Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KENDALI MUTU LABORATORIUM KESEHATAN

Oleh Kelompok Dua :


Citra Meilani 1713453003
Fitri Aliyah 1713453006
Nova Mardiana 1713453007
Ayu Novia 1713453009
Rania Desmaliya 1713453014
Jaya Sampurna 1713453027
Cathrine Surya 1713453028
Asri Widya Ariyani 1713453035
Risky Adji Pangestu 1713453040
Stefani Reza Andrianti 1713453044
Istiqomah 1713453047
Sheren Wina Reulista 1713453049
Thesya Aulia Nabila 1613453023

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
Hari /tanggal : Kamis, 18 Oktober 2018
Tempat : Laboratorium Patologi Klinik UPTD Balai Laboratorium Kesehatan
Materi : Pemantapan Mutu bidang Kesehatan Masyarakat
( True Value, Akurasi, Presisi, serta pembuatan Control Chart )
Tujuan : Agar dapat mengetahui cara mengitung presisi, true value, akurasi
dan cara membuat control chart.

DASAR TEORI :

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini terdiri atas
empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan mutu eksternal
(PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan. Pemantapan mutu terbagi
menjadi duA :

1. Pemantapan Mutu Internal (PMI)

Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang


dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik,
analitik dan paska analitik.

Beberapa kegiatan pemantapan mutu internal antara lain : persiapan penderita,


pengambilan dan penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji kualitas
reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain kuman, uji
ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan hasil.

2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

PME adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggaralan secara periodik oleh pihak
lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan
suatu laboratorium di bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua laboratorium,
baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium
kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.
PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh
petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan reagen/peralatan/metode yang biasa
digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium tersebut
yang sebenarnya. Setiap nilai yang diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan
dievaluasi untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang
diperlukan untuk peningkatan mutu pemeriksaan.

Pengertian Akurasi dan Presisi

1. Akurasi

Akurasi adalah ukuran seberapa dekat suatu hasil pengukuran dengan nilai yang benar dan dapat
diterima dari kuantitas besaran yang diukur. Akurasi mengacu pada level kesepakatan antara
pengukuran absolut dan pengukuran actual. Dengan dibandingkannya akurasi terhadap nilai
absolut maka akurasi mengukur ketepatan dan kemiripan hasil pada waktu yang sama. Oleh
karena itu, semakin mendekati ukurannya maka semakin tinggi pula level akurasinya. Namun hal
itu tergantung data yang dikumpulkan dan secara utama pada caranya.

2. Presisi

Presisi adaalah ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran satu sama lain. Presisi juga
dapat diartikan sebagai level keberagaman yang terletak pada nilai beberapa pengukuran dari
faktor yang sama. Presisi menggambarkan pengulangan dan keseragaman pada sebuah
pengukuran. Jadi untuk menentukan presisi harus dilakukan pengukuran secara berulang –
ulang.Oleh karena itu, semakin kecil variasi antar pengukuran maka semakin tinggi pula level
presisi.

1. Nilai Target ( True Value)


Nilai target adalah perkiraan terbaik dari nilai benar untuk kontrol yang spesifik dapat
juga diartikan sebagai nilai yang dianggap benar. True value untuk nilai QC konstan
sepanjang waktu hidup sampel QC kecuali ada perubahan besar dalam sistem analitical.
Penentuan true value dapat diperoleh dari :
a. Interlaboratory Comparisson (Peer Group)
b. Dari Packed Insert (Nilai Pabrikan)
c. Ditentukan sendiri oleh Laboratorium
2. Akurasi (ketepatan)
Kedekatan hasil pengukuran dengan hasil yang sebenarnya dari besaran ukur. Biasanya
dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasilnya, atau sebagai persentase dari nilai benar,
secara kuantitas lebih tepat disebut “ketidaktepatan”.
Ketidaktepatan (inakurasi) merupakan perbedaan numerik antara rata-rata dari satu set
replikasi pengukuran dengan nilai sebenarnya. perbedaan dinyatakan dalam unit dimana
kuantitas diukur atau sebagai persentase dari nilai sebenarnya. Inakurasi menyebabkan
kesalahan sistemik (penyimpangan yang konsisten), yang menyebabkan terdapat perbedaan
antara nilai rata-rata pemeriksaan dengan nilai sebenarnya yang disebut bias.

Bias = nilai rata-rata – true value


atau
(nilai rata−rata−true value)
%d = X 100%
true value

Bias dapat berpengaruh terhadap interpretasi hasil vs reference value, sehingga memperbesar
false positif/ false negatif. makin kecil bias, makin baik.
Quality spesifications untuk bias berdasarkan Bological Variation
- Desirable performance: bias < 0,25 (cvi2 + cvg2) 1/2
- Optimum performance: bias < 0,125 (cvi2 + cvg2) 1/2
- Minimum performance: bias < 0,375 (cvi2 + cvg2) 1/2

3. Presisi (ketelitian)
Presisi adalah kedekatan antara hasil-hasil pengukuran di bawah kondisi yang telah
ditetapkan (CLSI). Presisi menunjukkan seberapa dekat hasil pemeriksaan diantara hasil
pemeriksaan itu sendiri bila dilakukan pemeriksaan berulang dengan sampel yang sama.
Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak, lebih tepat dinyatakan dengan “impresisi “.
Impresisi adalah dispersi/penyebaran acak dari satu set pengukuran dan atau nilai-nilai
dinyatakan secara kuantitatif atau statistik, seperti standar deviasi/cv. Semakin kecil sd/% cv,
makin kecil variasi= makin baik.
S
CV = X 100%
Rerata
Jenis-Jenis Presisi
a. Within run precision (repeatability): variasi hasil pengujian dimana pengujian replikat
sampel dilakukan pada kondisi yang identik.
b. Intermediate precision: variasi hasil pengujian dimana pengujian replikat sampel
dilakukan pada metode yang sama, fasilitas yang sama, tapi dengan kondisi operasi yang
beda.
c. Reproducibility: variasi hasil pengujian dimana pengujian replikat sampel dilakukan pada
kondisi yang berbeda (lab yang berbeda).

