Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

PERBEDAAN PENGARUH TERAPI MASASE DENGAN MINYAK


AROMATERAPI DAN MINYAK VCO TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PRIMER

Tri Wijayanto dan Rita Sari

Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Aisyiah Pringsewu


E-mail: tri_wijayanto_72@yahoo.com

Abstrak
Terapi masase adalah salah satu terapi komplementer yang dapat diberikan pada pasien hipertensi
primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi masase menggunakan minyak
aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer. Penelitian ini menggunakan desain
eksperimen semu dengan rancangan rangkaian waktu (Time Series Design) dengan teknik
pengambilan sampel consecutive sampling. Besarnya sampel sebanyak 42 orang, yang terdiri dari
kelompok intervensi menggunakan minyak aromaterapi 24 orang dan kelompok terapi masase
menggunakan minyak VCO (virgin coconut oil) 18 orang. Terapi masase dilakukan pada area
kaki, punggung, bahu, lengan atas, leher dan kepala selama 30 menit 2 kali per minggu selama 3
minggu. Tempat penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas pembantu Rejosari Kabupaten
Pringsewu. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t, yaitu uji kelompok berpasangan
(paired t test) dan kelompok independen (pooled t test). Hasil penelitian mendapatkan ada
perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi primer sebelum dan sesudah terapi
masase menggunakan minyak aromaterapi, ada perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien
hipertensi primer sebelum dan sesudah terapi masase menggunakan minyak VCO serta ada
pengaruh terapi masase menggunakan minyak aromaterapi atau VCO terhadap penurunan tekanan
darah sistolik-diastolik pada pasien hipertensi primer dengan (p value :0,000 menunjukkan p value
< 0,05. Penelitian ini merekomendasikan bahwa terapi masase menggunakan minyak aromaterapi
maupun VCO dapat digunakan untuk menurunkan dan mengendalikan tekanan darah tinggi pasien
hipertensi primer serta perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut.
Kata kunci : hipertensi primer, minyak aromaterapi, minyak VCO, tekanan darah, terapi masase.

Abstract
Massage therapy is a complementary therapy that can be administered to patients with primary
hypertension. The purpose of this study was to determine the effect of therapeutic massage using
aromatherapy oils on blood pressure patients with primary hypertension. This study used a quasi-
experimental design with circuit design time (Time Series Design) with consecutive sampling
sampling techniques. The amount of sample of 42 people, consisting of group intervention using
aromatherapy oils 24 people and group massage therapy using VCO (virgin coconut oil) 18 people.
Therapeutic massage is done in the area of the foot, back, shoulders, upper arms, neck and head for
30 minutes 2 times per week for 3 weeks. Place of research carried out in the working area health
centers Rejosari Pringsewu district. Analysis of the data in this study using the t test, the group test
in pairs (paired t test) and independent groups (pooled t test). Results of a study reported there are
differences in average blood pressure in patients with essential hypertension before and after
therapeutic massage using aromatherapy oils, there are differences in average blood pressure in
patients with essential hypertension before and after therapeutic massage using a VCO oil and there
are effect of therapeutic massage using aromatherapy oils or VCO to decrease systolic-diastolic
blood pressure in patients with primary hypertension with p value: 0,000 (p value <0.05). The
study recommends that therapeutic massage using aromatherapy oils or VCO can be used to lower
and control high blood pressure patients with primary hypertension and should be developed
further research.
Keywords: primary hypertension, aromatherapy oils, VCO oils, blood pressure, massage therapy

Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 23
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

