Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Hidrogeologi 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik tersedia di Bumi ( Wikipedia ).Air tersimpan
didalam sebuah akuifer yang dimana dalam pengambilannya harus menggunakan sebuah
metode.

Prinsip pumping test melibatkan aplikasi tekanan buatan pada akifer dengan
mengekstraksi air tanah dari sumur pompa dan mengukur respon dari tekanan buatan tadi
dengan memperhatikan tingkat penurunan muka air dalam fungsi waktu dan kedalaman.
Pengukuran tadi kemudian di korelasikan dengan persamaan aliran sumur dan
menghitung parameter hidrolik dari akifer.

Pada tiap jenis aliran memiliki cara-cara dan metode pengujian yang berbeda-
beda. Salah satu uji pemompaan yang baik untuk Unsteady Flow adalah Pumping Test
dimana terdapat Step test dan Long Term Constant Test.

Salah satu tahap akhir dari rangkaian pekerjaan pemboran adalah menguji
kuantitas air yang akan dieksplotasi. Kuantitas air dapat ditentukan berdasarkan uji
pemompaan. Adapun sasaran utama pelaksanaan uji pemompaan ini adalah:

1. Pengujian Akuifer ( Aquifer Test )

2. Pengujian Sumur ( Well Test )

Salah satu metode yang digunakan pada pertemuan kali ini, yaitu Pengujian sumur atau
yang biasa dikenal dengan Step Test.

Uji pemompaan debit bertingkat dilaksanakan dengan debit pemompaan diubah di


setiap tahapan yang dikehendaki dalam kurun waktu tertentu. Debit tersebut dapat
ditambah atau dikurangi di setiap tingkatan.

Uji pemompaan debit bertingkat dengan debit ditambah dilakukan dengan


memperbesar debit pemompaan pada setiap tahapan

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 1
Laboratorium Hidrogeologi 2019

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari acara uji pemompaan ini adalah perbedaan pengujian
akuifer atau biasa yang disebut dengan metode Long Term Constant Rate
dengan Pengujian akuifer atau biasa disebut dengan Step Test.
Adapun tujuan dalam praktikum Hidrogeologi pada pertemuan Step
Test yaitu :
 Mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur
 Menentukan besaran kapasitas jenis sumur
 Menentukan parameter hidraulik akuifer akuifer atau sumur
 Efiseiensi sumur

1.4 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah, yaitu :

 Metode yang digunakan adalah step test.


 Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui kesempurnaan
rekonstruksi sumur, menentukan besaran kapasitas jenis sumur, efisiensi
sumur serta menentukan parameter hidrolik akuifer atau sumur

1.5. Alat dan Bahan

1. Lembar kerja semi log

2. Kalkulator

3. Drawing pen

4. Penggaris

5. Tabulasi data Step test

6. Kertas HVS

7. Milimeter blok

8. Milimeter blok

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 2
Laboratorium Hidrogeologi 2019

BAB II

DASAR TEORI
2.1. Konsep Dasar Step Test

Uji pemompaan debit bertingkat umumnya dilakukan pada tahap akhir


pelaksanaan pekerjaan konstruksi pemboran sumur produksi telah diselesaikan
dan telah dilakukan pembersihan / penyempurnaan sumur (well jetting /
development). Uji ini juga dilakukan pada sumur yang telah lama atau oleh
sesuatu sebab harus dilakukan pencucian sumur atau redevelpmen, atau setelah
sumur direparasi.
Bierschenk menyatakan bahwa effisiensi sumur tergantung pada besarnya
pemompaan yang nilainya terdiri atas effisiensi pemompaan (Ep) dan faktor
pembersihan sumur (well development) (Fd).
Besarnya nilai effisiensi Pemompaan (Ep) dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
Ep = BQ / Sw x 100 %
Sumur akan disebut efisien apabila nilai Ep-nya minimal 50%; Sedang
faktor Well Development dinyatakan dalam rumus:
Fd = C / B x 100
Sehingga total penurunan muka air di sumur dinyatakan sebagai :
SW = BQ + CQ2
dimana :
Sw = Total penurunan muka air (m)
BQ = kehilangan tinggi tekan pada akuifer (m)
B = koefisien kehilangan tinggi tekan akuifer (head loss) (dt/m2)
C = koefisien kehilangan tinggi tekan pada sumur (well loss)
(dt2/m5)
CQ2 = kehilangan tinggi tekan pada sumur (m)

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 3
Laboratorium Hidrogeologi 2019

