Anda di halaman 1dari 6

REFERENSI 1

Pedoman Umum Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru 2018

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar dan menengah memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Pentingnya peran guru dan pendidikan diamanatkan dalam
Undang-undang Republik Indonesian Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamantkan
adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.

Untuk merealisasikan amanah undang-undang sebagaimana dimaksud, Kemendikbud melaksanakan


Program Peningkatan Kompetensi bagai semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum
bersertifikat. Untuk melaksanakan program tersebut, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2015 di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif
guru dan kebutuhan peningkatan kompetensinya.

Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mengembangkan
program untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut
dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan target capaian nilai rata-rata
nasional yaitu 65.

Selanjutya, Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dilanjutkan pada tahun 2017 melalui
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Dan pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Pendidikan dan
Pelatihan Guru berbasis komunitas GTK. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan
professional yang dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi guru kelas, guru mapel dan guru
bimbingan konseling (BK) untuk semua jenjang pendidikan dengan rata-rata nasional yaitu 75 dan
melalui Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi guru kejuruan.

Penyelenggaran program ini melibatkan:


 Pemerintah
 Partisipasi publik yang meliputi Pemerintah Derah, Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi, Dunia
Usaha dan Dunia Industri, Organisasi Kemasyarakatan, serta Orang tua siswa.
 Bentuk lainnya dengan memberikan dukungan bagi terselenggaranya Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru.

Barangkali menjadi pertanyaan bagi rekan-rekan GTK sekalian, Apa itu Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan?
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan presionalitasnya.
Pengembangan ini harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Dikarenakan
nantinya juga sekaligus berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan
fungsional guru. Pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah
dan karya inovatif.

Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan

Sebagai agen pembelajaran, guru dituntut untuk meningkatkan keprofesiannya secara terus-menerus
melalui berbagai upaya antara lain melalui Pelatihan, Kegiatan karya tulis-ilmiah, dan kegiatan
keprofesian lainnya. Disamping itu, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Gru dan Angka
Kreditnya, guru dpersyaratkan melaksanakan Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan agar
dapat naik Pangkat ke jenjang berikutnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Melalui Pendidikan Pelatihan Guru
Program Diklat Guru bagi guru kelas, guru mapel umum dan guru BK disemua jenjang pendidikan
dilaksanakan dengan menggunakan peta kompetensi guru yang dibagi menjadi 10 kelompok
kompetensi. Peta kompetensi guru tersebut dikembangkan berdasarkan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) dalam SKG.

Program Diklat Guru bagi guru kejuruan di SMK dilaksanakan menggunakan modul sesuai unit-unit
kompetensi yang terdapat pada klaster tertentu di Skema Kerangka Kulaifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) Level IV. Hasil evaluasi diri terhadap setiap unit kompetensi yang terdapat pada setiap klaster
menjadi penentu untuk menentapkan klaster yang perlu ditingkatkan kompetensi profesionalnya.
Program diklat bagi guru kejuruan diakhiri dengan asesmen. Hasil asesmen bagi guru adalah cerminan
Uji Kompetensi Guru (UKG) pada tahun bersangkutan.

Program Diklat Guru dilaksnakan menggunakan Moda Tatap Muka dan dapat dilakukan di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun Nasional.
Moda tatap muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran dimana terjadi interaksi secara langsung
antarafasilitator dengan peserta pembelajaran. Interaksi Pembelajaran yang terjadi dalam tatap muka
meliputi pemberian input materi, tanya jabawb, diskusi, latihan, kuis, praktik dan penugasan.

Moda tatap muka dilaksanakan dalam dua alternatif yaitu:

1) Tatap Muka Penuh

Program Diklat dengan pola tatap muka penuh adalah kegiatan pelatihan yang selruh alokasi waktu
pembelajarannya dilaksanakan secara tatap muka antara peserta dan fasilitator. Peserta mengikuti
pelatihan selama 60 JP bagi Guru Mata Pelajaran, Guru TK, Guru PLB, Gruu Kelas SD, dan Guru BK
untuk menyelesaikan 2 Kelompok Kompetensi (dua modul pedagogik dan dua modul profesional).
Sedangkan bagi guru Kejuruan, pelatihan selama 150 JP untuk pendalaman materi pedagogoik,
pendalaman materi profesional serta Uji Kompetensi Keahlian (UKK) pada 2 (dua) klaster tertentu
sexuai Skema Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level IV.

2) Tatap Muka dan Belajar Mandiri


Program ini merupakan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pembelajarannya dilakukan sebagian
secara tatap muka dan sebagian dilakukan dengan belajar manidri. Kegiatan tatap muka diawal
kegiatan diberi istilan In Service Lerning 1 atau In-1, sementara kegiatan tatap muka diakhir kegiatan
diberi istilan In Service Learning 2 atau In-2. Kegiatan On the job Learning (on) kegiatan belajar mandiri
yang merupakan kelanjutan dari proses kegiatan In-1.

a. Pola tatap muka dan belajar mandiri bagi Guru TK, Guru PLB, Guru Kelas SD, Guru Mapel dan Guru
BK

Kegiatan ini terdiri atas kegian In-1, Kegiatan On, dan Kegian In-2 dengan pola 20JP-20JP-20JP (20-20-
20) atau 20 JP-30JP-1-JP (20-30-10).

b. Pola tatap muka dan belajar mandiri bagi Guru Kejuruan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bagi guru kejuruan menggunakan pola seprti gambar dibawah ini.
REFERENSI 2
Tujuan, Manfaat, dan Sasaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Beberapa waktu yang lalu blog penelitian tindakan kelas (PTK) telah menerbitkan tulisan tentang
pengantar Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Continous Profesisonal Development. Kali ini agar lebih jelas, PKB kembali diulas, tepatnya
mengenai tujuan, manfaat, dan sasaran PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)

Tujuan Pengembangan Keprofesian Berke lanjutan (PKB)

Tujuan umum pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah untuk meningkatkan


kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Sedangkan secara khusus tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah sebagai
berikut;

1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan


dalam peraturan perundangan yang berlaku.
2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses
pembelajaran peserta didik.
3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai tenaga profesional.
4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.
5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat.
6. Menunjang pengembangan karir guru

Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Manfaat pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terstruktur, sistematik dan memenuhi


kebutuhan peningkatan keprofesian guru adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik. Dengan adanya pelaksanaan PKB, maka peserta didik
memperoleh jaminan pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif.
2. Bagi Guru. Kepada guru dengan melaksanakan PKB (pengembangan keprofesian
berkelanjutan) akan dapat memenuhi standar dan mengembangkan kompetensinya
sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas utamanya secara efektif sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
3. Bagi Sekolah/Madrasah. Sekolah/Madrasah akan mampu memberikan pelayanan
pendidikan yang lebih baik dan berkualitas bagi peserta didik.
4. Orang tua/masyarakat memperoleh jaminan bahwa anak mereka mendapatkan
layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar yang efektif.
5. Bagi Pemerinta, dengan adanya PKB akan memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan profesional.
Sasaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Sasaran kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah semua guru pada satuan
pendidikan yang berada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, dan/atau Kementerian lain, serta satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Demikian ulasan tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) mengenai tujuan,


sasaran dan manfaatnya, yang ditulis berdasarkan buku 1 pedoman pengelolaan pengembangan
keprofesian berkelanjutan: Pembinaan Pengembangan Profesi Guru yang diterbitkan oleh Pusat
Pengembangan Profesi Pendidik, Badan pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun
2012.

Anda mungkin juga menyukai