Pendahuluan masase, terapi herbal. Terapi masase telah lama


diduga memiliki efek pada tekanan darah.
Hipertensi menjadi salah satu prioritas Namun, efek khusus pada tekanan darah tetap
masalah kesehatan di Indonesia maupun di kontroversi karena kelangkaan ketat uji klinis
seluruh dunia, karena peningkatan tekanan acak (Olney, 2007)6.
darah yang berlangsung lama dan kronik akan Hasil penelitian terkait tentang
menyebabkan peningkatan risiko kejadian pengaruh terapi masase terhadap tekanan darah
penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler dan pada pasien hipertensi antara lain : Olney
renovaskular. Hasil Riset Kesehatan Dasar (2005), menyatakan bahwa terapi masase pada
(2007), punggung 10 menit dan dilakukan 3 kali
sekitar 76% kasus hipertensi di masyarakat perminggu efektif mengontrol tekanan darah
belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil tinggi, menurunkan tekanan darah sistolik dan
pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun diastolik secara signifikan, dan dapat juga
ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di menghilangkan rasa sakit, dan mengurangi
Indonesia sebesar 31,7%. Bahkan dari 31,7% stress. Aourella & Carleson (2005),
prevalensi hipertensi tersebut yang sudah menyatakan bahwa terapi masase pada
mengetahui memiliki hipertensi berdasarkan punggung, leher, dan dada 30 menit 2 kali
diagnosis tenaga kesehatan adalah 7,2%. perminggu selama 4 minggu dapat menurunkan
Sementara dari kasus tersebut yang sadar dan tekanan darah sistolik dan diastolik secara
menjalani pengobatan hipertensi hanya 0,4% signifikan dan sebagai pengobatan
(Depkes, 2009)1. Prevalensi hipertensi di komplementer dalam mengobati hipertensi.
Indonesia tergolong tinggi, angka kejadian Jouzi et al., (2006) menyatakan bahwa terapi
hipertensi berkisar 6-15% populasi, dan masih pijat dapat menurunkan tekanan darah sistolik
banyak penderita belum terjangkau oleh dan diastolik pada pasien stroke dengan
pelayanan kesehatan, terutama di daerah hipertensi 6.
pedesaaan (Tedjasukmana.(2012)2.. Penelitian yang dilakukan Delaney &
Data dari Dinas Kesehatan Propinsi Brodie (2002), bertujuan menyelidiki efek
Lampung tahun 2011, menyebutkan bahwa myofascial pada point titik pijat pada kepala,
jumlah prevalensi hipertensi yang berobat di leher, bahu, dada dan psikologis. Pijatan
Puskesmas Propinsi Lampung sebanyak 81.000 dilakukan 20 menit pada point titik pijat
orang (Dinkes Propinsi Lampung, 2011)3.. myofascial dan hasilnya dapat menurunkan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tekanan darah sistolik dan diastolik secara
Kabupaten Pringsewu ada kenaikan jumlah signifikan. Kemudian Cady & Jones (1997),
pasien hipertensi yang berkunjung di melakukan penelitian terapi masase dengan
puskesmas dari tahun 2010 ke tahun 2011 kursi pijat selama 15 menit dan hasilnya dapat
sebesar 5.898 orang atau 2.69% (Dinkes menurunkan tekanan darah sistolik dan
Pringsewu, 2010)4.. Hasil survey pendahuluan diastolik secara signifikan. Hernandez, et al.
peneliti di Puskesmas Pembantu Rejosari (2000), melakukan penelitian tentang terapi
Pringsewu Bulan Januari – Juni tahun 2013 pijat dibandingkan dengan efek relaksasi otot
diperoleh data, bahwa jumlah penderita progresif pada orang dewasa dengan hipertensi.
hipertensi yang berkunjung di Puskesmas Pijatan dilakukan 30 menit pada kepala, leher,
Pringsewu sebanyak 57 orang. lengan, kaki, dan punggung 2 kali seminggu
Hipertensi adalah suatu kondisi saat selama 5 minggu. Hasilnya pada tekanan darah
nilai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau sistolik tidak ada penurunan yang signifikan,
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Black, tetapi tekanan darah diastolik terjadi penurunan
J.M., & Hawk, J.H., 2005)5. Terapi hipertensi signifikan pada hari pertama dan terakhir
dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan intervensi. Penelitian yang lakukan Cambron,
non farmakologi. Berkembangnya minat dan Dexheimer, dan Coe (2006) yang meneliti enam
tuntutan masyarakat terhadap terapi jenis masase swedia berdasarkan durasi dan
komplementer semakin tinggi. Beberapa terapi tekanan pijatan memiliki efek terbesar pada
komplementer yang direkomendasikan oleh the penurunan tekanan darah 6.
Seventh Report of the Joint National Committee Efek terapi masase menimbulkan
(Chobanian et al., 2003) untuk membantu percepatan mekanisme aliran darah vena dan
dalam pengelolaan hipertensi adalah terapi drainase limfatik, merusak mekanisme
Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 24
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

akumulasi patologis (misalnya, kalsifikasi sampel terpenuhi 42 orang. Peneliti membagi