Steptest merupakan tahap akhir dari rangkaian pekerjaan pemboran


airtanah. Step test dilakukan dengan cara mengukur penurunan muka airtanah di
dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang ditambah secara bertahap.
Drawdown pada sumur akibat pemompaan terdiri atas dua komponen,
yang pertama adalah aquifer loss yaitu drawdown pemompaan disebabkan oleh
macam akuifernya (hambatan yang terjadi di dalam aliran pada akuifernya sendiri
= BQ) dan yang kedua adalah well loss, yaitu drawdown pemompaan yang
disebabkan oleh konstruksi sumur (CQ2). Sumur yang efisien adalah sumur yang
memiliki well loss kecil.

Tabel Harga Koefisien Kehilangan Tinggi Tekan Pada Sumur (Well


Loss).
C
Kondisi Sumur
(menit2 / m5)

< 0,5 Baik

0,5 - 1 Mengalami sedikit penyumbatan

1-4 Penyumbatan di beberapa tempat

>4 Sulit dikembalikan seperti semula

Tabel Klasifikasi Sumur Berdasarkan Faktor Pengembangan Menurut


Bierschenk
Fd Kelas
(hari / m3)

< 0,1 Sangat Baik


0,1 - 0,5 Baik
0,5 - 1 Sedang
>1 Jelek

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 4
Laboratorium Hidrogeologi 2019

Sumur yang produktif menurut Walton dan Bierschenk adalah sumur yang
mempunyai harga koefisien kehilangan tinggi tekan pada sumur (C) dan faktor
pengembangan (Fd) yang kecil. Nilai C dan Fd dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan
4.2. Faktor pengembangan (Fd) dinyatakan dengan Fd = (c/b) x 100

Debit optimum pompa adalah besarnya debit air yang diambil / dipompa
dengan menghitung nilai Q maksimum dan Sw maksimum.

Swmaks = B Qmaks + C Q2maks

Qmaks = 2π.rw.D √ K/15

Kemudian Qmaks dan Swmaks diplotkan pada grafis penurunan dengan garis
linier sehingga antara garis persinggungan tersebut diperoleh nilai Qoptimum dan Sw
optimum.

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 5
Laboratorium Hidrogeologi 2019

BAB III
PEMBAHASAN

II.1 Metode I (Metode Jacob)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Jacob yaitu :

1. Membuat grafik hubungan t (waktu pemompaan) terhadap s (drawdown),


2. Dari grafik tersebut mencari harga Sw (Total penurunan muka airtanah)
dan ∆S (tambahan penurunan muka airtanah). (Grafik terlampir)
3. Membuat table berdasar nilai Q, ∆S, Sw, dan Sw/Q.

STEP Q ∆s Sw Sw/Q

(I / Detik) (m) (m) (m/I/Detik)

1. 0,0151 0,56 0,56 37,086

2. 0,0353 1,57 2,13 60,339

3. 0,0454 1,24 3,37 74,229

4. Mencari nilai C (koefisien well loss) dan nilai B (koefisien aquifer loss)
dengan membuat kurva Sw/Q vs Q. (Kurva terlampir).
5. Menghitung harga BQ (hambatan di dalam akuifer) dan CQ2 (drawdown
yang disebabkan konstruksi sumur),
6. Menentukan harga Sw (Sw = BQ + CQ2),
7. Menentukan nilai Efisiensi Pemompaan dengan rumus Ep = (BQ/Sw) x
100 %,
8. Menentukan nilai factor development dengan rumus Fd = C/B,
a
C =b
12
= 0,010

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 6
Laboratorium Hidrogeologi 2019

= 1,200 s2/m3

Tabel Hasil Tabulasi Data Metode Jacob

STEP Q B C BQ CQ2 SW EP

1. 0,0151 22 1,200 0,332 0,273 0,605 55 %

2. 0,353 22 1,200 0,776 1,495 2,271 34 %

3. 0,0454 22 1,200 0,998 2,473 3,473 28,7 %

 Efisiensi Pemompaan (Ep) :

BQ BQ
1. Ep = SW x 100% 2. Ep = SW x 100%
0,332 0,776
= 0,605 x 100% = 2,271 x 100%

= 55 % = 34 %

BQ
3. Ep = SW x 100%
0,998
= 3,473 x 100%

= 28,7 %

 Faktor Development

C
Fd =B
1,200
= 22

s
= 54,545 /m3

= 6,313 x 10-4 day/m3 (sangat baik)

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 7
Laboratorium Hidrogeologi 2019

Berdasarkan klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well


loss (Walton, 1970), sumur ini dalam keadaan sulit dikendalikan seperti semula.