Quality spesifications untuk impresisi berdasarkan Biological Variation


- Desirable performance: cv < 0,50 cvi
- Optimum performance: cv < 0,25 cvi
- Minimum performance: cv < 0,75 cvi

Penilaian Akurasi (bias/d%) serta Presisi (CV%) belum cukup untuk menggambarkan kualitas
hasil pemeriksaan. Sangat penting untuk menilai distribusi data kontrol. Dengan demikian kita
dapat mendeteksi antara lain :
- Data yang keluar batas kontrol (kesalahan acak)
- Pola kecenderungan (trend dan bias) (kesalahan sistematik)

4. Control chart
Pengenalan kontrol chart yang pertama di laboratorium klinik dilakukan oleh Levey
Jennings pada tahun 1950, dengan menggunakan prosedur pemantapan mutu yang
dikembangkan oleh Shewhart untuk industri ke dalam laboratorium klinik. Secara umum
sistem ini menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi dari seri pemeriksaan bahan
kontrol yang diperoleh selama periode tertentu.
Control chart juga dapat diartikan sebagai Metode grafik untuk menunjukan hasil
pengendalian dan mengevaluasi apakah berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.
Control chart adalah Grafik yang digunakan untuk menggambarkan data ketika memonitor,
mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan monitoring dan evaluasi memerlukan
pengendalian proses dengan cara tindakan perbaikan dan proses peningkatan berkelanjutan.
Sebagai Proses pengukuran termasuk evaluasi terhadap semua faktor termasuk, standar,
pengukuran, variability, ketidakpastian, kondisi lingkungan dan analis

AAS (ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY)


Suatu instrument dalam ilmu kimia analitik yang digunakan untuk menentukan kadar
suatu unsur dalam senyawa berdasarkan serapan atomnya. Dikembangkan oleh Walsh 1953.
Digunakan untuk analisis senyawa anorganik, atau logam (gol alkali tanah, dan gol unsure
transisi). Spectrum yang diukur di daerah UV-Vis. Syarat utama sampel yang diukur adalah
larutan jernih. Sumber radiasi: HCL (Hollow Cathode Lamp). Membutuhkan bahan pembentuk
nyala api terdiri dari fuel dan oxidant.

Bagian- bagian dari AAS :


1. Sumber sinar
2. Sistem pengatoman (Atomizer)
3. Monokromator
4. Detektor
5. Sistem pembacaan

Prinsip Kerja :
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Dengan absorpsi
energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat
energinya ketingkat eksitasi. Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan
memperoleh garis resonansi yang tepat.

Cara Kerja AAS :


Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen berikut :
1. Unit atomisasi
2. Sumber radiasi
3. Sistem pengukur fotometrik
Atomisasi dapat dilakukan dengan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubaH
unsure metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus
benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Biasanya
temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan
senyawa yang dianalisis. Bila ditinjau dari sumber radiasi, haruslah bersifat sumber yang
kontinyu. Di samping itu sistem dengan penguraian optis yang sempurna diperlukan untuk
memperoleh sumber sinar dengan garis absorpsi yang semonokromator mungkin.
Seperangkat sumber yang dapat memberikan garis emisi yang tajam dari suatu unsure
yang spesifik tertentu dikenal sebagai lampu pijar hallow cathode. Dengan pemberiaan tegangan
pada arus tertentu, logam mulai memijar, dan atom-atom logam katodenya akan teruapkan
dengan pemercikkan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang
gelombang tertentu.

Pemakaian Analitis AAS :

Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam anlisis. Ini disebabkan diantaranya oleh
kecepatan analisisnya, ketelitiannya sampai tingkat runut, tdak memerlukan pemisahan
pendahuluan. Kelebihan kedua adalah kemungkinannya untuk menentukan konsentrasi semua
unsure pada konsentrasi runut. Ketiga, sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan
unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsure dengan kehadiran unsure lain
dapat dilakukan asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan sampai
61 logam. Sensitivitas dan batas deteksi merupakan 2 parameter yang sering digunakan dalam
AAS. Sensitivitas didefinisikan sebagai konsentrasi suatu unsure dalam larutan air (μg/ ml) yang
mengabsorpsi 1 % dari intensitas radiasi yang datang. Sedangkan batasan deteksi adalah
konsentrasi suatu unsure dalam larutan yang memberikan sinyal setara dengtan 2 kali deviasi
standar dari suatu seri pengukuran standar .

ALAT DAN BAHAN :


- laptop / notebook
- data-data

CARA KERJA :
Periode Pendahuluan
1) Siapkan bahan kontrol yang akan digunakan ( misalnya untuk 6 bulan atau 1 tahun )
2) Lakukan pemeriksaan terhadap bahan kontrol setiap hari sampai didapat data yang
dianggap memadai ( misalnya 20 data )
3) Hitung nilai rata-rata (x)
4) Hitung standar deviasi (sd);

Anda mungkin juga menyukai