jaringan lunak), dan melatih jaringan lunak menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok terapi
secara pasif. Gerakan pijatan pada kulit, masase menggunakan minyak aromaterapi
jaringan ikat, jaringan otot dan periosteum akan dengan jumlah responden 24 orang dan
menimbulkan rangsangan reseptor yang terletak kelompok terapi masase menggunakan minyak
di daerah tersebut. Impuls tersebut dihantarkan VCO dengan jumlah responden 18 orang.
oleh saraf aferen menuju susunan saraf pusat, Setiap responden mendapatkan terapi masase
dan selanjutnya susunan saraf pusat pada area kaki, punggung, bahu, lengan atas,
memberikan umpan balik dengan melepaskan leher dan kepala selama 30 menit 2 kali per
asetikolin dan histamin melalui impuls saraf minggu (selang 2-3 hari) selama 3 minggu
eferen untuk merangsang tubuh beraksi melalui sebanyak 6 sesi (6 kali masase). Alat ukur yang
mekanisme reflek vasodilatasi pembuluh darah digunakan untuk mendapatkan data
yaitu mengurangi aktivitas saraf simpatis dan karakteristik responden dan kecemasan dengan
meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis. menggunakan kuesioner terstruktur dan tekanan
Peningkatan aktivitas saraf parasimpatis darah responden diukur setiap sesi 1 sampai
menimbulkan penurunan denyut jantung (heart dengan sesi 6 sebelum dan setelah intervensi
rate) dan denyut nadi (pulse rate) dan pada kedua kelompok dengan menggunakan
mengakibatkan aktivasi respon relaksasi. tensimeter air raksa. Tempat penelitian
Sedangkan penurunan aktivitas saraf simpatis dilakukan di puskesmas pembantu Kabupaten
meningkatkan vasodilatasi arteriol dan vena, Pringsewu. Pada penelitian ini, peneliti
yang menyebabkan resistensi vaskular perifer menggunakan analisis bivariat dengan
menurun sehingga menurunkan tekanan darah menggunakan uji t, yaitu uji kelompok
(Joachim Peter, 2010; Marley, 2010; Prilutsky, berpasangan (paired t test). Dan kelompok
B., 2003; Sherwood, 2012)7,8,9,10. independen (pooled t test).
Minyak aromaterapi disebut juga minyak Uji t dependen (paired test) untuk
atsiri atau minyak esensial atau minyak sari, melihat tekanan darah sistolik diastolik sebelum
yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan dan setelah pada kelompok intervensi terapi
fisik dan juga kesehatan emosi seseorang. masase menggunakan minyak aromaterapi dan
Minyak aromaterapi memiliki struktur molekul terapi masase menggunakan minyak VCO.
yang kecil sehingga dapat menembus kulit ke Sedangkan uji t independen (pooled test) untuk
lapisan epidermis, molekul minyak ini dapat melihat selisih tekanan darah sebelum dan
dengan mudah menyebar ke tubuh yang lain, setelah pada kedua kelompok intervensi dengan
misalnya saluran limfa, pembuluh darah, saraf, menggunakan minyak aromaterapi dan minyak
kolagen, fibroblast, mast cell dan lain-lain. VCO.
Kemudian minyak aromaterapi menghantarkan
pesan ke otak, melepaskan berbagai Hasil
neurokimiawi seperti relaksan, stimulan, sedatif
dan sifat eforik (menimbulkan rasa senang) Karakteristik Responden
(Basford & Slevin, 2006; Koesoemardiyah, Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
2009)11,12. rata-rata interval usia responden antara 50-59
tahun, usia responden minimal 40-65 tahun
Metode pada kelompok intervensi terapi masase
menggunakan minyak aromaterapi maupun
Penelitian ini menggunakan desain terapi masase menggunakan minyak VCO.
eksperimen semu (Quasi Experiment Design) Responden dengan jenis kelamin perempuan,
dengan rancangan rangkaian waktu (Time ada riwayat keturunan hipertensi, tidak
Series Design). Populasi dalam penelitian ini merokok, melakukan diet rendah garam,
adalah pasien hipertensi primer yang melakukan aktivitas fisik, tidak mengalami
berkunjung di Puskesmas Pembantu (Pustu) kecemasan (normal), dan tidak patuh minum
Rejosari Pringsewu dari Bulan Januari-Mei obat antihipertensi jumlahnya lebih tinggi,
2013 berjumlah 57 orang. Teknik pengambilan baik pada kelompok terapi masase
sampel ini menggunakan teknik consecutive menggunakan minyak aromaterapi maupun
sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan pada kelompok terapi masase menggunakan
kriteria inklusi dan eksklusi hingga jumlah minyak VCO.
Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 25
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Terapi mmHg) sampai dengan post sesi 6 (136,83
Masase Menggunakan Minyak Aromaterapi mmHg) sebelum dan setelah intervensi terapi
dan Terapi Masase Menggunakan Minyak masase menggunakan minyak aromaterapi.
VCO Hasil analisis grafik 1 juga menunjukkan
Hasil nalisis tekanan darah sistolik- bahwa ada penurunan rerata tekanan darah
diastolik sebelum dan setelah intervensi pada diastolik pre sesi 1 (TDD 97,17 mmHg) sampai
terapi masase menggunakan minyak dengan post sesi 6 (86,21 mmHg) sebelum dan
aromaterapi dapat dilihat pada grafik 1. Grafik setelah intervensi terapi masase menggunakan
1 menunjukkan bahwa ada penurunan rerata minyak aromaterapi.
tekanan darah sistolik pre sesi 1 (TDS 171,38

