang tidak tertulis seperti aturan
dalam masyarakat. Khususnya bagi umat muslim selain harus taat pada aturan-aturan tertulis
maupun yang tidak tertulis, kita juga mempunyai aturan agama yang memang wajib kita
laksanakan jika ingin benar-benar menjadi seorang muslim yang haqiqi yaitu fiqh.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih Muamalah

Fiqih muamalah terdiri dari dua kata, yaitu fiqih dan muamalah.
Agar definisi fiqih muamalah lebih jelas, terlebih dahulu akan diuraikan secara jelas
tentang pengertian fiqih.

1. Fiqih

Menurut etimologi (bahasa), fiqih adalah (‫( )الفهم‬faham), sepertipernyataan: (‫)فقهت الدس‬
(saya paham pelajaran itu). Arti ini, antara lain, sesuai dengan arti fiqih dalam salah satu
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:

‫من يرد هللا به خيرا يفقهه في الدين‬

Artinya:

“barangsiapa yang di kehendaki Allah menjadi orang baik di sisi-Nya, niscaya diberikan
kepada-Nya pemhaman (yang mendalam) dalam pengetahuan agama”

Menurut terminology, fiqih pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang


mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah, akhkak, maupun amaliah (ibadah),
yakni sama dengan arti syari’ahislamiyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqih
diartikan sebagai bagian dari syari’ah islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syari’ah
islamiyah yang berkaitan dengan perbutan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat yang
diambil dari dalil-dalil yang terinci.

Masih banyak definisi fiqih lainnya yang dikemukakan para ulama.Ada yang
mendefinisikannya sebagai himpunan dalil yang mendasai ketentuan hukum islam. Ada pula
yang menekankan bahwa fiqih adalah hukum syari’ah yang diambil dari dalilnya.Namun
demikian, pendapat yang menarik untuk dikaji adalah pernyataan Imam Haramain, bahwa
fiqih merupakan pengetahuan hukum syara’ dengan jalan ijtihad.Demikian pula pendapat Al-
Amidi bahwa yang dimaksud dengan pengetahuan hukum dalam fiqih adalah melalui kajian
dari penalaran (nadzar dan istidhah).Pengetahuan hukum yang tidak melalui ijtihad (kajian),
tetapi bersifat dharuri, seperti shalat lima waktu wajib, zina haram, dan masalah-masalah
qath’I lainnya termasuk fiqih.

2
2. Muamalah

Menurut etimologi, kata muamalah ( ‫ ) المعا ملة‬adalah bentuk masdar dari kata ‘amala
(‫ معاملة‬-‫ يعامل‬-‫ )غامل‬wajarnya adalah (‫ مفاعللة‬-‫ يفاغل‬-‫ )فاغل‬yang artinya saling bertindak, saling
berbuat dan saling beramal.

3. Fiqih Muamalah

Pengertian fiqih muamalah menurut terminology dapat dibagi menjadi dua.

a. Pengertian fiqih muamalah dalam arti luas

Di antara definisi yang dikemukakan oleh para ulama tentang

Definisi fiqih muamalah adalah:

1. Menurut Ad-dimyati:
“Aktifitas untuk menghasilkan duniawi menyebabkan keberhasilan masalah
ukhrawi.”

2. Menurut Muhammad Yusuf Musa:


“Peraturan-pearturan Allah yang diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat
untuk menjaga kepentingan manusia.”

