Anda di halaman 1dari 3

 Paracetamol

Indikasi: antipiretik
Dosis: 3 x 500 mg
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap paracetamol, severe active liver disease
Efek samping: angioderma, disorientasi, hepatotoksik, nefrotoksik
Mekanisme kerja: menghambat sintesis prostaglandin pada system saraf pusat
Keterangan: Pemberian paracetamol sudah tepat, dikarenakan saat awal MRS suhu tubuh
pasien 39,5oC, pemberian paracetamol untuk menurunkan suhu tubuh pasien agar menjadi
normal. Pada tanggal 6 juli paracetamol dihentikan karena suhu tubuh pasien sudah normal.
(Medscape.com)
 Codein
Indikasi: antitusif
Dosis: 10 mg, 3 x 1 caps
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap codein atau komponen lain dalam formulasi, depresi
pernafasan yang signifikan, obstruksi gastrointestinal, penggunaan bersama dengan inhibitor
monoamine oksidase, asma bronkial akut/parah yang tidak dimonitor atau tanpa peralatan
resusitasi
Efek samping: mengantuk, sembelit, hipotensi, takikardi/bradikardi
Mekanisme kerja: analgesik agonis narkotik dengan aktivitas antitusif, agonis reseptor mu
Interaksi: isoniazid mengurangi efek kodein dengan memengaruhi metabolisme enzim hati
CYP2D6 sehingga mencegah konversi codein menjadi morfin metabolit aktifnya
Keterangan: sudah tepat diberikan sebagai antitusif untuk pasien, dikarenakan agar tidak
memicu pengeluaran dahak sehingga tidak menimbulkan penularan. Akan tetapi perlu
dimonitoring interaksinya dengan isoniazid terkait frekuensi dan intensitas batuk pasien.
(Medscape.com)
 Salbutamol
Indikasi: bronkodilator
Dosis: 2 mg, 3 x 1 caps
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap albuterol, aminadrenergik, atau komponen dari
formulasi, hipersensitif berat terhadap protein susu
Efek samping: tremor, muntah, batuk, mual, bronkospasme, pusing
Mekanisme kerja: agonis reseptor beta2 dengan beberapa aktivitas beta1; mengendurkan otot
polos bronkial dengan sedikit efek pada detak jantung
Keterangan: pemberian sudah tepat sebagai bronkodilator pada pasien (untuk melegakan
pernapasan) dikarenakan pasien memiliki keluhan sesak
(Drugbank.ca)
 Aminofilin
Indikasi: bronkodilator
Dosis: 50 mg, 3 x 1 caps
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap teofilin, etilendiamin, atau komponen dari formulasi
Efek samping: gelisah, kejang, diare, takikardi, retensi urin
Mekanisme kerja: meningkatkan konsentrasi jaringan siklik adenin monofosfat (cAMP) dengan
menghambat 2 isoenzim fosfodiesterase (PDE III dan, pada tingkat lebih rendah, PDE IV), yang
pada akhirnya menginduksi pelepasan epinefrin dari sel medula adrenal
Interaksi: aminofilin berinteraksi dengan isoniazid dan rifampisin. Rifampisin dapat menurunkan
konsentrasi plasma teofilin dengan menginduksi metabolisme hati CYP450 3A4 dan 1A2.
Konsentrasi serum teofilin dapat secara bertahap ditingkatkan dengan pemberian isoniazid
secara bersamaan. Mekanisme ini diduga melibatkan penghambatan CYP450 3A4 dan 1A2 yang
diinduksi isoniazid oleh metabolisme teofilin.
Keterangan: Pemberian sudah tepat sebagai bronkodilator pada pasien (untuk melegakan
pernapasan) dikarenakan pasien memiliki keluhan sesak, akan tetapi saat menerima rifampisin
pasien harus dimonitor untuk perubahan konsentrasi serum theophilin atau respons yang tidak
adekuat terhadap teofilin dan adanya gejala pernapasan yang memburuk. Selain itu, pada
pasien yang menerima isoniazid pemantauan klinis respons dan toleransi pasien dan kadar