Grafik 1
Tekanan Darah Sistolik-Diastolik Pre dan Post Kelompok Terapi Masase
Menggunakan Aromaterapi

180
160
140
Tekanan Darah

120
100 Sistolik; 136,83
80
60 Diastolik; 86,21
40
20
0
sesi 1 sesi 1 sesi 2 sesi 2 sesi 3 sesi 3 sesi 4 sesi 4 sesi 5 sesi 5 sesi 6 sesi 6
pre post pre post pre post pre post pre post pre post

Grafik 2
Tekanan Darah Sistolik-Diastolik Pre dan Post Kelompok Terapi Masase
Menggunakan VCO
200
180
160
Tekanan Darah

140
120 Sistolik; 145,78
100
80
60
Diastolik; 82,61
40
20
0
sesi 1 sesi 1 sesi 2 sesi 2 sesi 3 sesi 3 sesi 4 sesi 4 sesi 5 sesi 5 sesi 6 sesi 6
pre post pre post pre post pre post pre post pre post

Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 26
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

Hasil analisis tekanan darah sistolik- aromaterapi dan terapi masase menggunakan
diastolik sebelum dan setelah intervensi pada minyak VCO.
terapi masase menggunakan minyak Pembahasan
aromaterapi dapat dilihat pada grafik 2. Grafik
2 menunjukkan bahwa ada penurunan rerata Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah
tekanan darah sistolik pre sesi 1 (TDS 175,06 Sistolik-Diastolik Setelah Terapi Masase
mmHg) sampai dengan post sesi 6 (145,78 Menggunakan Minyak Aromaterapi
mmHg) sebelum dan setelah intervensi terapi Hasil penelitian ini menunjukkan
masase menggunakan minyak aromaterapi. bahwa rata-rata tekanan darah sistole dan
Hasil analisis grafik 2 juga menunjukkan diastole sebelum terapi masase dengan minyak
bahwa ada penurunan rerata tekanan darah aromaterapi 171.38/136.83 mmHg, sedang rata-
diastolik pre sesi 1 (TDD 97,28 mmHg) sampai rata tekanan darah sistole dan diastole sesudah
dengan post sesi 6 (82,61 mmHg) sebelum dan terapi masase dengan minyak VCO 97.17/86.21
setelah intervensi terapi masase menggunakan mmHg. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada
minyak aromaterapi. perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien
hipertensi primer sebelum dan sesudah terapi
Analisis Bivariat masase menggunakan minyak aromaterapi
dengan p value = 0,000 (p value ≤ 0,05).
Tekanan Darah Sebelum dan setelah Berdasarkan teori efek terapi masase
Intervensi Sesi 1 Sampai dengan Sesi 6 Pada memiliki pengaruh terhadap sistem
Terapi Masase Menggunakan Minyak kardiovaskular yaitu dapat meningkatkan
Aromaterapi dilatasi pembuluh darah. Dinding pembuluh
Hasil analisis mendapatkan bahwa ada darah superfisial menjadi melebar akibat respon
penurunan yang signifikan rerata tekanan darah reflek penurunan aktivitas saraf simpatis