Berdasarkan Klasifikasi sumur berdasarkan factor development


(Bierschenk, 1964), sumur ini memiliki kualitas Sangat Baik.

II.2 Metode II

Metode ini dilakukan dengan membandingkan tiap kapasitas jenis (Q/Sw)


pada setiap step pemboran. Apabila harga mendekati kesamaan dengan perbedaan
< 1, maka konstruksi sumur sempurna.

- Step 1 Q1/Sw1 = 0,024 m3/jam/l

- Step 2 Q2/Sw2 = 0,015 m3/jam/l

- Step 3 Q3/Sw3 = 0,013 m3/jam/l

Q1 / Sw1 Q2 / Sw2 Q3 / Sw3

a = 0,024 b = 0,015 c = 0,013

a/c = 1,846 b/c = 1,6 c/c = 1

0,069 0,6 0,846

Berdasarkan perbandingan dari tiap step, perbandingan dari ketiganya


memilih selisaih < 1 sehingga konstruksi sumur ini sempurna.

II.3 Metode 3 (Metode Logans)

1. Membuat kurva Ep vs Q untuk mencari Q optimum. (kurva terlampir),

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 8
Laboratorium Hidrogeologi 2019

2. Menentukan Q optimum dengan cara menarik garis dari titik 50 searah


dengan absis hingga memotong garis berat lalu menarik garis tegak lurus
absis untuk membaca nilai Q optimum,
3. Menentukan harga Sw dengan rumus Sw = Q (optimum) x 50,
1,22 𝑥 𝑄 𝑥 86,4
4. Mencari nilai T (keterusan) dengan rumus 𝑇 = = m2/hari,
𝑆𝑤

5. Mencari nilai D (tebal) dengan membuat kurva Q vs BQ dan Q vs CQ2.


(kurva terlampir),
6. Menghitung nilai k (permeabilitas) dengan rumus k = T/D

Q
Sw D K (mD)
optimum T (m2/hari)

0,018 0,9 2,107 45 2,01

II.4 Metode Grafis

√𝐾
Qmax = 2𝜋 𝑥 𝑆𝑤 𝑥 𝐷 𝑥 15

√0,0468
= 2 (3,14) 𝑥 0,1524 𝑥 45 𝑥
15
= 0,06 m3/day

Sw max = 6,5 m

II.5 Aplikasi

𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 0,018
 Luas kapasitas = 24 = = 3,2 Ha
𝐼𝑅 𝑥 2,75𝑥10−3 𝑥2
12
𝐿 200 𝐻𝑎
 Jumlah pompa = 𝐴 = = 63 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
3,2 𝐻𝑎
𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑜
 Sw grafis = 𝑙𝑛
2𝜋𝑇 𝑟𝑤

0,018 𝑟𝑜
0,9 = 𝑙𝑛
2 (3,14). 0,0244 0,152

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 9
Laboratorium Hidrogeologi 2019

𝑟𝑜
𝑙𝑛 = 7,666
0,152

ln 𝑟𝑜 − ln 0,152 = 7,666

ln 𝑟𝑜 = 7,666 + ln 0,1524

ln 𝑟𝑜 = 7,666 + (−1,883)

ln 𝑟𝑜 = 5,783

𝑟𝑜 = 𝑒 5.783

𝑟𝑜 = 324,73 𝑚

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 10
Laboratorium Hidrogeologi 2019

BAB IV
KESIMPULAN

Diketahui nilai T (Transmissivity) dan nilai koefisien penampungan akuifer


(S) dari berbagai metode adalah:

 Metode Jacob prosedur 1 nilai T = 26,126 m3/ hari dan S = 3,02 x 10-5
 Metode Jacob prosedur 2 nilai T = 22,150 m3/ hari
 Metode Jacob prosedur 3 nilai T = 25,575 m3/ hari dan S = 2,388 x 10-5
 Metode Theis nilai T = 15,865 m3/ hari dan S = 5,645 x 10-4
 Metode Kambuh Theis nilai T = 20,378 m3/ hari

Dari semua metode perhitungan T dan S, didapatkan nilai T dan S yang relatif
mendektai angka 20. Namun pada metode Theis, didapatkan nilai T yang cukup
jauh dari range nilai T dengan metode lainnya.

Nama : Nanda Aurelia


NIM : 111.170.035
Plug: 1 11

Anda mungkin juga menyukai