BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik tersedia di Bumi ( Wikipedia ).Air tersimpan
didalam sebuah akuifer yang dimana dalam pengambilannya harus menggunakan sebuah
metode.
Prinsip pumping test melibatkan aplikasi tekanan buatan pada akifer dengan
mengekstraksi air tanah dari sumur pompa dan mengukur respon dari tekanan buatan tadi
dengan memperhatikan tingkat penurunan muka air dalam fungsi waktu dan kedalaman.
Pengukuran tadi kemudian di korelasikan dengan persamaan aliran sumur dan
menghitung parameter hidrolik dari akifer.
Pada tiap jenis aliran memiliki cara-cara dan metode pengujian yang berbeda-
beda. Salah satu uji pemompaan yang baik untuk Unsteady Flow adalah Pumping Test
dimana terdapat Step test dan Long Term Constant Test.
Salah satu tahap akhir dari rangkaian pekerjaan pemboran adalah menguji
kuantitas air yang akan dieksplotasi. Kuantitas air dapat ditentukan berdasarkan uji
pemompaan. Adapun sasaran utama pelaksanaan uji pemompaan ini adalah:
Salah satu metode yang digunakan pada pertemuan kali ini, yaitu Pengujian sumur atau
yang biasa dikenal dengan Step Test.
2. Kalkulator
3. Drawing pen
4. Penggaris
6. Kertas HVS
7. Milimeter blok
8. Milimeter blok
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Konsep Dasar Step Test
Sumur yang produktif menurut Walton dan Bierschenk adalah sumur yang
mempunyai harga koefisien kehilangan tinggi tekan pada sumur (C) dan faktor
pengembangan (Fd) yang kecil. Nilai C dan Fd dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan
4.2. Faktor pengembangan (Fd) dinyatakan dengan Fd = (c/b) x 100
Debit optimum pompa adalah besarnya debit air yang diambil / dipompa
dengan menghitung nilai Q maksimum dan Sw maksimum.
Kemudian Qmaks dan Swmaks diplotkan pada grafis penurunan dengan garis
linier sehingga antara garis persinggungan tersebut diperoleh nilai Qoptimum dan Sw
optimum.
BAB III
PEMBAHASAN
STEP Q ∆s Sw Sw/Q
4. Mencari nilai C (koefisien well loss) dan nilai B (koefisien aquifer loss)
dengan membuat kurva Sw/Q vs Q. (Kurva terlampir).
5. Menghitung harga BQ (hambatan di dalam akuifer) dan CQ2 (drawdown
yang disebabkan konstruksi sumur),
6. Menentukan harga Sw (Sw = BQ + CQ2),
7. Menentukan nilai Efisiensi Pemompaan dengan rumus Ep = (BQ/Sw) x
100 %,
8. Menentukan nilai factor development dengan rumus Fd = C/B,
a
C =b
12
= 0,010
= 1,200 s2/m3
STEP Q B C BQ CQ2 SW EP
BQ BQ
1. Ep = SW x 100% 2. Ep = SW x 100%
0,332 0,776
= 0,605 x 100% = 2,271 x 100%
= 55 % = 34 %
BQ
3. Ep = SW x 100%
0,998
= 3,473 x 100%
= 28,7 %
Faktor Development
C
Fd =B
1,200
= 22
s
= 54,545 /m3
II.2 Metode II
Q
Sw D K (mD)
optimum T (m2/hari)
√𝐾
Qmax = 2𝜋 𝑥 𝑆𝑤 𝑥 𝐷 𝑥 15
√0,0468
= 2 (3,14) 𝑥 0,1524 𝑥 45 𝑥
15
= 0,06 m3/day
Sw max = 6,5 m
II.5 Aplikasi
𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 0,018
Luas kapasitas = 24 = = 3,2 Ha
𝐼𝑅 𝑥 2,75𝑥10−3 𝑥2
12
𝐿 200 𝐻𝑎
Jumlah pompa = 𝐴 = = 63 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
3,2 𝐻𝑎
𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑜
Sw grafis = 𝑙𝑛
2𝜋𝑇 𝑟𝑤
0,018 𝑟𝑜
0,9 = 𝑙𝑛
2 (3,14). 0,0244 0,152
𝑟𝑜
𝑙𝑛 = 7,666
0,152
ln 𝑟𝑜 − ln 0,152 = 7,666
ln 𝑟𝑜 = 7,666 + ln 0,1524
ln 𝑟𝑜 = 7,666 + (−1,883)
ln 𝑟𝑜 = 5,783
𝑟𝑜 = 𝑒 5.783
𝑟𝑜 = 324,73 𝑚
BAB IV
KESIMPULAN
Metode Jacob prosedur 1 nilai T = 26,126 m3/ hari dan S = 3,02 x 10-5
Metode Jacob prosedur 2 nilai T = 22,150 m3/ hari
Metode Jacob prosedur 3 nilai T = 25,575 m3/ hari dan S = 2,388 x 10-5
Metode Theis nilai T = 15,865 m3/ hari dan S = 5,645 x 10-4
Metode Kambuh Theis nilai T = 20,378 m3/ hari
Dari semua metode perhitungan T dan S, didapatkan nilai T dan S yang relatif
mendektai angka 20. Namun pada metode Theis, didapatkan nilai T yang cukup
jauh dari range nilai T dengan metode lainnya.