sistolik dan diastolik sebelum dan setelah sehingga meningkatkan aliran darah vena ke
intervensi sesi 1 sampai dengan sesi 6 pada jantung dan menurunkan tekanan darah.
terapi masase menggunakan minyak Peningkatan aliran darah sebanding dengan
aromaterapi (p value : 0,000 menunjukkan p latihan dan sirkulasi lokal saat dipijat
value < 0,05). meningkat hingga tiga kali lipat dari sirkulasi
saat istirahat. Disamping itu masase juga
Tekanan Darah Sebelum dan Setelah merangsang pelepasan asetikolin dan histamin.
Intevensi Sesi 1 Sampai Dengan Sesi 6 Pada Pelepasan kedua dua zat ini menimbulkan
Terapi Masase Menggunakan Minyak VCO aktivitas vasomotor, sehingga membantu
Hasil analisis mendapatkan ada memperpanjang vasodilatasi (Marley, 2010)8.
penurunan yang signifikan rerata tekanan darah Minyak aromaterapi yang digunakan
sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sebagai medium/pelumas terapi masase dapat
sesi 1 sampai dengan sesi 6 pada terapi masase menembus kulit. Masase mempercepat absorpsi
menggunakan minyak VCO (p value : 0,000 minyak aromaterapi, minyak aromaterapi
menunjukkan p value < 0,05). menembus lapisan epidermis, kemudian
molekul minyak tersebut dapat dengan mudah
Perbedaan Rerata Tekanan Darah Setelah menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui
Terapi Masase Menggunakan Minyak pembuluh darah, saluran limfe, saraf, kolagen,
Aromaterapi dan Terapi Masase fibroblast, sel mast dan lain-lain. Molekul-
Menggunakan Minyak VCO molekul tersebut akan ikut bersirkulasi hingga
Hasil analisis tentang perbedaan rerata mencapai setiap sel dalam tubuh dan
tekanan darah sistolik-diastolik pada sesi 1 menurunkan aktivitas saraf simpatis yang
sampai dengan sesi 6 setelah intervensi antara menyebabkan relaksasi otot, euphoria, dan
terapi masase menggunakan minyak sedatif (Koesoemardiyah, 2009)12.
aromaterapi dan terapi masase menggunakan Hasil penelitian ini sesuai dengan
minyak VCO (p value : 0,000 menunjukkan p penelitian yang dilakukan Aourella & Carleson
value < 0,05), artinya ada perbedaan rerata (2005) mengatakan bahwa terapi masase pada
tekanan darah sistolik-diastolik pada sesi 1 punggung, leher dan dada dapat menurunkan
sampai dengan sesi 6 setelah intervensi antara tekanan darah sistolik dan diastolik secara
terapi masase menggunakan minyak signifikan dan sebagai pengobatan
Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 27
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

komplementer dalam mengatasi hipertensi. menimbulkan rangsangan reseptor yang terletak


Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian di daerah tersebut. Impuls tersebut dihantarkan
Ramadhani & Herliawati (2011) mengatakan oleh saraf aferen menuju susunan saraf pusat,
bahwa terapi masase menggunakan minyak dan selanjutnya susunan saraf pusat
aromaterapi lavender pada kaki berpengaruh memberikan umpan balik dengan melepaskan
terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik asetikolin dan histamin melalui impuls saraf
secara signifikan (Olney, 2007; Ramadhani & eferen untuk merangsang tubuh beraksi melalui
Herliawati, 2011)6, 13. mekanisme reflek vasodilatasi pembuluh darah
Berdasarkan hasil penelitian dan teori, yaitu mengurangi aktivitas saraf simpatis dan
peneliti berpendapat bahwa terapi masase meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis.
menggunakan minyak aromaterapi mempunyai Peningkatan aktivitas saraf parasimpatis
pengaruh terhadap penurunan tekanan darah menimbulkan penurunan denyut jantung (heart
sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi rate) dan denyut nadi (pulse rate) dan
primer, karena terapi masase menggunakan mengakibatkan aktivasi respon relaksasi.
minyak aromaterapi dapat menimbulkan Sedangkan penurunan aktivitas saraf simpatis
resistensi vaskuler menurun, aktivasi respon meningkatkan vasodilatasi arteriol dan vena,
relaksasi, dan relaksasi otot, sedatif serta eforia. yang menyebabkan resistensi vaskular perifer
Dengan demikian terapi masase menggunakan menurun sehingga menurunkan tekanan darah
minyak aromaterapi dapat menurunkan tekanan (Joachim Peter, 2010; Marley, 2010; Prilutsky,
darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi B., 2003; Sherwood, 2012) 7,8,9,10.
primer. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Olney (2005) mengatakan
Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah bahwa terapi masase pada punggung selama 10
Setelah Terapi Masase Menggunakan menit dan dilakukan 3 kali perminggu efektif
Minyak VCO mengontrol tekanan darah tinggi, menurunkan
Hasil penelitian ini menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara
bahwa rata-rata tekanan darah sistole dan signifikan dan juga dapat menghilangkan rasa
diastole sebelum terapi masase dengan minyak sakit dan menurunkan stres. Berdasarkan
aromaterapi 175.06/145.78 mmHg, sedang rata- penelitian dan teori, peneliti berpendapat
rata tekanan darah sistole dan diastole sesudah bahwa terapi masase menggunakan minyak
terapi masase dengan minyak VCO 97.28/ VCO mempunyai pengaruh terhadap penurunan
82.61 mmHg. Hasil analisis menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik, karena
bahwa ada perbedaan rata-rata tekanan darah dengan terapi masase menggunakan minyak
pada pasien hipertensi primer sebelum dan VCO dapat menimbulkan resistensi vaskuler
sesudah terapi masase menggunakan minyak menurun, dan aktivasi respon relaksasi. Dengan
VCO dengan p value = 0,000 (p value ≤ 0,05). demikian terapi masase menggunakan minyak
Pada penelitian ini terapi masase VCO dapat pula menurunkan tekanan darah
menggunakan minyak VCO dilakukan pada sistolik dan diastolik pasien hipertensi primer.
pasien hipertensi primer dengan waktu 30 menit
pada area kaki, punggung, bahu, lengan atas, Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah
leher dan kepala. Setiap responden Sistolik-Diastolik Sebelum dan Setelah
mendapatkan terapi masase menggunakan Intervensi Pada Kelompok Terapi Masase
minyak VCO sebanyak 6 kali (6 sesi) yang Menggunakan Minyak Aromaterapi dan
dilakukan 2 kali perminggu (selang 2-3 hari) Terapi Masase Menggunakan Minyak VCO
selama 3 minggu. Minyak masase (massage oil) Hasil penelitian ini menunjukkan
yang digunakan untuk terapi masase adalah bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara
minyak VCO dikombinasikan dengan lotion. terapi masase menggunakan minyak
Berdasarkan teori efek terapi masase aromaterapi dan minyak VCO terhadap
menimbulkan percepatan mekanisme aliran penurunan tekanan darah systole (p value =
darah vena dan drainase limfatik, merusak 0,083) maupun diastole ((p value = 0,069)
mekanisme akumulasi patologis (misalnya, pasien hipertensi primer.
kalsifikasi jaringan lunak), dan melatih jaringan Pada penelitian ini terapi masase
lunak secara pasif. Gerakan pijatan pada kulit, menggunakan minyak aromaterapi tidak efektif
jaringan ikat, jaringan otot dan periosteum akan menurunkan tekanan darah diastolik
Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 28
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