Dari dua pengertian diatas, dapat diketahui bahwa fiqih muamalah adalah aturan-
aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia
dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan
social kemasyrakatan.
Dengan kata lain dalam islam tidak ada pemisahan antara amal dunia dan amal
akhirat, sebab sekecil apapun aktivitas manusia di dunia harus didasarkan pada
ketetapan Allah SWT agar kelak selamat dunia akhirat.

b. Pengertian fiqih muamalah dalam arti sempit (khas)

Beberapa devinisi muamalah menurut ulama adalah:


1. Menurut Hudhari Beik:
“Muamalah adalah semua akad yang membolehkan manusia saling menukar
manfaat”

3
B. Pembagian Fiqih Muamlah

Penetapan pembagian fiqih muamalah yang dikemukakan ulama fiqih sangat berkaitan
dengan definisi fiqih muamalah yang mereka buat, yaitu dalam arti luas atau dalam arti
sempit. Ibn Abi din, salah seorang yang mendefinisikan fiqih muamalah dalam arti luas,
membaginya menjadi lima bagian :

1. Muawadh ahmaliyah (Hukum Kebendaan)


2. Munakahat (Hukum Perkawinan)
3. Muhasanat (Hukum Acara)
4. Amanah dan Aryah (Pinjaman)
5. Tirkah (Harta Peninggalan)

Pada pembagian diatas, ada dua bagian yang merupakan disiplin ilmu tersendiri,
yaitu munakahat dan tirkah. Halitubisa di maklumi, sebab sebagaimana penulis
kemukakan diatas, Ibn Abi din menetapkan pembagian diatas dari sudut fiqih muamalah
dalam pengertian luas.

Sedangkan Al-Fikri, dalam kitab muamalah Al-madiyah, wa Al-adabiyah,


membagi fiqih muamalah menjadi dua bagian:

1. Al-Muamalah Al-Madiyah
Al-Muamalah Al-Madiyah adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu
benda. Sebagian ulama berpendapat bahwa muamalah al-madiyah bersifat
kebendaan, yakni benda yang halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjual
belikan atau di usahakan, benda yang menimbulkan kemadaratan dan mendatangkan
kemaslahtan bagi manusia dan lain-lain

2. Al-Muamlah Al-Adabiyah
Al-Muamalah Al-Adabiyah maksudnya, muamlah ditinjau dari segi cara tukar
menukar benda, yang sumbernya dari panca indra manusia, sedangkan unsur-unsur
penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti jujur, hasud, iri dendam dan lain-lain

C. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah

Berdasarkan pembagian fiqih muamalah diatas, ruang lingkupnya pun terbagi menjadi dua:

1. RuangLingkupMuamalahAdabiyah

4
Hal-hal yang termasuk ruang lingkup muamalah adabiyah adalah ijab dan Kabul,
saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran
pedagang penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indera
manusia yang ada kaitannya dengan perbedaan harta.

2. Ruang Lingkup Muamalaah Madiyah

Ruang lingkup muamalah madiayah :

a. Jualbeli (al-ba’i at-tijaroh)

b. Gadai (rahn)

c. Jaminandantanggungan (kafalahdandhaman)

d. Pemindahanutang (hiwalah)

e. Jatuhbangkit (taffis)

f. Batas bertindak (al-hajru)

g. Perseroan atauperkongsian (asy-syirkah)

h. Perseroan hartadantenaga (al-mudharobah)

i. Sewamenyewatanah (al-musaqah al-mukhobaroh)

j. Upah (ujral al-amah)

k. Gugatan (asy-syuf’ah)

l. Sayembara (al-ji’alah)

m. Pembagiankekayaanbersama (al-qismah)

n. Pemberian (alhibbah)

o. Pembebasan (al-ibro’) Damai (Ash-shulhu)

p. Beberapamasalahmu’ashirah (muhaditsah), sepertimasalahbunga bank,


asuransikredit, danmasalahlainnya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Nana Masduki, FiqhMuamalah, (diktat), IAIN SunanGunungDjati, Bandung, 1987

RachmatSyafe’I, FiqhMuamalah, CV PustakaSetia, Bandung, 2000

Lihat Abdul Majid, Pokok-pokokFiqhMuamalahdanHukumKebendaandalam Islam Bandung,


IAIN SGD, 1986, Hal 1

HendiSuhendi, FiqhMuamalah, Bandung, GunungDjati Press, 1997, Hal 2

Anda mungkin juga menyukai