teofilin serum direkomendasikan.
(Drugbank.ca)
 Domperidon
Indikasi: mual, muntah
Dosis: 3 x 10 mg
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap domperidone, tumor hipofisis dengan peningkatan
kadar prolaktin (prolaktinoma), digunakan bersamaan dengan obat yang menginhibisi enzim
CYP3A4, pada gangguan motilitas gaster yang disertai dengan perdarahan ataupun risiko
perforasi, pasien dengan gangguan hati berat, gangguan konduksi jantung seperti pemanjangan
interval QT, gangguan elektrolit, penggunaan bersamaan dengan obat yang memperpanjang
interval QT dan gagal jantung kongestif (Therapic Good Administration, 2017).
Efek samping: pusing, diare, kram perut
Mekanisme kerja: Sifat antiemetik domperidone terkait dengan aktivitas pemblokiran reseptor
dopamin pada zona pemicu kemoreseptor dan pada gastric level. Ini memiliki afinitas yang kuat
untuk reseptor dopamin D2 dan D3, yang ditemukan di zona pemicu kemoreseptor, yang
terletak tepat di luar sawar darah otak, antara lain yang mengatur mual dan muntah.
Keterangan: pemberian sudah sesuai dikarenakan pasien mengalami mual dan muntah
 Vitamin B6
Indikasi: profilaksis neuropati akibat isoniazid
Dosis: 1 x 10 mg
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap piridoksin
Efek samping: paresthesia, menurunkan asam folat, meningkatkan AST hepar
Mekanisme kerja: Prekursor pyridoxal; berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat, dan
lemak; bantu dalam sintesis GABA, membantu pelepasan glikogen yang disimpan di hati dan
otot
Interaksi: berinteraksi dengan isoniazid, isoniazid menurunkan kadar piridoksin dengan
mekanisme interaksi yang tidak spesifik
Keterangan: sudah tepat diberikan pada pasien, dikarenakan pasien mengkonsumsi isoniazid
yang dapat menyebabkan neuropati, sehingga diperlukan vit B6 untuk profilaksisnya
(Drugs.com)
 Injeksi Omeprazole
Indikasi: dyspepsia syndrome
Dosis: 1 x 1 amp (40 mg)
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap omeprazole
Efek samping: pusing, rash, diare
Mekanisme kerja: menekan sekresi asam lambung dengan menghambat enzim H + / K + ATPase
pada permukaan sekresi dari sel parietal lambung.
Interaksi: interaksi dengan streptomisin dapat mengakibatkan hypomagnesemia
Keterangan: pemberian sudah tepat pada pasien dikarenakan pasien mengalami dyspepsia
syndrome. Akan tetapi perlu dimonitoring terkait interaksinya dengan streptomisin.
(Drugbank.ca)
 Sucralfat syr
Indikasi: dyspepsia syndrome
Dosis: 3 X C I 1h AC
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap kandungan sukralfat
Efek samping: konstipasi, diare, mulut kering, sakit kepala, mual, insomnia, muntah
Mekanisme kerja: membentuk kompleks ulcer-adherent, melindungi maag dari asam, pepsin,
dan garam empedu
Interaksi: berinteraksi dengan levofloxacin, sucralfate menurunkan kadar levofloxacin dengan
menghambat penyerapan GI
Keterangan: pemberian sudah tepat pada pasien dikarenakan pasien mengalami dyspepsia
syndrome. Akan tetapi perlu dimonitoring terkait interaksinya dengan levofloxacin.
(Medscape.com)

DAFTAR PUSTAKA
Therapeutic Good Administration, “MOTILIUM 10 mg Tablets Product Information,” no.
170928, pp. 1-11, 2017.
Medscape. 2019. Drug Reference. Diakses pada 1 November 2019, dari
https://www.medscape.com/pharmacists
Drugbank. 2019. Drug Database. Diakses pada 1 November 2019, dari https://www.drugbank.ca/
Drugs.com. 2019. Drug and Interaction. Diakses pada 1 November 2019, dari
https://www.drugs.com/

Anda mungkin juga menyukai