dibandingkan dengan terapi masase dan minyak VCO terhadap penurunan


menggunakan minyak VCO. Peneliti tekanan darah systole (p value = 0,083)
berpendapat bahwa hal ini dapat dipengaruhi maupun diastole ((p value = 0,069) pasien
oleh faktor minyak aromaterapi dan hipertensi primer.
baroreseptor. Molekul-molekul minyak
aromaterapi dapat masuk ke dalam tubuh Saran
melalui kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor, Pada penelitian ini merekomendasikan
yaitu adanya peningkatan kecepatan aliran bagi pelayanan kesehatan puskesmas untuk
darah (akibat masase yang mempercepat mengembangkan kebijakan untuk menerapkan
absorpsi), penurunan kekentalan (viskositas) terapi masase sebagai salah satu terapi
minyak aromaterapi, kecepatan distribusi komplementer pada pasien hipertensi primer
minyak aromaterapi di pengaruhi oleh masase , dan terapi masase dapat dilakukan secara
tempat masuk molekul minyak aromaterapi, mandiri oleh masyarakat melalui posyandu
ketebalan dan permeabilitas epidermis, dan luas lansia atau program terkait. Bagi pelayanan
area kulit (Ramadhani & Herliawati, 2011)13. keperawatan diharapkan perawat dapat
Baroreseptor tidak berespon untuk menerapkan terapi masase di praktik mandiri
menurunkan tekanan darah kembali ke normal perawat dalam memberikan asuhan
pada hipertensi karena telah beradaptasi, atau keperawatan pada pasien hipertensi primer.
“disetel ulang” untuk bekerja pada tekanan Bagi pendidikan keperawatan terapi masase
yang lebih tinggi. Pada tekanan darah yang dapat dijadikan bahan kajian dalam pendidikan
terus-menerus tinggi, baroreseptor tetap keperawatan, serta perlu mengembangkan
berfungsi untuk mengatur tekanan darah, tetapi terapi masase dalam berbagai kegiatan seperti
reseptor ini mempertahankannya pada tingkat pelatihan, seminar ilmiah dengan tujuan
tekanan yang lebih tinggi (Sherwood, 2012)10. meningkatkan pemahaman pentingnya salah
satu terapi komplementer pada pasien hiperensi
Simpulan primer. Penelitian terapi masase perlu
dikembangkan lebih lanjut dengan
Berdasarkan hasil penelitan dan mempertimbangkan area masase, waktu, dan
pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai teknik masase dengan variabel independen ;
berikut: tanda-tanda vital, kecemasan, dan nyeri pada
1. Rata-rata tekanan darah sistole dan diastole pasien hipertensi primer.
sebelum terapi masase dengan minyak
aromaterapi 171.38/136.83 mmHg, sedang Daftar Pustaka
rata-rata tekanan darah sistole dan diastole
sesudah terapi masase dengan minyak VCO 1. Depkes. (2009). Riset kesehatan dasar 2007.
97.17/86.21 mmHg Tersedia online:
2. Rata-rata tekanan darah sistole dan diastole [http://labdata.litbang.depkes.go.id]
sebelum terapi masase dengan minyak 2. Tedjasukmana.(2012). Tatalaksana hipertensi.
Tersedia online:
aromaterapi 175.06/145.78 mmHg, sedang
[http://www.kalbemed.com/portals]
rata-rata tekanan darah sistole dan diastole 3. Dinkes Propinsi Lampung. (2011). Laporan
sesudah terapi masase dengan minyak VCO tahunan dinas kesehatan propinsi Lampung.
97.28/ 82.61 mmHg Tersedia online:
3. Ada perbedaan rata-rata tekanan darah pada [www.dinkespropinsilampung].
pasien hipertensi primer sebelum dan 4. Dinkes Pringsewu. (2010). Profil kesehatan
sesudah terapi masase menggunakan minyak dinas kesehatan kabupaten Pringsewu.
aromaterapi dengan p value = 0,000 (p value Tersedia online: [www.dinkespringsewu.org]
≤ 0,05). 5. Black, J.M., & Hawk, J.H. (2005). Medical
4. Ada perbedaan rata-rata tekanan darah pada surgical nursing clinical management for
positive outcome. 7th Ed. Philadelphia. Mosbi.
pasien hipertensi primer sebelum dan
6. Olney. (2007). Back Massage: Long term
sesudah terapi masase menggunakan minyak effects and dosage determination for persons
VCO dengan p value = 0,000 (p value ≤ withp pre-hypertension and hypertension.
0,05). Tersedia online: [http://scholarcommons]
5. Tidak ada perbedaan pengaruh antara terapi 7. Joachim Peter. (2010). Therapeutic massage
masase menggunakan minyak aromaterapi technicques.http://highered.mcgraw-hill.com.

Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 29
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X

8. Marley. (2010). Massage physiology: 11. Basford & Slevin. (2006). Teori & praktik
Research, effects, indications, contraindication, keperawatan: Pendekatan integral pada
and endangerment, Tersedia online: asuhan pasien. Jakarta. EGC.
[www.elsevierhealth.com.] 12. Koesoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi
9. Prilutsky, B. (2003). Medical massage and untuk kesehatan, kebugaran, dan kecantikan.
control of arterial hypertension. Tersedia Yogyakarta. Penerbit Andi.
online: [www.massagetherapy.com/] 13. Ramadhani & Herliawati. (2011). Pengaruh
10. Sherwood. (2012). Fisiologi manusia. Edisi 6. masase kaki dengan minyak esensial lavender
Jakarta. EGC terhadap penurunan tekanan darah penderita
hipertensi primer Tersedia online:
[http://eprints.unsri.ac.id]

Triwijayanto; Rita Sari, Terapi Masase Minyak Aroma Terapi dengan Minyak VCO..... 30

Anda mungkin juga menyukai